Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem termal adalah suatu sistem pembangkitan yang beroperasi dengan
mengubah energi kimia menjadi energi panas. Energi kimia berupa bahan bakar
yang diubah menjadi energi panas melalui proses pembakaran, kemudian
dikonversikan menjadi energi mekanik untuk menggerakkan generator yang
kemudian menghasilkan listrik. [1] Tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan
yang paling pokok untuk menunjang kehidupan manusia saat ini. Untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga maupun bisnis, manusia
memerlukan tenaga listrik. Secara umum dapat dikatakan bahwa tenaga listrik
merupakan salah satu prasyarat kehidupan manusia, dan perkembangan kehidupan
manusia memerlukan tambahan penyediaan tenaga listrik,. Orang mengatakan
bahwa untuk pertumbuhan ekonomi, diperlukan pertumbuhan kemampuan
penyediaan tenaga listrik. [7]
Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika
beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk
kepentingan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik untuk kepentingan umum dimulai
sejak perusahaan swasta Belanda N.V. NIGM memperluas usahanya di bidang
tenaga listrik, yang semula hanya bergerak di bidang gas. Kemudian meluas
dengan berdirinya perusahaan swasta lainnya. Pada tahun 2003, konsumsi listrik
Indonesia secara rata-rata adalah 473 kWh/kapita. Angka ini masih tergolong
rendah dibandingkan rata-rata konsumsi listrik dunia yang mencapai 22115
kWh/kapita pada tahun 2005. Demi menyediakan pasokan tenaga listrik untuk
kepentingan umum, pemerintah Indonesia menetapkan Perusahan Listrik Negara
(PLN) sebagai BUMN yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada di
Indonesia. Maksud dan tujuan Perusahaan Listrik Negara adalah untuk
menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam
jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan
penugasan pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang
pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. [9]
Untuk mencapai tujuan itu maka diperlukan tenaga - tenaga yang
berkualitas, maka dari itu Pusdiklat PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit
1

Keramasan Unit PLTGU Indralaya hadir sebagai lembaga penyelenggara


pendidikan dan pelatihan. Demi tercapainya tenaga tenaga yang berkualitas,
maka kerjasama perusahaan dan perguruan tinggi sangat dibutuhkan dalam
pengembangan pendidikan salah satunya dalam penyelenggaraan Kerja Praktek.
1.2 Permasalahan
Adapun permasalahan yang diangkat di dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Apakah kondisi komponen turbin uap PT. PLN (Persero) Sektor
Pembangkit Keramasan Unit PLTGU Indralaya masih sesuai dengan
kondisi desain pabrik?
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, untuk lebih memfokuskan kegiatan kerja praktek
maka pembahasan dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan :
1. Mengkaji kondisi turbin uap PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit
Keramasan Unit PLTGU Indralaya hanya pada komponen komponen
pokok.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1.4.1

Tujuan Umum

1. Tujuan umum penulisan laporan kerja praktek ini adalah agar mahasiswa
dapat mempelajari sistem operasi pada turbin uap PT. PLN (Persero)
Sektor Pembangkit Keramasan Unit PLTGU Indralaya.
1.4.2

Tujuan Khusus

Tujuan khusus kerja praktek ini adalah :


1. Menganalisis performansi dan efisiensi sistem turbin uap secara ideal
maupun aktual di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkit Keramasan Unit
PLTGU Indralaya.
1.5 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh nantinya adalah :

1. Bagi Mahasiswa, yaitu mengetahui hubungan antara aplikasi yang ada di


perusahaan dengan teori dan praktek yang telah dipelajari di kampus
khususnya yang berhubungan dengan Jurusan Teknik Mesin sehingga
membantu memberikan perbekalan pengetahuan dan keterampilan kepada
setiap mahasiswa tentang kondisi yang terdapat di lapangan secara nyata.
serta menambah pengetahuan mahasiswa mengenai kerja praktek, masalah
yang terjadi dan penyelesaiannya yang ada di perusahaan tersebut.
2. Bagi Perusahaan, yaitu di dalam kerja praktek dapat menjadi sumbangan
pemikiran bagi perusahaan dalam memecahkan permasalahan yang sering
dihadapi dengan saling bertukar informasi terkait perkembangan teknologi
antara institusi pengguna teknologi dengan lembaga perguruan tinggi dan
membantu menyelaraskan informasi perkembangan teknologi kepada para
peserta

kerja praktek sehingga meningkatkan kualitas tenaga kerja

professional.
3. Bagi Jurusan, yaitu Menyesuaikan ilmu yang didapat di kuliah dengan
lapangan kerja praktek agar kurikulum dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan industri.

Anda mungkin juga menyukai