Anda di halaman 1dari 8

HAKEKAT, MARTABAT DAN

TANGGUNG JAWAB MANUSIA


MENURUT ISLAM
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidaya-nya kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya
penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KONEP DASAR
MANUSIA MENURUT ISLAM Dalam penyusunan makalah ini, penyusun
tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya,
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran kepada pembaca yang sifatnya membangun.
Kolaka, 3 maret 2015
PAISAL TUMBA
Penyusun

DAFTAR ISI
KATA FENGANTAR..............................................................................
DAFATR
ISI..............................................................................................
ii

A.
B.

A.
B.
1.
2.
C.
1.
D.
1.
2.

A.
B.

BAB
I...........................................................................................................
1
PENDAHULUAN......................................................................................
1
LATAR BELAKANG..................................................................
1
RUMUSAN MASALAH...............................................................
2
BAB
II.........................................................................................................
3
PEMBAHASAN.........................................................................................
3
HAKEKAT DASAR MANUSIA MENURUT ISLAM............
3
KONSEP MANUSIA....................................................................
3
PENEGRTIAN MANUSIA MENURUT AL-QURAN......
3
PROSES KEJADIAN MANUSIA.........................................
4
MARTABAT MANUSIA MENURUT ISLAM ........................
5
TUJUAN HIDUP MANUSIA ...............................................
5
TANGGUNG JAWAB MANUSIA MENURUT ISLAM........
5
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA
ALLAH SWT..........................................................................
5
MANUSIA SEBAGAI KHALIFA ALLAH........................
6
BABA
III.....................................................................................................
7
PENUTUP..................................................................................................
7
KESIMPULAN..............................................................................
7
SARAN...........................................................................................
7

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Siapakah manusia? Manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di
alam semesta. Asal-usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan
dari teori tentang species baru yang berasal dari spesies lain yang sebelumnya
melalui proses evolusi.
Mencari makna manusia melalui ilmu pengetahuan. Membicarakan tentang
manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan sangat tergantung pada metologi
yang digunakan dan terhadap filosofis yang mendasari.
Konsep manusia dalam al-quran dipahami dengan memperhatikan kata-kata
yang saling menunjuk pada makna manusia yaitu kata basyar, insan, dan alnas.Manusia sebagai basyar tunduk pada takdir Allah, sama dengan makhluk

lain. Manusia sebagai insan dan al-nas bertalian dengan hembusan roh Allah
memiliki kebabasan dalam tunduk atau menentang takdir Allah.
Namun, pada umumnya manusia nampak lebih sering melanggar perintah
Allah dan senang sekali melakukan dosa. Jika demikian maka manusia semacam
ini jauh dibawah standar malaikat yang selalu beribadah dan menjalankan perintah
Allah SWT, padahal dijelaskan dalam Al-Quran, Malaikatpun sujud pada
manusia. Kemudian, bagaimanakah mempertanggungjawabkan firman Allah
yang menyebutkan bahwa manusia adalah sebaik-baiknya makhluk Allah?
Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia memang memiliki
kecenderungan untuk melanggar perintah Allah, padahal Allah telah menjanjikan
Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa
nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu
menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia
mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu
agar mereka berfikir.
Dari ayat ini dapat dilihat bahwa sejak awal Allah menghendaki manusia
untuk menjadi hamba-Nya yang paling baik, tetapi karena sifat dasar alamiahnya,
manusia menggabaikan itu.
Jika manusia ingin mewujudkan potensi-potensi baik dalam dirinya, ia
harus benar-benar menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dan tentu
manusia mampu untuk menjalani itu. Sesuai dengan firman-Nya dalam Al-Quran
surah al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi.
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo'a): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan
kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan
kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami;
ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah
kami terhadap kaum yang kafir."
Jelas sekali bahwa Allah tidak akan membebani hamba-Nya dengan kadar
yang tak dapat dilaksanakan oleh mereka. Kemudian, bila perintah-perintah Allah
itu tak dapat dikerjakan, hal itu karena kelalaian manusia sendiri.
Penutup Manusia adalah manusia dengan segala potensinya. Ia dapat memilih
mendayagunakan potensialitasnya atau mengabaikannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas melahirkan sebuah rumusan masalah yaitu:
1. Apa dan siapa sebenarnya manusia itu ?
2. Apa tujuan sebenarnya manusia hidup didunia ?
3. Apa tanggung jawab sebenarnya manusia hidup didunia ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKEKAT MANUSIA MENURUT ISLAM
Tentunya orang bertanya, Apa hakikat manusia menurut Islam? Seindah manakah
manusia digambarkan dalam pandangan islam?, apakah mereka ada dengan
sendirinya
, lalu kemanakah mereka akan pergi? Untuk apa sebenarnya mereka hidup?
Menurut Islam, manusia adalah makhluk ciptaan Allah, ia tidaklah muncul dengan
sendirinya atau berada oleh dirinya sendiri. Al-Quran surat al-Alaq ayat 2
menjelaskan bahwa manusia itu diciptakan Tuhan dari segumpal darah; Al-Quran
surat al-Thariq ayat 5 menjelaskan bahwa manusia dijadikan oleh Allah; Al-Quran
surat al-Rahman ayat 3 menjelaskan bahwa Al-Rahman (Allah) itulah yang
menciptakan manusia. Masih banyak sekali ayat Al-Quran yang menjelaskan
bahwa yang menjadikan manusia adalah Tuhan. Jadi, manusia adalah makhluk
ciptaan Allah.
Hakikat wujudnya yang lain ialah bahwa manusia adalah makhluk yan
perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori
yang dikembangkan di dunia Barat, dikatakan bahwa perkembangan seseorang
hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme). Sebagai lawannya berkembang
pula teori yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan
oleh lingkungannya (empirisme). Sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga
yang mengatakan bahwa perkembangan seseorang ditentukan oleh pembawaan
dan lingkungannya (konvergensi). Menurut Islam; kira-kira konvergensi inilah
yang mendekati kebenaran. Salah satu sabda Rasulullah saw mengatakan:
Tiap orang dilahirkan membawa fitrah; ayah dan ibunyalah yang menjadikannya
Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (Hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
Menurut hadis ini manusia lahir membawa kemampuan-kemampuan;
kemampuan itulah yang disebut pembawaan. Fitrah yang disebut di dalam hadis
itu adalah potensi. Potensi adalah kemampuan; jadi, fitrah yang dimaksud di sini
adalah pembawaan. Ayah-ibu dalam hadis ini adalah lingkungan sebagaimana
yang dimaksud oleh para ahli pendidikan.
B. KONSEP MANUSIA
1. Pengertian Manusia Menurut Al-Quran

