Disusun Oleh :
Yusmantoro 4201413103
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
Pandangan Umum
Dalam era global sekarang ini tidak jarang kita selalu berhubungan dengan teknologi
khususnya teknologi informsi. Karena pengetahuan(knowledge) yang selalu berkembang
mengharuskan kita mengikuti kemajuan teknologi tersebut. Sebut saja saat ini yang
sedang berkembang adalah proses pembelajaran e-learning.
Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi internet pada dasa warsa
terakhir ini membuat para pendidik mempunyai banyak pilihan dalam memanfaatkan
teknologi tersebut untuk pembelajaran. Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi internet
untuk mendukung proses pembelajaran e-learning. Dengan e-learning ini para pendidik dapat
menaruh materi pembelajaran, emmberi tugas dan kuis untuk evaluasi, serta memonitor dan
menjalin komunikasi dengan siswa melalui web. Dengan demikian aktivitas pembelajaran
dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Salah satu Learning Management System (LMS) open source yang terkenal di dunia.
LMS merupakan pekt perangkat lunak yang digunakan untuk menyampaikan materi
pembelajaran dan resource multimedia secara online berbasis web.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat mendorong
berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan sistem e-learning untuk memanfatkan
efektivitas dan fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian menunjukkan
bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan e-learning cenderung sama bila dibanding
dengan pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa diperoleh
adalah dalam hal fleksibilitasnya. Melalui e-lerning materi pembelajaran dapat diakses kapan
saja dan dimana saja, Disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber
belajr termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh pengajar.
Oleh karena pengembangan e-learning yang relatif masih baru, definisi dan
implementasi sistem e-learning sangatlah bervariasi dan belum ada standar baku.
Berdasarkan pengamatan dari berbagai sistem pembelajaran berbasis web yang ada di
internet, implementasi sistem e-learning bervariasi mulai dari yang (1) sederhana yakni
sekedar kumpulan bahan pembelajaran yang ditaruh di web server dngan tambahan forum
komunikasi lewat email atau secara terpisah sampai dengan yang (2) terpadu yakni berupa
portal e-learning yangberisi berbagai obyek pembelajaran yang diperkaya dengan multimedia
serta dipadukan dengan sistem informasi akademik, evaluasi, komunikasi, diskusi, dan
berbagai educational tools lainnya.
Penerapan e-learning bisa masuk kedalam satu kategori tersebut, bisa terletak di
antara keduanya, atau bahkan bisamerupakan gabungan beberapa komponen dari dua sisi
tersebut. Hal ini disebabkan antara lain karena belum adanya pola yang baku dalam
penerapannya. Keterbatasan hardware, software, biaya dan waktu tentunya adalah faktor
utamanya. Di negara yang pelayanan internetnya belum baik khususnya di negara
berkembang proses pembalajaran, pemanfaatan sistem e-learning tersebut bisa saja digabung
dengan sistem pembelajaran koncensional yakni hybrid learning. Pemanfaatan internet
memberikan pengaruh besar dengan memberi sumbangan bagi setiap negara untuk
mengembangkan sektor pendidikan di negaranya.
Definisi E-Learning
Perkembangan sistem komputer melalui jaringan semakin meningkat. Intemet merupakan
jaringan publik. Keberadaannya sangat diperlukan baik sebagai media informasi maupun
komunikasi yang dilakukan secara bebas. Salah satu pemanfaatan internet adalah pada sistem
pembelajaran jarak jauh melalui belajar secara elektronik atau yang lebih dikenal dengan
istilah E-Learning. Pada hakikatnya belum ada suatu definisi ataupun implementasi yang
baku dan berlaku secara umum mengenai e-learning itu sendiri. Oleh karenanya banyak
orang yang memiliki konsep bermacam-macam. Ada yang berpendapat bahwa e-learning
merupakan kependekan dari suatu kegiatan yang bernama electronic learning (Sohn, 2005).
Gilbert dan John (2001) mendefinisikan e-learning secara lebih rinci, yaitu suatu metode
pengiriman materi pembelajaran melalui suatu media elektronik seperti internet, extranet,
sateloit broadcast, audio/cideo tape, interactive TV, CD ROM, dan computer based
training (CBT). Definisi yang mirip juga diusulkan oleh the Australian National Training
Authority (2003) yakini mencakup seluruh aplikasi dan proses yang menggunakan berbagai
media elektronik seperti internet, audio/video tape, interactive TV, dan CD-ROM yang
berfungsi sebagai sarana pengiriman materi pembelajaran secara lebih fleksibel sehingga
memudahkan berbagai pekerjaa.
