Anda di halaman 1dari 7

KURIKULUM PAUD BERBASIS ISLAM

Posted on May 11, 2010 by KB - TK ANAK CERIA BANJARBARU


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi yang keseluruhannya merupakan kesatuan yang
sistemik. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. PAUD dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. PAUD pada jalur pendidikan
nonformal berbentuk Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat.
Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan non formal yang memberikan layanan
pendidikan anak usia dini bagi anak usia 2 sampai dengan 6 tahun, yang berfungsi untuk membantu meletakkan
dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga siap
memasuki pendidikan dasar.
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan
tahapan usianya. Masa usia dini merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek
perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal
kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan
otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). Perkembangan pada tahun-tahun pertama
sangat penting menentukan kualitas anak di masa depan. Perkembangan intelektual anak usia 4 tahun telah
mencapai 50%, pada usia 8 tahun mencapai 80% dan pada saat mencapai sekitar 18 tahun perkembangan telah
mencapai 100%.
Bagi anak, pendidikan yang tepat pada usia dini akan menjadi pondasi keberhasilannya pada masa yang akan
datang. Ia akan menjadi sebuah individu yang cerdas, penuh percaya diri dan mampu mengarungi kehidupan dengan
segala tantangannya dengan baik. Dia akan menjadi manusia yang berkualitas, berkepribadian kuat dan berguna bagi
masyarakat. Hal tersebut dapat dipenuhi dengan pendidikan anak usia dini yang berbasis akidah Islam. Pendidikan
anak usia dini yang berbasis agama Islam adalah membentuk anak yang berkepribadian Islam, yaitu memiliki aqidah
Islam sebagai landasan ketika berpikir dan bersikap didalam menjalani kehidupan. Anak yang memiliki kepribadian
Islam adalah anak yang memiliki kelebihan dalam banyak hal, sehingga mereka bisa dikatakan sebagai Anak
unggul. Anak unggul adalah anak yang sholeh/sholehah, cerdas, sehat dan pemimpin. Anak unggul adalah anak
yang terarah cara berpikir dan bersikapnya berdasarkan akidah Islam dan memiliki kemampuan serta keterampilan
yang bisa ia gunakan untuk kehidupannya sendiri maupun kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga
mereka siap menjadi pemimpin dimasa mendatang yang akan memberi sumbangan yang besar bagi kemajuan
peradab suatu bangsa di mana mereka hidup.
Atas dasar hal tersebut, maka kurikulum yang dikembangkan dalam Model PAUD Berbasis Agama Islam ini
adalah program kegiatan belajar/kurikulum dengan pendekatan kelas berpusat pada anak, pembelajaran dengan

pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) dipadukan dengan strategi pembelajaran tematik, yang
diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam.

B. Tujuan
Pengembangan Kurikulum PAUD Berbasis Agama Islam di Kelompok Bermain digunakan sebagai acuan
penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan.

C. Pengertian
Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
PAUD
Berbasis
Agama
Islam
di Kelompok Bermain adalah adalah salah satu layanan pendidikan anak usia dini pada jalur nonformal yang
menyelenggarakan program pendidikan umum dan pendidikan keagamanan Islam bagi anak berusia dua tahun
sampai enam tahun.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan belajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

BAB II

PENGEMBANGAN KURIKULUM

A. Ruang Lingkup

Kurikulum PAUD Berbasis Islam di Kelompok Bermain ini menggunakan kurikulum PAUD yang disusun oleh Tim
Pengembang berdasarkan accuan Menu Pembelajaran Generik dari Direktorat PAUD Ditjen PNFI Depdiknas dan
memperhatikan 9 kemampuan belajar anak diintegrasikan dengan akidah Agama Islam, yang meliputi : kecerdasan
linguistik, kecerdasan logika-matematik, kecerdasan visual spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestik,
kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan spiritual.
Ruang lingkup Aspek-aspek pengembangan :
a. Pengembangan nilai moral agama

b. Pengembangan fisik
c. Pengembangan bahasa
d. Pengembangan kognitif
e. Pengembangan social emosional
f. Pengembangan seni