Apa dan siapa sebenarnya manusia itu? Manusia adalah makhluk ciptaan
Allah; ia berkembamg dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungannya; ia
berkecenderungan beragama. Itulah antara lain hakikat wujud manusia yang lain
ialah bahwa manusia itu adalah makhluk utuh yang terdiri atas jasmani, akal, dan
rohani sebagai potensi pokok.
Sedangkan yang paling banyak di jelaskan dalam alquran adalah Basyar
dan insan . kata Basyar menunjukan manusia dari sudut lahiriyahnya ( fisik) serta
persamaanya dengan manusia seluruhnya , sepeti firman Allah dalam surat AlAnbiya : 34-35
kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu
( Muhamad ) maka apabila kamu mati apakah mereka akan kekal ? tiap tiap
yang berjiwa akan mati. kami akan menguji kamu dengan kebaikan dan
keburukan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada kami kamu
dikembalikan
Kata insan digunakan untuk menunjuk manusia dengan segala
totalitasnya , fisik psikis, jasmani dan rohani. di dalam diri manusia terdapat tiga
kemampuan yang sangat potensial untuk membentuk struktur kerohaniahan , yaitu
nafsu , akal dan rasa.
Nafsu merupakan tenaga potensial yang berupa dorongan untuk berbuat kreatif
dan dinamis yang yang dapat berkembang kepada dua arah , yaitu kebaikan dan
kejahatan.
2. Proses Kejadian Manusia
Di dalam Alquran Proses kejadian Manusia dapat di jelaskan sebagai berikut :
1. Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, ( Qs Al Hijr : 28 )
2. Dari segumpal tanah lalu menjadi nutfah ( didalam rahim ), segumapl darah,
segumpal daging, tulang dibungkus dengan daging dan akhirnya menjadi makhluk
yang paling sempurna (Qs Almukminun ; 12-14 )
3. Ditiupakn Ruh (Qs Alhijr : 29 )
4. Sebelum ruh ditiupkan , ketika masih di alam ruh manusia telah berjanji
mentauhidkan Allah (Qs Al Araf : 172 )
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan
bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini
dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam
unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses
selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini,
prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan
pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari
rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa
dengan ovum.
Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya
dipahami secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia

