Anda di halaman 1dari 1

Pengaruh Faktor Eksternal dan Internal terhadap Laju Transpirasi Tanaman

dan Morfologi Daun Tanaman Kedelai (Glycine max)


Fariz Habibie, R. C.1 Mursalin, M.2 Ni Luh Tika, M.D.3 Ivan Jonda, P.4 Arinta, K.S.5
Abstrak
Ketersediaan air untuk proses pertumbuhan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Salah satu proses siologi dalam tumbuhan yang
melibatkan air adalah transpirasi. Transpirasi pada tumbuhan di pengaruhi oleh faktor ekstrnal dan internal. Faktor eksternal yang mempengaruhi seperti kadar lengas tanah
di sekitar akar tanaman, suhu, kelembaban udara, kecepatan angin, dan intensitas cahaya, sedangkan faktor internal seperti kerapatan stomata, lebar bukaan stomata,
turgiditas dari sel penjaga. Kadar lengas akan mempengaruhi pendistribusian air kedalam jaringan tanaman, yang nantinya diketahui kadar nisbi suatu organ tanaman.
Praktikum ini dilakukan agar mengetahui faktor lingkungan yang mempengaruhi transpirasi, mengetahui kadar air nisbi, serta mengetahui kerapatan dan lebar bukaan
stomata. Laju transpirasi diukur menggunakan kertas kobal klorit dan metode grametri. Waktu yang diperlukan kertas kobal klorid berubah warna dari warna biru menjadi
warna merah muda merupakan kecepatan laju transpirasi. Nilai kadar air nibi didapatkan dari hasil pengukuran bobot segar (BS), bobot konstan (BK), dan bobot jenuh (BJ).
Sedangkan lebar bukaan dan kerapatan stomata diamati menggunakan mikroskop yang dilengkapi dengan okuler jaring untuk pengamatan kerapatan dan okuler pagar
untuk lebar bukaan. Tanaman yang digunakan adalah kedelai (Glycine max) yang diberi perlakuan cukup air, agak kering, dan kering. Semua perlakuan dibuat 3 ulangan.
Berdasarkan praktikum yang sudah dilakukan didapatkan Kadar air nisbi (KAN) pada tanaman kedelai adalah 0.75 untuk kondisi cukup air, 0.67 untuk kondisi agak kering
dan 0.43 untuk kondisi kering. Kerapatan stomata dari yang cukup air, agak kering hingga kering adalah 647,667 , 486,667 dan 42,667. Sedangkan lebar bukaan berturut-turut
5,00, 6,00 dan 1,67
Kata Kunci : Air, transpirasi, stomata, grametri, kadar air nisbi.

pendahuluan
Air merupakan faktor penting untuk memfungsikan secara tepat sebagian besar prosesproses tumbuhan dan tanah. Air mempengaruhi baik secara langsung ataupun tidak.
Hampir semua proses dalam tubuh tumbuhan, aktivitas metabolism sel dan tumbuhan
berkaitan dengan kadar air.Ketersediaan air untuk proses pertumbuhan merupakan salah
satu faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Tanaman dengan kondisi
kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform
berukuran besar dengan kerapatan relative besar. sedangkan pada kondisi kelebihan air
memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2006).
Tujuan
1. Mengetahui pengaruh factor lingkungan terhadap laju transpirasi.
2. Menghitung kadar air nisbi.
3. Mengamati kerapatan dan lebar bukaan stomata.

metodologi
laju transpirasi diukur menggunakan kertas kobal klorit dan metode grafimetri. Waktu
yang diperlukan kertas kobal klorid berubah warna dari warna biru menjadi warna merah
muda merupakan kecepatan laju transpirasi.
Kadar air nisbi di ukur dihitung dengan rumus :
BS - BK
X 100%
KAN =
BJ - BK
Pada pengamatan stomata, digunakan kutek kuku untuk mengolesi bagian bawah daun
kemudian setelah kering diambil menggunakan selotip dan ditempelkan pada gelas
objek, dimati pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali dan 400 kali. Seluruh
percobaan praktikum menggunakan rancangan acak lengkap.

hasil
Tabel 1. Pengamatan laju transpirasi metode kobal klorid
Waktu
laju transpirasi
Perlakuan
penyiraman
ul. 1
ul. 2
ul. 3
ul. 1
ul. 2
ul. 3
cukup air
1.32
2.27
3.52
39.130 24.490 15.517
agak kering
5.52
4.44
1.42
10.227 12.676 35.294
kering
6.47
6.26
7.02
8.845
9.326
8.531
Tabel 2. Kadar air nisbi (KAN)
KAN(%)
Perlakuan
penyiraman
1
2

