Anda di halaman 1dari 17

TEORI DARAH

HEMOGLOBIN DAN GULA DARAH

Kelompok 2
1. Dewi Ika Komala Sari

(15615)

2. Hernita Tri Cahyani

(15615216)

3. Sri Wahyuningsih

(15615)

4. Nanda

(15615)

5. Ufy Zuroidah

(15615)

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KOMUNITAS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2016

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia ada alat transportasi yang berguna sebagai
pengedar oksigen dan zat makanan keseluruh sel-sel tubuh serta
mengangkut karbondioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat
transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu system yang di sebut
system peredaran darah. System peredaran darah manusia terdiri atas darah,
jantung dan pembuluh darah.
Darah adalah cairan yamg terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zat-zat
oksigen yang di butuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus
atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah di awali dengan kata
hemo atau hemato yang berasal dari kata yunani yang berarti haema yang
berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah
ada dua jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang
menandakan bahwa darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan
warna merah tua menandakan darah tersebut mengandung sedikit oksigen
atau dalam kata lain mengandung karbondioksida. Warna merah pada darah
disebabkan oleh adanya haemoglobin. Hemoglobin adalah protein
pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi atau Fe dalam heme
yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan
dan bahan kimia asing ke hati untuk di uraikan dan ke ginjal untuk di buang
ke air seni.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1

Apakah pengertian dari darah ?

1.2.2

Apa saja bagian-bagian darah?

1.2.3

Apakah fungsi dari darah?

1.2.4

Apakah pengertian dari hemoglobin?

1.2.5

Apakah pengertian dari gula darah?

1.3 Tujuan
1.3.1

Untuk mengetahui pengertian darah

1.3.2

Untuk memahami bagian-bagian darah

1.3.3

Untuk mengetahui fungsi darah

1.3.4

Untuk mengetahui pengertian hemoglobin

1.3.5

Untuk memahami gula darah

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Darah
2.1.1

Pengertian
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai
fungsi transfortasi oksigen, karbohidrat dan metabolit, mengatur
keseimbangan asam basa, mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi
(hantaran) yaitu membawa panas tubuh dari pusat produksi panas (hepar
dan otot) untuk di distribusikan keseluruh tubuh, serta pengaturan
hormone dengan membawa dan mengantarkan dari kelenjar kesasaran.
Jumlah darah dalam tubuh bervariasi tergantung dari berat badan
seseorang, pada orang dewasa yaitu 1/13 BB atau kira-kira 4,5-5 liter.
Faktor lain yang menentukan banyak darah adalah umur, pekerjaan,
keadaan jantung, dan pembuluh darah.
Pada orang dewasa dan anak-anak, sel darah merah, sel darah
putih dan sel pembeku darah di bentuk dalam sumsum tulang. Sumsum
seluler yang aktif dinamakan sumsum merah dan sumsum yang tidak
aktif dinamakan sumsung kuning. Sumsum tulang merupakan salah satu
organ yang terbesar dalam tubuh karena ukuran dan beratnya hampir
sama dengan hati.

2.1.2

Struktur dan Komponen Darah


1. Plasma Darah
Plasma darah adalah cairan darah yang berwarna kekuningan.
Lebih kurang dari 92% dari plasma adalah air, sehingga sisanya
berupa garam dan molekul organik. Bahan terlarut yang ada dalam
plasma darah adalah protein plasma, garam-garam dalam, SO -24, gasgas, bahan makanan, garam mineral, produk limbah, bahan pengatur.
Bagian plasma darah yang berperan dalam pertahanan tubuh adalah
serum. Serum mengandung beragam antibodi untuk melawan
antigen.

