Anda di halaman 1dari 21

NERVUS FASIALIS

Disusun Oleh:
JESSIECA LIUSEN
0708112138

Pembimbing:
dr. Amsar AT, SpS

KEPANITERAAN KLINIK KBK


BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU
2012

NERVUS FASIALIS

Anatomi Nervus Fasialis


Nervus fasialis merupakan salah satu nervus kranialis yang berfungsi untuk
motorik sensorik somatik, dan aferen eferen visceral. Gambar berikut ini memperlihatkan
cabang nervus fasialis beserta otot yg dipersarafinya. Nervus fasialis memiliki dua
subdivisi, yang pertama adalah yang mempersarafi otot ekspresi wajah kemudian yang
kedua memiliki serat yang jauh lebih tipis yaitu intermediate yang membawa aferen
otonom, somatik, dan eferen otonom.1

Gambar 1. Divisi nervus fasialis

Gambar 2. Otot yang dipersarafi nervus fasialis1


Nervus fasialis mengandung 4 macam serabut, yaitu: 3,4,5,6

Serabut somato-motorik, yang mensarafi otot-otot wajah (kecuali m.levator palpebrae


(N.III)), otot platisma, stilohioid, digastrikus bagian posterior dan stapedius di telinga
tengah.

Serabut visero-motorik (parasimpatis) yang datang dari nukleus salivarius superior.


Serabut saraf ini mengurus glandula dan mukosa faring, palatum, rongga hidung, sinus
paranasal, dan glandula submaksilar serta sublingual dan lakrimalis.

Serabut visero-sensorik yang menghantar impuls dari alat pengecap di dua pertiga bagian
depan lidah.

Serabut somato-sensorik rasa nyeri (dan mungkin juga rasa suhu dan rasa raba dari
sebagian daerah kulit dan mukosa yang disarafi oleh n.trigeminus. Daerah overlapping
(disarafi oleh lebih dari satu saraf (tumpang tindih) ini terdapat di lidah, palatum, meatus
akustikus eksterna dan bagian luar gendang telinga.

Tabel 1 Nervus fasialis1


Nama
Saraf fasialis

Komponen
Brankial eferen

Asal
Nukleus fasialis

Fungsi
Otot-otot ekspresi
wajah: M.platisma,
m.stilohioideus,

Saraf intermediat

Viseral eferen

Viseral

Nukleus

m.digastrikus
Nasal,
lakrimal,

salivatorius

kelenjar

liur

superior

(sublingual

dan

submandibular)
aferen Ganglion genikuli Pengecapan
2/3

spesial
Somatik aferen

anterior lidah
Ganglion genikuli Telinga luar, bagian
kanalis

auditorius,

permukaan
membran

luar
timpani

(sensibilitas)

Nervus fasialis

Nukleus motorik terletak pada bagian ventrolateral tegmentum pontin bawah dekat medula
oblongata. Sewaktu di tegmentum pons, akson pertama motorik berjalan dari arah sudut
pontoserebelar dan muncul di depan nervus vestibularis. Saraf intermediate muncul di antara
saraf fasialis motorik dengan vestibulokoklearis. 1

Gambar 3. Letak nukleus nervus fasialis di batang otak dilihat dari dorsal1

Gambar 4. Nukleus nervus fasialis dari samping1


Nervus intermediate, nervus fasialis, dan nervus vestibulokoklearis berjalan bersama ke
lateral ke meatus akustikus internus. 1

Gambar 5. Tempat keluarnya nervus fasialis dari kranium1


Di dalam meatus akustikus internus, nervus fasialis dan intermediate berpisah dengan
nervus vestibulokoklearis. 1

Gambar 6. Perjalanan beserta cabang dan efektor nervus fasialis7


Nervus fasialis berjalan ke lateral ke dalam kanalis fasialis kemudian ke ganglion
geniculatum. Pada ujung kanalis tersebut, nervus fasialis keluar kranium melalui foramen
stilomastoideus.1

