PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi yang bernilai gizi tinggi serta
terjangkau. Pola pemberian ASI yang dianjurkan ialah pemberian ASI segera atau 30 menit
hingga satu jam setelah melahirkan, selanjutnya pemberian ASI saja atau menyusui secara
ekslusif hingga bayi usia enam bulan dan pemberian makanan tambahan setelah umur enam
bulan serta tetap memberian ASI diteruskan sampai umur dua tahun. 1,2
Kejadian diare dapat terjadi 3-14 kali lebih tinggi pada anak-anak yang diberi susu
formula dibandingkan dengan anak yang hanya diberi ASI. Memberikan ASI kepada bayi
anda bukan saja memberikan kebaikan bagi bayi tapi juga keuntungan untuk ibu, proses
menyusui
menguntungkan
ibu
dengan
terdapatnya
lactational
infertility,
hingga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu (ASI)
2.1.1 Pengertian ASI
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik
yang disekresi oleh kalenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayi yang mengandung
nutrisi-nutrisi dasar dan elemen dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. ASI
tidak memberatkan fungsi traktus digestivus dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi yang
baru lahir. Karena ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan, bayi
mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi
selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ sehingga dapat
menghasilkan pertumbuhan fisik yang optimum. 1,4
2.1.2 Volume ASI
Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai
menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada 4 hari pertama sejak bayi lahir akan
dapat menghasilkan 100-300 ml ASI dalam sehari, dari jumlah ini akan terus bertambah
sehingga mencapai sekitar 300-450 ml/hari pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.
Pada hari ke 10 sampai seterusnya volume bervariasi yaitu 300850 ml/hari tergantung pada
besarnya stimulasi saat laktasi. Volume ASI pada tahun pertama adalah 400850 ml/hari,
tahun kedua 200400 ml/hari, dan sesudahnya 200 ml/hari. 4
2.1.3 Komposisi ASI
Komposisi ASI berubah menurut stadium penyesuaian sesuai dengan kebutuhan bayi
pada saat itu. ASI yang dihasilkan sampai minggu pertama (kolostrum) komposisinya
berbeda dengan ASI yang dihasilkan kemudian (ASI peralihan dan ASI matur). ASI yang
dihasilkan ibu yang melahirkan kurang bulan komposisinya berbeda dengan ASI yang
dihasilkan oleh ibu melahirkan cukup bulan. Demikian pula komposisi ASI yang dihasilkan
saat bayi mulai menyusui dan akhir fase menyusui.
Menurut stadium laktasinya, terdapat tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan
komposisi berbeda yaitu:
a. Stadium Kolostrum
Di sekresi pada 4 hari pertama setelah persalinan yang diproduksi sebesar
150300 ml/hari. Komposisi kolostrum ASI lebih banyak mengandung protein
dibandingkan ASI matur, tetapi berlainan dengan ASI matur dimana protein yang
utama adalah casein, pada kolostrum protein yang utama adalah globulin, khususnya
tinggi dalam level immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang
masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi
makanan. Kolostrum juga berfungsi sebagai pencahar (pembersih usus bayi) yang
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih
dan siap menerima makanan selanjutnya. Jumlah energi dalam kolostrum hanya 58
kalori/100 ml
b. ASI transisi / peralihan
ASI yang diproduksi pada hari ke 5 sampai pada hari ke 10. Jumlah volume
ASI semakin meningkat tetapi komposisi protein semakin rendah, sedangkan lemak
dan hidrat arang semakin tinggi, hal ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena
aktivitas bayi yang mulai aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan.
Pada masa ini pengeluaran ASI mulai stabil.
c. ASI matang / matur
adalah ASI yang dikeluarkan pada hari ke 10 sampai seterusnya dengan
volume bervariasi yaitu 300850 ml/hari tergantung pada besarnya stimulasi saat
laktasi. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan dengan
perkembangan bayi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan
makanan pendamping selain ASI.4,5,6
2.1.4 Zat Gizi dalam ASI
1.
Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI yang utama adalah laktosa, yang jumlahnya berubah-ubah
setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi. Misalnya hidrat arang dalam kolustrum
untuk tiap 100 ml ASI adalah 5,3 gram, dan dalam ASI peralihan 6,42 gram, ASI hari ke 9
adalah 6,72 gram; ASI hari ke 30 adalah 7 gram. Rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI
4
adalah 7:4 yang berarti ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, kondisi ini yang
menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum
PASI.
