Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

Bayi dengan Ibu HIV


Chrisendy Hakim
030.10.063
Pembimbing :
dr. Zuhriah Hidajati, Sp. A, M.Si,
Med

I. Sejarah HIV di Indonesia


Kasus AIDS pertama kali dilaporkan di Indonesia
pada tahun 1987 pada seorang WNA di Bali
HIV/AIDS telah terjadi pada lapisan masyarakat
tertentu dalam tingkat prevalensi yang cukup
tinggi terutama di provinsi Papua, DKI Jaya,
Riau, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali
Menyebar ke populasi umum melalui perilaku
seksual
risiko
tinggi
dari
kelompok
heteroseksual, yaitu PSK dan yang tertular

II. Batasan Bayi Baru Lahir dari


Ibu Pengidap HIV
Batasan bayi baru lahir dari ibu pengidap HIV adalah bayi
baru lahir dari Ibu yang diketahui mengidap HIV selama
kehamilannya. Ibu sudah diskrining menggunakan
pemeriksaan serologis. Untuk selanjutnya bayi disebut
BIHA (bayi dari ibu dengan HIV/AIDS).
Tidak ada tanda-tanda spesifik HIV yang dapat ditemukan
pada saat lahir.
Tanda klinis dapat ditemukan pada umur 2-6 minggu
setelah lahir.
Tes antibodi baru dapat dideteksi pada umur 18 bulan
untuk menentukan status HIV bayi.

III. Patogenesis HIV

Keterangan :
Virion terikat dengan dengan bagian luar sel
dan bergabung dengan sel kemudian protein
inti dan dua benang RNA virus masuk ke sel.
DNA doublestranded (provirus) termigrasi ke
inti sel melepas sampulnya berintegrasi
dengan DNA sel .
Provirus selanjutnya menjadi (7A) laten. Proses
dapat berlangsung perlahan (7B) atau secara
cepat sehingga terjadi lisis atau ruptur dari sel
(7C).

IV. Menentukan Bayi Status


HIV
HIV Antibodi pada anak umur > 18 bulan
dilakukan dengan metode ELISA IgG anti HIV
Ab, dapat ditransfer melalui plasenta pada
Trimester III
VIRUS : HIV PCR DNA dari darah perifer pada
waktu lahir, dan umur 3-4 bulan. Bila umur 4
bulan hasil negatif bayi bebas HIV, bila HIV PCV
RNA positif BIHA positif terkena HIV
CD4 count rendah (normal 2500-3500/ml pada
anak, Dewasa 700-1000/ml).

V. Manajemen Bayi dengan


Ibu HIV

Algoritma uji HIV berdasarkan


PCR DNA pada bayi dari ibu HIV+.

Manajemen (1)
Pada waktu pulang diberikan Antiretrovirus
profilaksis (tergantung status pemberian
antiretrovirus ibu),
dan dilakukan pemeriksaan darah PCR
DNA/RNA pada umur 1, 2, 4, 6 dan 18
bulan.
Bila pemeriksaan PCR DNA/RNA HIV positif
dua kali berturut selang satu bulan mulai
diberikan pengobatan Anti Retrovirus.

Manajemen (2)
Bila terinfeksi pada saat peripartum,tanda
klinis dapat ditemukan pada umur 2-6
minggu setelah lahir.
Tetapi tes antibodi baru dapat dideteksi
pada umur 18 bulan atau HIV PCR DNA
sejak umur 1 hari sampai 6 bulan untuk
menentukan status HIV bayi.

Manajemen (3)
Manajemennya meliputi perawatan bayi
seperti bayi yang lain, dengan perhatian
pada pencegahan infeksi dan cara
pemberian minum;
bayi tetap diberi imunisasi rutin, kecuali
terdapat tanda klinis defisiensi imun yang
berat, jangan diberi vaksin hidup.