Gambar 7. Foramen stilomastoideus, tempat keluar nervus fasialis2


Dari foramen tersebut, serat motorik menyebar ke wajah, beberapa melewati glandula
parotis. Nukleus motorik merupakan bagian dari arkus refleks yakni refleks kornea dan refleks
berkedip. Refleks kornea berasal dari membran mukosa mata (aferen) dibawa melalui nervus V1
oftalmikus menuju ke nukleus sensorik trigeminus utama. Di nukleus tersebut rangsang
ditransmisikan ke neuron yang berhubungan dengan nervus fasialis pada sisi yang sama. Bagian
eferen dari refleks tersebut berasal dari neuron eferen nervus fasialis.1
Refleks berkedip berasal dari mata (aferen) mengantarkan impuls optiknya ke nukleus di
tektobulbaris menyebabkan refleks berkedip jika cahaya terang. Selain kedua refleks tersebut,
impuls akustik yang berasal dari nervus vestibulokoklearis mencapai nukleus dorsalis dan
menghasilkan arkus refleks berupa tegangan otot stapedius atau relaksasi. 1
Persarafan supranuklear dari nervus fasialis terletak pada kedua hemisfer serebri untuk
otot dahi, sedangkan otot wajah sisanya mendapat persarafan dari girus presentralis kontralateral.
1

Gambar 8. Jaras motorik nervus fasialis8

Nervus Intermediate

Serat aferen gustatorius. Serat aferen pada gustatorik berasal dari ganglion geniculatum yang
berupa sel pseudounipolar dari ganglion spinalis, sebagian lagi berasal dari papil lidah dua
pertiga anterior. Serat aferen tersebut berjalan bersama dengan nervus lingualis ( cabang nervus
mandibulari V3) menuju ke korda timpani kemudian ke ganglion geniculatum menjadi nervus
intermedius dan menuju ke nukleus solitarius. Nukleus tersebut menerima impuls dari nervus
glosofaringeal (sepertiga posterior lidah) dan nervus vagus (dari epiglotis). Karena yang berperan
dalam sistem pengecapan terdiri dari 3 saraf yang berbeda maka kehilangan pengecapan total

(ageusia) jarang terjadi. Dari nukleus tersebut impuls dikirim ke talamus kontralateral (nukleus
ventroposteromedial) menuju ke regio presentralis korteks area 43 dan insula area 52.1

Gambar 9. Jaras aferen gustatorik1


Serat somatik aferen. Serat somatik aferen berasal dari pinna, meatus akustikus eksternus, dan
gendang timpani. Serat berjalan menuju ganglion geniculatum menuju nukleus sensorik nervus
trigeminus. 1

Serat eferen sekretorik. Nervus intermedius terdiri dari serat parasimpatis yang berasal dari
nukleus salivatorius superior. Seratnya meninggalkan nukleus menuju ganglion geniculatum
lanjut ke ganglion pterigopalatina dan menuju glandula lakrimal serta mukosa nasal.
Sebagian lagi menuju ganglion submandibula, lewat nervus lingualis. Ganglion
submandibula bertanggung jawab untuk sekresi glandula submandibularis dan sublingualis
berupa saliva. Aferen dari sistem ini berasal dari sistem nervus olfaktorius. Glandula lakrimal
menerima input dari hipotalamus (emosi). Hal ini mengakibatkan jika mencium bau yang enak
akan terjadi sekresi saliva. Dan jika emosi meningkat atau sedih maka akan terjadi lakrimasi. 1

Gambar 10. Serat eferen sekretorik nervus intermedius1

Pemeriksaan fisik neurologis

1. Fungsi Motorik
- Pada saat diam perhatikan : 9

Asimetris muka (lipatan nasolabial)


Bila asimetris (dari) muka jelas, maka hal ini disebabkan oleh kelumpuhan jenis perifer.

Dalam hal ini kerutan dahi menghilang, mata kurang dipejamkan, plika nasolabialis mendatar
dan sudut mulut menjadi lebih rendah. Pada kelumpuhan jenis sentral (supranuklir) muka dapat
simetris waktu istirahat, kelumpuhan baru nyata bila penderita disuruh melakukan gerakan
misalnya ; menyeringai.

