2.
Penilaian
Non
klinik
(alternatif:
Penilaian Data Non Klinik)
2.1. Studi-studi untuk mendukung evaluasi
nonklinik
2.1.6. Genotoksisitas
Studi genotoksisitas tidak dianggap penting
untuk mendukung uji klinis pada pasien kanker
stadium lanjut.
Studi genotoksisitas
Evaluasi nonklinik untuk sediaan antikanker
harus dilakukan untuk mendukung persetujuan
(lihat ICH S2). Prinsip-prinsip yang digariskan
dalam ICH S6 harus diikuti untuk biofarmassetik.
Jika uji in vitro positif, sebuah uji in vivo
mungkin tidak diperlukan (?).
2.1.7. Karsinogenisitas
Studi Karsinogenisitas tidak diperlukan untuk
obat-obatan untuk pasien kanker stadium lanjut
2.1.8. Imunotoksisitas
Untuk kebanyakan obat kanker, komponenkomponen disan studi toksikologi umum
dipertimbangkan cukup untuk mengevaluasi
potensi imunotoksik dan. Untuk obat-obatan
imunomodulator, endpoint tambahan (seperti
immunophenotyping dengan flow cytometry)
dapat dimasukkan dalam disain studi.
2.1.9. Photosafety testing
Penilaian
awal
potensi
fototoksik
harus
dilakukan berdasarkan sifat fotokimia obat dan
informasi dari obat lain dengan kelas yang
sama.
Jika penilaian data ini menunjukkan
potensi risiko, tindakan perlindungan yang tepat
harus diambil selama studi pada pasien rawat
jalan. Penilaian photosafety minimal harus
tersedia sebelum pengajuan ijin edar.
Contoh Ja
Perngobatan
Dosis tunggal
Setiap hari selama
considered.
10
11
12
Untuk studi yang menggunakan hewan nonpengerat, kelompok dosis biasanya terdiri dari
minimal 3 hewan/jenis kelamin/kelompok,
Table 1: Examples of Treatment
dengan tambahan 2 hewan/jenis
Schedules for Anticancer
Tabel 1: Contoh Jadwal Pengobatan Obat
kelamin/kelompok untuk pemulihan, jika sesuai
Pharmaceuticals
Antikanker untuk Mendukung Uji Klinik
(Lihat bagian 2.4). Studi biasanya dilakukan
to Support Initial Clinical Trials
Tahap Awal
terhadap kedua jenis kelamin, harus diberikan
justifikasi apabila studi hanya menggunakan
salah
satu jenis kelamin.
Examples
Contoh
Jadwal
Clinical Schedule
Jadwal Pengobatan Klinis
Treatmen
Perngobatan
Once every 3-4 weeks
Single dose
Sekali setiap 3 4 minggu
Dosis tunggal
Daily for 5 days every 3 weeks
Daily for 5 day Setiap hari selama 5 hari setiap 3 Setiap hari selama 5 hari
Daily for 5-7 days,
Daily for 5-7 d minggu
alternating weeks
weeks (2-dose Setiap hari selama 5-7 hari,
Setiap hari selama 5
selang seminggu
Once a week for 3 weeks, Once a week fo selang seminggu
1 week off
Sekali seminggu selama 3
Sekali seminggu selama 3
minggu
Two or three times a week
Two or three t minggu,
1 minggu libur
weeks
Dua atau tiga kali
Daily
Daily for 4 we Dua atau tiga kali seminggu
selama 4 minggu
Weekly
Once a week fo
Setiap hari
Setiap hari selama 4 minggu
1
Setiap minggu
Sekali seminggu untuk 4 -5 dosis
Table 1 describes the dosing phase. The
timing of the toxicity assessment(s) in the
1
non-clinical studies should be scientifically
Tabel 1 menjelaskan Tahap Pemberian Obat.
justified based on the anticipated toxicity
Waktu penilaian toksisitas dalam studi pra
profile and the clinical schedule. For
klinik harus dijustifikasi secara ilmiah
example, both a sacrifice shortly after the
berdasarkan pada profil toksisitas yang telah
dosing Phase to examine early toxicity and
diperkirakan dan jadwal pengobatan klinis.
a later sacrifice to examine late onset of
Sebagai contoh, harus dipertimbangkan
toxicity should be considered.
pengorbanan hewan tak lama setelah tahap
pemberian obat untuk memeriksa toksisitas
awal dan pengorbanan hewan pada tahap
berikutnya untuk memeriksa toksisitas yang
2
For further discussion regarding
terlambat muncul.
13
14
15