ABSTRAK
Kenakalan remaja adalah tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan
oleh remaja sehingga mendapatkan hukuman dan masuk penjara. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran fungsi keluarga pada warga binaan remaja
di Rumah Tahanan Negara Klas I Bandung. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kuantitatif. Total sampel 28 orang diambil dengan metode sampling
jenuh. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tertutup
dan dianalisis dengan metode deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hampir seluruh responden, yaitu 24 orang (87,14%) berfungsi dan kurang
dari setengah responden, yaitu 4 orang (12,86%) tidak berfungsi. Penelitian ini
diharapkan pihak Rutan dapat meningkatkan kualitas kunjungan keluarga
sehingga fungsi keluarga pada warga binaan remaja dapat terpenuhi dan menjadi
data dasar bagi peneliti selanjutnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
fungsi keluarga.
Kata kunci : fungsi keluarga, warga binaan remaja, Rumah Tahanan Negara Klas I
Bandung
ABSTRACT
Juvenile delinquency is acts of law violation by adolescent so get
punishment and go to jail. This study aims description of family function in
prisoner adolescent. This research was used descriptive quantitative. Samples are
28 people taken by total sampling method. This research is using questionnaire
which consist of closed questions, and were analyzed with descriptive
percentages. The results showed almost of all respondents were 24 people
(87,14%) in function and less than half respondents were 4 people (12,86%) in
disfunction. From this result, researcher suggest that Rumah Tahanan Negara
Klas 1 Bandung should improved the quality of family visit so family function in
prisoner adolescent can adequate and into a data base for further researcher
about factors that affect family function.
Keywords : family function, adolescent prisoner, Rumah Tahanan Negara Klas I
Bandung
Dina Novi Arsi Setyaningrum
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email : din_ten_no_vi@yahoo.co.id, 083863506112
PENDAHULUAN
Menurut WHO, masa remaja dibagi dalam tiga kelompok usia, yaitu
remaja awal (1014 tahun), remaja tengah (1519 tahun), dan remaja
akhir/dewasa (2024 tahun) di mana terdapat kematangan fisik, kognitif, sosial,
dan emosional (Sumiati, dkk, 2009). Menurut Erickson (1959) dalam Crain
(2007) menyebutkan bahwa tugas utama seorang remaja adalah membangun
pemahaman baru mengenai identitas ego, yaitu sebuah perasaan tentang siapa
dirinya dan apa tempatnya di tatanan sosial yang lebih besar.
Remaja juga tidak begitu tahu pasti tentang siapa dirinya sehingga mereka
mengidentifikasi dirinya dengan bergabung ke suatu kelompok geng. Data dari
The Rochester Youth Development Study ditemukan bahwa sebanyak 32% remaja
laki-laki dan 29% remaja perempuan menjadi anggota geng (PRIDE Surveys,
2006).
Permasalahan kesehatan jiwa dapat ditimbulkan dari hambatan dalam
tahapan perkembangan remaja, seperti tidak terselesaikannya tahapan tersebut,
misalnya kenakalan remaja. Hal itu disebabkan oleh proses pendewasaan diri
remaja tersebut. Jensen (1985) dalam Sarwono (2011) mengemukakan penyebab
kenakalan remaja salah satunya adalah orang tua yang terlalu sibuk sehingga
peran orang tua dalam menjalin komunikasi dengan remaja menjadi terbatas.
Pengertian keluarga menurut Depkes (1988) dalam Setiawati (2008)
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
Dina Novi Arsi Setyaningrum
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email : din_ten_no_vi@yahoo.co.id, 083863506112
untuk
kepentingan
penyidikan,
penuntutan,
dan
pemeriksaan
(ditjenpas.go.id).
Kerangka Pemikiran
Warga binaan
Fungsi Keluarga
remaja di Rutan
Negara Klas 1
Bandung
Berfungsi
Tidak berfungsi
Tidak
diteliti
Internal
Kualitas hubungan dan interaksi antar anggota keluarga,
proses keluarga, pola asuh orang tua
Eksternal
Lingkungan pergaulan dan lingkungan masyarakat
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan untuk mengetahui gambaran fungsi
keluarga pada warga binaan remaja di Rumah Tahanan Negara Klas I Bandung
adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga binaan remaja di
Rumah Tahanan Negara Klas I Bandung.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan sampling jenuh. Teknik pengambilan sampel ini adalah
dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).
Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan mengembangkan teori
Friedman dalam meneliti fungsi keluarga pada warga binaan remaja. Skala ukur
Dina Novi Arsi Setyaningrum
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email : din_ten_no_vi@yahoo.co.id, 083863506112
yang digunakan adalah skala ordinal. Hasil ukur dari kuesioner tersebut adalah
berfungsi dan tidak berfungsi. Variabel dalam penelitian ini adalah fungsi
keluarga.
Pengujian validitas isi dari instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
didiskusikan dengan ahli bagian keperawatan komunitas.
Uji validitas konstruksi dilakukan pada warga binaan remaja di Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Bandung. Jumlah responden yang
diikutsertakan dalam uji validitas konstruksi adalah 20 orang. Hasil uji validitas
didapatkan 49 nomor valid dan 23 nomor tidak valid.
Tabel 1 Hasil Uji Validitas Konstruksi
No.
1.
2.
Validitas
0,4-0,8
0,4-0,7
Fungsi Reproduksi
0,6
4.
Fungsi Ekonomi
0,3-0,7
5.
0,3-0,6
Uji reliabilitas dari instrumen ini pun dilakukan kepada 20 orang warga
binaan remaja di Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Klas IIA Bandung. Setelah
dilakukan reliabilitas, didapatkan nilai reliabilitas untuk setiap indikator fungsi
keluarga, yaitu untuk fungsi afektif 0,7; fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
0,6; fungsi reproduksi -0,4; fungsi ekonomi 0,3; dan fungsi perawatan dan
pemeliharaan kesehatan 0,6.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Tahanan Negara Klas I Bandung
pada tanggal 11 Juni 2012.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dina Novi Arsi Setyaningrum
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email : din_ten_no_vi@yahoo.co.id, 083863506112
No.
Usia (tahun)
Frekuensi (orang)
1.
2.
10-14
15-19
0,00
28,00
0,00
100,00
3.
20-24
0,00
0,00
Jumlah
28,00
100,00
Lama Tahanan
Frekuensi (orang)
1.
0-5 tahun
28,00
100,00
Jumlah
28,00
100,00
No.
Fungsi Keluarga
Frekuensi (orang)
1.
Berfungsi
24,00
87,14
2.
Tidak Berfungsi
4,00
12,86
Jumlah
28,00
100,00
Fungsi keluarga secara umum didefinisikan sebagai hasil akhir atau akibat
dari struktur keluarga (Friedman, 2010). Menurut Sil Kim&Soo Kim (2008)
menyebutkan bahwa fungsi keluarga adalah sebuah konsep kompleks yang
meliputi afektif, struktural, kontrol, kognitif, dan dimensi hubungan eksternal.
Fungsi keluarga ini terdiri dari lima indikator fungsi keluarga, yaitu fungsi
afektif, fungsi sosialisasi dan penempatan sosial, fungsi reproduksi, fungsi
ekonomi, dan fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan. Fungsi afektif adalah
fungsi dimana persepsi remaja mengenai keluarganya dalam pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan psikososial anggota keluarga, fungsi sosialisasi dan
penempatan sosial adalah proses orang tua dalam membesarkan anak dan keluarga
menempatkan anggota keluarganya untuk bersosialisasi, fungsi reproduksi adalah
kewajiban orang tua untuk meneruskan beberapa generasi dan persepsi anggota
keluarga mengenai hal tersebut, fungsi ekonomi adalah persepsi anak mengenai
orang
tuanya
dalam
menyediakan
sumber
ekonomi
yang cukup
dan
dari usia,terutama apakah hubungan yang hangat dan mendukung atau ditandai
dengan konflik.
Menurut Yan (2007) hubungan orang tua dengan anak sangat penting bagi
pertumbuhan anak. Apabila orang tua membekali rasa aman dan percaya, maka
anaknya dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan sosial. Hubungan yang baik
ini bisa terbentuk karena adanya komunikasi yang baik antara orang tua dengan
anak.