Gerakan-gerakan abnormal (tic fasialis, grimacing, kejang tetanus/rhisus sardonicus,


tremor dsbnya) 3

Ekspresi muka (Sedih, gembira, takut, seperti topeng)

- Atas perintah : 9

Mengangkat alis, bandingkan kanan dan kiri

Menutup mata sekuatnya (perhatikan asimetris), kemudian pemeriksa mencoba membuka


kedua mata tersebut (bandingkan kekuatan kanan dan kiri)

Memperlihatkan gigi (asimetris)

Bersiul dan mencucur (asimetris/deviasi ujung bibir)


Pada penderita tak sadar dapat dilakukan dengan menekan sudut rahang untuk melihat
apakah terjadi menyeringai atau tidak

Meniup sekuatnya (bandingkan kekuatan udara dari pipi masing-masing)

Menarik sudut mulut kebawah (bandingkan konsistensi otot plastima kanan dan kiri). Pada
kelemahan yang ringan, kadang-kadang tes ini bisa untuk mendeteksi kelemahan saraf
fasialis pada stadium dini

- Gejala Chvostek
Gejala Chvostek dibangkitkan dengan jalan mengetok N. VII. Ketokan dilakukan
dibagian depan telinga. Bila positif, ketokan ini menyebabkan kontraksi otot yang disarafinya.

Pada tetani didapatkan gelaja Chvostek positif, tetapi ia dapat juga positif pada orang normal.
Dasar gejala Chvostek ialah bertambah pekanya nervus fasialis terhadap rangsang mekanik. 6
Tanda Chvostek adalah gerakan reflektorik. Cara membangkitkannya ialah sebagai
berikut. Dengan ujung jari telunjuk, tengah, dan manis cabang-cabang nervus fasialis di depan
lubang telinga diketuk-ketuk. Tanda chvostek adalh positif kalau timbul kontraksi otot-otot
fasialis sebagai jawaban atas pengetukan pangkal cabang-cabang nervus fasialis. Tanda chvostek
yang positif adalah khas bagi tetani.
2. Fungsi pengecapan
Kerusakan nervus VII, sebelum percabangan khorda timpani, dapat menyebabkan ageusi
(hilangnya pengecapan) pada 2/3 lidah bagian depan. Untuk memeriksanya penderita disuruh
menjulurkan lidah, kemudian kita taruh pada lidahnya bubuk gula, kina, asam sitrat atau garam
(hal ini dilakukan secra bergiliran dan diselingi istirahat). Bila bubuk ditaruh, penderita tidak
boleh menarik lidahnya kedalam mulut, sebab bila lidah ditarik kedalam mulut, bubuk akan
tersebar melalui ludah ke bagian lainya, yaitu kesisi lidah lainnya atau kebagian belakang lidah
yang persarafannya diurus oleh saraf lain. Penderita disuruh menyatakan pengecapan yang
dirasakan dengan isyarat, misalnya 1 untuk rasa manis, 2 untuk rasa pahit, 3 untuk rasa asin dan
4 untuk rasa asam. 6
3. Produksi Kelenjar ludah
Dengan anamnesis (mengunyah makanan di rongga mulut yang sehat) atau palpasi
dengan jari (selaput lendir rongga mulut yang terlibat gangguan akan terasa lebih kering/ sedikit
dari pada yang sehat). 9
4. Lainnya

Stapedial refleks
Pemeriksa menempatkan ujung kedua stetoskop masing-masing pada telinga kanan dan

kiri, kemudian dengan perlahan-lahan diafragma stetoskop diketuk dengan ujung jari. Bila ada
kelumpuhan otot stapedius, maka penderita akan berusaha dengan cepat untuk melepaskan ujung
stetoskop pada telinga yang terganggu (karena mendengar suara yang keras sekali). 9

Tanda glabella

Ketukkan dengan refleks hammer pada glabella akan menimbulkan refleks menutup mata
(berkedip) secara terus menerus (orang normal hanya berkedip 1-2 kali saja), kedipan mata tidak
akan timbul lagi pada orang-orang yang sehat. Positif pada penderita Parkinson. Sebaliknya,
pada orang dengan demensia, mata berkedip terus seiring dengan ketukan berturut-turut pada
glabela itu. 9

