Identitas pasien
Nama pasien
Usia
: 35 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
:Islam
Status
: Sudah Menikah
Alamat
Nomor RM
:483497
Tanggal Masuk RS
: 3 Maret 2016
Tanggal Operasi
: 22 Maret 2016
Pembiayaan
: BPJS Kesehatan
2 jam SMRS os berjalanan kaki dan ditabrak oleh sepeda motor. Terdapat luka
terbuka sekitar 10 cm, dengan pendarahan yang banyak dan disertai rasa nyeri
pada kaki kiri. Pendarahan berhenti setelah dijahit di rumah sakit Syafira.
Bengkak (+).
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa dan belum pernah dirawat di
fasilitas kesehatan.
Hipertensi, asma, alergi, tumor, batuk lama, diabetes ataupun penyakit jantung
tidak dimiliki pasien
Keluarga tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi, asma, alergi, tumor,
batuk lama, diabetes ataupun penyakit jantung
Riwayat persalinan
Riwayat operasi
Pasien Belum pernah menjalani operasi
Riwayat anestesi sebelumnya
Pasien hanya pernah di bius lokal pada saat penjahitan di syafira, tetapi os
tidak mengetahui nama obat nya
AMPLE
A
Pemeriksaan Fisik
STATUS GENERALISATA
Keadaan umum
Kesadaran
: GCS 15
Vital sign
: TD
: 120/80 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Suhu
: 36,3oC
Pernapasan : 17 x/menit
Berat Badan
: 61kg
Tinggi badan
: 162 cm
IMT
: 23,24
A. Airway
Pasien dapat berbicara dengan jelas, tidak ada suara nafas tambahan
jari
M (Mallampati score) : klasifikasi I
O (Obstruction)
: Tidak tampak adanya kemungkinan obstruksi
N (Neck mobility)
: Leher pasien tidak memiliki keterbatasan
gerak
leher
B. Breathing
Frekuensi nafas 17x/menit, gerakan dinding dada simetris, tidak ada
retraksi iga dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan, suara nafas
vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
C. Circulation
Akral hangat, tidak pucat, kering, frekuensi nadi 78 x/menit, tegangan dan
pengisian penuh, CRT < 2 detik, tekanan darah 120/80mmHg, terpasang
IV line dengan cairan Ringer Laktat 20 tetes/menit
D. Disability
Kesadaran composmentis, GCS 15
Pupil isokor 3mm / 2 mm, refleks cahaya (+/+)
E. Exposure
Pemeriksaan kepala
Mata
Mulut
:sianosis (-), mukosa kering (-), gigi palsu (-), bibir pucat (-)
Leher
bening
Pemeriksaan thoraks
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
Pemeriksaan ekstremitas
Akral hangat,CRT <2 detik
Edema (-)
Status lokalis
Inspeksi : VL Et dorsum pedis sinistra sisi lateral kurang lebih sepanjang 10
sentimeter sudah dijahit.
Palpasi : udem di sekitar luka
Pemeriksaan penunjang
Leukosit
: 12.100 g/dl
Eritrosit
: 5.160.000
Hb
: 13,7
Ht
: 37,9,9%
Trombosit
: 256.000 /mm3
GDS
: 117
Kolesterol
: 127
Elektrolit
CL : 112 mmol/L
Open fraktur metatarsal proksimal digiti II, III, IV, V pedis sinistra
Penatalaksanaan
Orif
Rencana anestesi
Spinal anestesi
Status ASA
ASA II
Persiapan Pasien
menggunakan set tranfusi telah terpasang di tangan kiri dan menetes lancar
Pasien diminta untuk melepaskan besi-besi yang ada atau melekat ditubuh
pasien.
Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi
Pasien diposisikan duduk,prone maupun lateral.