Produk dari laktosa adalah galaktosa dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi
vital untuk pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan nutrisi medula spinalis, yaitu
untuk pembentukan myelin (pembungkus sel saraf). Laktosa meningkatkan penyerapan
kalsium dan magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang, terutama pada masa
bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan perkembangan tulang. Hasil pengamatan yang
dilakukan terhadap bayi yang mendapat ASI ekslusif menunjukkan rata-rata pertumbuhan
gigi sudah terlihat pada bayi berumur 5 atau 6 bulan, dan gerakan motorik kasarnya lebih
cepat.
Laktosa oleh fermentasi di dalam usus akan diubah menjadi asam laktat. Asam laktat
ini membuat suasana di usus menjadi lebih asam. Kondisi ini sangat menguntungkan karena
akan menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang subur
bagi bakteri usus yang baik yaitu lactobacillus bifidus karena proses pertumbuhan dibantu
oleh glukosamin.
2.
Protein
Protein dalam ASI merupakan bahan baku pada pertumbuhan dan pekembangan bayi.
Protein ASI sangat cocok karena unsur protein didalamnya hampir seluruhnya terserap oleh
sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan karena protein ASI merupakan kelompok protein
Whey, protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna sedangkan komposisi protein
yang ada di dalam susu sapi adalah kasein yang kasar bergumpal dan sangat sukar dicerna
oleh bayi.
3.
Lemak
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang merupakan
lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang
cukup tinggi. Docosahexaenoic acid (DHA) dan Arachidonic acid (AA) merupakan asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak (myelinasi) yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat
mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Selain itu DHA dan AA
dalam tubuh dapat disintesa dari substansi prekusornya yaitu asam linolenat (Omega 3) dan
asam linoleat (Omega 6).
Sumber utama kalori dalam ASI adalah lemak. Walaupun kadar lemak dalam ASI
tinggi tetapi mudah diserap oleh bayi karena trigliserida dalam ASI lebih dulu dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol oleh enzim lipase dalam ASI.
4.
Mineral
Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan
jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Walaupun jumlah kecil tidak sebesar susu sapi
tetapi dapat diserap secara keseluruhan dalam usus bayi. Berbeda dengan susu sapi yang
jumlahnya tinggi namun sebagia besar harus dibuang melalui sistem urinaria maupun
pencernaan karena tidak dapat dicerna. Kadar mineral yang tidak dapat diserap akan
memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan, menganggu keseimbangan dalam usus bayi, dan
meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi
tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena konstipasi atau gangguan metabolisme.
5.
Vitamin
Vitamin K yang berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam
ASI dalam jumlah yang cukup. Namun pada minggu pertama usus bayi belum mampu membentuk
vitamin K, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami pendarahan perifer yang perlu dibantu
dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekua darah. Dalam ASI vitamin A, D, C ada dalam
jumlah yang cukup, sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan pantotenik sangat kurang.
Tetapi tidak perlu ditambahkan karena bisa diperoleh dari menu yang dikonsumsi ibu.7
2.2 ASI Eksklusif
2.2.1 Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam bulan dan
bukan empat bulan, karena pertama dari hasil penelitian jumlah komposisi ASI
masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi apabila ASI
diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur enam bulan.
6
Dari segi kebutuhan cairan dan energi, bayi usia 6 bulan dengan berat
badan ideal 7,5 kg membutuhkan intake cairan sebesar 750 ml/hari, dengan
kebutuhan kalori 750kkal/hari, serta protein 18,75 gr/hari. Ibu dengan bayi usia
6 bulan ASI yang diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandungan kalori sebesar
70 kkal dan protein sebesar 1,3gram tiap 100ml ASI. Karena itu selama kurun
waktu 6 bulan ASI mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan
volume pengeluaran ASI menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi
tidak lagi dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan
tambahan.5,6
Pada saat bayi berumur enam bulan sistem pencernaannya mulai matur.
Setelah berumur enam bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun
kuman yang masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan usus bayi yang pada
awalnya berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk protein
ataupun kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan
dapat menimbulkan alergi, akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam
bulan.8
2.2.2 Bagaimana mencapai ASI Eksklusif :
WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk
memulai dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu
jam setelah kelahiran Menyusui secara ekslusif :
-
dilakukan,
sebaiknya
menyusui
dua
tahun
menurut
rekomendasi WHO
2.2.4 Manfaat ASI
Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan makanan bayi yang terbaik
ASI mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.
