Anda di halaman 1dari 5

Teori peleburan dalam kupola

(1) Reaksi pembakaran dalam tanur

Dalam kupola , panas yang terjadi karna reaksi eksotermik karena O 2 dalam udara
yang ditiupkan , dan kokas akan mencairkan logam, membentuk terak,
memindahkan kotoran kedlam terak dan mereduksi oksida-oksida. Distribusi gas
cerobang dalam udara melalui tuyer menyebabkan oksidasi .

C+O2 -> CO2 (1)

koas terbakar dalam daerah ini, yang mempunyai temperature tingi didalam tanur. Daerah ini
disebut daerah oksidasi, seperti di sebut diatas.

Bagian atas dari daerah ini adalah daerah reduksi dimana CO2 yang terjadi didaerah oksidasi
sebagian dirubah menjadi CO oleh reaksi reduksi berikut:

CO2 + C -> 2CO (2)

Reaksi ini adalah endotermik dan di percepat kalau termperatuh ditamabah, makan kebagian atas
tungku, makin laju reaksi, dan temperatur gas makin turun.

Reaksi pada bagian (1) dan (2) terjadi kalau kokas bersentuhan dengan udara tiup.

Ditribusi gas cerobong di pengaruhi oleh : ukuran kokas, volume udara tiup, ukuran tuyer, dan
factor-fktor lainnya.

Dalam peleburan kupola adalah penting untuk mengatur kedudukan daerah oksidasi dan reduksi,
sebab hal itu mempengaruhi mutu logam cair. Apabila daerah oksidai meluas ke bagian atas dari
tungku, maka logam padat berada dalam lingkungan oksidasi kuat dan oksidasi dari logam
meningkat. Oleh sebabab itu keadaan seperti itu menyebabkan kerugian seperti kehilangan
banyak Si, formasi grafit yang tidak biasa, penyusutan dan seterusnya

(2) Reaksi Terak dan Fluktasi dari komposisi logam cair

Terak kupola terdiri dari : fluk, batu gamping, bahan pelapis, abu kokas, dan oksida logam.
Komposisi dari terak berfluktasi, tergantung pada keadaan operasi atau macam bahan yang di
pakai

Daftar komposisi kimia dari terk kupola.


Oksida-oksida ini dalam terak akan bereaksi dengan karbon dari logam cair dan dengan kokas,
menurut reaksi ya adalah sebagai vberikut :

FeO + C -> Fe + CO

SiO + 2C -> Si + 2CO

Jadi logam2 tersebut di reduksi. Reaksi ini mengikat dengan naiknya temperature.

Factor lain yang penting adalah pengambilan belerang dari kokas, kokas biasanya mengandung
0,5 0.8 % belerang, kikira-kira 30 % dari itu bias dikatan diabsorsi oleh logam cair . tetapi
belerang yang di absorsi itu berupa sulfide dalam logam cair, diambil oleh CaO yang telah
berada dalam terak sacara berlebih. Reaksi ini adalah sebagai berikut :

CaO + FeS -> CaS + FeO

CaO + MnS -> CaS+ MnO

Kalau FeO dan MnO terdapat pada terak dalam jumlah yang besar, maka reaksi tersebut sukar
berkisar ke kanan. Jadi penghilangan beleang yangh cukup tidak terjadi. Karena alasan ini
peleburan yang bersifat oksidasi harus di hindari.

(3) Kokas dan volume udara tiup

Kelebihan uda tiup dan kekurangan muatan kokas menurunkan tingginya alas kokas dan
mengakibatkan oksidasi dari besi, karena logam berada dalam lingkungan oksidasi kuat. Oleh
sebab itu alas kokas harus di ushakan setinggi mungkin, yg bertujuan untuk mencegah oksidasi
dari besi dan temperature logam yang tinggi.

Fungsi dari muatan kokas adlah untuk menjaga agar alas kokas berada pada tinggi tetap dan agar
operasi yg tetap secara kontinu untuk waktu yang lama.

1.000 W K k
q= L C
60 100 100

Dimana : Q =volume udara tiup (m3/mm)

W= laju peleburan (ton/jam)

L= volume udara yg di perlukan untuk pembakaran 1kg karbon ( m3/kg)

K= jumlah kojkas yg di perlukan mencairkan 1kg logam (kg)


k= jumlah lkarbon yang terkandung dalam 100 kg kokas (kg)

C= koofisien koreksi.

GAMBAR 7.13

Dalam persamaan di atas, variasi dar ukuran kokas di perhitungkan. Tapi secara emprik,
volume udara yang cocok tidak berubah banyak menurut perbandngan besi terhadap
kokas. Oleh karena itu keperluan udara dapat di tentukanm dari persamaan berikut

2
W Nm
=100 100 ( . m 2)
A menit

W= udara tiup (Nm3/menit)

A= luas irisan kupola (m3)

4. bahan baku kupola dan pembakaran

Bahan baku kupola yg paling di gunakan adalah besi kasar. Untuk mendapatkan besi coran yang
baik sebaikmnya menggunakan besi kasar yang baik. Jumlah umum besi kasare kira-kira 20-30%
dari bahan baku logam.

Sekrap baja biasa di pakai juga sebagai bahan baku kupola.komposisi \sekrap baja yang bersijh
adalah seragam dan bias di peroleh dengan harga murah

Kadar karbon yang rejndah dan kadar silicon yang rendah adalah menguntungkan untuk
mendapatkan coran dengan presentasi C dan Si yang terbatas . umumnya 30-40% dari bahan
baku logam adalah sekrap baja.

Ukuran dan bentuk dari sekrap adalah penting untuk menjaga keadaan yang semurna dan
cerobong. Sebagai contoh, kalua sekrap berbentuk pelat-pelat tipis, maka kehilangan karena
oksidasi besar. Sebaliknya pelat sekrap yang tebal menurunkan temperature dalam cerobong.

Daftar ukuran yang cukup dari muatan sekrap baja


Sekrap balik seperti corannyang cacat, bekas penambahan, saluran turun.

Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn, dibubuhkan untuk mengatur komposisi. Kalua persentasi dari
baja bertambah, perlu pengaturan komposisi oleh paduan besi. Pada pengatur komposisi harus
dipertimbangkan perubahan komposisi logam cair karena oksidasi dalam cerobong dan reaksi
dengan tarak dan kokas.

Persentase C berubah karena hilangnya karbon, yang disebabkan oleh oksidasi logam cair dalam
cerobong dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi antara logam air dengan kokas. .

Persentase C diatur oleh perbandingan besi kasar dan sekrap baja. Tambahan harus dimasukkan
dalam perhitungan perbandingan, maka untuk mengimbangi kehilangan pada peleburan,
dimasukkan 10 25% untuk Si dan 15 30% untuk Mn sebagai tambahan.

Persentase S bertambah karena pengambilan S sari kokas. Peningkatan belerang yang


diperkenankan biasanya 0,1%.

Daftar contoh kombinasi campuran logam


Operasi kupola di

1. Pelapisan.
Lapisan: batu tahan api, bahan tahan api yang dapat dicorkan atau bahan api penambal
dipergunakan untuk lapisan kupola. Operasi dengan lapisan asam memerlukan bahan
tahan api samot, atau batu talek dan operasi dengan lapisan basa memerlukanbahan tahan
api magnesia atau dolomit. Ketebalan yang dikehendaki dari adona kira-kira 3 sampai 4
mm

Anda mungkin juga menyukai