The ILRT of Bristol University (2005) memberikan definisi bahwa e-learning
merupakan penggunaan teknologi elektronik untuk mengirim, mendukung, dan meningkatkan
pengajaran, pembelajaran, dan penilaian. Udan dan Weggen (2000) menyebutkan bahwa elearning salah satu bagian adri pembelajran jark jauh sedangkan pembelajaran online adalah
bagian dari e-learning. Istilah e-learning meliputi banyak aplikasi dan prosesw seperti
computer-based learning, web based learning, virtual classroom, dan sebagainya. Sementara
itu pembelajaran on-line adalah bagian dari pembelajaran berbasis teknologi yang
memanfaatkan sumber daya internet, intranet, dan ekstranet. Rosenberg (2001)memberikan
defiisi yang lebih khusus bahwasanya e-learning adalah sarana pemanfaatna teknologi
internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa mampu mengakses
dimana saja.
Beberapa istilah yang digunakan untuk e-learning adalah : internet-based learning
(belajar berbasis internet), virtual learning (belajar melalui lingkungan maya), webbased learning (belajar berbasis web). Tentu saja istilah e-learning ini mengacu pada
penggunaan teknologi internet untuk menyajikan sejumlah pilihan solusi yang sangat
luas (a broad array of solution) yang mengarah pada peningkatan pengetahuan dan
performans. Sedangkan Mary Daniels Brow dan Dave Feasey (dalam Jurnal Teknodik)
mengemukakan bahwa e-learning merupakan satu bentuk kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan, seperti : internet, Local Area Network (LAN), atau Wider
Area Network (WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan fasilitasi serta
didukung oleh berbagai layanan belajar lainnya.
Secara lebih singkat william Horton mengemukakan bahwa (dalam Sembel, 2004) elearning merupakan kegiatan pembelajaran berbasis web (yang bisa diakses dari internet).
Tidak jauh berbeda dengan itu Brown, 2000 dan Feasey, 2001 (dalam siahaan, 2002) secara
sederhana mengatakan bahwa e-learning merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian, interaksi, dan
fasilitas yang didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar lainnya.
Selain itu, ada yang menjabarkan pengertian e-learning lebih luas lagi. Sebenarnya materi
e-learning tidak harus di distribusikan secara on-linebaik melalui jaringan lokal maupun
intemet. Interaksi dengan menggunakan internetpun bisa dijalankan secara on-linedan realtimeataupun recara off-lineatau archieved. Distribusi secara offline menggunakan media
CD/DVD pun termasuk pola e-learning. Dalam hal ini aplikasi dan materibelajar di
kembangkan sesuai kebutuhan dan di distribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya
pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat dimana dia berada
(Lukmana,2006).
Sedangkan menurugt Khan (2005), e-learning menekankan pada pengiriman materi
pebelajaran kepada siapapun, dimanapun, dan kapanpun dengan menggunakan berbagai
teknologi dalam lingkungan pembelajaran yang terbuka, fleksibel, dan terdistribusi. Lebih
jauh lagi, istilah pembelajaran terbuka danfleksibel menunjuk pada kebebasan peserta didik
dalam hal waktu, tempat, kecepatan, isi materi, gaya belajar, jenis evaluasi, belajar
kolaborasatau mandiri. Permana (2009) mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan
teknologi internet sebagai sarana pendistribusian materi pelajaran yang terjadi antara guru
dengan siswa sehingga memperlancar kegiatan belajar mengajar secara on-line.k
Prasetio, dkk (2012) salah satu perbedaan pembelajran tradisional dengan e-learning
menggunakan web adalah terletak pada siapa yang menjadi pusat dalam pembelajaran. Pada
kelas yang tradisional, guru atau dosen dianggap sebagai orang yang serba tahu di bidangnya
dan ditugaskan untuk mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, sedangkan di
dalam pembelajaran e-learning berbasis web fokus utamanya adalah pelajar atau mahasiswa.
Suasana pembelajran e-learning akan memaksa pelajar atau mahasiswa memainkan peran
aktif dalam pembelajarannya, Pelajar atau mahasiswa akan mencari materi dengan usaha dan
inisiatif sendiri.
Keterkaitan antara berbagai istilah yang berkaitan dengan e-learning dan pembelajaran jarak
jauh dapat diilustrasikan pada ganbar dibawah ini (Surjono, 2006).
Karakteristik E-Learning
Adapun karakterik E-Learning adalah
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik ; dimana pengajar dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau pengajar dan sesama pengajar dapat berkomunikasi dengan mudah
tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer network).