Untuk Ibu
Hisapan bayi membantu rahim untuk berkontraksi , dan mengurangi
risiko perdarahan.
Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa
kehamilan pindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing
kembali.
Menurunkan terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan
mensterilkan botol susu, dot, dsb.
ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa
harus membawa banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu
formula, air panas, dsb.
ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan
perlengkapannya.
ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum
tentu steril
Untuk Keluarga
8
Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu
bakar atau minyak untuk merebus air, susu atau peralatan.
Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit
(hemat)
dalam
perawatan
kesehatan
dan
berkurangnya
Makanan Ibu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
untuk mengetahui perubahan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang ASI
Eksklusif sebelum dan sesudah penyuluhan di posyandu Leuhan dibawah area kerja
Puskesmas Johan Pahlawan, pada rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (control).
3.4 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi di posyandu Lapang area
kerja Puskesmas Johan Pahlawan bulan Januari 2016 yang diambil secara acak.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1. Data Primer
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi : pengetahuan dan sikap,
ibu hamil tentang ASI eksklusif yang di peroleh melalui wawancara langsung dengan
responden dengan menggunakan keusioner yang diberikan kepada responden sebelum dan
sesudah penyuluhan.
3.5.2 Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari Puskesmas Johan Pahlawan, yaitu data
mengenai
10
12
BAB IV
HASIL
4.1 Gambaran Umum Geografis :
UPTD Puskesmas Johan Pahlawan merupakan salah satu puskesmas
induk dari 2 puskesmas yang berada dalam wilayah kecamatan Johan
Pahlawan yang mencakup 11 desa yang menjadi wilayah kerjanya dan
membawahi 2 Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 3 buah Poskesdes yang
menjadi jaringan kerjanya.
Secara administrasi pemerintahan luas wilayah kerja Puskesmas Johan
Pahlawan 193,6 Km2. Puskesmas Johan Pahlawan berdiri tahun 1992
dengan luas bangunan 520 m2 dan luas tanah 1500 m2.
Adapun
sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Meureubo
Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas
Suak Ribee
Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kaway XVI
Letak Puskesmas :
Gampong
Ujong
Baroh
: 11 Desa / Gampong
: 43.953
: 2 Unit
Poskesdes
: 3 Unit
13
Polindes
: - Unit
Posyandu
: 27 Pos
Poli Gigi
Poli KIA / KB
Laboratorium Umum
4.3 Ketenagaan
106
Tenaga
Medis,
14
: 4 orang
2. Dokter Gigi
: 1 orang
3. Perawat D1 / D3 / S1
: 30 orang
4. Bidan PPB / D3
: 32 orang
5. Perawat Gigi
6. Asisten Apoteker
: 4 orang
: 3 orang
7. Kesmas / SKM
: 6 orang
8. Kesling
: 3 orang
9. G I z i / Nutrisionis
: 2 orang
10.
Analis / Labor
11.
Admin / TU
12.
Umum
: 3 orang
: 16 orang
: 2 orang
15
SUAK NIE
SENEUBOK
S. RAYA
S. SIGADING
Gp. DARAT
D. RAMPAK
RUNDENG
S. RIBEE
K.
UJ. KALAK
KP. BELAKANG
KP. PASIR
P. SERAIT
PANGGUNG
PSR. ACEH
S. INDRAPURI
16
17
kepada
responden
sehingga
bisa
membantu
responden
Baik
15
Sedang
10
Kurang
5
0
Pre-Test
Berdasarkan hasil
Post-Test
pre-test
pengetahuan responden
tentang ASI eksklusif cukup baik. Sementara itu setelah dilakukukan postest didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden setelah
diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang
sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang. Bisa dikatakan
bahwa tingkat pengetahuan responden mengalami peningkatan menjadi
lebih baik setelah di berikan penyuluhan.
4.5 Gambaran Sikap Ibu Tentang ASI Eksklusif Sebelum (pre-test)
dan Sesudah (Post-test) diberikan penyuluhan
18
eksklusif
sebelum
diberikan
penyuluhan
sejalan
dengan
adalah
sebanyak
24
orang
(80,0%)
berkategori
baik,
Baik
Sedang
Kurang
Pre-Test
Post-Test
Responden Berdasarkan
Untuk kategori
pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok umur >31 yaitu 25%.
19
Tabel
6.