Misalnya,

aglutinin

untuk

menggumpalkan

presipitin yang dapat mengendapkan antigen.

antigen

2. Sel-sel Darah Merah


Sel darah merah (eritrosit) adalah bagian utama dari sel-sel
darah. Ciri-ciri dari sel darah merah, anatar lain bentuknya
melingkar, pipih, dan cakram bikonkaf; sel yang telah matang tidak
mempunyai nukleus; berdiameter kurang dari 0,01 mm; dan
elastis.hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa
besi hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan
karbondioksida dan berwarna merah. Sel-sel darah merah berasal
dari sel darah induk dan diproduksi didalam sumsum tulang merah.
Sel darah merah yang matang akan kehilangan nukleus dan
memperoleh molekul Hb. Umur sel darah merah lebih kurang 120
hari. Setelah sel-sel tersebut usang atau mati, kemudian dihancurkan
didalam organ hati/limpa dan ditelan oleh makrofag.
3. Sel-sel Darah Putih
Sel darah putih (leukosit) tidak berwarna, mempunyai
nukleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak,
dan dapat merubah bentuk.perbandingan jumlah sel darah putih
dengan sel darah merah adalah 1:700. Fungsi utama leukosit adalah
memakan kuman penyakit atau benda asing lain yang masuk
kedalam tubuh. Selain itu juga sebagai pengangkut zat lemak. Sel
darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit
yang mempunyai nukleus yang banyak dan bersifat fagosit. Dan
agranulosit yang hanya mempunyai satu nukleus dan tidak
seluruhnya bersifat fagosit.
4. Keping Darah
Keping

darah

(trombosit)

berbentuk

tidak

beraturan,

berukuran kecil, tidak berwarna dan tidak berinti. Trombosit


berfungsi untuk pembekuan darah. Keping darah berasal dari hasil
fragmentasi sel megakariosit di sumsum tulang merah. Setiap hari
tubuh manusia memproduksi rata-rata 200 miliar keping darah.
Dalam darah terkandung 150-300 ribu per mm kubik.

2.1.3

Kandungan Darah
1. Air

: 91,0 %

2. Protein : 8,0 % (albumin, globulin, protombin dan fibrinigen)


3. Mineral : 0,9 % (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam fosfat,
magnesium,kalsium, dan zat besi)
4. Bahan organik yaitu glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin,
kolesterol,dan asam amino
2.1.4

Fungsi Darah
1. Sebagai alat transportasi yaitu pembawa zat-zat makanan dari sistem
pencernaan keseluruh sel tubuh
2. Mengangkut oksigen dari sistem pernapasan, yaitu paru-paru
keseluruh tubuh;
3. Mengangkut sisa-sisa metabolisme, misalnya karbondioksida, dari
seluruh sel tubuh ke organ ekskresi, misalnya paru-paru.
4. Mengangkut hormon dari kelenjar hormon ke organ sasaran;
5. Memelihara keseimbangan cairan tubuh;
6. Mempertahankan tubuh terhadap penyakit menular dan infeksi
kuman-kuman atau antibody (oleh sel-sel darah putih);
7. Mengatur keseimbangan asam dan basa, untuk menghindari
kerusakan-kerusakan jaringan.

2.1.5

Penyakit-penyakit Pada Darah Manusia


1. Anemia / penyakit kurang darah
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang
diperlukan
pendarahan

tubuh.
hebat,

Penyakit
seperti

tersebut
akibat

dapat

disebabkan

kecelakaan,

dari

berkurangnya

pembentukan sel darah merah, dan meningkatnya penghancuran sel


darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal
ini disebabkan karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami

pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia


dapat menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan
kepala terasa melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien
anemia berupa tranfusi darah. Salah satu tindakan pencegahannya
adalah

dengan

rajin

mengonsumsi

makanan

yang

banyak

mengandung zat besi, misalnya bayam, atau bisa juga dengan


mengonsumsi suplemen penambah darah.
2. Hipertensi / penyakit darah tinggi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh
adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200
mmhg serta tekanandiastolisis kurang lebih antara 90-110 mmhg.
3. Hipotensi / penyakit darah rendah
Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis
di bawah 100 mmhg (milimeter hydrargyrum / mili meter air raksa)
(hydrargyrum = air raksa).
4. Varises / penyakit otot nimbul
Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat
pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang
umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
5. Penyakit kuning bayi
Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya
gangguankerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
6. Sklerosis
Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem
transportasiyang menjadi keras.
7. Miokarditis
Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada
otot jantung.
8. Trombus/Embolus
Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang
disebabkan olehadanya gumpalan di dalam nadi tajuk.

