Anda di halaman 1dari 16

E-LEARNING

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah E-learning dalam Pembelajaran


Fisika
Dosen Pengampu : Isa Akhlis, S.Si., M.Si

Disusun Oleh :

Yusmantoro 4201413103

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

Pandangan Umum
Dalam era global sekarang ini tidak jarang kita selalu berhubungan dengan teknologi
khususnya teknologi informsi. Karena pengetahuan(knowledge) yang selalu berkembang
mengharuskan kita mengikuti kemajuan teknologi tersebut. Sebut saja saat ini yang
sedang berkembang adalah proses pembelajaran e-learning.
Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi internet pada dasa warsa
terakhir ini membuat para pendidik mempunyai banyak pilihan dalam memanfaatkan
teknologi tersebut untuk pembelajaran. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi internet
untuk mendukung proses pembelajaran e-learning. Dengan e-learning ini para pendidik dapat
menaruh materi pembelajaran, emmberi tugas dan kuis untuk evaluasi, serta memonitor dan
menjalin komunikasi dengan siswa melalui web. Dengan demikian aktivitas pembelajaran
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Salah satu Learning Management System (LMS) open source yang terkenal di dunia.
LMS merupakan pekt perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran dan resource multimedia secara online berbasis web.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong
berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk memanfatkan
efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan
bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan e-learning cenderung sama bila dibanding
dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh
adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-lerning materi pembelajaran dapat diakses kapan
saja dan dimana saja, Disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber
belajr termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.
Oleh karena pengembangan e-learning yang relatif masih baru, definisi dan
implementasi sistem e-learning sangatlah bervariasi dan belum ada standar baku.
Berdasarkan pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di
internet, implementasi sistem e-learning bervariasi mulai dari yang (1) sederhana yakni
sekedar kumpulan bahan pembelajaran yang ditaruh di web server dngan tambahan forum
komunikasi lewat email atau secara terpisah sampai dengan yang (2) terpadu yakni berupa
portal e-learning yangberisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia
serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan
berbagai educational tools lainnya.
Penerapan e-learning bisa masuk kedalam satu kategori tersebut, bisa terletak di
antara keduanya, atau bahkan bisamerupakan gabungan beberapa komponen dari dua sisi
tersebut. Hal ini disebabkan antara lain karena belum adanya pola yang baku dalam
penerapannya. Keterbatasan hardware, software, biaya dan waktu tentunya adalah faktor
utamanya. Di negara yang pelayanan internetnya belum baik khususnya di negara
berkembang proses pembalajaran, pemanfaatan sistem e-learning tersebut bisa saja digabung
dengan sistem pembelajaran koncensional yakni hybrid learning. Pemanfaatan internet

memberikan pengaruh besar dengan memberi sumbangan bagi setiap negara untuk
mengembangkan sektor pendidikan di negaranya.

Definisi E-Learning
Perkembangan sistem komputer melalui jaringan semakin meningkat. Intemet merupakan
jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media informasi maupun
komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu pemanfaatan internet adalah pada sistem
pembelajaran jarak jauh melalui belajar secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan
istilah E-Learning. Pada hakikatnya belum ada suatu definisi ataupun implementasi yang
baku dan berlaku secara umum mengenai e-learning itu sendiri. Oleh karenanya banyak
orang yang memiliki konsep bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa e-learning
merupakan kependekan dari suatu kegiatan yang bernama electronic learning (Sohn, 2005).
Gilbert dan John (2001) mendefinisikan e-learning secara lebih rinci, yaitu suatu metode
pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti internet, extranet,
sateloit broadcast, audio/cideo tape, interactive TV, CD ROM, dan computer based
training (CBT). Definisi yang mirip juga diusulkan oleh the Australian National Training
Authority (2003) yakini mencakup seluruh aplikasi dan proses yang menggunakan berbagai
media elektronik seperti internet, audio/video tape, interactive TV, dan CD-ROM yang
berfungsi sebagai sarana pengiriman materi pembelajaran secara lebih fleksibel sehingga
memudahkan berbagai pekerjaa.
The ILRT of Bristol University (2005) memberikan definisi bahwa e-learning
merupakan penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan
pengajaran, pembelajaran, dan penilaian. Udan dan Weggen (2000) menyebutkan bahwa elearning salah satu bagian adri pembelajran jark jauh sedangkan pembelajaran online adalah
bagian dari e-learning. Istilah e-learning meliputi banyak aplikasi dan prosesw seperti
computer-based learning, web based learning, virtual classroom, dan sebagainya. Sementara
itu pembelajaran on-line adalah bagian dari pembelajaran berbasis teknologi yang
memanfaatkan sumber daya internet, intranet, dan ekstranet. Rosenberg (2001)memberikan
defiisi yang lebih khusus bahwasanya e-learning adalah sarana pemanfaatna teknologi
internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa mampu mengakses
dimana saja.
Beberapa istilah yang digunakan untuk e-learning adalah : internet-based learning
(belajar berbasis internet), virtual learning (belajar melalui lingkungan maya), webbased learning (belajar berbasis web). Tentu saja istilah e-learning ini mengacu pada
penggunaan teknologi internet untuk menyajikan sejumlah pilihan solusi yang sangat
luas (a broad array of solution) yang mengarah pada peningkatan pengetahuan dan
performans. Sedangkan Mary Daniels Brow dan Dave Feasey (dalam Jurnal Teknodik)
mengemukakan bahwa e-learning merupakan satu bentuk kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan, seperti : internet, Local Area Network (LAN), atau Wider