3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) yang
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh pengajar dan siswa kapan saja dan
dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar, dan hal-hal
yang berkaiatan denagn administrasi pendidikan yang dapat dilihat setiap saat di
komputer.
Maka dapat dilihat bahwa pemanfaatan e-learning tidak terlepas dari jasa internet
karena teknik pembelajaran yang terdapat di internet begitu lengkap yang akan
mempengaruhi tugas guru dalam proses pembelajaran. Sekarang ini, proses belajar dan
mengajar banyak di dominasi oleh peran gurudan buku (the era of teacher and book)
dan pada masa mendatang proses belajar dan mengajar didominasi oleh peran guru, buku,
dan teknologi (the era of teacher, book, and technology)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kuliah Energi dan Konversi menunjukkan adanya peningkatan proses dan hasil
belajar mahasiswa yang mengontrak mata kuliah tersebut sehingga dapat memberikan
terobosan baru dibidang pengembangan model pembelajaran.
Pembelajaran Melalui Internet Pada Perguruan Tinggi
Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang lebih cenderung
suka mendengar (listening society). Kecenderungan ini telah mengakar selama
berabad-abad lamanya sehingga mereka sudah terbiasa menjadi pendengar (listener)
tanpa mau untuk menjadi manusia yang bebas berkehendak. Keadaan ini
menjadikan sulitnya memotivasi masyarakat Indonesia untuk mengubah
paradigmanya menjadi manusia pembaca, yaitu manusia yang berkemauan untuk
mandiri, senang membaca dan berpikiran maju. Namun, budaya membaca ini harus
tetap diperjuangkan demi perkembangan dan kemajuan masyarakat, salah satunya
dalam dunia pendidikan, baik pendidikan dasar, menengah maupun di perguruan
tinggi.
Mahasiswa merupakan agent of change (agen pembaharu) yang
merupakan tulang punggung untuk terbetuknya suatu pemerintahan yang lebih pasti,
lebih maju, dan kritis. Mereka dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan
zaman dan perkembangan teknologi sehingga mampu bertahan (survive) dan
mampu bersaing dengan maraknya sistem yang menglobal. Diakui atau tidak
mahasiswa tetap akan menjadi suatu kekuatan bagi kemajuan pemerintahan kita.
Namun, mereka juga dapat menjadi suatu ancaman apabila tidak mampu
mempertahankan dan bersaing dengan yang lainnya.
Kemajuan teknologi di berbagai bidang telah membuat perubahan yang
berarti dalam dunia pendidikan. Tak terkecuali di Perguruan Tinggi. Sebut saja
UNNES saat ini telah menggunakan sistem on line untuk registrasi mahasiswa,
pengisian KRS (Kartu Rencana Studi), dan sebaginya. Hal ini membuktikan
bahwa kemajuan teknologi telah menggeser sistem tradisional yang selama ini
telah dilaksanakan. Di beberapa Universitas seperti : Universitas Terbuka,
Universitas
Petra, dan Universitas Bina Nusantara telah menggunakan sistem pembelajaran
elektronik atau yang sering kita sebut sebagai e-learninng. Lantas, sudah siapkan
apabila sistem tersebut di terapkan di setiap universitas.
Untuk menilai apakah suatu perguruan tinggi sudah memiliki kesiapan
untuk menerapkan sistem pembelajaran melalui internet sudah seharusnya kita
melihat beberapa sisi keistimewaan (modal yang sudah dimiliki) dan kekurangan
yang dimiliki perguruan tinggi yang bersangkutan, seperti dari segi kekuatan,
kelemahan, peluang dan tantangan apa yang kiranya bisa ditemukan.
Universitas Negeri Semarang (Unnes) secara perlahan sudah mulai menggunakan
sistem on-line dalam proses sistem akademik pembelajaran seperti yang telah
dibahas diatas. Dengan menggunakan pembelajaran on-line yang telah diterapkan
mulai tahun pembelajaran 2007/2008 telah mengubah cara pemprosesan data
akademik melalui komputer (khususnya internet).
Melihat hal diatas maka akan memunculkan peran mahasiswa dari yang
biasanya pasif menjadi aktif. Selain itu pembelajaran lebih efektif dan efisien
dalam pemprosesan.
Walaupun demikian dalam pemanfaatan e-learnig memunculkan
kekurangan dalam pelaksanaan. Adanya e-learning mengurangi kuantitas
bertemunya antara dosen dan mahasiswa dalam proses pembelajaran sehingga
memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar mengajar. Pertemuan antara
dosen dan mahasiswa lebih sedikit kuantitasnya sehingga hubungan keduannya
tidak begitu erat seperti pembelajaran tradisional (dosen dan mahasiswa saling tatap
muka).