9. Leukimia/Penyakit kanker darah


Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut
disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel
darah putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah
keganasan. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan
melakukan kemoterapi, kemoterapi berguna untuk menghambat
pertumbuhan sel-sel kanker. Selain kemoterapi, penderita leukimia
bisa

juga

melakukan

transplantasi

sumsum

tulang,

namun

transplantasi sumsum tulang adalah proses yang cukup rumit karena


memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat kecocokan
yang cukup tinggi.
10. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik),
maksudnya dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit
ini tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena
darahnya sukar membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia
sepertinya agak sulit dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit
keturunan. Pada pendarahan yang cukup serius, misalnya saja
mengalami kecelakaan, maka penderita hemofilia bisa saja
mengalami kematian karena darahnya sukar membeku. Sebaiknya
para penderita hemofilia berhati-hati dengan benda-benda tajam
ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka mengeluarkan
darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi gen ini
dibawa oleh perempuan.
2.2 Hemoglobin
2.2.1

Pengertian
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki
afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu
membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah merah. Dengan melalui
fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan
(Evelyn, 2009).

Hemoglobin merupakan komponen utama dari sel darah merah


(eritrosit) yang merupakan protein yang terkonjugasi, berfungsi untuk
menstranfer oksigen (O2) dan yang mengangkut karbondioksida (CO2).
Pada orang dewasa massa erosit mengandung sekitar 600 g Hb yang
dapat membawa 800 ml O2 (Kiswari, 2014).
Hemoglobin merupakan zat protein yang ditemukan dalam SDM
dan sebagai pengangkut oksigen (medlineplus) yang memberi warna
merah pada darah (Joyce LeFever Kee, 2007).
2.2.2

Kadar hemoglobin
Kadar hemoglobin adalah salah satu pengukuran tertua dalam
laboratorium kedokteran dan tes darah yang paling sering dilakukan.
Kisaran normal dari hemoglobin dipengaruhi oleh berbagai variabel dan
kadar harus diinterpretasikan dalam hubungannya dengan beberapa
faktor yaitu kehamilan, penduduk pada daerah dengan ketinggian yang
tinggi, merokok, latihan jasmani, penyakit yang berkaitan (Anemia,
polisitemia, dll).
Konsentrasi hemoglobin darah diukur berdasarkan intensitas
warnanya menggunakan fotometer dan dinyatakan dalam gram
hemoglobin/seratus milliliter darah (g/100ml) atau gram/desiliter (g/dl)
(Sylvia Anderson Price, 2005). Nilai normal kadar hemoglobin untuk
laki-laki 13,5-17 g/dl sedangkan untuk perempuan adalah 12-15 g/dl
(Joyce LeFever Kee, 2007).
WHO

telah

menetapkan

batas

kadar

hemoglobin

normal

berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam Arisman, 2002).


1. Pria dewasa : 13.2 - 17.3 g/100 ml darah
2. Perempuan : 11.7 - 15.5 g/100 ml darah
3. Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/100 ml darah
4. Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/100 ml darah
5. Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/100 ml darah
6. Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/100 ml darah

2.2.3

Struktur Hemoglobin (Hb)