Area Network (WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta
didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya.
Secara lebih singkat william Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) elearning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet).
Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam siahaan, 2002) secara
sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan
fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
Selain itu, ada yang menjabarkan pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi
e-learning tidak harus di distribusikan secara on-linebaik melalui jaringan lokal maupun
intemet. Interaksi dengan menggunakan internetpun bisa dijalankan secara on-linedan realtimeataupun recara off-lineatau archieved. Distribusi secara offline menggunakan media
CD/DVD pun termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materibelajar di
kembangkan sesuai kebutuhan dan di distribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya
pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat dimana dia berada
(Lukmana,2006).
Sedangkan menurugt Khan (2005), e-learning menekankan pada pengiriman materi
pebelajaran kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun dengan menggunakan berbagai
teknologi dalam lingkungan pembelajaran yang terbuka, fleksibel, dan terdistribusi. Lebih
jauh lagi, istilah pembelajaran terbuka danfleksibel menunjuk pada kebebasan peserta didik
dalam hal waktu, tempat, kecepatan, isi materi, gaya belajar, jenis evaluasi, belajar
kolaborasatau mandiri. Permana (2009) mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan
teknologi internet sebagai sarana pendistribusian materi pelajaran yang terjadi antara guru
dengan siswa sehingga memperlancar kegiatan belajar mengajar secara on-line.k
Prasetio, dkk (2012) salah satu perbedaan pembelajran tradisional dengan e-learning
menggunakan web adalah terletak pada siapa yang menjadi pusat dalam pembelajaran. Pada
kelas yang tradisional, guru atau dosen dianggap sebagai orang yang serba tahu di bidangnya
dan ditugaskan untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, sedangkan di
dalam pembelajaran e-learning berbasis web fokus utamanya adalah pelajar atau mahasiswa.
Suasana pembelajran e-learning akan memaksa pelajar atau mahasiswa memainkan peran
aktif dalam pembelajarannya, Pelajar atau mahasiswa akan mencari materi dengan usaha dan
inisiatif sendiri.
Keterkaitan antara berbagai istilah yang berkaitan dengan e-learning dan pembelajaran jarak
jauh dapat diilustrasikan pada ganbar dibawah ini (Surjono, 2006).

Karakteristik E-Learning
Adapun karakterik E-Learning adalah
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik ; dimana pengajar dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan mudah
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer network).
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) yang
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh pengajar dan siswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal
yang berkaiatan denagn administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Maka dapat dilihat bahwa pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet
karena teknik pembelajaran yang terdapat di internet begitu lengkap yang akan
mempengaruhi tugas guru dalam proses pembelajaran. Sekarang ini, proses belajar dan
mengajar banyak di dominasi oleh peran gurudan buku (the era of teacher and book)
dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar didominasi oleh peran guru, buku,
dan teknologi (the era of teacher, book, and technology)