Kemudian dalam penelitian Hill, M, et al., (2007) menyebutkan bahwa
orangtua yang mengembangkan komunikasi yang terbuka dan partisipatif,
masalah berpusat coping, kepercayaan, dan fleksibilitas cenderung mengelola
stres dengan baik dan membantu keluarga mereka untuk melakukan hal yang
sama. Dengan demikian, kualitas hubungan orang tua dengan anak berpengaruh
terhadap berfungsinya fungsi keluarga sejalan dengan yang diungkapkan oleh
Wong (2009) dimana fungsi keluarga mengacu pada interaksi anggota keluarga
terutama pada kualitas hubungan dan interaksi mereka.
Menurut Biddulph, F, et al., (2003) menyatakan bahwa proses keluarga
yang disfungsional (misalnya konflik keluarga, penyalahgunaan zat, pelecehan
anak, terganggunya hubungan orangtua anak, kurang stimulasi, dan kasih sayang)
dapat mempengaruhi kinerja dan perilaku anak-anak. Anak-anak dalam keadaan
keluarga tersebut mengalami peningkatan risiko hiperaktif, pembolosan,
gangguan kesehatan mental, dan bunuh diri, kenakalan, dan rendahnya tingkat
melek huruf dan harga diri.
10
Ada beberapa bukti bahwa pada usia 15 tahun sekitar 20% anak-anak
Selandia Baru telah mengalami beberapa jenis gangguan kesehatan mental. Data
juga menunjukkan bahwa tingkat bunuh diri remaja di Selandia Baru adalah 2,5
kali lebih besar untuk Mori daripada non-Mori.
Pola asuh orang tua yang mendukung perkembangan anak, yaitu gaya
pengasuhan demokratif. Orang tua demokratif lebih responsif terhadap anak-anak
mereka dan bersedia untuk mendengarkan pertanyaan. Ketika anak-anak gagal
memenuhi harapan, orang tua ini lebih memelihara, dan memaafkan daripada
menghukum.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti UNH Trinkner, yaitu Cohn,
(profesor psikologi), Rebellon (profesor sosiologi), dan Van Gundy (profesor
sosiologi) melakukan sebuah survey dengan metode longitudinal sekolah
menengah
dan
siswa
SMA,
memeriksa
faktor
psikologis,
sosiologis,
11
kematangan
emosionalnya.
Kematangan
emosional,
seperti
12
Ibu Nita Fitria, S.Kp., M.Kes sebagai dosen pembimbing utama yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, saran, dukungan serta
semangat dalam penyusunan artikel ini.
Dina Novi Arsi Setyaningrum
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email : din_ten_no_vi@yahoo.co.id, 083863506112
13
2.
3.
Teristimewa kepada kedua orang tuaku Bapak Ugi Sugianto dan Ibu Sri
Kanti Lestari atas doa, semangat, dukungan, dan kasih sayangnya yang
sangat berarti kepada saya.
DAFTAR PUSTAKA
Biddulph, F,et al. 2003. Kompleksitas Masyarakat dan Pengaruh Keluarga
pada Prestasi Anak di Selandia Baru: Bukti Iterasi Sintesis
Terbaik (BES). Available at: http://www.educationcounts.govt.nz
(diakses 22 Juni 2012).
Cherry, K. 2012. Parenting Styles. Available at: http://psychology.about.com
(diakses 22 Juni 2012).
Crain, W. 2007. Teori Perkembangan Konsep dan Aplikasi Ed. 3. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. 2012. Definisi Rumah Tahanan. Available
at: http://ditjenpas.go.id (diakses 27 Mei 2012).
Friedman, M. M. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik Ed. 3. Jakarta:
EGC.
Friedman, M. M et al. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Praktik Ed. 5. Jakarta: EGC.
Gorman, D.S. 2008. Urban Neighborhoods, Families,and Juvenile Delinquency.
Available at: http://web.ebscohost.com (diakses 03 Maret 2012).
Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hill, M et al. 2007. Parenting and Resilience. Available at: http://www.jrf.org.uk
(diakses 22 Juni 2012).
Dina Novi Arsi Setyaningrum
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjadjaran (Jl. Raya Bandung-Sumedang Km.21 Jatinangor-Sumedang)
Email : din_ten_no_vi@yahoo.co.id, 083863506112
14
Sarwono, W.S. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Setiawati. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans
Info Media.
Sil, H.K&Soo, H.K. 2008. The Impact of Family Violence, Family Functioning, and
Parental Partner Dynamics on Korean Juvenile Delinquency. Available at:
15