Klinis patologis lesi nervus fasialis


Paralisis atau paresis nervus fasialis adalah gangguan yang paling umum. Dan
yang paling sering djumpai ialah paresis fasialis perifer. Untuk membedakan berbagai lesi
yang mengakibatkan timbulnya paresis fasialis, pemeriksaan dapat mengungkapkan ciriciri yang khas bagi lesi masing-masing
Pertama, dapat dibedakan gerakan fasial UMN dan gerakan fasial LMN. Yang
tersebut pertama dapat dibedakan lagi dalam gerakan voluntar dan psikomotorik.
Gerakan voluntar adalah gerakan yang dikehendaki atau gerakan atas perintah (dokter),
seperti menutup mata (atas perintah dokter), memejamkan mata (atas kehendak sendiri),
dsb. Gerakan otot wajah psikomotorik adalah gerakan otot wajah waktu dalam keadaan
emosional, seperti mengangkat sudut mulut karena ketawa atau merengutkan dahi pada
waktu marah atau kesal.
Karena lesi di korteks somatomotorik (area 4 Brodmann) gerakan otot wajah
voluntar menunjukkan defisit, tetapi gerakan wajah psikomotorik tidak terganggu.
Sebaliknya pada kerusakan di korteks psikomotorik (di lobus frontalis) gerakan otot
wajah voluntar tidak terganggu, tetapi gerakan otot wajah psikomotorik justru terganggu.
Kedua, gerakan otot wajah dapat juga dibedakan dalam gerakan voluntar dan
involuntar. Gerakan tersebut terakhir dijumpai sebagai manifestasi lesi iriatif atau sebagai
reflektorik. Dibawah ini akan diuraikan ciri-ciri manifestasi lesi paralitik di susunan
nervus fasialis yang dapat diungkapkan oleh pemeriksaan :
1) Lesi unilateral di korteks frontalis area psikomotorik : gerakan otot wajah yang
mengekspresikan emosi menunjukkan asimetri, karena adanya defisit motorik
pada belahan wajah sisi kontralateral. Pada waktu ketawa, sudut mulut sisi
kontralateral berkedudukan lebih rendah daripada belahan wajah sisi kontralateral

wajah sisi lainnya. Tetapi gerakan otot wajah atas perintah dan voluntar dapat
dilaksanakan secara simetrik.
2) Lesi unilateral di korteks somatomotorik menimbulkan kelemahan gerakan otot
wajah bagian bawah sisi kontralateeral. Otot wajah bagian atas, berikut muskulus
orbikularis okuli, tidak paretik, sehingga tanda bell dan lagoftalmus tidak
dijumpai.
3) Lesi unilateral nuklearis menimbulkan paresis nervus fasialis jenis LMN pada sisi
ipsilateral tanpa gejala pengiring lainnya.
4) Lesi unilateral di radiks nervus fasialis, tepat pada kolikulus fasialisnya
menimbulkan paralisis nervus fasialis LMN ipsilateeral yang bergandengan
dengan paralisis nervus abdusens dan tidak jarang disertai juga oleh sindroma
fasikulus longitudinalis medialis.
5) Lesi unilateral pada nervus fasialis disekitar meatus akustikus internus sampai
genu kanalis fasialis menimbulkan paralisis nervus fasialis LMN ipsilateeral yang
bergandengan

dengan

adanya

gangguan

pendengaran,

keseimbangan,

pengecapan, dan sekresi air liur di rongga mulut.


6) Lesi unilateral pada nervus fasialis di sekitar tebing lateral os petrosum
membangkitkan paralisis fasialis LMN ipsilateral yang disertai oleh gangguan
pengecapan dan hiperakusis dengan utuhnya pendengaran/ keseimbangan dan
sekresi air liur di mulut.
7) Lesi unilateral pada nervus fasialis di sekitar mastoid dan membran timpani
menimbulkan paralisis fasialis LMN ipsilateral yang bergandengan dengan
gangguan pengecapan.
8) Lesi pada nervus fasialis di sekitar foramen stilomastoideum baik yang masih
berada disebelah dalam maupun disebelah luar foramen tersebut, menimbulkan
paralisis nervus fasialis LMN ipsilateral tanpa gejala pengiring. Adapun paralisis
nervus yang disebut LMN itu ialah sesuai dengan paralisis fasialis perifer yang
dapat dipercontohkan oleh gambaran bells palsy.
Gangguan kontralateral dari traktus kortikonuklearis seperti infark mengakibatkan otot
dahi tetap utuh yang disebut dengan paralisis sentral. Tetapi jika lesi terjadi di nukleus nervus
fasialis maka semua otot fasial ipsilateral lesi akan mengalami paralisis perifer.1
Berikut ini perbedaan lesi nervus fasialis perifer dan sentral, gambar:

