Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Serikat Kerja
Serikat pekerja adalah organisasi para pekerja yang dibentuk untuk
mempromosikan atau menyatukan pendapat, melindungi,dan memperbaiki,
melalui kegiatan kolektif, kepentingan-kepentingan social, ekonomi dan politik
para anggotanya.
Serikat Pekerja adalah upaya para pekerja dan badan badan di luar
perusahaan (serikat buruh atau asosiasi) untuk bertindak sebagai satu kesatuan
ketika berhubungan denan manajemen mengenai masalah masalah yang
berkaitan dengan pekerjaan mereka. Bila diakui oleh National Labor Relations
Board, sebuah serikat buruh mempunyai otoritas yang sah untuk bernegosiasi
dengan pihak perusahaan atas nama para pekerja-dan untuk mengelola perjanjian
yang terjadi.
Serikat Pekerja merupakan Asosiasi formal para pekerja yang mendukung
minat para anggotanya melalui tindakan kolektif , (Mathis & Jackson, 2006)
Serikat Pekerja merupakan Sistem sosial yang terbuka yang mengejar tujuan
dan seringkali dipengaruhi oleh lingkungan luar (Rivai, 2004)
B. Tujuan Serikat Pekerja
1. Memberikan hak hak yang secara hukum tidak dapat diperoleh tanpa
adanya serikat buruh.
2. Membantu perusahaan melalui konsep upah atau kerjasama dalam
usaha usaha bersama di pekerjaan
3. Meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan
situasi yang bisa muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi
atau keputusan manajemen
4. Mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dengan caracara yang mendukung

5. Memajukan kesejahteraan semua pihak yang bekerja untuk kehidupan


baik anggota ataupun bukan
6. Menciptakan mekanisme untuk menangkal penggunaan kebijakan
yang sewenang-wenang di tempat kerja
Bagi perusahaan, keberadaan sebuah serikat buruh dapat memengaruhi
kemampuan mereka mengelola sumber daya manusia mereka yang vital. Bagi
para pekerja, serikat buruh dapat membantu mereka untuk memperoleh apa yang
mereka inginkan (misalnya kenaikan upah, keamanan kerja) dari perusahaan
mereka. Bagi manajemen, Serikat Pekerja dapat mengakibatkan kurangnya
fleksibilitas dalam penerimaan pekerja baru, penugasan penugasan, dan
perkenalan metode kerja baru seperti otomatisasi; hilangnya kendali; praktek
praktek kerja yang tidak efisien; struktur pekerjaan yag tidak fleksibel.
Pentingnya serikat pekerja untuk karyawan :

Mendapatkan kompensasi yang layak.

Mendapatkan kondisi kerja yang baik.

Mendapatkan haknya secara adil.

Melindungi diri mereka dari tindakan sewenang-wenang manajemen.


Mendapatkan kepuasan kerja dan peluang untuk berprestasi.

C. The Labor Movement (Pergerakan Buruh)


1. 1790Skilled craftsmen organize into trade unions.
2. 1869The Knights of Labor seek social reform.
3. 1886American Federation of Labor pursues bread and butter and
improved working conditions.
4. 1935National Labor Relations Act fosters organizing and the rapid
growth of labor unions.
5. 1947Taft-Hartley Act regulates union activities.
6. 1955AFL and CIO merge.
7. 1970sUnion membership peaks and begins to steadily decline.
Undang-Undang Serikat Pekerja di Indonesia