Karakteristik Pembelajaran Melalui Internet


Karakteristik pembelajaran melalui internet ini meliputi komponenkomponen yang
memungkinkan siswa dapat belajar lebih mudah. Komponenkomponen tersebut antara
lain :
1. Informasi bahan penarik perhatian
Informasi bahan penarik perhatian yang terdapat dalam pembelajaran internet harus
memperhatikan (a) penggunaan gambar yang berwarnawarni , (b) memunculkan animasi,
(c) penggunaan nada atau lagu, dan (d) komposisi tampilan yang proporsional (huruf
atau gambar tidak terlalu kecil). Pengembangan e-learning melalui internet harus
komunikatif dan menarik.
2. Materi dan teori
Materi dan teori merupakan inti dari seluruh isi materi pembelajaran, yang dapat
diarahkan dalam bentuk e-book sehingga memudahkan siswa untuk mencari topiktopik yang tidak dimengerti dengan lebih cepat.

3. Simulasi dan visualisasi


Dengan cara simulasi dan visualisasi, teori atau perumusan materi yang cukup kompleks
dapat dijelaskan dengan menarik sehingga lebih mudah diserap oleh siswa.
4. Latihan soal
Mencakup soal yang dapat berkembang setiap saat sesuai dengan persiapan dari
pengajar. Pada akhirnya, soal-soal akan terus berkembangdan suatu saat dapat menjadi
bank soal sesuai dengan cakupan materi yang diberikan.
5. Quiz dan evaluasi lainnya
Evaluasi dan quiz dapat dilaksanakan secara terbuka yaitu dapat dilakukan di mana
pun internet dapat diakses. Selain itu juag dapat dilaksanakan secara tertutup, dengan
pengertian hanya dilakukan di suatu lokasi tertentu untuk menghindari kemungkinan yang
mengerjakan adalah orang lain.
6. Tanya jawab, interaksi, dan diskusi
Dalam suatu proses pembelajaran adanya diskusi dan interaksi baik secara langsung
maupun tidak langsung pada suatu forum diskusi yang terbuka akan dapat
meningkatkan wawasan para siswa.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Desain pembelajaran melalui internet terdiri dari tujuh langkah yaitu :


Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan dijadikan dasar memilih, menganalisis, dan menentukan Tujuan
Umum Pembelajarn (TUP) dan sebagai dasarmengembangkan analisis kemampuan
dasar peserta.
Komponen Analisis Kemampuan Dasar
Komponen analisis kemampuan dasar dijadikan pegangan untuk menentukan bahan
pembelajaran yang akan dikembangkan. Oleh karena itu perlu diketahui karakteristik
siswa melalui internet yang relevan sesuai program pembelajaran yang akan menjadi
isi program pembelajaran
(Burke, 1982: Dick dan Carey, 1990)
Tujuan Umum Pembelajaran
Tujuan Umum Pembelajaran berisi tujuan-tujuan umum yang harus dikuasai atau
dicapai siswa setelah selesai mengikuti pembelajaran (melalui internet).
Tujuan Khusus Pembelajaran
Tujuan Khusus Pembelajaran dirumuskan atas dasar analisis dan masukan tentang
kemampuan dasar serta karakteristik siswa.
Pengembangan Materi
Pengembangan materi berupa kegiatan memilih dan mengembangkan bahan-bahan
pembelajaran melalui internet yang sesuai untuk diberikan kepada siswa. Isi bahasan
dijabarkan dari isi yang terkandung dalam pokok bahasan dan tujuan khusus
pembelajaran.
Pengembangan Strategi Pembelajaran

Pengembangan strategi pembelajaran berisi kegiatan penentuan langkah dan prosedur


