STROKE
Oleh :
Krisna Tri Haryono
G4D014060
A. Latar Belakang
Otak merupakan salah satu organ terpenting dari tubuh. Hampir semua bagian
tubuh kita diatur dan dikendalikan oleh otak, mulai dari melihat, mendengar, berbicara,
kemampuan berpikir, bergerak, mempertahankan keseimbangan, sampai emosi. Seperti
halnya organ tubuh yang lain, otak juga dapat mengalami gangguan. Salah satu gangguan
yang sering terjadi adalah stroke. Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2005). Stroke masih
menjadi masalah medis yang menyebabkan kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa
dan nomor 3 di Amerika. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang
memerlukan perawatan (Batticaca, 2008). Karena begitu banyaknya kasus stroke yang
terjadi pada penduduk dunia, maka perlu untuk mengetahui lebih lanjut mengenai stroke.
Tujuan dari laporan pendahuluan ini adalah untuk mengetahui pengertian stroke, tanda
dan gejala, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, serta penatalaksanaan dari stroke.
B. Pengertian
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul akibat terjadi adanya gangguan
peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak, sehingga
seseorang dapat menderita kelumpuhan atau bahkan kematian. Sroke dapat dibagi
menjadi 2 jenis, yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik. Stroke hemoragik
adalah stroke yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah pada otak. Sedangkan stroke
non hemoragik adalah stroke yang terjadi akibat berkurangknya suplai darah, oksigen,
dan nutrisi ke otak akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah (Batticaca, 2008).
C. Klasifikasi Stroke Hemoragik
Menurut Smeltzer & Bare (2005), stroke hemoragik dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis menurut tempat terjadinya perdarahan. Klasifikasi tersebut antara
lain adalah :
1. Perdarahan Sub Dural (PSD)
Perdarahan subdural terjadi diantara duramater dan araknoid. Perdarahan dapat terjadi
akibat robeknya vena jembatan (bridging veins) yang menghubungkan vena di
permukaan otak dan sinus venosus di dalam dura mater atau karena robeknya
araknoid.
2. Perdarahan Sub Arakhnoid (PSA)
H. Pathway
I. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan menurut Batticaca (2008) yaitu:
1. Angiografi serebral
Untuk membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik, misalnya karena
pertahanan atau sumbatan arteri.
2. CT scan
Untuk mengetahui adanya tekanan normal dan adanya thrombosis, emboli serebral,
dan tekanan intracranial (TIK).
3. MRI
Untuk menunjukkan daerah infark, perdarahan, dan malformasi arteriovena (MAV).
4. Ultrasonografi Doppler (USG doppler)
Untuk mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis (aliran
darah atau timbulnya plak) ) dan arteriosclerosis.
5. Elektroensefalogram (EEG)
Untuk mengidentifikasi masalah pada gelombang otak dan memperlihatkan daerah
lesi yang spedifik.
6. Pemeriksaan laboratorium
J. Pengkajian
1. Riwayat penyakit sekarang (kapan timbulnya, lamanya serangan, gejala yang timbul)
2. Riwayat penyakit dahulu (hipertensi, jantung, DM, disritmia, ginjal, pernah
3.
4.
5.
6.
kesan
penglihatan,
orientasi
8. Membantu
realitas
dan
(membantu
latihan
untuk
mengkondisikan
tidur)
10. Menurunkan kecemasan dan memberikan pendidikan kesehatan mengenai stroke
11. Meningkatkan koping keluarga melalui penyuluhan kesehatan
M. Pencegahan Stroke
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya
stroke adalah :
1. Menghindari merokok, minum kopi, dan alkohol
2. Mencegah obesitas dengan mempertahankan berat badan yang ideal
3. Batasi intake garam bagi penderita hipertensi
4. Batasi makan makanan yang berkolesterol dan banyak mengandung lemak
5. Pertahankan diet dengan gizi seimbang
6. Olahraga teratur
N. Penatalaksanaan medis
1. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan untuk mengatasi dan menghentikan perdarahan
yang terjadi pada otak.
2. Tindakan konservaif
pemberian
diuretik
dan
kortikosteroid.
c. Pemberian antikoagulan untuk mencegah terjadinya dan memberatnya thrombosis
atau embolisme dari tempat lain dalam sistem kardiovaskuler.
O. Penanganan dan Perawatan Stroke di Rumah
1. Berobat secara teratur ke dokter
2. Jangan menghentikan atau mengubah dan menambah dosis obat tanpa petunjuk
dokter
3. Minta bantuan petugas kesehatan atau fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh
4.
5.
6.
7.
8.
Daftar Pustaka
Batticaca, Fransisca. B. (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta : Salemba Medika.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Persarafan.
Jakarta : Salemba Medika.
Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.