Pada pusat molekul terdiri dari cincin heterosiklik yang dikenal
dengan porfirin yang menahan satu atom besi, atom besi ini merupakan
situs/lokal ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme.
Nama hemoglobin merupakan gabungan dari heme dan globin, globin
sebagai istilah generik untuk protein globular.
1. Heme
Struktur ini terbentuk dari empat atom besi dalam bentuk atom
ferro (Fe2+) yang di kelilingi protoporfirin IX, karena zat besi dalam
bentuk ferri (Fe3+) tidak dapat mengikat o2 protoporfirin IX adalah
bentuk akhir dalam sintesis molekul heme. Ketika setiap kelompok
heme berkaitan dengan satu molekul o2, Hb akan berubah menjadi
oksihemoglobin (Hbo2). Ketika besi fe2+ teroksidasi menjadi fe3+
terbentuk nya methemoglobin (hemoglobin, hi) dan molekul
kehilangan kemampuan untuk membawa o2 atau co2 karena besi
dalam bentuk fe3+ tidak dapat mengikat secara refersible, dan rantai
polipeptida tidak di ubah. Normal nya setiap indivudu memiliki
1,5% methemoglobin (Kiswari, 2014).
2. Globin
Globin terdiri dari asam amino yang dihubungkan bersama
untuk membentuk rantai polipeptida. HbA terdiri rantai alfa yang
memiliki 141 asam amino dan rantai beta yang memiliki 146 asam
amino (Kiswari, 2014).

2.2.4

Fungsi Hemoglobin
Fungsi utama dari hemoglobin adalah untuk mengangkut oksigen
dari paru-paru, dimana tekanan oksigen tinggi sedangkan pada jaringan
tubuh lain nya tekanan oksigen lebih rendah, hemoglobin dapat menarik
karbondioksida keluar dari jaringan untuk kemudian di buang dari dalam
tubuh. Pada tekanan oksigen 100 mmhg dalam kapiler paru sebanyak 9598% hemoglobin dapat mengikat oksigen dalam tubuh. Apabila tekanan
oksigen sekitar 20 mmhg maka akan mudah terjadi pelepasan oksigen
dari dalam hemoglobin. satu molekul hemoglobin dapat mengikat satu

molekul oksigen di tempat yang kaya akan oksigen (alveoli paru-paru)


(kiswari, 2014).
Menurut DepKes RI fungsi hemoglobin adalah
1. Mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jaringan
tubuh
2. Menyebarkan oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh yang akan
diubah menjadi bahan bakar
3. Membawa karbondioksida dari jaringan seluruh tubuh sebagai hasil
metabolisme ke paru-paru untuk di ekresikan.
2.3 Gula Darah
2.3.1

Pengertian
Gula darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk
dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati
dan otot rangka (Kee, Joyce LeFever, 2007).
Gula darah, juga dikenal sebagai glukosa darah, adalah bahan
bakar tubuh yang memberi makan otak, sistem saraf, dan jaringan. Tubuh
yang sehat membuat glukosa tidak hanya dari karbohidrat yang dicerna,
tetapi juga dari protein dan lemak, dan tidak akan dapat berfungsi tanpa
itu. Mempertahankan kadar glukosa darah seimbang sangat penting untuk
kinerja sehari-hari tubuh.
Gula dijumpai di dalam aliran darah (disebut kadar gula darah) dan
berfungsi sebagai penyedia energi bagi tubuh dan seluruh sel-sel jaringan
tubuh. Gula setiap saat didistribusikan ke seluruh tubuh sebagai bahan
bakar yang digunakan dalam seluruh aktivitas hidup. Jika dalam kondisi
puasa sehingga tidak ada makanan yang masuk, maka cadangan gugusan
gula majemuk dalam hati akan dipecah dan dilepaskan ke dalam aliran
darah. Jika ternyata masih diperlukan tambahan gula, maka cadangan
kedua berupa lemak dan protein juga akan diuraikan menjadi glukosa
(Lanywati, 2001).
Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5-5,5 mmol/L. (James,
Baker, & Swain, 2008). Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah
saat berpuasa berkisar antara 80 mg%-120 mg%, sedangkan satu jam

sesudah makan akan mencapai 170 mg%, dan dua jam sesudah makan
akan turun hingga mencapai 140 mg% (Lanywati, 2001).
2.3.2