Gambar 11. Perbedaan lesi perifer dan sentral nervus fasialis1

Gambar 12. Perbedaan terjadinya lesi perifer dan sentral nervus fasialis10
Lesi pada nukleus fasialis biasanya terjadi karena stroke atau tumor. Serabut di
serebelopontin dapat rusak akibat meningitis basalis, neuroma akustik, meningioma, kelainan
A.basilaris.6
Nukleus fasialis juga menerima impuls dari talamus yang mengarahkan gerakan ekspresi
emosional otot wajah. Selain itu juga berhubungan dengan ganglia basalis. Jika bagian dari
sistem piramidal ini yang terkena lesi maka akan terjadi penurunan ekspresi wajah (hipomimia
atau amimia) seperti pada penyakit Parkinson, atau reaksi hiperkinetik yang menyebabkan
spasme mimetik fasial atau blefarospasme. Hubungan dengan talamus dan ganglia basalis
tersebut tidak diketahui secara terperinci.1

Bells palsi merupakan lesi idiopatik pada nervus fasialis yang terjadi pada 25 dari
100.000 orang per tahunnya. Karakteristiknya berupa paresis flasid dari semua otot wajah
(termasuk otot dahi), tergantung lokasi lesinya. 1

Gambar 13. Bells palsi tidak dapat menutup mata pada sisi yang sakit10
Pemberian prednisolon 1mg/kg/ hari selama 5 hari menunjukkan perbaikan klinis pada
Bells palsi. Beberapa kasus penyembuhan sempurna tanpa defisit neurologis. Beberapa di
antaranya mengalami kontraktur pada wajah atau gerakan abnormal asesorius (sinkinesia).
Sinkinesia adalah otot otot tidak dapat digerakkan satu persatu, selalu timbul gerakan bersama,
misalnya jika disuruh menutup mata maka sudut mulut pun terangkat, jika disuruh
menggembungkan pipi mata ikut merapat. Fenomena crocodile tears merupakan fenomena unik
yang terjadi di mana terjadinya lakrimasi involunter ketika pasien makan. Hal ini dapat terjadi
karena serat saraf yang tadinya menuju ke glandula salivatorius mengalami degenerasi dan
mengakibatkan berubahnya haluannya menuju ke glandula lakrimal, sehingga impuls yang
menginduksi saliva mengakibatkan terjadinya lakrimasi. Kontraktur pada wajah dapat dilihat
dengan plika nasolabial yang lebih jelas pada sisi yang sakit akibat tertariknya otot.1,6

Gambar 10. Lokasi lesi nervus fasialis beserta klinisnya1


Lesi herpes zoster kutaneus otikus merupakan gangguan yang terjadi pada serat somatik
aferen nervus fasialis. Lesi herpes zoster juga dapat menyerang ganglion geniculatum sehingga
terjadi nyeri di telinga dan muka, serta paresis fasialis (sindrom Ramsay Hunt).1,6

Gambar 11. Ramsay Hunt syndrome11


Lesi nervus fasialis dapat pula terjadi pada kanalis fasialis berupa otitis media,
mastoiditis, kolesteatom, fraktur tulang temporal. Tic fasialis disebabkan oleh spasme otot
fasialis.6

DAFTAR PUSTAKA

Sidharta, Priguna. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat.

2010; 303-318.
Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum. Jakarta: Dian Rakyat 2009;
396-402.

Mardjono, Sidharta. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. 2008; 159-163.

Soepardi, iskandar. Telinga Hidung Tenggorok Kepala leher. Edisi 5. Jakarta: FK UI.
2001;85-87.

Higler. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC.1997; 139-152.

Tobing. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: FK UI. 2007; 55-60.

Juwono. Pemeriksaan Klinik neurologik Dalam Praktek. Jakarta: FK UI. 1996; 34-36.

Frotscher, Baehr. Diagnosis Topik Neurologi DUUS Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala.
EDISI 4. Jakarta: EGC. 2012; 148-155.

Anda mungkin juga menyukai