Proses belajar mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan. Disini lebih banyak memunculkan proses pelatihan dimanamahasiswa
lebih banyak berlatih cara mengoperasikan komputer daripada memahami materi
yang terdapat dalam pembelajaran tersebut. Selain itu mahasiswa yang tidak
mempunyai motivasi tinggi lebih cenderung gagal (tidak dapat mengikuti
pembelajaran secara optimal). Disini peran dosen juga berubah dari teknik
pembelajaran konvensional beralih ke teknikpembelajaran ICT (Information
Communication Technology) yaitu dari pembelajaran melalui tatap muka beralih ke
pembelajaran on-line.
Berbicara mengenai peluang yang bisa diambil jika sistem ini diterapkan
di Unnes adalah akan dimanfaatkan dengan maksimal fasilitas internet yang sudah
ada di masing-masing fakultas bahkan di beberapa jurusan sudah mulai memiliki
akses internet. Hal ini ini merupakan peluang yang bagus untuk memulai
perubahan sistem strategi pembelajaran. Fasilitas internet yang sudah ada itu
semestinya dapat digunakan untuk melakukan konsultasi masalah belajar,
pemberian tugas, balikan, ujian, remidiasi bagi mahasiswa, dan menciptakan
kegiatan layanan secara interaktif antara dosenmahasiswa dan antara mahasiswamahasiswa dalam melakukan pengayaan bahan ajar bagi bagi kepentingan
perkuliahan. Dengan demikian, fasilitas pembelajaran melalui internet dapat
digunakan sebagai fasilitas pengadaan dan pengayaan sumber belajar dan media
pembelajaran yang efektif. Sumber belajar menggunakan fasilitas internet harus
dirancang (by design) berdasarkan prinsip-prinsip teknologi pembelajaran.
Beberapa hal yang menjadi berbagai kelemahan akan adanya
pembelajaran secara on line di UNNES antara lain :
Fasilitas
Kita mengetahui bahwa menggunakan pembelajaran dengan internet
tidaklah mudah. Perangkat yang canggih berupa komputer/ laptop yang
dihubungkan dengan jaringan telepon serta pernagkat lainnya bukanlah barang murah
dan tidak setiap orang memiliinnya. Bahakan bebrapa daerah masih ada yang belum
terjabngkau internet. Ketidak merataan ini tentunya akan sangat mengganggu
dalam proses pembelajaran on line (e-learning).
Ekonomi
Perangkat-perangkat yang mendukung adanya sistem pembelajaran online tidaklah
murah. Mereka yang ingin memiliki sendiri tentulah harus merogoh saku agak
dalam. Mahasiswa yang berasal dari golobngan menengahke atas, tidak akan
mempermasalahkan hal ini.Namun, bila mahasiswa yang berasal dari golongan
ekonomi menengah ke bawah dengan keadaann ekonomi yang pas-pasan, tentu hal
akan cukup memberatkan.
Manfaat Pembelajaran Melalui Internet
Menurut Mean dan Olson (1995) mengklasifikasikan kegunaan teknologi
komputer yaitu internet sebagai berikut :
1. Tutorial, untuk pembelajaran dan sistem kontrol.
2. Perluasan, untuk menelusuri informasi yang disajikan.
3. Komunikasi, digunakan oleh siswa dan guru yang berfungsi untuk beriteraksi
informasi melalui sistem jaringan/internet.
4. Mengakses informasi, digunakan untuk memunculkan sejumlah informasi yang
dapat membantu siswa menyelidiki maupun menjawab pertanyaan.
5. Menjelajah dan menyelidiki secara bebas, hal ini guna membantu siswa
mencapai tujuan melalui internet.
6. Komunikasi interaksi guru-siswa (karakteristik dari media pembelajaran adalah
interaktif)
7. Menyamakan pengetahuan dan belajar bersama, guna mendukung kolaboratif
dan mengintegrasikan pengetahuan.
8. Efisiensi dan organisasi, yaitu mengenai kecepatan siswa mengakses
informasi.
9. Produktivitas guru, yaitu membantu guru untuk lebih beriteraksi dengan
siswa.
10. Menyusun, memodifikasi, mengorganisasi, menganalisa, dan mengkaji informasi.
Manfaat E-Learning
E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenai
berbagai hal yang menyangkut pelajaran atau kebutuhan pengembangan diri peserta
didik. Selain itu, guru dapat menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik di tempat tertentu di dalam web untuk di akses oleh
peserta didik. Sesuai dengan kebutuhan, guru dapat pula memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengakses bahan belajar tertentu maupun soal-soal ujian
yang hanya dapat diakses oleh peserta didik sekali saja dan dalam rentangan waktu
tertentu pula (Website Kudos, 2002, dalam Siahaan).
1. Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan cepat melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat, jarak dan waktu. Secara
regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi bisa dilakukan.
2. Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran yang ruang
lingkup (scope) dan urutan(sekuensnya) sudah sistematis terjadwal
melalui internet.
3. Dengan e-learning dapat manjelaskan materi pembelajaran yang sulit
dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain itu, materi
pembelajaran dapat disimpan dikomputer, sehiagga siswa dapat
mempelajari kembali atau mengulang materi pembelajaran yang telah
dipelajarinya setiap saat dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.
4. Mempermudah dan mempercepat mengakses atau memperoleh banyak
informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang
dipelajarinya dari berbagai sumber informasi dengan melakukan akses
di internet.
5. Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi antara guru
dengan siswa, baik untuk seorang pembelajar, atau dalam jumlah
pembelajar terbatas, bahkan missal.
6. Peran siswa rnenjadi lebih aktif mempelajari materi pembelajaran,
memperoleh ilmu pengetahuan atau informasi secara mandiri, tidak
mengandalkan pemberian dari guru, disesuaikan pula dengan keinginan
dan minatnya terhadap materi pembelajaran.
7. Relatif lebih efisien dari segiwaktu, tempat dan biaya.
8. Bagi pembelajar yang sudah bekerja dan sibuk dengan kegiatannya
sehingga tidak mempunyai waktu untuk datang ke suatu lembaga
pendidikan maka dapat mengakses internet kapanpun sesuai dengan
waktu luangnya.
9. Dari segi biaya, penyediaan layanan internet lebih kecil biayanya
disbanding harus membangun ruangan atau kelas pada lembaga
pendidikan sekaligus memeliharanya, serta menggaji para pegawainya.
10. Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi siswa
karena dapat berinteraksilangsung, sehingga pemahaman terhadap
materi akan lebih bermakna pula (meaningfull), mudah dipahami,
diinga dan mudah pula untuk diungkapkan.
11. Kerja sama dalam komunitas online yang memudahkan dalam transfer
informasi dan melakukan suatu komunikasi sehingga tidak akan
kekurangan sumber atau materi pembelajaran.
12. Administrasi dan pengurusan terpusat sehingga memudahkan dalam
melakukan akses atau dalam operasionalnya.
13. Membuat pusat perhatian dalam pembelajaran.
3. Tahap Pengembangan
Pengembangan e-learning dilakukan mengikuti perkembangan
fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia. selain itu,
pengembangan prototype materi pembelajaran dan rancangan
pembelajaran yang akan digunakan pun perlu di pertimbangkan dan di
evaluasi secara terus-menerus.
4. Pelaksanaan
Prototype yang sudah lengkap dapat dipindahkan ke jaringan
computer (LAN). Untuk itu pengujian terhadap prototype hendaknya
terus menerus dilakukan. Dengan pengujian ini akan diketahui
berbagau hambatan yang dihadapi, seperti berkaitan dengan
management course tool, apakah materi pembelajarannya
memenuhistandar materi pembelajaran mandiri (self learning
materials).
5. Evaluasi
Sebelum dilakukan evaluasi, program terlebih dahulu diuji coba
dengan mengambil beberapa sample orang. Dari uji coba ini baru
dilakukan evaluasi. Prototype perlu dievaluai dalam jangka waktu
relative lamadan secara terus menerus untuk diketahui kelebihan dan
kekurangannya. Proses dari kelima tahapan tadi di perrukan waktu
yang relative lama dan dilakukan berulang kali, karena prosesnya
terjadi secara terus menerus. Masukan dari pembelajar atau pihak lain
sangat di perlukan untuk perbaikan program tersebut.
Kesimpulan
Pembelajaran sekarang ini tidak hanya terbatas pada
ruang waktu dan tatap muka yang terjadwal. Karena semakin
majunya IPTEK akan memberikan perubahan baru dalam
sistem pembelajaran yang lebih memanfaatkan fasilitas internet.
E-learning adalah pembelajaran dengan menggunakan bantuan
perangkat
elektronika,
khususnya
perangkat komputer.
Karakteristik pembelajaran melalui internet ini meliputi
komponen-komponen informasi bahan penarik perhatian, materi
dan teori, simulasi dan visualisasi, latihan soal, quiz dan
evaluasi lainnya, tanya jawab, interaksi, dan diskusi.