benar-benar dari tanah, dengan asumsi karena Tuhan berkuasa , maka segala
sesuatu dapat terjadi.
C. MARTABAT MANUSIA MENURUT ISLAM
1. tujuan Hidup manusia
Sebagai makhluk yang paling sempurna yang telah diciptakan oleh allah
didunia, peranan manusia dalam kehidupan di bumi tentulah sangat vital. oleh
karena itu dalam hidup manusia memiliki banyak sekali tujuan. Adapun tujuan
tujuan tersebut dapat dikelompokan menjadi dua
dilihat dari arahnya, dibedakan menjadi :
Tujuan Hidup vertikal : Mencari ridho Allah (QS Al- Baqoroh 207)
Tujuan hidup horizontal :bahagia di dunia dan akhirat rahmat bagi semua manusia
dan seluruh alam ( Al anbiya : 107)
Dilihat dari segi lingkunganya :
Tujuan hidup pribadi (albaqoroh 22)
Tujuan hidup anggota keluarga (Arrum : 21)
Tujuan hidup anggota lingkungan (Al arof : 96)
Tujuan hidup warga negara / Bangsa (Saba : 15)
Tujuan hidup warga dunia (Al qashas : 7 )
Tujuan hidup alam semesta (al anbiya : 107)
D. TANGGUNG JAWAB MANUSIA MENURUT ISLAM
1. Tanggung jawab Manusia Sebagai Hamba.Allah SWT
Dengan kehendak kebijaksanaanNya telah mencipta makhluk-makhluk yang
di tempatkan di alam penciptaanNya. Manusia di antara makhluk Allah dan
menjadi hamba Allah SWT. Sebagai hamba Allah tanggungjawab manusia adalah
amat luas di dalam kehidupannya, meliputi semua keadaan dan tugas yang
ditentukan kepadanya.
Tanggungjawab manusia secara umum digambarkan oleh Rasulullah SAW di
dalam hadis berikut. Dari Ibnu Umar RA katanya; Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda yang bermaksud:
Semua orang dari engkau sekalian adalah pengembala dan
dipertanggungjawabkan terhadap apa yang digembalainya. Seorang laki-laki
adalah pengembala dalam keluarganya dan akan ditanya tentang
pengembalaannya. Seorang isteri adalah pengembala di rumah suaminya dan akan
ditanya tentang pengembalaannya.Seorang khadam juga pengembala dalam harta
tuannya dan akan ditanya tentang pengembalaannya. Maka semua orang dari
kamu sekalian adalah pengembala dan akan ditanya tentang
pengembalaannya.(Muttafaq alaih)
Allah mencipta manusia ada tujuan-tujuannya yang tertentu. Manusia dicipta
untuk dikembalikan semula kepada Allah dan setiap manusia akan ditanya atas
setiap usaha dan amal yang dilakukan selama ia hidup di dunia. Apabila

pengakuan terhadap kenyataan dan hakikat wujudnya hari pembalasan telah


dibuat maka tugas yang diwajibkan ke atas dirinya perlu dilaksanakan.
2. Manusia Sebagai Khalifah Allah.
Antara anugerah utama Allah kepada manusia ialah pemilihan manusia
untuk menjadi khalifah atau wakilNya di bumi. Dengan ini manusia berkewajipan
menegakkan kebenaran, kebaikan, mewujudkan kedamaian, menghapuskan
kemungkaran serta penyelewengan dan penyimpangan dari jalan Allah.
Firman Allah SWT :
Artinya :
Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: Sesungguhnya Aku
jadikan di bumi seorang Khalifah. Berkata Malaikat: Adakah Engkau hendak
jadikan di muka bumi ini orang yang melakukan kerusakan dan menumpahkan
darah, sedangkan kami sentiasa bertasbih dan bertaqdis dengan memuji Engkau?
Jawab Allah: Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui. (AlBaqarah:30)
Di kalangan makhluk ciptaan Allah, manusia telah dipilih oleh Allah
melaksanakan tanggungjawab tersebut. Ini sudah tentu kerana manusia merupakan
makhluk yang paling istimewa.
Firman Allah SWT :
Artinya :
Sesungguhnya Kami telah kemukakan tanggungjawab amanah (Kami) kepada
langit dan bumi serta gunung-ganang (untuk memikulnya), maka mereka enggan
memikulnya dan bimbang tidak dapat menyempurnakannya (kerana tidak ada
pada mereka persediaan untuk memikulnya); dan (pada ketika itu) manusia
(dengan persediaan yang ada padanya) sanggup memikulnya. (Ingatlah)
sesungguhnya tabiat kebanyakan manusia adalah suka melakukan kezaliman dan
suka pula membuat perkara-perkara yang tidak patut dikerjakan.(Al-Ahzab: 72)

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai makhluk yang dibekali dengan berbagai kelebihan jika dibandingan
denagn makhluk lain, sudah sepatutnya manusia mensyukuri anugrah tersebut
dengan berbagai cara, diantaranya dengan memaksimalkan semua potensi yang
ada pada diri kita. Kita juga dituntut untuk terus mengembangkan potensi tersebut
dalam rangka mewujudkan tugas dan tanggung jawab manusia sebagai makhluk
dan khalifah di bumi
B. SARAN
Manusia adalah mahluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurnah yang dibekali
berbagai macam kelebihan dan jadikanlah kelebihan itu sebagai sarana untuk

mencapai sebuah kenikmatan yang kekal abadi yaitu surganya Allah tuhan
semesta alam.

Anda mungkin juga menyukai