B. Pendekatan Pembelajaran
1. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran pada pendidikan anak usia dini berbasis Agama Islam hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berorientasi pada kebutuhan anak
Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi
semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis. Dengan demikian berbagai jenis kegiatan
pembelajaran hendaknya dilakukan melalui analisis kebutuhan yang disesuaikan dengan berbagai aspek
perkembangan dan kemampuan pada masing-masing anak.
b. Belajar melalui bermain atau bermain sambil belajar
Bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan anak usia dini, dengan
menggunakan strategi, metode, materi/bahan dan media yang menarik agar mudah diikuti oleh anak. Melalui
bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan mengenai
benda di sekitarnya.
c. Kebermaknaan
Sesuatu yang bermakna bagi anak menunjukkan pada pengalaman-pengalaman belajar yang sesuai dengan
minat-minatnya. Pelaksanaan pembelajaran PAUD yang masih lebih menekankan pada kegiatan akademik
(membaca, menulis, dan berhitung) serta hafalan yang kurang bermakna bagi anak, seyogyanya diarahkan pada
pembelajaran yang berpusat pada minat-minat anak dengan menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
d. Pendekatan kreatif dan inovatif
Proses kreatif dan inovatif dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan yang menarik dan membangkitkan rasa
ingin tahu anak untuk berpikir kritis dan menemukan hal-hal baru.
e. Lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan
keamanan serta kenyaman yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
f. Menggunakan pembelajaran terpadu

Model pembelajaran terpadu berdasarkan tema yang menarik dan dapat membangkitkan minat anak (center
of interest). Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga
pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
g. Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini
dimaksudkan agar anak mampu menolong diri sendiri mandiri dan bertangung jawab serta memiliki disiplin
diri, mampu bersosialisasi dan memperoleh bekal keterampilan dasar yang berguna untuk kelangsungan
hidupnya.
h. Menggunakan berbagai media dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja
disiapkan.
i. Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak, yaitu anak belajar dengan sebaikbaiknya apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi, siklus belajar anak selalu berulang, anak belajar melalui interaksi
sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya, perkembangan dan belajar anak harus memperhatikan perbedaan
individual dan anak belajar dengan cara dari sederhana ke rumit, dari kongkrit ke abstrak, dari gerakan ke
verbal dan dari keakuan ke rasa sosial.

2. Pendekatan Kurikulum
PAUD Berbasis Islam di Kelompok Bermain mengembangkan program kegiatan belajar/kurikulum dengan
pendekatan kelas berpusat pada anak, pembelajaran dengan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT)
dipadukan dengan strategi pembelajaran tematik berintegrasi dengan nilai-nilai Islam
a. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan kelas yang berpusat pada anak (child centered approach) adalah suatu kegiatan belajar dimana
terjadi interaksi dinamis antara guru dan anak atau antara anak dengan anak lainnya, dengan ciri sebagai berikut
: (1) berorientasi pada perkembangan anak, (2) berorientasi pada bermain, (3) berdasarkan proses, dan (4)
bersifat terbuka / bebas.
2. Pengembangan Tematik
Sedangkan pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang
pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Keterpaduan pada pembelajaran
ini dapat dilihat dari aspek atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik
diajarkan pada anak karena pada umunya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic)
perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, social dan emosional.
Kekuatan pembelajaran tematik adalah : (1) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan anak, (2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, (3)
Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4) mengembangkan keterampilan
berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi, dan (5) Menumbuhkan keterampilan social dalam bekerja
sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
3. Pengembangan Sentra

