Anda di halaman 1dari 32

Operasional Amplifier memiliki

Dua input terminal :


Inverting input (-)
Non-inverting input (+)
Satu Out put terminal
Dua terminal supply dc voltage

Memiliki infinite input impedance (Zin = )


sehingga tidak menggunakan power dari
driving source

I+ = I- = 0

Memiliki infinite voltage gain (Av = ) dan


infinite bandwidth.

V+ = V -

Memiliki zero output impedance (Zout = 0)

Peak to peak output voltage sedikit


lebih rendah dari dua supply voltage.
Output current dibatasi oleh hambatan
dalam seperti power dissipation.
High voltage gain, high input
impedance, low output impedance dan
wide bandwidth.

Pada dasarnya Op-Amp terdiri dari dua tingkat


differential amplifier (diff-amp) atau lebih.
Differential amplifier (diff-amp) merupakan dasar
operasi suatu Op-Amp.

Single differential amplifier operation.


Pertama, bila kedua terminal input
dihubungkan ke ground (0 V).

Tegangan emitter VE = 0.7 V.


Dengan asumsi kedua transistor adalah
identik, maka dua arus dc emitter
adalah sama .

I E1 I E 2

Bila kedua arus emitter melewati RE,


maka

I E1 I E 2
Dimana

I RE

I RE
2

VE VEE
RE

Karena IC IE , maka

I C1 I C 2

I RE
2

Karena arus collector (IC ) dan


resistor collector (RC ) adalah
sama , maka

VC1 VC 2 VCC I C1RC1

Kedua, bila input terminal 1 diberi


tegangan bias positif +VB , input
terminal 2 dihubungkan dengan
ground (0 V)

Tegangan bias positip +VB pada


base Q1 memperbesar IC1 dan
menaikkan tegangan emitter VE.
Akibatnya : tegangan bias maju
(foward bias) VBE dari Q2
berkurang, karena terminal base
Q2 terhubung dengan ground (0V).
Demikian pula dengan IC2 akan
turun.
Naiknya IC1 akan menurunkan VC1,
turunnya IC2 akan menaikkan VC2

Ketiga, bila input terminal 2 diberi


tegangan bias positif +VB , input
terminal 1 dihubungkan dengan
ground (0 V)

Tegangan bias positip +VB pada Q2


memperbesar IC2 dan menaikkan
tegangan emitter VE.
Akibatnya : tegangan bias maju
(foward bias) VBE dari Q1
berkurang, karena terminal base
Q1 terhubung dengan ground (0V).
Selanjutnya IC1 akan turun.
Naiknya IC2 akan menurunkan VC2,
turunnya IC1 akan menaikkan VC1

Single-Ended Input mode


Terminal input 2 dihubungkan ground, terminal input 1 dihubungkan dengan tegangan
sinyal.

2. Tegangan sinyal yang diperbesar


(amplified) dan berlawanan (inversed)
akan dihasilkan pada output 1, Vout1

1. Tegangan Sinyal dihubungkan ke


terminal input 1, Vin1

4. Tegangan emitter Ve di perbesar


(amplified ) oleh Q2 menjadi
noninverted output 2, Vout2

3. Tegangan Sinyal sama fasa di


emmiter , Ve.
Selama Q1 dan Q2 terhubungkan
pada emitter, Ve menjadi input untuk
Q2 yang berfungsi sebagai common
base amplifier.

Single-Ended Input mode


Terminal input 1 dihubungkan dengan ground, terminal input 2 dihubungkan dengan
tegangan sinyal.

4. Tegangan emitter Ve di perbesar


(amplified ) oleh Q1 menjadi
noninverted output 1, Vout1

2. Tegangan sinyal yang diperbesar


(amplified) dan berlawanan (inversed)
akan dihasilkan pada output 2, Vout2

1. Tegangan Sinyal dihubungkan ke


terminal input 2, Vin2
3. Tegangan Sinyal sama fasa di
emmiter , Ve.
Selama Q1 dan Q2 terhubungkan
pada emitter, Ve menjadi input untuk
Q1 yang berfungsi sebagai common
base amplifier.

Differential Input
Dua sinyal input dengan polaritiy yang berlawanan dihubungkan pada terminal input.
Operasi ini disebut juga dengan double-ended
Masing masing input akan mempengaruhi sinyal output.

Common-Mode Input
Dua sinyal input dengan polarity
yang sama dihubungkan pada
terminal input.
Sinyal output saling
menghilangkan sehingga
menghasilkan tegangan yang
mendekati nol
Operasi ini disebut commonmode rejection.
Digunakan untuk menghidari
sinyal yang tak diinginkan (noise
common-mode signals).
Kemampuan amplifier untuk
mereject common-mode signal
Dintunjukkan dalam bentuk
parameter yang disebut
common-mode rejection ratio
(CMRR)

Kondisi Ideal :
Sebuah diff-amp memberikan gain yang sangat tinggi untuk sinyal yang
diperlukan (single ended atau differential), dan zerro gain untuk common-mode
signal.
Kondisi Praktis :
Sebuah diff-amp memiliki common-mode gain yang sangat kecil, dan differential
voltage gain yang tinggi.
Lebih tinggi differential gain dibandingkan dengan common-mode gain, maka
lebih baik performansi dari sebuah diff-amp dalam mereject common-mode
signals.
Parameter yang menggambarkan kemampuan diff-amp dalam mereject commonmode signal yang tidak diharapkan adalah common-mode rejection ratio (CMRR)
yaitu ratio diff-gain Av(d), terhadap common-mode gain, Acm.