Di kamar operasi, pasien dipasang pengukur tekanan darah dan saturasi
oksigen. Evaluasi nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen. Pada pasien ini
didapatkan nadi pre anastesi 78x/menit, tekanan darah 120/80 mmHg, dan
saturasi oksigen 100%
Persiapan Alat
Tahapan anestesi
1. Premedikasi
- Dengan akses intravena
Bolus midazolam 5 mg supaya pasien lebih rileks
2. Induksi
- mengunakan Bupivacain 1 ampul
- Ditambah Fentanyl 50 mcg
3. Oksigenasi
- Alirkan O2 3 L/menit melalui nasal kanul
4. Ventilasi
- Pastikan Ventilasi pasien tidak ada hambatan, yaitu melihat saturasi
oksigen yang berkisar 97%-100%
Terapi cairan
-
= 40 ml/jam
2 ml/kg/jam x 10 kg
= 20 ml/jam
1 ml/kg/jam x 41 kg
= 41 ml/jam
Maintenance
= 101 ml/jam
11.45-13.05 WIB
11.55-13.00 WIB
Rawat ruangan, pantau vital sign dan saturasi oksigen tiap 15 menit
Analgetik post operasi drip ketorolac 60 mg + tramadol 100 mg dalam 500 ml
asering
Lain-lain sesuai kondisi pasien
PEMBAHASAN
1. Pre-operasi
Untuk menghindari kecelakaan anestesi perlu Persiapan pre-operasi.
Berikut beberapa hal yang dilakukan dalam pre-operasi: riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pasien ini tidak memiliki riwayat
alergi obat dan makanan,dan belum pernah menjalani operasi. Pasien ini tidak
memiliki riwayat hipertensi, DM, asma, penyakit jantung semuanya disangkal.
Tekanan darah pasien sebelum operasi yaitu 120/80 mmHg. Dari anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang menegaskan bahwa pasien ini
menderita Open fraktur metatarsal proksimal digiti II, III, IV, V pedis sinistra,
sehingga pasien direncanakan orif.Status ASA pasien ini dikategorikan sebagai
ASA II dengan Open fraktur metatarsal proksimal digiti II, III, IV, V pedis
sinistra
Pasien ini dipersiapkan untuk puasa selama 6 jam. Hal ini dikarenakan
refleks laring menurun selama anestesi sehingga dapat terjadi regurgitasi isi
3. Durante operasi
Pada kasus ini induksi anestesi menggunakan Bupivacain dan Fentanyl .
Mekanisme induksi anestesi dengan Bupivacain mencegah konduksi rangsang
saraf dengan menghambat aliran ion, meningkatkan ambang eksitasi elekton,
memperlambat perambatan rangsang saraf dan menurunkan kenaikan potensial
aksi. Sedangkan Fentanyl berperan sebagai analgetik kuat golongan opioid yang
efektif mengurangi rasa nyeri.
Selama operasi frekuensi napas, heart rate, warna membran mukosa,
saturasi oksigen, dan tekanan darah tetap diperhatikan. Pada kasus ini selama
proses anestesi, saturasi oksigen pasien dapat dikontrol dengan baik 97-100%,
heart rate dan tekanan darah dapat dikontrol dengan baik.
4. Post-operasi
Setelah operasi diberikan analgetik berupa ketorolac 60 mg + tramadol 100
mg dalam larutan asering 500 ml. Selain itu juga perlu dipantau post-operative
nausea and vomitting (PONV) yang terjadi pada 20-30% pasien. Pada pasien ini
tidak terdapat efek mual sehingga ondansentron ataupun antiemetik lainnya tidak
diberikan. Tanda-tanda vital sign pada pasien ini tetap diperhatikan selama post
operasi, dan pasien diindahkan ke ruangan setelah Bromage score kurang dari
sama dengan dua.
5. Anestesi
a. Open fraktur metatarsal proksimal digiti II, III, IV, V pedis sinistra
Pada pasien ini dilakukan orif dengan tujuan mempertahankan posisi
fragmen tulang agar tetap menyatu.
b. Teknik anestesi
Pasien ini diakukan secara spinal anestesi pada L3-L4 . Hal ini
dikarenakan posisi luka ada di metatarsal sisi lateral maka cukup blok rasa
nyeri setinggi L3-L4.
10