pembelajaran yang harus dilalui siswa dalam menguasai bahan dan mencapai tujuan
khusus pembelajaran. Meliputi kegiatan awal pembelajaran, penyampaian informasi
keseluruhan kegiatan pembelajaran, penyampaian kegiatan latihan dan balikan.
7. Komponen Evaluasi
Komponen evaluasi dikembangkan guna melaksanakan penilaian untuk perbaikan
pembelajaran (formatif), juga penilaian hasil belajar siswa (sumatif).
Munurut Purbo (1998) dan Budi Raharjo (2002) dalam Jurnal Teknodik (April
2007) dikemukakan bahwa ada 3 (tiga) dampak positif penggunaan internet dalam
proses pembelajaran yaitu (a) akses pada sumber informasi yaitu sebagai perpustakaan
on line, sumber literatur, akses hasil-hasil penelitian, dan akses kepada materi
pembelajaran., (b) akses kepada narasumber, dilakukan komunikasi tanpa harus
bertemu secara fisik, (c) sebagai media kerjasama, dilakukan untuk penelitian
bersama atau membuat semacam makalah bersama.
Pemanfaatan internet untuk e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan,
seperti kritikan dari Bullen (2001), Bean (1997) antara lain disebutkan sebagai berikut :
1. Kurangnya interaksi antara pengajar dan siswa atau bahkan antara siswa itu
sendiri, bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar.
2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong aspek bisnis atau komersial.
3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan dari pada
pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional,
kini
dituntut
untuk
menguasai
teknik
pembelajaran
denganmenggunakan ICT (Information Communication Technology).
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (berkaitan dengan masalah tersedianya
listrik, telepon, dan komputer).
7. Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki keterampilan soal-soal internet.
8. Kurangnya bahas komputer.
Implementasi E-Learning
Beberapa penelitian sebelumnya mengenai pembelajaran berbasis web
menunjukkan adanya peningkatan baik pada pada proses maupun pada hasil
belajar, seperti yang dilakukanoleh Budi dan Nurjayanti (2012), dengan judul
penelitian Pengembangan Metode Pembelajaran Online Berbasis E-Learning:
Studi Kasus Mata Kuliah Bahasa Pemrograman. Hasil penelitiannya
menunjukkan metode pembelajaran online berbasis e-Learning dapat membangun
pola fikir komunikasi yang komprehensif dan interaktif antara dosen dan
mahasiswa karena dirasakan cukup efektif dan efisien baik dari segi pelaksanaan
maupun evaluasi pembelajarannya. Selain itu, hasil penelitian Hasbullah dan
Somantri (2009) dengan judul Pengembangan Model Pembelajaran e-learning
Untuk Meningkatkan Kualitas Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa Pada Mata

Kuliah Energi dan Konversi menunjukkan adanya peningkatan proses dan hasil
belajar mahasiswa yang mengontrak mata kuliah tersebut sehingga dapat memberikan
terobosan baru dibidang pengembangan model pembelajaran.
Pembelajaran Melalui Internet Pada Perguruan Tinggi
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang lebih cenderung
suka mendengar (listening society). Kecenderungan ini telah mengakar selama
berabad-abad lamanya sehingga mereka sudah terbiasa menjadi pendengar (listener)
tanpa mau untuk menjadi manusia yang bebas berkehendak. Keadaan ini
menjadikan sulitnya memotivasi masyarakat Indonesia untuk mengubah
paradigmanya menjadi manusia pembaca, yaitu manusia yang berkemauan untuk
mandiri, senang membaca dan berpikiran maju. Namun, budaya membaca ini harus
tetap diperjuangkan demi perkembangan dan kemajuan masyarakat, salah satunya
dalam dunia pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah maupun di perguruan
tinggi.
Mahasiswa merupakan agent of change (agen pembaharu) yang
merupakan tulang punggung untuk terbetuknya suatu pemerintahan yang lebih pasti,
lebih maju, dan kritis. Mereka dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan
zaman dan perkembangan teknologi sehingga mampu bertahan (survive) dan
mampu bersaing dengan maraknya sistem yang menglobal. Diakui atau tidak
mahasiswa tetap akan menjadi suatu kekuatan bagi kemajuan pemerintahan kita.
Namun, mereka juga dapat menjadi suatu ancaman apabila tidak mampu
mempertahankan dan bersaing dengan yang lainnya.
Kemajuan teknologi di berbagai bidang telah membuat perubahan yang
berarti dalam dunia pendidikan. Tak terkecuali di Perguruan Tinggi. Sebut saja
UNNES saat ini telah menggunakan sistem on line untuk registrasi mahasiswa,
pengisian KRS (Kartu Rencana Studi), dan sebaginya. Hal ini membuktikan
bahwa kemajuan teknologi telah menggeser sistem tradisional yang selama ini
telah dilaksanakan. Di beberapa Universitas seperti : Universitas Terbuka,
Universitas
Petra, dan Universitas Bina Nusantara telah menggunakan sistem pembelajaran
elektronik atau yang sering kita sebut sebagai e-learninng. Lantas, sudah siapkan
apabila sistem tersebut di terapkan di setiap universitas.
Untuk menilai apakah suatu perguruan tinggi sudah memiliki kesiapan
untuk menerapkan sistem pembelajaran melalui internet sudah seharusnya kita
melihat beberapa sisi keistimewaan (modal yang sudah dimiliki) dan kekurangan
yang dimiliki perguruan tinggi yang bersangkutan, seperti dari segi kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan apa yang kiranya bisa ditemukan.
Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara perlahan sudah mulai menggunakan
sistem on-line dalam proses sistem akademik pembelajaran seperti yang telah
dibahas diatas. Dengan menggunakan pembelajaran on-line yang telah diterapkan
mulai tahun pembelajaran 2007/2008 telah mengubah cara pemprosesan data
akademik melalui komputer (khususnya internet).