Klasifikasi Infeksi HIV

Klasifikasi Infeksi HIV pada Anak


Berdasarkan Kategori Klinis
Kategori N ( Tanpa Gejala)
Tidak terdapat tanda dan gejala klinis akibat infeksi HIV, atau
hanya terdapat satu gejala kategori A
Kategori A (gejala klinis ringan)
Terdapat dua atau lebih berikut tanpa gejala kategori B dan C
Limfadenopati (= 0,5 cm lebih dari satu tempat, bilateral
dianggap 1 tempat)
Hepatomegali
Splenomegali
Dermatitis
Parotitis
Infeksi saluran napas atas, sinusitis, atau otitis media berulang
atau menetap

Kategori B (gejala klinis sedang)


Terdapat gejala klinis lain selain gejala kategori A atau C
Anemia (<8 g/dl), neutropenia (<1000/mm3), atau trombositopenia
(<100.000/mm3) menetap = 30 hari
Meningitis bacterial, pneumonia, atau sepsis (episode tunggal)
Kandidiasis orofarings menetap >2 bulan pada anak usia >6 bulan
Kardiomiopati
Infeksi sitomegalovirus dengan onset < usia 1 bulan
Diare berulang atau kronik
Hepatitis
Stomatitis herpes simpleks (HSV) berulang (>2 episode dalam setahun)
Bronkitis, pneumonitis, atau esofagitis HSV dengan onset usia <1tahun
Herpes zoster pada paling sedikit dua episode berbeda atau >1 dermatom
Leiomiosarkoma
Pneumonitis interstisial limfoid atau kompleks hyperplasia limfoid paru
Nefropati
Nokardiosis
Demam>1 bulan
Toksoplasmosis dengan onset usia <1 bulan
Varisela diseminata (cacar air dengan komplikasi)

Kategori C (gejala klinis berat)


Semua anak yang memenuhi kriteria AIDS,
kecuali untuk pneumonitis interstisial
limfoid yang masuk dalam kategori B

Klasifikasi Infeksi HIV Pada Anak Menurut Kategori Status


Imunosupresi dan rekomendasi pengobatan antiretrovirus
pada
anak

Obat Antiretroviral

Rekomendasi utama antiretrovirus inisial pada


anak

Satu inhibitor protease sangat aktif


nelfinavir (NFV, Viracept), atau ritonavir
(RTV,Novir) + dua NRTI
NNRTI efavirenz (EFV, Sustiva TM) + dua
NRTI, untuk anak > 3 tahun
Dua NRTI + Nevirapin (NVP)

KESIMPULAN (1)
Pada ibu HIV atau daerah dimana Prevalensi HIV tinggi,
maka proses kelahiran disarankan dengan operasi sesar,
dengan tujuan membiarkan lapisan amnion tetap intak
selama mungkin agar penularan HIV perinatal terhindar.
Tidak ada tanda-tanda spesifik
ditemukan pada saat lahir.

HIV

yang

Bila terinfeksi pada saat peripartum,tanda klinis


ditemukan pada umur 2-6 minggu setelah lahir.
tes antibodi baru dapat dideteksi pada umur 18
atau HIV PCR DNA sejak umur 1 hari sampai 6
untuk menentukan status HIV bayi.

dapat

dapat
Tetapi
bulan
bulan

KESIMPULAN (2)
Manajemennya meliputi perawatan bayi seperti bayi
yang lain, dengan perhatian pada pencegahan infeksi
dan cara pemberian minum; bayi tetap diberi
imunisasi rutin, kecuali terdapat tanda klinis defisiensi
imun yang berat, jangan diberi vaksin hidup.
Pada waktu pulang diberikan Antiretrovirus profilaksis
(tergantung status pemberian antiretrovirus ibu), dan
dilakukan pemeriksaan darah PCR DNA/RNA pada
umur 1, 2, 4, 6 dan 18 bulan. Bila pemeriksaan PCR
DNA/RNA HIV positif dua kali berturut selang satu
bulan mulai diberikan pengobatan Anti Retrovirus.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai