Anda di halaman 1dari 16

REKAYASA LALULINTAS

PENDAHULUAN

Kajian transportasi lalu lintas dan aksesibilitas perdesaan memiliki dimensi persoalan
dengan rentang yang luas dan kompleks. Oleh karena itu untuk dapat memahami pola kerja
transportasi dan aksesibilitas perdesaan, dituntut untuk memiliki cakrawala pemahaman yang
luas, serta cara pandang multidimensi, karena hanya dengan cara demikian dapat dilahirkan
pengetahuan yang cukup memuaskan untuk menjadi dasar keputusan pemecahan persoalan.
Dalam mencari alternatif solusi pemecahan masalah transportasi dan aksesibilitas
perdesaan, satu hal yang perlu dipahami bahwa hal ini bukanlah sektor pembangunan yang
berdiri sendiri. Ini berkaitan erat dengan sektor pembangunan lainnya seperti sektor ekonomi,
kependudukan, dan sebagainya. Dengan demikian penyelesaian problem transportasi dan
aksesibilitas perdesaan tidak akan diperoleh jika cara pandang terhadap problem transportasi
masih terkotak-kotak dan pendekatannya masih case by case problem solving.
Pembenahan sistem transportasi harus dilakukan melalui spektrum yang luas,
menyeluruh, terkoordinasi, dan tentu saja konsisten. Untuk itu diperlukan koordinasi yang
baik dari setiap aktor penentu kebijakan yang langsung atau tidak langsung kebijakannya
berpengaruh terhadap kinerja sistem transportasi dan aksesibilitas perdesaan.
Kegunaan aksesibilitas berkaitan erat dengan pelaku perjalanan itu sendiri. Karena
manusia sebagai pelaku perjalanan tersebut membuat prasarana tersebut untuk mempermudah
aktivitas/kegiatan. Manusia dalam melakukan perjalanannya tergantung dari beberapa faktor.
Faktor pertama adalah tingkat penghasilan yang berhubungan dengan pemilikan kendaraan
dan kemampuan untuk membayar. Faktor kedua kepemilikan kendaraan, dengan memiliki
kendaraan maka orang akan mempunyai kesempatan untuk melakukan perjalanan lebih
banyak dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki kendaraan. Pada wilayah perdesaan
yang jauh dari fasilitas pelayanan, prasarana berupa alat angkut sangat mempengaruhi
aktivitas perjalanan di samping sarana yang berupa jalan dan peraturan lalu lintas.

TRANSPORTASI
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari.
Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway dan taksi.
Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar
menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3
yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang
membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih
canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat
transportasi lainnya.
DARAT

Sarana
o Angkutan Jalan
o Kereta Api
o Lainnya Angkutan darat selain mobil, bus ataupun sepeda motor yang lazim
digunakan oleh masyarakat, umumnya digunakan untuk skala kecil, rekreasi, ataupun
sarana sarana di perkampungan baik di kota maupun di desa.
o Sepeda
o Becak
o Bajai
o Bemo
o Helicak
o delman

Prasarana
o Jalan dan jembatan
o Rel
o Terminal
o Stasiun kereta api
o Halte
o ATCS

LAUT

Sarana
o Kapal
o Ferry
o Sampan

Prasarana
o Pelabuhan
o Galangan kapal

UDARA

Sarana

o Pesawat
Prasarana
o Bandar udara

JALAN RAYA
Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain.
Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:
Digunakan untuk kendaraan bermotor
Digunakan oleh masyarakat umum
Dibiayai oleh perusahaan Negara
Penggunaannya diatur oleh undang-undang pengangkutan
Di sini harus diingat bahwa tidak semua jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan
bermotor itu jalan raya. Contohnya lintasan-lintasan di daerah perkebunan. Di Malaysia jalan
raya

yang

sah

haruslah

diumumkan

oleh

pihak

berkuasa.

PEMBANGUNAN JALAN RAYA


Pada dasarnya pembangunan jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas
yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi,
pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juag pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini
mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan
digunakan untuk proses ini.
Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban
kendaraan. Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih
keras. Lapisan tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan
dilapisi dengan satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan
permukaan

dibuat

dengan

aspal

ataupun

semen.

Pengaliran air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam pembangunan
jalan raya. Air yang berkumpul di permukaan jalan raya setelah hujan tidak hanya
membahayakan pengguna jalan raya, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan
raya. Karena itu permukaan jalan raya sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya
mempunyai landaian yang berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan
akan

mengalir

kembali

ke

selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang

tajam. Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda
bersinar seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan raya. Fungsinya adalah untuk
menandakan batas lintasan.

PEREKONOMIAN JALAN RAYA


Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong
orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan
raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat
dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan raya juga mengembangkan
ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya, di pertengahan lintasan jalan raya
utama yang menghubungkan bandar-bandar besar, penduduk setempat dapat menjual
makanan kepada supir truk yang kerap lewat di situ. Satu contoh yang baik bagi ekonomi lalu
lintas dapat dilihat di pasar Machap, Johor Malaysia. Sehubungan itu, Machap telah menjadi
tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya fasilitas istirahat yang lengkap di situ dan
juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang
bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan restoran dan kamar kecil.
Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya
bergantung kepada lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik
restoran dengan supir bus. Untuk menarik lebih banyak supir bus datang ke mari bersama
penumpangnya, pemilik restoran berusaha menarik hati supir bus dengan menyediakan
makanan dan rokok gratis kepada mereka. Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi
langsung perusahaan bus tersebut agar memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang
tetap.
SEJARAH
Jalan raya sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih
setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak
jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan raya. Akan tetapi
hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan raya tersebut.
Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan raya muncul pada 3000 SM. Jalan
tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda

padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk
Persia.
JALAN RAYA MESOPOTAMIA-MESIR
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka
dibangunlah

jalan

raya

yang

menghubungkan

Mesopotamia-Mesir.

Selain

untuk

perdagangan, jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan
utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang
dari Teluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500300 SM.
JALAN RAYA DI EROPA DAN CHINA
Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari Yunani
dan Tuscany hingga Laut Baltik.
Di Asia timur, bangsa China membangun jalan yang menghubungkan kota-kota
utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km.
JALAN ROMAWI
"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalanjalan Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun
jalan. Di puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang
terbentang dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung
Iberia hingga Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal
sebagai Peta Peutinger.
SEJARAH TEKNIK MEMBANGUN JALAN
Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan raya.
Di Eropa Utara yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu
berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara
melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut.
Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur
turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata
yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian

bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di
Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal.
Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan
pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar
datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis
permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan
Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad
XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
Konstruksi berikutnya adalah konstruksi jalan John Loudon Mc Adam (1756-1836).
Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat
membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur
padat

dan

ditimbun

dengan

kerikil.

Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun
jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan
di

Champ-Elysess,

Paris,

Perancis.

Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Meski lebih
kuat, jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat
lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai
pengikat

yang

lebih

tahan

air.

Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia
University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan
maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan
Pennsylvania

Avenue,

Washington

D.C

pada

tahun

1877.

Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan selalu menggunakan bahan aspal.
JALAN TOL
Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan
alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu
tempat

ke

tempat

lain.

Untuk menikmatinya, para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku.
Penetapan

tarif

didasarkan

pada

golongan

kendaraan.

Di Indonesia, jalan tol sering dianggap sinonim untuk jalan bebas hambatan, meskipun hal ini
sebenarnya salah. Di dunia secara keseluruhan, tidak semua jalan bebas hambatan
memerlukan bayaran. Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway atau expressway

(free berarti "gratis", dibedakan dari jalan-jalan bebas hambatan yang memerlukan bayaran
yang dinamakan tollway atau tollroad (kata toll berarti "biaya")).

ANGKUTAN JALAN
Angutan Jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan, menurut
"Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi"
disebutkan:
Sepeda Motor
Adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua), atau 3 (tiga) tanpa rumah-rumah baik
dengan atau tanpa kereta samping.
Mobil Penumpang
Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi sebanyak-banyaknya 8 (delapan)
tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa
perlengkapan pengangkutan bagasi.
Mobil Bus
Adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi lebih dari 8 (delapan) tempat
duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan
pengangkutan bagasi.
Mobil Barang
adalah setiap kendaraan bermotor selain dari yang termasuk dalam sepeda motor,
mobil penumpang dan mobil bus.
ANGKUTAN KOTA
Angkutan Kota atau angkot adalah salah satu sarana perhubungan dalam kota dan
antar kota yang banyak digunakan di Indonesia, berupa mobil jenis minibus atau van yang
dikendarai oleh seorang sopir dan kadang juga dibantu oleh seorang kenek. Tugas kenek
adalah memanggil penumpang dan membantu sopir dalam perawatan kendaraan (ganti ban
mobil, isi bahan bakar, dan lain-lain). Setiap jurusan dibedakan melalui warna armadanya
atau

melalui

angka.

Angkutan Kota sebenarnya cuma diperbolehkan berhenti di halte-halte tertentu, namun pada
praktiknya semua sopir angkot akan menghentikan kendaraannya di mana saja untuk
menaikkan dan menurunkan penumpang. Pelanggaran lain yang dilakukan adalah
memasukkan orang dan barang bawaan dalam jumlah yang melebihi kapasitas mobil, dan
pintu belakang yang tidak ditutup sama sekali atau tidak ditutup dengan rapat. Pelanggaranpelanggaran seperti ini biasanya diabaikan oleh aparat karena sistem penegakan hukum yang
lemah.
Tarif angkot biasanya ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat, namun orang yang
menumpang jarak pendek atau anak sekolah biasanya membayar lebih sedikit. Hal ini tidak
dirumuskan dalam peraturan tertulis, namun menjadi praktik umum. Semua angkot di
Indonesia memiliki plat nomor berwarna kuning dengan tulisan warna hitam, sama dengan
kendaraan-kendaraan

umum

lain.

Untuk wilayah kota Surabaya, banyak angkot yang memberi warna khusus pada bodynya,
sehingga penumpang dengan mudah bisa mengIDENTIFIKASI jurusan mereka. Contoh,
warna COKLAT TUA pasti lewat ke Tunjungan Plaza, lalu menuju Rumah Sakit Karang
Menjangan.
ANGKUTAN CEPAT
Glasgow Subway adalah salah satu jaringan angkutan cepat tertua di dunia. Sebuah
angkutan cepat, kereta bawah tanah, metro adalah sebuah sistem transportasi rel yang biasa
dibangun di perkotaan, yang umumnya berkapasitas dan berfrekuensi besar, menggunakan
kereta besar dan terpisah seluruh atau hampir seluruhnya dengan jenis lalu lintas lainnya.
Subway sendiri sangat sering dijumpai di negara-negara maju, yang mana sebagian besar
penduduknya menggunakan subway sebagian alat transportasi utama mereka. Subway dapat
mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak dan dapat mengangkut penumpang cepat
sampai tujuan.
Angkutan umum
Angkutan umum merupakan salah satu media transportasi yang digunakan
masyarakat secara bersama-sama dengan membayar tarif. Angkutan umum merupakan lawan
kata dari kendaraan pribadi.
PENTINGNYA ANGKUTAN UMUM

Sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat, banyak orang yang mampu


membeli kendaraan pribadi. Banyak alasan untuk memiliki kendaraan pribadi, antara lain
karena masalah privasi dan kenyamanan. Namun dibalik kebaikannya, kepemilikan
kendaraan pribadi terlalu banyak juga menimbulkan banyak masalah. Banyaknya kendaraan
pribadi berarti kemacetan yang semakin banyak di jalan. Hal ini dikarenakan jumlah
peningkatan kendaraan pribadi tidak sebanding dengan peningkatan kapasitas jalan. Semakin
banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan umum, semakin efektif pula penggunaan
jalan raya. Dengan kata lain, kendaraan umum merupakan salah satu pemecahan masalah
yang dihadapi hampir semua kota besar di dunia: kemacetan.
Sebuah kendaraan memerlukan bahan bakar. Sebagai gantinya, kendaraan
mengeluarkan daya dan juga zat-zat polusi. Jika setiap orang menggunakan kendaraan
pribadi, maka jumlah zat polusi di udara akan sebanding dengan jumlah manusia. Lain halnya
jika banyak orang menggunakan kendaraan umum. Satu kendaraan umum mampu
mengangkut lebih dari satu penumpang (sebuah rangkaian kereta api dapat mengangkut
hingga 500 penumpang), yang berarti pengurangan polusi.
JENIS ANGKUTAN UMUM
Angkutan Jalan Raya
Angkot
Bis
Ojek
Bajaj
Taksi
Metromini

Angkutan Udara
Pesawat
Terbang
Helicopter

Angkutan Rel
kereta api
Shinkansen/kereta cepat

Angkutan Laut
Kapal
Feri
kapal pesiar

RAMBU LALU LINTAS


Secara umum Rambu lalu lintas adalah tanda-tanda, alat, atau benda yang digunakan
untuk menyampaikan pesan sebagai piranti pengaturan lalu lintas jalan raya.
Berdasarkan jenis pesan yang disampaikan, rambu lalu lintas dapat dikelompokkan
menjadi rambu-rambu sebagai berikut :
1. Rambu peringatan.
Rambu yang memperingatkan adanya bahaya agar para pengemudi berhati-hati dalam
menjalankan kendaraannya. Misalnya: Rambu yang menunjukkan adanya lintasan kereta api,
atau

adanya

simpangan

berbahaya

bagi

para

pengemudi.

2. Rambu Petunjuk.
Rambu yang memberikan petunjuk atau keterangan kepada pengemudi atau pemakai
jalan lainnya, tentang arah yang harus ditempuh atau letak kota yang akan dituju lengkap
dengan

nama

dan

arah

letak

itu

berada.

3. Rambu larangan dan perintah.


Rambu ini untuk melarang/memerintah semua jenis lalu lintas tertentu untuk memakai
jalan,

jurusan

atau

tempat-tempat

tertentu.

Misalnya:

Rambu dilarang berhenti.


Kendaraan harus lewat jalur tertentu.
Semua kendaraan dilarang lewat.
Menurut cara pemasangan dan sifat pesan yang akan disampaikan maka secara garis besar
sistem perambuan dapat dikelompokkan atas:
1. Rambu tetap.
2. Rambu tidak tetap.
Yang dimaksud dengan rambu tetap adalah semua jenis rambu yang ditetapkan
menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan yang dipasang secara tetap, sedangkan

rambu tidak tetap adalah rambu yang dipasang dan berlaku hanya beberapa waktu, dapat
ditempatkan sewaktu-waktu dan dapat dipindah-pindahkan.
LAMPU ISYARAT
Lampu isyarat dengan penentu waktu
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERENCANAAN
PERSIMPANGAN JALAN
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan didalam perencanaan suatu
persimpangan, faktor tersebut antara lain:
a) Faktor lalu lintas
b) Faktor Geometrik
c) Faktor manusia
a) FAKTOR LALU LINTAS
A. VOLUME
Volume adalah jumlah kenderaan yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu
(hari, jam, menit ). Pada suatu jalan, volume yang terjadi dapat berubah-ubah menurut suatu
pola yang dikatakan tetap. Beberapa hal yang berhubungan erat dengan variasi volume
tersebut antara lain:
Waktu, seperti musim dalam satu tahun, hari dalam satu minggu, dst
Komposisi lalu lintas, pembagian jurusan .dan susunan jalur jalan.
Jenis tata guna lahan
Klasifikasi jalan
Volume biasanya diukur dengan cara mekanik dan manual. Perhitungan dapat
dilakukan terhadap kenderaan - kenderaan pada satu atau beberapa jalur gerak yang sejajar ,
misalnya semua kenderaan yang memasuki perpotongan jalan dari satu jalan tertentu ataupun
semua kenderaan yang memasuki perpotongan dari arah mana saja.
B. KECEPATAN
Ada beberapa definisi yang dipakai untuk menjelaskan kecepatan dalam hubungannya
dengan gerakan kenderaan pada jalur gerak yaitu:
Kecepatan rata-rata ruang ( Space Mean Speed)

o Adalah kecepatan rata-rata kenderaan yang didapat dengan membagi jumlah jarak yang
ditempuh dengan jumlah waktu yang dibutuhkan
Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed)
o Adalah kecepatan rata-rata kenderaan yang melalui satu titik tertentu pada ruang jalan untuk
suatu interval waktu tertentu.
Kecepatan Gerak ( Running speed)
o Adalah kecepatan yang diukur dengan mengabaikan hambatan-hambatan waktu henti, seperti
hambatan persimpangan dan penyeberangan pejalan kaki. Jadi kecepatan gerak merupakan
perbandingan jarak tempuh perjalanan dengan waktu tempuh dikurangi waktu berhenti.
C. SATUAN MOBIL PENUMPANG ( SMP )
Untuk menghilangkan klasifikasi kenderaan pada perhitungan arus lalu lintas dapat
dilakukan dengan menyatakan arus lalu lintas kedalam satuan mobil penumpang dalam satu
satuan waktu. Jenis dan pengaruh suatu kenderaan yang melintasi suatu ruas jalan dan
persimpangan berbeda satu sama lainnya menurut katagorinya. Nilai ekivalen setiap
kenderaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis kenderaan, lokasi jalan ( diluar
kota/didalam kota ), jenis jalan, keadaan topografi, serta kelandaian jalan.