Bentuk dari kekuatan/kemampuan awal yang dimiliki Unnes adalah


SIKADU (Sistem Akademik Terpadu ) . Sikadu dirancang untuk memudahkan
dosen, mahasiswa maupun staf karyawan kampus dalam penyampaian informasi
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan akademik kampus.
Diharapkan dengan adanya Sikadu maka proses pembelajaran akan lebih efektif
dan efeisien tanpa adanya batasan jarak, tempat dan waktu untuk mengaksesnya.
Mahasiswa dapat mengakses lewat internet dimana saja dan kapan saja untuk
mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan informasi sekitar kampus.
Bahkan dengan menggunakan sistem baru ini dosen, mahasiswa maupun staf
karyawan kampus dapat berkomunikasi satu sama lainnya guna mengetahui berita
kampus.
Sikadu juga dapat digunakan sebagai wadah interaksi komunikasi antara
dosen dan mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan, misalnya perwalian on-line
menyangkut KRS (Kartu Rencana Studi) yang akan diambil mahasiswa guna
mendukung proses kegiatan akademiknya tanpa harus bertatap muka secara
langsung. Sikadu digunakan juga untuk penyampaian informasi dari dosen
kepada staf karyawan dalam kegiatan perkuliahan. Selain itu mahasiswa juga
dapat mengakses Sikadu untuk interaksi antara mahasiswa lainnya dengan
layanan yang terdapat dalam sistem tersebut. Pemberitahuan maupun pengaduan
juga dapat dilakukan dengan sistem ini kepada pihak yang bersangkutan.
Dampak lainnya dari adanya sisten on-line ini adalah menyangkut
perkuliahan mahasiswa. Mahasiswa dapat melihat KRS (Kartu Rencana Studi) berupa
mata kuliah yang akan diambil di semester selanjutnya, KHS (Kartu Hasil Studi)
berupa nilai yang diperoleh mahasiswa setelah melakukan ujian semester, jadwal
setiap semester dan lain-lain.
Dengan diterapkannya SIKADU di Unnes, setidaknya Unnes telah mencoba
memperbaiki sistem akademiknya. Hal ini tentutunya akan lebih baik lagi apabila
di Unnes juga dikembangkan atau mulai diterapkan sistem pembelajaran dengan
melalui internet (e-learning). Yang jauh berbeda dengan pembelajaran yang
biasanya sudah diterapkan, yaitu dengan tatap muka, dan tidak ada lagi
mahasiswa yang bosen kuliah lantaran mendengarkan dosen ceramah.
Dengan sistem e-learning ini memudahkan melakukan proses
pembelajaran tanpa melihat jarak, ruang dan waktu. Artinya pembelajaran dapat
diakses dimana saja dan kapan saja tanpa harus bertatap muka secara langsung
antara dosen dan mahasiswa. Bahan ajar ataupun modul pembelajaran lebih
terstruktur dan terjadwal sehingga memungkinkan antara dosen dan mahasiswa
dapat saling menilai seberapa jauh meteri yang dipelajari melihat bahan
pembelajaran tersimpan dalam komputer. Diskusi secara modern dapat dilakukan
dengan on-line antara dosen dengan mahasiswa maupun antara mahasiswa
dengan mahasiswa yang lain menyangkut materi mata kuliah sehingga menambah
ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dengan peserta yang banyak pula.

Melihat hal diatas maka akan memunculkan peran mahasiswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif. Selain itu pembelajaran lebih efektif dan efisien
dalam pemprosesan.
Walaupun demikian dalam pemanfaatan e-learnig memunculkan
kekurangan dalam pelaksanaan. Adanya e-learning mengurangi kuantitas
bertemunya antara dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga
memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar. Pertemuan antara
dosen dan mahasiswa lebih sedikit kuantitasnya sehingga hubungan keduannya
tidak begitu erat seperti pembelajaran tradisional (dosen dan mahasiswa saling tatap
muka).
Proses belajar mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan. Disini lebih banyak memunculkan proses pelatihan dimanamahasiswa
lebih banyak berlatih cara mengoperasikan komputer daripada memahami materi
yang terdapat dalam pembelajaran tersebut. Selain itu mahasiswa yang tidak
mempunyai motivasi tinggi lebih cenderung gagal (tidak dapat mengikuti
pembelajaran secara optimal). Disini peran dosen juga berubah dari teknik
pembelajaran konvensional beralih ke teknikpembelajaran ICT (Information
Communication Technology) yaitu dari pembelajaran melalui tatap muka beralih ke
pembelajaran on-line.
Berbicara mengenai peluang yang bisa diambil jika sistem ini diterapkan
di Unnes adalah akan dimanfaatkan dengan maksimal fasilitas internet yang sudah
ada di masing-masing fakultas bahkan di beberapa jurusan sudah mulai memiliki
akses internet. Hal ini ini merupakan peluang yang bagus untuk memulai
perubahan sistem strategi pembelajaran. Fasilitas internet yang sudah ada itu
semestinya dapat digunakan untuk melakukan konsultasi masalah belajar,
pemberian tugas, balikan, ujian, remidiasi bagi mahasiswa, dan menciptakan
kegiatan layanan secara interaktif antara dosenmahasiswa dan antara mahasiswamahasiswa dalam melakukan pengayaan bahan ajar bagi bagi kepentingan
perkuliahan. Dengan demikian, fasilitas pembelajaran melalui internet dapat
digunakan sebagai fasilitas pengadaan dan pengayaan sumber belajar dan media
pembelajaran yang efektif. Sumber belajar menggunakan fasilitas internet harus
dirancang (by design) berdasarkan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran.
Beberapa hal yang menjadi berbagai kelemahan akan adanya
pembelajaran secara on line di UNNES antara lain :

Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia yang ada di UNNES belum sepenuhnya dapat
menggunakan internet. Banyak di antara mereka yang masih gaptek
(gagapteknologi) baik dari pihak dosen maupun maaiswa sehingga sulit untuk
menerima perubahan contoh saja pada saat SIKADU diluncurkan, tidak semua dosen
dan mahasiswa menanggapi dengan baik. Mereka mengaku keasulitan dengan
adanya sistem baru tersebut.

Fasilitas
Kita mengetahui bahwa menggunakan pembelajaran dengan internet
tidaklah mudah. Perangkat yang canggih berupa komputer/ laptop yang
dihubungkan dengan jaringan telepon serta pernagkat lainnya bukanlah barang murah
dan tidak setiap orang memiliinnya. Bahakan bebrapa daerah masih ada yang belum
terjabngkau internet. Ketidak merataan ini tentunya akan sangat mengganggu
dalam proses pembelajaran on line (e-learning).
Ekonomi
Perangkat-perangkat yang mendukung adanya sistem pembelajaran online tidaklah
murah. Mereka yang ingin memiliki sendiri tentulah harus merogoh saku agak
dalam. Mahasiswa yang berasal dari golobngan menengahke atas, tidak akan
mempermasalahkan hal ini.Namun, bila mahasiswa yang berasal dari golongan
ekonomi menengah ke bawah dengan keadaann ekonomi yang pas-pasan, tentu hal
akan cukup memberatkan.
Manfaat Pembelajaran Melalui Internet
Menurut Mean dan Olson (1995) mengklasifikasikan kegunaan teknologi
komputer yaitu internet sebagai berikut :
1. Tutorial, untuk pembelajaran dan sistem kontrol.
2. Perluasan, untuk menelusuri informasi yang disajikan.
3. Komunikasi, digunakan oleh siswa dan guru yang berfungsi untuk beriteraksi
informasi melalui sistem jaringan/internet.
4. Mengakses informasi, digunakan untuk memunculkan sejumlah informasi yang
dapat membantu siswa menyelidiki maupun menjawab pertanyaan.
5. Menjelajah dan menyelidiki secara bebas, hal ini guna membantu siswa
mencapai tujuan melalui internet.
6. Komunikasi interaksi guru-siswa (karakteristik dari media pembelajaran adalah
interaktif)
7. Menyamakan pengetahuan dan belajar bersama, guna mendukung kolaboratif
dan mengintegrasikan pengetahuan.
8. Efisiensi dan organisasi, yaitu mengenai kecepatan siswa mengakses
informasi.
9. Produktivitas guru, yaitu membantu guru untuk lebih beriteraksi dengan
siswa.
10. Menyusun, memodifikasi, mengorganisasi, menganalisa, dan mengkaji informasi.
Manfaat E-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh
peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian
yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu
tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan).

Secara lebih rinci, manfaat e-learning dapat dilihat dari 2


(dua) sudut, yaitu dari sudut peserta didik dan guru :
1. Sudut Peserta Didik
Dengan kegiatan e-learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar
yang tinggi. Menurut Brown, 2000 (dalam Siahaan) ini dapat mengatasi siswa
yang:
a. Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti
mata pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya,
b. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schoolers) untuk
mempelajari materi yang tidak dapat diajarkan oleh orang tuanya, seperti
bahasa asing dan ketrampilan di bidang komputer,
c. Merasa phobia dengan sekolah atau peserta didik yang di rawat di rumah
sakit maupun di rumah, yang putus sekolah tapi berminat melanjutkan
pendidikannya, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau
bahkan yang berada di luar negeri, dan
d. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
2. Guru
Menurut soekartawi (dalam Siahaan) beberapa manfaat yang diperoleh guru
adalah bahwa guru dapat :
a. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang
terjadi,
b. Mengembangkan diri ataumerakukan penelitian guna peningkatan
wawasannya karena waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak,
c. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari,
berapa lama sesuatu topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu
dipelajari ulang,
d. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soalsoal latihan setelah
mempelajari topik tertentu, dan
e. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada
peserta didik.
Selain itu, manfaat e-rearning dengan penggunaan internet, khususnya
dalam pembelajaran jarak jauh antara lain :

1. Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang
lingkup (scope) dan urutan(sekuensnya) sudah sistematis terjadwal
melalui internet.
3. Dengan e-learning dapat manjelaskan materi pembelajaran yang sulit
dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi
pembelajaran dapat disimpan dikomputer, sehiagga siswa dapat
mempelajari kembali atau mengulang materi pembelajaran yang telah
dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
4. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak
informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang
dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses
di internet.
5. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru
dengan siswa, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah
pembelajar terbatas, bahkan missal.
6. Peran siswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran,
memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak
mengandalkan pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan
dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
7. Relatif lebih efisien dari segiwaktu, tempat dan biaya.
8. Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya
sehingga tidak mempunyai waktu untuk datang ke suatu lembaga
pendidikan maka dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan
waktu luangnya.
9. Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya
disbanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga
pendidikan sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.
10. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa
karena dapat berinteraksilangsung, sehingga pemahaman terhadap
materi akan lebih bermakna pula (meaningfull), mudah dipahami,
diinga dan mudah pula untuk diungkapkan.
11. Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer
informasi dan melakukan suatu komunikasi sehingga tidak akan
kekurangan sumber atau materi pembelajaran.
12. Administrasi dan pengurusan terpusat sehingga memudahkan dalam
melakukan akses atau dalam operasionalnya.
13. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.