Metabolisme
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di
dalam makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat
terkoordinatif melibatkan banyak enzim didalamnya, sehingga terjadi
pertukaran bahan dan energy. Adapun metabolisme yang mempengaruhi
kadar gula darah yang terjadi didalam tubuh, antara lain yaitu :
1. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar masuknya
makanan sehari-hari. Sebagian besar karbohidrat akan dirubah
menjadi lemak. Fungsi utama karbohidrat dalam metabolisme adalah
sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk
proses-proses metabolism lainnya.
Karbohidrat dalam makanan yang utama adalah polimerpolimer hexosa dan yang penting adalah galaktosa , fruktosa , dan
glukosa. Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada dalam
bentuk D-isomer. Hasil yang utama dari metabolisme karbohidrat
yang terdapat dalam darah adalah gula.
Gula yang masuk akan mengalami fosforilasi di dalam sel
membentuk glukosa-6-fosfat, dibantu dengan enzim hexsokinase
sebagai katalisator. Dalam hati terdapat enzim lain yang disebut
glukokinase yang lebih spesifik terhadap gula, seperti halnya
hexsokinase akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurang
pada

saat

kelaparan

dan

diabetes.

Glukosa-6-fosfat

dapat

berpolimerisasi atau mengalami katabolisme membentuk glikogen,


sebagai bentuk gula yang dapat disimpan, terdapat dalam hampir
semua jaringan tubuh terutama dalam hati dan otot rangka.
2. Metabolisme gula darah
Gula darah dan zat-zat lain yang berasal dari makanan, setelah
diserap oleh dinding usus gula darah akan masuk dalam aliran darah
kemudian masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen
kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk
dibawa ke aliran darah ke dalam sel tubuh yang memerlukan.

Sel - sel tubuh memerlukan gula darah sebagai sumber energi


oleh sel. Gula darah dari sirkulasi harus masuk ke dalam sel. Di
dalam sel, zat makanan terutama gula darah akan mengalami
serangkaian proses kimia yang rumit untuk menghasilkan energi.
Agar gula darah dapat masuk dalam sel diperlukan adanya hormon
insulin diibaratkan sebagi anak kunci yang membuka sel agar gula
darah masuk ke dalam sel. Dengan masuknya gula darah dari
sirkulasi ke dalam sel maka tidak akan terjadi penumpukan gula
darah dalam aliran darah. Secara umum dikatakan bahwa hormon
insulin menyebabkan kadar gula darah menurun. Hormon insulin ini
dihasilkan oleh sel beta pulau langerhans pankreas. Hormon insulin
yang tersedia kurang dibandingkan dengan kebutuhan maka gula
darah akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga dalam gula
darah akan meningkat. Bila kadar gula darah ini sedemikian tinggi
melebihi ambang ginjal maka gula darah akan keluar bersama urin
(glukosuria) (Depkes RI, 2008).
2.3.3

Faktor faktor Hormon yang Berpengaruh


Ada 4 hormon yang berpengaruh mengatur keseimbangan kadar gula
darah dalam tubuh , yaitu :
1. Hormon Tiroid
Hormon ini disekresi oleh kelenjar gondok dan mempunyai efek
peningkatan kadar gula darah dengan cara peningkatan penyerapan gula
darah dari usus.
2. Hormon Insulin
Hormon ini diproduksi di dalam pankreas oleh sel beta pulau
langerhans dan kerjanya mengatur karbohidrat bersama dengan hati,
adipose, otot, dan bertanggung jawab terhadap nilai konstan gula darah
(Sunita Almatsier, 2003).
3. Hormon Epinefrin
Hormon ini dihasilkan oleh medulla kelenjar adrenal dan
mempunyai efek mengubah adanya glikogen menjadi gula yang terutama
ada di dalam hati.
4. Hormon Pertumbuhan
Hormon ini disekresi oleh

hipofise anterior. Hormon ini

menimbulkan pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adipose, jadi

mempermudah

ketogenesis.