Rerata

cukup air

0.70

0.76

0.80

0.75

agak kering

0.59

0.68

0.75

0.67

kering

0.44

0.37

0.49

0.43

Tabel 3. Pengamatan lebar bukaan dan kerapatan stomata


Kerapatan stomata
Lebar bukaan
Perlakuan
(jumlah/mm)
stomata(mm)
Rerata
penyiraman
ul. 1 ul. 2 ul. 3
ul. 1 ul. 2 ul. 3
cukup air
675
690
578 647.667
4
6
5
agak kering 396
424
640 486.667
2
9
7
kering
36
40
52
42.6667
2
1
2

Rerata
5.00
6.00
1.67

pembahasan

pembahasan

Grafik 3.Pengaruh Kadar lengas terhadap lebar bukaan dan kerapatan stomata.
Grafik 1. Pengaruh kadar lengas terhadap laju transpirasi.
Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa semakin tinggi kadar lengas
tanah, waktu yang diperlukan untuk mengubah. Kertas kobal klorid akan berubah
warnanya menjadi merah jambu ketika terkena uap air yang dihasilkan dari transpirasi
daun tanaman kedelai. Dengan kadar lengas yang tinggi, laju transpirasi semakin cepat
sehingga waktu yang diperlukan untuk mengubah warna kertas kobal klorid menjadi
warna merah muda semakin pendek. Diperoleh nilai regresi 0.18 dan 0.0174
menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara perlakuan kadar lengas terhadap laju
transpirasi.

Semakin tinggi kadar lengas tanah suatu tanaman maka kerapatan stomata tinggi
sehingga laju transpirasi juga meningkat. Kerapatan stomata sebanding dengan lebar
bukaan stomata dimana menyebabkan semakin banyak uap air yang dilepaskan ke
atmosfer dalam proses transpirasi melalui daun tanaman. Berdasarkan analisis yang
dilakukan, diperoleh R2 adalah 0.3116 dan p-value lebih besar dari 0.05 sehingga
terdapat hubungan antara kadar lengas tanah terhadap lebar bukaan stomata. Pada
analisis kerapatan stomata memiliki nilai regresi yang rendah sehingga keterkaitan antara
kadar lengas dan kerapatan stomata lemah.

kesimpulan
1. Faktor lingkungan yang mempegaruhi laju transpirasi antara lain intensitas cahaya,
kelembaban dan suhu udara, kecepatan angin dan kadar lengas tanah.
2. Kadar air nisbi (KAN) pada tanaman kedelai adalah 0.75 untuk kondisi cukup air, 0.67
untuk kondisi agak kering dan 0.43 untuk kondisi kering.
3. Kerapatan dan lebar bukaan stomata tanaman berhubungan dengan ketahanan
tanaman terhadap cekaman air (kekeringan). Apabila kadar lengas tanah suatu
tanaman meningkat maka kerapatan stomata dan lebar bukaan stomata semakin tinggi
sehingga laju transpirasi juga meningkat, dan sebaliknya pada kondisi kekeringan yang
memiliki kadar lengas tanah rendah maka kerapatan dan lebar bukaan stomata
semakin rendah sehingga laju transpirasi tanaman kedelai menurun.

DAFTAR PUSTAKA
Grafik 2. Pengaruh Kadar lengas terhadap kadar air nisbi.
Berdasarkan data yang diperoleh, peningkatan nilai KAN seiring dengan interval
penyiraman yang dipengaruhi oleh kadar lengas tanah. Hal ini dibuktikan dengan nilai
regresi R2 adalah 0.4708. Pada interval penyiraman sehari sekali memiliki kadar lengas
tanah yang tinggi sehingga menyebabkan tanaman mengalami kondisi cukup air. Akan
tetapi, pada kondisi kering tanaman dengan interval penyiraman seminggu sekali
mengalami kekurangan air sehingga kandungan air dalam organ tanaman rendah. Hal
tersebut sesuai dengan teori bahwa semakin lama tanaman mendapatkan pasokan air,
semakin rendah nilai kadar air nisbi (KAN) (Setiawan, dkk., 2012).

Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan kekeringan pada
Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal Biodiversitas 7(1): 44-48.
Setiawan, Tohari, dan D. Shiddieq. 2012. Pengaruh cekaman kekeringan terhadap
akumulasi prolin tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth). Jurnal Ilmu Pertanian
15(2):85-99.

LABORATORIUM MANAJEMEN DAN PRODUKSI TANAMAN


SUB ILMU TANAMAN
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

Anda mungkin juga menyukai