Pembelajaran dengan pendekatan Beyond Center and Circle Time (BCCT) adalah pembelajaran anak usia
dini dengan kegiatan bermain melalui sentra-sentra. Setiap sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk
melakukan kegiatan bermain sensorimotorik, simbolik dan pembangunan. Kegiatan ini bertujuan
mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan moral dan agama, kognitif,
fisik, sosio emosional, bahasa dan seni. Setiap sentra juga mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak.
Sentra-sentra yang dikembangkan terdiri dari :
1. Sentra Main Peran, adalah tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan imajinasi , imtag, iptek
dan akhlaqul karimah.
2. Sentra Bahan Alam, adalah adalah tempat anak melakukan kegiatan dengan berbagai alat dan bahan alam
ciptaan Allah, baik yang kering dan yang basah disesuaikan dengan kebutuhan perkembangan anak.
Dengan berbagai alat dan bahan alam tersebut, Insya Allah akan membantu mengembangkan keimanan,
ketaqwaan dan akhlakul karimah dan ke 6 aspek bidang pengembangan anak melalui metode bermain
sambil belajar integrasi pendidikan Imtaq.
3. Sentra Seni dan Kreatifitas, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk mengembangkan
keimanan, ketaqwaan, akhlaqul karimah, kemampuan kognitif dan berbahasa, dengan menggunakan sarana
penunjang. Sentra ini juga sebagai tempat untuk mengenalkan anak tentang berbagai macam budaya bangsa
ciptaan Allah yang berbeda-beda, baik perbedaan suku, makanan, tradisi/kebiasaan dan agama yang ada.
Selain itu juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan dan kreatifitas anak, serta mengembangkan
motorik halus dan motorik kasar anak dalam menggunakan berbagai alat musik yang sederhana.
4. Sentra Balok, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk mengembangkan ke 6 aspek bidang
pengembangan dengan bantuan alat-alat permainan edukatif dan guru bertindak sebagai fasilitator dan
motivator serta teman bermain anak. Bermain dengan balok mengenalkan pada konsep matematika seperti :
bentuk, ukuran, jumlah, pecahan, ruang, luas, sempit, dll.
5. Sentra Persiapan, adalah tempat anak bermain sambil belajar untuk mengembangkan 6 aspek bidang
pengembangan kemampuan anak dengan integrasi Imtaq dan Akhlaqul Karimah serta untuk
mengembangkan persiapan membaca, persiapan menulis dan persiapan matematika dan kegiatan khusus
lainnya, terutama untuk usia 5 6 tahun
Kegiatan di masing-masing sentra menggunakan tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut :
a. Pijakan lingkungan main
Pada tahap ini, pendidik mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan untuk bermain anak. Dalam
penataan lingkungan pendidik seharusnya memperhatikan pengelompokan dan penataan bahan main,
penggunaan warna, penataan alat dan perabot dan jumlah serta jenis bahan main yang dipilih. Pendidik
sebaiknya menyiapkan tiga tempat bermain pada setiap anak.
b. Pijakan sebelum main
Merupakan tahap kegiatan, dimana guru mempersiapkan anak untuk bermain sesuai dengan tema yang
ditentukan. Kegiatan ini dilaksanakan di tiap-tiap sentra kegiatan. Persiapan dilakukan melalui bernyanyi,
bercerita, menjelaskan aturan main dan membuat kesepakatan-kesepakatan dengan anak.
c. Pijakan saat main
Pada tahap in, guru mengamati anak-anak untuk melihat bagaimana mereka berinteraksi dengan teman
sebaya, berbagi informasi dan memecahkan masalah.

d. Pijakan setelah main


Tahap ini dilakukan setelah bermain selesai dilakukan. Pendidik meminta anak untuk menceritakan
pengalamannya saat bermain sebagai upaya untuk mengingatkan kembali pengalaman bermainnya. Di samping
itu pendidik mendorong anak untuk membereskan alat bermain.

3. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah multi-metode dapat melalui simulasi, bermain peran, demonstrasi,
eksperimen, tanya jawab, ceramah bervariasi, penugasan terhadap anak.

C. Penilaian
Penilaian dapat dilakukan dengan cara`antara lain : pengamatan dan pencatatan anekdot. Pengamatan dilakukan
untuk mengetahui perkembangan dan siap anak yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam
kehidupan sehari-hari secara terus menerus, sedangkan pencatatan anekdot merupakan sekumpulan catatan tentang
sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.
Alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak
adalah :
1. Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat menggambarkan sejauh mana
keterampilan anak berkembang.
2. Unjuk kerja (performance), merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam
perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik baca doa, melakukan gerakan sholat dll.
3. Penugasan (Project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relatif lama
dalam pengerjaanya. Misalnyamelakukan percobaan menanam biji.
4. Hasil karya (Product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan.

D. Rambu-Rambu
1. Kurikulum untuk PAUD Berbasis Islam ini merupakan acuan bagi para pendidik, orang tua dan orang dewasa
lain untuk digunakan dalam rangka menstimulasi perkembangan anak. Kurikulum harus dipahami secara
keseluruhan, bukan bagian-per bagian.
2. Kompetensi dasar merupakan pengembangan aspek perkembangan pada anak yang diwujudkan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan usianya berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai
yang dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat diukur dan diamati.
3. Hasil belajar merupakan cerminan kemamampuan anak yang dicapai dari suatu tahapan pengalaman belajar
dalam satu kompetensi dasar.

4. Indikator merupakan hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur dalam satu kompetensi dasar. Apabila
serangkaian indikator dalam satu kompetensi dasar sudah tercapai, berarti target kompetensi dasar tersebut
sudah terpenuhi.
5. Standar kompetensi /perkembangan ini merupakan standar perkembangan minimal. Pendidik dapat
memberikan pengayaan apabila anak telah menguasai kemampuan pada tahap perkembangannya.
5. Penggunaan kurikulum ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan lingkungan sosial dan budaya anak.

Anda mungkin juga menyukai