Hormon

ini

juga

dapat

menurunkan

pemasukkan gula oleh hati dan dapat menerunkan pengikatan insulin oleh
jaringan (Sunita Almatsier, 2003).
2.3.4

Absorbsi Gula Darah

Proses pencernaan dan absorbsi akan berlangsung setelah


mendapat masukkan makanan yang mengandung gula terutama di dalam
duodenum dan jejunum proksimal. Absorbsi akan terjadi pengikatan
kadar gula darah untuk sementara waktu dan akhirnya kembali pada
kadar semula. Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg
berat badan tiap jam. Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus
konstan tidak tergantung pada jumlah gula yang ada atau kadar dimana
gula berada. Dalam keadaan post absorbsi konsentrasi gula darah
berkisar 70-110 mg/dl. Setelah makan karbohidrat dapat meningkat
sampai sekitar 120-140 mg/dl. Untuk mengetahui kemampuan tubuh
menangani karbohidrat dapat ditentukan dengan Test Toleransi Glukosa
Oral (TTGO).
2.3.5

Penyakit yang Berhubungan Dengan Gula Darah


1. Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah
melonjak atau berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang
disebut Diabetes Melitus (DM) yaitu suatu kelainan yang terjadi
akibat tubuh kekurangan hormone insulin, akibatnya glukosa tetap
beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus

dinding sel.

Keadaan ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan konsumsi


obat-obatan tertentu. Hiperglikemia ditandai dengan poliuria,
polidipsi, dan poliphagia, serta kelelahan yang parah dan pandangan
yang kabur (Nabyl, 2009).
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan
keadaan dimana kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang
dapat terjadi karena ketidak seimbangan antara makanan yang
dimakan, aktivitas fisik dan obat-obatan yang digunakan. Sindrom
hipoglikemia ditandai dengan gejala klinis antara lain penderita
merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap,

berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan terkadang sampai


hilang kesadaran (syok hipoglikemia) (Nabyl, 2009).

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsisebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya
untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat
mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem yang tertutup
karena selalu beredar di dalam pembuluh darah saja. Peredaran darah pada
manusia juga disebut sistem peredaran darah ganda karena beredar ke seluruh
bagian tubuh serta melewati jantung sebanyak dua kali.
Hemoglobin merupakan komponen utama dari sel darah merah
(eritrosit) yang merupakan protein yang terkonjugasi, berfungsi untuk
menstranfer oksigen (O2) dan yang mengangkut karbondioksida (CO 2). Pada
orang dewasa massa erosit mengandung sekitar 600 g Hb yang dapat
membawa 800 ml O2 (Kiswari, 2014).
Gula darah, juga dikenal sebagai glukosa darah, adalah bahan bakar
tubuh yang memberi makan otak, sistem saraf, dan jaringan. Tubuh yang
sehat membuat glukosa tidak hanya dari karbohidrat yang dicerna, tetapi juga
dari protein dan lemak, dan tidak akan dapat berfungsi tanpa itu.
Mempertahankan kadar glukosa darah seimbang sangat penting untuk kinerja
sehari-hari tubuh.
3.2 Saran
Dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca
khususnya

mahasiswa

Universitas

Kadiri

dapat

lebih

mengetahui

dan memahami tentang Darah Hemoglobin dan Gula Darah serta dapat
mengaplikasikannya dalam dunia kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Kiswari, dr. Rukman. 2014. Hematologi dan Transfusi. Jakarta: Erlangga


BlogDokter.

2007.

Hemoglobin.

Bersumber

dari:

http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/ [Diakses tanggal 11


Maret 2016]
Chintya

Sanjaya.

2013.

Hemoglobin.

Scribd.

https://www.scribd.com/doc/131705912/Dasar-Teori-HB [Diakses tanggal


11 Maret 2016]
Sugiarti.

2013.

Gula

Darah.

Bersumber

dari:

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-sugiyartig-56742-babii.pdf [Diakses tanggal 11 Maret 2016]


Eka

Widiastuti.

2012.

Glukosa

Darah.

Bersumber

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/125/jtptunimus-gdl-ikawidyast6203-3-babii.pdf [Diakses tanggal 11 Maret 2016]

dari:

Anda mungkin juga menyukai