FAKTOR GEOMETRIK
Elemen - elemen geometrik suatu persimpangan secara umum memberikan pengaruh
terhadap operasional lalu lintas. Elemen-elemen tersebut diantaranya adalah alinyemen dan
profil, lebar dan jumlah lajur serta elemen-elemen lainnya yang berpengaruh terhadap
perencanaan suatu persimpangan.
FAKTOR MANUSIA
Faktor manusia dalam lalu lintas umumnya bervariasi dan sulit ditentukan karena
interaksinya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, keterampilan dan pengaruh sosial.
Adapun

faktor-faktor

A. Pengemudi

manusia

ini

mencakup

antara

lain:

Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat-sifat manusia sebagai pengemudi diantaranya


adalah :
- Tujuan perjalanan
Berdasarkan tuluan perjalanan sifat-sifat manusia sebagai pengemudi akan berbeda
sehubungan dengan interaksinya dalam karakteristik lalu lintas.
- Kondisi cuaca
Pengemudi akan lebih berhati-hati dalam mengemudikan kenderaannya pada kondisi cuaca
buruk

dan

cenderung

untuk

menurunkan

kecepatannya.

- Umur dan jenis kelamin


Pada umumnya pengemudi yang berumur tua atau wanita akan lebih berhati - hati dalam
mengemudi kenderaannya dibandingkan dengan pengemudi yang berusia muda atau laki-laki.
- Kondisi kenderaan
Sifat-sifat pengemudi dipengaruhi oleh jenis , model serta kekuatan mesin kenderaan
- Keadaan lingkungan
Sifat pengemudi pada jalan yang dikenalnya tidak akan sarna dengan apabila berada pada
jalan yang belum dikenalnya, dalam hal ini pengemudi cenderung untuk mengikuti kelakuan
pengemudi

lain

dan

akan

lebih

berhati

hati.

B. PEJALAN KAKI
Pejalan kaki cenderung tidak mengenal batasan umur ataupunpersyaratan lainnya sehingga
perilakunya akan sulit diramalkan. Sebagian darinya mungkin belum pernah menjadi
pengemudi ataupun tidak mengenal peraturan lalulintas akibatnya berjalan dan menyeberang
tidak pada tempatnya merupakan hal yang sering dijumpai pada persimpangan.
PENUTUP

Setiap penduduk selalu mempunyai kebutuhan dan kebutuhan itu tidak bisa dipenuhi
oleh dirinya sendiri. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk harus
melakukan mobilitas ke tempat-tempat tertentu apabila kebutuhan yang berupa barang dan
jasa tersebut tidak diperoleh di tempat permukimannya. Penduduk akan mendatangi pusatpusat pelayanan yang menyediakan berbagai kebutuhan hidup, baik berupa barang maupun
jasa. Di sini, penduduk memerlukan pelayanan transportasi yang dapat membawa penduduk
dari tempatnya bermukim menuju pusat pelayanan yang dikehendaki. Tanpa adanya
transportasi yang memadai maka penduduk kurang memiliki akses terhadap pusat-pusat
pelayanan yang dibutuhkan.
Transportasi merupakan sarana yang penting dalam menunjang keberhasilan
pembangunan karena transportasi merupakan proses pergerakan barang, orang, ide dan jasa
dari suatu daerah ke daerah lain dengan menggunakan alat angkut. Dengan adanya
pergerakan ini menimbulkan interaksi dan interdependensi antar daerah.
Transportasi juga merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang
pembangunan, terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat. Sistem
transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan
sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi. Dengan
adanya transportasi diharapkan dapat menghilangkan isolasi dan memberi stimulan ke arah
perkembangan di semua bidang kehidupan.
Perbaikan akses masyarakat perdesaan ke barang-barang dan pelayanan dasar menjadi
senjata utama untuk memerangi kemiskinan. Peranan aksesibilitas yang berarti membawa
orang-orang dengan mudah ke fasilitas-fasilitas pelayanan dan membawa fasilitas pelayanan
tersebut lebih dekat ke masyarakat perdesaan melalui pemilihan tempat yang lebih baik.

REFERENSI:

- Pamekas, Panduan untuk Menyusun dan Menilai AMDAL Proyek Bidang Pekerjaan
Umum, Komisi Pusat AMDAL, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1990.
- Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 531 / KPTS / 1989,
- Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia, Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
No. 557 / KPTS / 1989, tentang Petunjuk Tata Laksana Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1989.
- Fischer, T.B., Strategic Environmental Assessment in Transport and Land Use Planning,
Earthscan

Publication,

Ltd.

Serling,

VA.

- Transport and Road Research Laboratory, Towards Safer Roads in Developing


Countries,

Guide

for

Planner

and

Engineers,

Berkshire,

1991.

- Lamm, Ruuediger, B. Psarianos, and T. Mailaender, Highway Design and Traffic


Safety Handbook, Mc. Graw Hill, New York, 1999.

Anda mungkin juga menyukai