Distribusi
Pengetahuan
Responden
Berdasarkan
Kelompo
18-24
Kategori Pengetahuan
Baik
Sedang
N
%
n
%
7
70,00 2
20,0
Kurang
n
%
1
10,0
n
10
%
100
25-31
0
25,0
0
8,33
12
100
0
25,0
25,0
100
30
100
k Umur
1
2
3
>31
66,67
50,00
Jumlah
Total
BAB V
PEMBAHASAN DAN DISKUSI
5.1. Pengetahuan
Penyuluhan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI
eksklusif pada ibu hamil adalah pengetahuan gizi. Seseorang yang
mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan akam memilliki
perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk
memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh
Notoatmodjo
(2003)
adalah
dengan
pemberian
informasi
untuk
untuk
menangkap
informasi
yang
diberikan
dan
bisa
dalam
menyediakan
penyuluhan,
membaca
leaflet,
dan
waktu
mencoba
untuk
mendengarkan
melakukan
tindakan
Untuk kategori
pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok umur >31 yaitu 25%.
Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan SMA
secara keseluruhan memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%.
Sedangkan untuk kategori pengetahuan sedang dan kurang paling banyak
terdapat pada kelompok responden dengan pendidikan SD.
Hal
ini
sesuai
dengan
pendapat
yang
menyatakan
bahwa
tingginya
5.2 Pengetahuan
Penyuluhan
Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif
selama enam bulan, mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna,
perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga kematangan emosional
seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat
Setelah diberikan
Umur
ibu
yang
rata-rata
masih
dalam
usia
produktif
lama
dari
pada
perlaku
yang
tidak
didasari
dengan
Sikap
Ibu
tentang
ASI
Eksklusif
Sebelum
Diberikan
Penyuluhan
Sikap merupakan reaksi atau respon
terlihat, tetapi
perilaku
terhadap
lebih
banyak
mempunyai
sikap
sedang.
Responden
dengan
(pre-test)
diberikan
sampai usia 6 bulan, bayi yang diberikan ASI eksklusif jarang sakit jika
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, waktu pemberian
makanan tambahan pada saat bayi berusia diatas 6 bulan.
5.4.
Penyuluhan
Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak
sebelum diberikan penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada
pada kategori sedang, 11 orang (36,7%) berada pada kategori baik dan
sebanyak 2 orang (6,7%) dengan kategori kurang. Kemudian setelah
diberikan
baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada kategori sedang. Artinya ada
pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah di lakukan
23
ibu
terhadap hal yang sama, serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah
ada terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan tempat tinggal.
Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan
dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam
hubungan dengan objeknya. Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan
melalui penyuluhan kepada ibu hamil membantu pembentukan sikap ibu
hamil terhadap yang sama.
24
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengatahuan ibu dalam
pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Johan Pahlawan khususnya
desa Leuhan.
2. Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat sikap ibu hamil dalam
pemberian ASI eksklusif di Kecamatan Johan Pahlawan khususnya
desa Leuhan
6.2. Saran
1. Upaya meningkatkan pengetahuan, sikap
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
serta
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Arafah, Nur. 2010 Gambaran Perilaku Ibu Menyusui Tentang
Pemberian Asi Eksklusif Di Kecamatan Sibolga Selatan Kota Sibolga
Tahun 2008. Medan: FK USU
2. Arifin, Siregar.2004. Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya. Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan: FK USU
3. BPNI. 2007. Production of breastmilk, establishing breastfeeding
skills and the composition of breastmilk. http://www.bpni.com
4. Dadhich, J.P., Dr. 2007. Successful Infant and Young Child Feeding.
http://www.bpni.org/Presentation/Successful_Exclusive_Breastfeedin
g.pdf
5. Dinkes Jatim. 2013. Daftar Isi Jatim Dalam Angka Terkini Tahun 2012
- 2013 Triwulan.
6. Emilia, Rika. 2009. Pengaruh Penyuluhan Asi Eksklusif Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Di Mukim Laure-E Kecamatan
Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (Nad) Tahun 2008 . Medan:
FKM USU
7. Linkages. 2002. Pemberian ASI eksklusif: Satu-satunya sumber
cairan yang dibutuhkan bayi usia dini. Academy for educational.
http://www.linkagesproject.org
8. Nelson E Waldo.2007.Text Book
of
Paediatric
18th
edition.
Philadelphia: Saunders
9. Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta. Rineka Cipta.
10.
Pudjiadji, Solihin. 2005. Ilmu Gizi Klinik pada Anak Edisi
keempat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kedokteran.
26