1. Pasal 9 UU No.21 tahun 2000


Serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat
pekerja/serikat buruh dibentuk atas kehendak bebas pekerja/buruh tanpa
tekanan atau campur tangan pengusaha, partai politik dan pihak manapun
2. Pasal 5 ayat 1 UU No.21 tahun 2000
Setiap pekerja/buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat
pekerja/serikat buruh
3. Pasal 5 ayat 2 UU No.21 tahun 2000
Serikat pekerja/serikat buruh dibentuk sekurang-kurangnya 10 orang
pekerja/buruh
D. Daya Tarik Serikat Pekerja
Kondisi yang menyebabkan para pekerja bergabung dengan dengan serikat
pekerja antara lain:
1. Ketidakpuasan Ketika seseorang menerima pekerjaan, kondisi kondisi
tertentu pekerjaan (upah, jam kerja, dan jenis pekerjaan) disebutkan dalam
kontrak pekerjaan. Suatu kontrak psikologis juga terdapat antara
perusahaan dan pekerja, berisikan harapan harapan tidak tertulis pekerja
mengenai kondisi kondisi kerja yang memadai, kebutuhan kebutuhan
pekerjaan itu sendiri, besarnya upaya yang harus dikeluarkan untuk
pekerjaan tersebut, dan wujud otoritas yang dimiliki perusahaan dalam
mengarahkan pekerjaan para pekerja. Harapan harapan ini berkaitan
dengan keinginan pekerja untuk memuaskan preferensi preferensi
pribadinya di tempat kerja. Seberapa jauh perusahaan mampu memuaskan
preferensi preferensi ini menentukan tingkat kepuasan pekerja.
Ketidakpuasan terhadap persyaratan persyaratan dan kondisi kondisi
implisit pekerjaan akan membuat pekerja berupaya mengubah situasi
pekerjaan, seringkali melalui Serikat Pekerja. Suatu studi penting
menemukan hubungan yang sangat kuat antara tingkat kepuasan dan
proporsi para pekerja yang memilih masuk serikat buruh. Hampir seluruh
pekerja yang merasa puas dengan manajemen menolak masuk serikat

buruh. Oleh karena itu, jika manajemen ingin agar Serikat Pekerja menjadi
kurang menarik bagi para pekerjanya, perusahaan harus menciptakan
kondisi kerja yang lebih memuaskan.
2. Kurangnya kekuasaan. Serikat Pekerja jarang sekali menjadi jalan keluar
pertama yang diambil oleh para pekerja yang tidak puas dengan beberapa
aspek dari pekerjaan mereka. Upaya untuk meningkatkan situasi kerja
biasanya pertama kali dilakukan oleh seseorang dengan bertindak
sendirian. Seseorang yang mempunya cukup kekuasaan atau pengaruh
dapat memengaruhi terjadinya perubahan perubahan yang diperlukan
tanpa harus berkolaborasi dengan orang orang lain. Besarnya kekuasaan
yang dipunyai seorang pekerja di perusahaan ditentukan oleh eksklusivitas,
atau seberapa sulit mengganti orang tersebut.
3.

Instrumentalitas serikat buruh. Jika para pekerja percaya bahwa serikat


buruh mampu membantu menyelesaikan masalah yang mereka hadapi,
mereka akan menimbang nimbang nilai manfaat yang diperoleh melalui
serikat pekerja dibandingkan dengan kerugian kerugiannya.

E. Tipe Tipe Serikat Pekerja


a) Craft Unions
Yaitu serikat pekerja yang anggotanya terdiri dari para pekerja atau pekerja
yang mempunyai ketrampilan yang sama, seperti misal tukang-tukang
kayu, tukang batu, dsb.
b) Industrial Unions
Yaitu serikat pekerja yang dibentuk berdasar lokasi pekerjaan yang sama.
Serikat ini terdiri dari para pekerja yang tidak berketrampilan (unskilled)
maupun yang berketrampilan (skilled) yang ada dalam suatu perusahaan
atau industri tertentu tanpa memperhatikan sifat pekerjaan mereka
c) Mixed Unions
Yaitu serikat pekerja yang mencakup para pekerja terampil, tidak terampil
dan setengah terampil dari suatu lokal tertentu tidak memandang dari
industri mana. Bentuk serikat pekerja ini mengkombinasikan antara craft
unions dan industrial unions.