Factor yang perlu dipertimbangkan dan syarat-syarat dalam


memanfaatkan E-Learning
A. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam Memanfaatkan E-Learning
Faktor yang perlu dipertimbangan dalam memanfaatkan e-learning
untuk pembelajaran jarak jauh adalah memilih internet untuk kegiatan
pembelajaran. Memilih internet ini ada beberapa tahap yang harus
dilakukan yaitu
1. Analisis Kebutuhan
Pemanfaatan e-learning sangat tergantung pada pengguna
dalam memandang atau menilai e-learning tersebut. Digunakannya
teknologi terscbut jika e-learning itu sudah merupakan kebutuhan.
Untuk menentukan apakah seseorang ataulembaga pendidrkan
membutuhkan atau tidak e-learning itu, maka diperlukan analisis
kebutuhan. Analisis kebutuhan ini untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang muncul, yaitu apakah fasilitas pendukungnya sudah
memadai, apakah
didukung oleh dana yang memadai; dan apakah ada dukungan dari
pembuat kebijakan. Jika berdasarkan analisis kebutuhan itu diputuskan
bahwa e-learning diperlukan, maka perlu membuat studi kelayakan
(fasibilitystudy). Ada beberapa komponen penilaian dalam studi
kelayakan yang perlu dipertimbangkan, antara lain :
a. Secara teknis, apakah jaringan internet bisa dipasang beserta
infrasruktur pendukungnya, sepeti jaringan komputer, instalasi listrik,
saluran telepon, dan sebagainya.
b. Sumber daya manusianya yangmemiliki pengetahuan dan kemampuan
atau ketetampilan (skill dan knowledg) yang secara teknis bisa
mengoperasikannya.
c. Secara ekonomis apakah kegiatan vang dilakukan dengan elearning ini
menguntungkan atau tidak, apakah akan membutuhkan biaya yang
besar atau kecil.
d. Secara sosial, apakah sikap masyarakat dapat menerimanya atau
menolak terhadap penggunaan e-learning sebagai bagian dari teknologi
dan komunikasi. Untuk itu perlu diciptakan sikap (attitude) yang positif
terhadap elearning, khususnya. Dan teknologi informadi dan
komunikasi pada umumnya, agar bias mengerti potensi dan dampaknya
bagi pembelajar dan masyarakat.
2. Rancangan Pembelajaran
Dalam
menentukan
rancangan
pembelajaran
perlu
dipertimbangkan beberapa hal, antara lain :
a. Course content and learning unit analysis(Analisis isi pembelajaran),
seperti ruang lingkup (scope) dan urutan (sequence) materi
pembelajaran, atau topik yang relevan.
b. Learner
analysis(analisis pemberajar), seperti : latar belakang
pendidikan, usia, status pekerjaan, dan sebagainya.

c. Learning context analysis(analisis berkaitan dengan pembelajaran),


seperti : kompetensi pembelajaran yang akan dan ingin dibahas secara
mendalam pada rancangan ini.
d. Intructional analysis(analisis pembelajaran), seperti : materi
pembelajaran yang akan dikelompokkan menurut kepentingannya,
menyusun tugas-tugas dari yang mudah
hingga yang sulit, dan seterusnya.
e. State instructional objectives(tujuan pembelajaran) yang
disusun berdasarkan hasil dari analisis pembelajaran.
f. Contruct criterion test items, (penyusun tes) yang didasarkan dari
tujuan pembelajaranyang telah ditetapkan.
g. Select instructional strategt (strategi pemilihan pembelajaran) yang
dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.

3. Tahap Pengembangan
Pengembangan e-learning dilakukan mengikuti perkembangan
fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia. selain itu,
pengembangan prototype materi pembelajaran dan rancangan
pembelajaran yang akan digunakan pun perlu di pertimbangkan dan di
evaluasi secara terus-menerus.
4. Pelaksanaan
Prototype yang sudah lengkap dapat dipindahkan ke jaringan
computer (LAN). Untuk itu pengujian terhadap prototype hendaknya
terus menerus dilakukan. Dengan pengujian ini akan diketahui
berbagau hambatan yang dihadapi, seperti berkaitan dengan
management course tool, apakah materi pembelajarannya
memenuhistandar materi pembelajaran mandiri (self learning
materials).
5. Evaluasi
Sebelum dilakukan evaluasi, program terlebih dahulu diuji coba
dengan mengambil beberapa sample orang. Dari uji coba ini baru
dilakukan evaluasi. Prototype perlu dievaluai dalam jangka waktu
relative lamadan secara terus menerus untuk diketahui kelebihan dan
kekurangannya. Proses dari kelima tahapan tadi di perrukan waktu
yang relative lama dan dilakukan berulang kali, karena prosesnya
terjadi secara terus menerus. Masukan dari pembelajar atau pihak lain
sangat di perlukan untuk perbaikan program tersebut.

Kesimpulan
Pembelajaran sekarang ini tidak hanya terbatas pada
ruang waktu dan tatap muka yang terjadwal. Karena semakin
majunya IPTEK akan memberikan perubahan baru dalam
sistem pembelajaran yang lebih memanfaatkan fasilitas internet.
E-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan bantuan
perangkat
elektronika,
khususnya
perangkat komputer.
Karakteristik pembelajaran melalui internet ini meliputi
komponen-komponen informasi bahan penarik perhatian, materi
dan teori, simulasi dan visualisasi, latihan soal, quiz dan
evaluasi lainnya, tanya jawab, interaksi, dan diskusi.

Anda mungkin juga menyukai