Nim
: 145100901111044
Selain bahan pengawet di atas, masih ada jenis pengawet alternatif yang
diperoleh dari bahan pangan segar seperti bawang putih, gula pasir, asam
jawa dan kluwak. Bahan-bahan ini dapat mencegah perkembangbiakan
mikroorganisme pembusuk. Mari kita kenali satu persatu masing-masing
jenis pengawet alami:
Garam Dapur
Garam dapur adalah senyawa kimia Natrium chlorida (NaCl). Garam dapur
merupakan bumbu utama setiap masakan yang berfungsi memberikan rasa
asin. Selain meningkatkan cita rasa garam juga berfungsi sebagai pengawet.
Sifat garam dapur adalah higroskopis atau menyerap air, sehingga adanya
garam
akan
menyebabkan
sel-sel
mikroorganisme
mati
karenadehidrasi.Garam dapur juga dapat menghambat dan menghentikan
reaksi autolisis yang dapat mematikan bakteri yang ada di dalam bahan
pangan.Penggunaan garam sebagai pengawet biasanya dikenal dengan
istilah penggaraman, seperti yang dilakukan pada proses pembuatan ikan
asin, telur asin, atau asinan sayuran dan buah. Cara penggunaanya sangat
sederhana, tinggal menambahkan garam dalam jumlah tinggi ke dalam
bahan pangan yang akan diawetkan.
Gula Pasir
Gula pasir adalah butiran menyerupai kristal yang merupakan hasil
pemanasan dan pengeringan sari tebu atau bit. Anda tentu sudah tahu
bentuk gula pasir, yaitu butiran berwarna putih yang tersusun atas 99.9%
sakarosa murni. Selain dijual dalam bentuk butiran, gula pasir juga dijual
dalam bentuk tepung, populer dengan sebutan gulahalus.Gula pasir
biasanya ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk memberikan
rasa manis. Namun selain memberikan rasa, gula pasir juga berfungsi
sebagai pengawet. Sama halnya dengan garam, sifat gula pasir adalah
higroskopis atau menyerap air sehingga sel-sel bakteri akan dehidrasi dan
akhirnya mati.Penggunaan gula sebagai pengawet, lazim disebut dengan
istilah penggulaan. Penggunaanya bisa ditaburkan atau dicampur dan
dilarutkan dengan bahan makanan atau minuman yang akan diawetkan.
Contoh produk yang diawetkan dengan penggulaan adalah manisan, selai,
dodol, permen, sirup dan jeli.
Cuka
Cuka adalah produk hasil fermentasi dari bakteri acetobacter. Banyak jenis
cuka beredar di pasaran, seperti cuka apel, cuka hitam, cuka aren dan cuka
limau. Masing-masing cuka ini diperoleh dari bahan dasar fermentasi yang
berbeda. Adalagi satu jenis cuka yang sering digunakan untuk memasak
yang disebut juga cuka masak. Cuka jenis ini adalah cuka sintetis/kimiawi
dengan rasa asam yang sangat kuat.Biasanya cuka mengandung asam
asetat 98%.Selain memberikan rasa asam pada masakan dan minuman,
cuka juga bisa digunakan sebagai bahan pengawet. Produk yang biasanya
diawetkan dengan cuka adalah acar, kimchi, jelly dan minuman.
Penggunaanya disesuaikan dengan jenis produk yang diawetkan. Selain
meningkatkan daya simpan, cuka juga dapat mempertahankan warna atau
mencegah reaksi browning/pencokelatan pada buah dan sayuran. Dengan
penambahan cuka, sayuran dan buah akan lebih bertahan warnanya.
Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) merupakan bumbu dapur yang sangat
populer. Aroma dan rasanya yang khas, dapat memberikan citarasa lezat
dan harum pada masakan. Selain sebagai bumbu dapur, bawang putih
ternyata sangat efektif sebagai pengawet. Hal ini desebabkan karena
bawang putih dapat menghambat pertumbuhan khamir dan bakteri.
Kandungan allicin di dalam bawang putih sangat efektif mematikan bakteri
gram positif dan gram negatif.Bawang putih juga bersifat antimikroba E.coli,
Shigella sonnei, Staphylococcus sureus dan Aerobacter aerogenes. Manfaat
lainya adalah dapat mengurangi jumlah bakteri aerob, kaliform dan
mikroorganisme lainya sehingga bahan makanan yang ditambahkan bawang
putih akan lebih awet. Penggunaannya mudah. Tambahkan bawang putih ke
dalam potongan daging atau ikan dan simpan di dalam freezer. Dengan cara
ini daging atau ikan bisa bertahan 20 hari.
Kepayang/kluwek/keluwek/keluak/kluak atau Picung/Pucung.
Selain sebagai bumbu dan pemberi warna, kluwak (Pangium edule Reinw)
juga bisa digunakan sebagai pengawet. Pohon tanaman ini memiliki tinggi
hingga 40 m dengan diameter batang 2,5 m. Jika melihat uraian diatas,
maka dapat dikatakan tanaman ini tumbuh tersebar luas hampir di seluruh
Nusantara. Kepayang mulai berbuah di awal musim hujan pada umur 15
tahun dengan jumlah 300 biji di setiap pohonnya.Tanaman ini telah lama
digunakan sebagai bahan pengawet ikan. Untuk dapat memanfaatkannya
sebagai pengawet, biji dicincang halus dan dijemur selama 2-3 hari. Hasil
cincangan tanaman ini kemudian dimasukkan ke dalam perut lkan laut yang
telah dibersihkan isi perutnya.
Lidah Buaya
Daging lidah buaya yang berupa gel bekerja melalui kombinasi dari beberapa
mekanisme. Gel, yang sebagian besar terdiri dari polisakarida, berperan
menghalangi kelembaban dan oksigen yang dapat mempercepat
pembusukan makanan. Tetapi gel juga meningkatkan keamanan pangan. Gel
lidah buaya mengandung beragam antibiotik dan anti cendawan yang
berpotensi memperlambat atau menghalangi mikroorganisme yang
mengakibatkan keracunan makanan pada manusia karena makanan yang
sudah membusuk.
Metode pengawetan makanan baik yang alami atau yang buatan akan
mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung, terutama vitamin dan mineral
zat gizi yang mudah rusak jika diawetkan dalam jangka waktu lama. Oleh
karena itu, mengkonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk
mendapatkan asupan nutrisi optimal.
[Dari berbagai sumber]