F. Pengertian Perundingan Kerja Bersama (Collective Bargaining)


Perundingan kerja bersama (collective bargaining) adalah proses
dimana perwakilan serikat pekerja (representative) dua kelompok bertemu
dan bermaksud untuk merundingkan atau negosiasi suatu perjanjian yang
mengatur hubungan-hubungan kedua pihak di waktu yang akan datang.
Dalam kerangka serikat pekerja dan manajemen, perundingan kolektif
merupakan proses negosiasi antara pihak pekerja yang diawali oleh serikat
pekerja dengan pihak manajemen untuk menetapkan syarat-syarat
hubungan kerja.
Proses ini meliputi pengakuan awal hak dan kewajiban dari serikat
pekerja dan manajemen, negosiasi sebuah kontrak tertulis mengenai gaji,
jam kerja, dan kondisi kerja lainnya dan interpretasi serta penerapan
kontrak selama periode waktu berlakunya proses perundingan kerja
1.

bersama mempunyai tiga fungsi utama


Menyusun dan merevisi peraturan kerja melalui negosiasi perjanjian atau

kontrak kerja.
2. Melaksanakan hasil perundingan kerja bersama.
3. Membentuk sebuah metode penyelesaian perselisihan selama masa
berlakunya kontrak
G. Proses Perundingan Kerja Bersama
1.
2.
3.
4.

Memutuskan suatu masalah yang ada tergantung pada hal-hal berikut:


Kualitas hubungan serikat dengan menejemen
Proses yang dilakukan oleh buruh dan menejemen
Strategi perundingan menejemen dalam perundingan kolektif
Strategi serikat pekerja dalam perundingan kolektif.

H. Faktor-Faktor Pengaruh Dalam Perundingan Kerja Bersama


Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perundingan kerja
bersama

yang

akan

mempengaruhi

sikap,

proses

dan

hasil

perundingan. Diantara faktor-faktor tersebut adalah:


1. Cakupan perundingan

Yaitu banyaknya buruh yang akan terkena hasil perundingan atau


perjanjian kerja. Apakah berlaku untuk para pekerja dalam suatu
departemen, divisi, perusahaan atau seluruh pekerja dalam suatu
industri.
2. Tekanan-tekanan perundingan serikat pekerja
Serikat pekerja mempunyai beberapa strategi dan taktik tertentu
yang digunakan untuk memaksakan kelonggaran-kelonggaran yang
lebih besar dai perusahaan. Selain menggunakan taktik tawar-menawar
atau sering dikenal dengan istilah perdagangan sapi, ada tipe lain
yang kadang-kadang digunakan:
a.

Pemogokan (strikes)
Pemogokan adalah tindakan yang dilakukan oleh anggota

serikat buruh yang menolak bekerja dalam rangka untuk


mengerahkan dan meyakinkan manajemen dalam negosiasi.
Pemogokan / perhentian produksi dapat mengakibatkan kehilangan
pelanggan dan pendapatan.
Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan
dilaksanakan

secara

bersama-sama

dan/atau

oleh

serikat

pekerja/serikat buruh untuk menghentikan atau memperlambat


pekerjaan (UURI No 13 Tahun 2003)
b. Picketing (mencegah pekerja-pekerja yang ingin masuk kerja
sewaktu diadakan pemogokan)
c. Boikot
Boikot adalah penolakan oleh anggota serikat pekerja untuk
menggunakan atau membeli produk perusahaan dimana anggota
serikat pekerja tersebut bekerja. Boikot memberikan tekanan
ekonomi pada manajemen, yang efeknya lebih lama dari itu sebuah
pemogokan.
3. Peranan pemerintah
Kedua belah pihak, serikat pekerja dan buruh, sering lebih
senang

mempersilahkan

menyelesaikan

berbagai

intervensi
masalah

pemerintah

hubungan

kerja

untuk
mereka.

Intervensi ini paling tidak dalam bentuk perundang-undangan dan


peraturan di bidang perburuhan.
4. Kesediaan perusahaan
Kesediaan perusahaan untuk berunding secara terbuka dengan
serikat pekerja ditentukan oleh kemampuan atau kekuatan
perusahaan,

filsafat

kepemimpinan,

gaya

manajemen

dan

kemungkinan penggunaan alat-alat pemaksa (misal, pemecatan,


skorsing, demosi, dsb)
I. Persiapan perundingan
Strategi menejemen;
1. Mempersiapkan usulan perubahan dalam bahasa kontrak
2. Menetapkan standar umum paket ekonomi yang diantisipasi perusahaan
untuk ditawarkan selama perundingan.
3. Mempersiapkan data statistic dan data pendukung yang akan digunakan
perusahaan selama proses negosiasi
4. Mempersiapkan buku yang akan dipakai oleh para negosiator perusahaan.
Strategi serikat pekerja:
a. Kondisi keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk
membayar
b. Sikap menejemen terhadad berbagai hal, seperti tercermin dalam
negosiasi yang telah llewat dan tampak dari negosiasi-negosiasi dalam
perusahaan-perusahaan serupa.
c. Sikap dan keinginan para pekerja.
J.

Penyelesaian konflik
Berikut ini ada beberapa hal yang akan dilakukan oleh serikat pekerja
untuk menanggapi ketidaksepakatan menejemen dalam perundingan
kolektif:

1. Pemogokan (strikes)
Pemogokan adalah tindakan yang dilakukan oleh anggota serikat buruh
yang menolak bekerja dalam rangka untuk mengerahkan dan meyakinkan
manajemen

dalam

negosiasi.

Pemogokan

perhentian

produksi dapat mengakibatkan kehilangan pelanggan dan pendapatan.

Mogok kerja adalah tindakan pekerja/buruh yang direncanakan dan


dilaksanakan secara bersama-sama dan/atau oleh serikat pekerja/serikat
buruh untuk menghentikan atau memperlambat pekerjaan.(UURI No 13
Tahun 2003)
2. Boikot
Boikot adalah penolakan oleh anggota serikat pekerja untuk menggunakan
atau membeli produk perusahaan dimana anggota serikat pekerja tersebut
bekerja. Boikot memberikan tekanan ekonomi pada manajemen, yang
efeknya lebih lama dari itu sebuah pemogokan.
3. Byline Strike
Byline strike adalah menulis di surat kabar dengan menyembunyikan
namanya.
4. Information Picketing
Membagikan selebaran ke luar perusahaan agar masyarakat melihat
masalahnya.
5. Secondary Boycott
Upaya yang dilakukan serikat

pekerja untuk

mendorong

pihak

ketiga melakukan hal yang diinginkan serikat pekerja agar perusahaan


merasa tertekan. Misalnya berupaya agar pemasok dan pelanggan untuk
berhenti melakukan bisnis dengan perusahaan

6. Lockout
Keputusan manajemen untuk mempertahankan pekerja yang keluar dari
tempat kerja dan pihak manajemen berupaya untuk beroperasi dengan
orang atau penggantian merek sementara.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Serikat pekerja (labour union atau trade union) adalah organisasi para
pekerja yang dibentuk untuk mempromosikan atau menyatakan pendapat,
melindungi,

dan

memperbaiki,

melalui

kegiatan

kolektif,

kepentingan-

kepentingan sosial, ekonomi, dan politik para anggotanya. Kehadiran serikat kerja
ini mengubah secara signifikan beberapa aktivitas sumber daya manusia. Hal ini
disebabkan oleh ketentuan perjanjian perundingan kerja bersama (collective
bargaining agreement).

Saran
Berdasarkan makalah ini dapat diambil pelajaran bahwa sebuah perusahaan
tanpa pekerja ataupun sebaliknya tidak akan dapat berjalan dengan baik. Dalam
hal ini serikat pekerja diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah
masalah yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Dalam hal ini penulis
menerima kritik, saran yang mendukung demi terciptanya makalah ini.

10

Anda mungkin juga menyukai