CMRR

Av ( d )
Acm

Av ( d )

CMRR 20 log
A
cm

Gambar berikut menunjukkan simple


Op-Amp yang dibangun dari dua tingkat
differential amplifier dan satu buah
emitter follower.

Output dari diff-amp pada tingkat


pertama menjadi input untuk diff-amp
pada tingkat ke-dua.
Output tingkat kedua akan mendorong
emitter follower untuk menghasilkan
output dengan impedansi yang relative
rendah.
Kedua tingkat diff-amp secara
bersamaan menghasilkan voltage gain
yang tinggi dan CMRR yang tinggi.

Input offset voltage


Input offset voltage drift with temperature
Input bias current
Input impedance
Input offset current
Output impedance
Common-mode range
Open-loop voltage gain
Common-mode rejection ratio
Slew Rate
Frequency respon

Op-amp ideal tidak menghasilkan


tegangan (zero volts out) bila tidak
ada tegangan masuk (zero volts in).
Kenyataanya

Negative feedback biasa digunakan untuk menstabilkan gain dan meningkatkan


frequency response.
Open loop gain yang sangat tinggi dappat membuat situasi menjadi tidak stabil karena
noise voltage yang kecil pada input dapat diperbesar sedemikian sehingga pembesaran
terjadi bergeser dari daerah linearnya, sementara itu oscilasi yang tidak diinginkan
dapat terjadi.
Negative feedback diambil dari output dan digunakan kembali pada input dengan fasa
yang berlawanan dengan sinyal inputnya sendiri.
Negative feedback ini berguna untuk mereduksi gain.

3. Ri dan Rf membentuk rangkaian


voltage-devider yang mereduksi
tegangan output (Vout ) menjadi
tegangan feedback (Vf ) yang
terhubung ke terminal inverting input
(-).

2. Tegangan output (Vout) digunakan


sebagai umpan balik yang dihubungkan
ke terminal inverting input (-) melalui
rangkaian yang tersusun atas Ri dan Rf,
menjadi negative feedback.

Tegangan feedback :
Ri
V f
R R
f
i

Vout

4. Perbedaan antara tegangan


input (Vin ) dan tegangan
feedback (Vf ) selanjutnya
merupakan differential input
untuk op-amp.
Tegangan differensial
selanjutnya diperkuat oleh open
loop gain (Aol) menghasilkan
tegangan output (Vout) sebesar :

Vout Aol Vin V f

1. Tegangan input (Vin)


dihubungkan ke terminal
noninverting input (+).

Close loop gain dari non inverting


(NI) amplifier adalah :

Vcl ( NI )

Rf
Vout
1
Vin
Ri

Bila :

Maka

Ri
B
Ri R f

Vout AolVin BVout


Vout AolVin Aol BVout

Vout Aol BVout AolVin


Vout1 Aol B AolVin

Bila Total Voltage Gain merupakan rasio


antara Vout dan Vin. Maka :

Vout
Aol

Vin 1 Aol B

Nilai AolB jauh lebih besar dari 1, maka :

Vout
A
ol
Vin
Aol B
Close-loop gain Acl(NI) dari noninverting amplifier
adalah berbanding terbalik terhadap B.
Close-loop gain Acl(NI) tidak selamanya bergantung
pada open-loop gain Aol , khususnya pada kondisi Aol B
>> 1.
Close-loop gain dapat diatur melalui pemilihan Ri
dan Rf.

Bila closed-loop gain dari noninverting


(NI) amplifier adalah :

Acl ( NI )

maka,

Acl ( NI )

Vout
Vin

Rf
Vout 1
1
Vin
B
Ri

Konfigurasi voltage-follower merupakan


kasus khusus dari noninverting amplifier,
dimana tegangan output menjadi feedback
yang dihubungkan langsung ke terminal
inverting input (-).
Feedback tanpa melalui rangkaian
voltage-divider menyebabkan voltage gain
op-amp mendekati 1.
Close loop gain dari voltage follower (VF)
adalah

Vcl (VF )

Vout
1
Vin

Karakteristik yang penting dari voltagefollower adalah input impedance yang


sangat tinggi dan output impedance yang
sangat rendah.
Cocok untuk menjadi buffer amplifier yang
medekati ideal yang menghubungkan n
sumber dengan high-impedance dan
dengan beban low-impedance.

Sinyal input (Vin)


dihubungkan ke terminal
inverting input (-) melalui
Ri secara seri.
Sementara sinyal
feedback dari output
(Vout) dihubungkan pula
pada terminal inverting
input (-) melalui Rf.
Terminal noninverting
input (+) dihubungkan
dengan ground.

Digunakan asumsi kharakteristik


ideal untuk memudahkan analisis.
Konsep infinite input impedance
mengasumsikan zero current pada
terminal inverting input (-).
No voltage drop antara inverting
dan noninverting input terminal
Artinya, voltage pada inverting
terminal (-) adalah zero karena
input terminal lainnya (+)
terhubung dengan ground.
Zero voltage pada inverting input
terminal (-) disebut sebagai virtual
ground.

Bila pada inverting input (-) tidak


terdapat arus, maka :

I in I f

Karena asumsi virtual ground (Ii=0),


maka tegangan pada Ri sama dengan
Vin , sehingga :

I in

Karena asumsi virtual ground maka


tegangan pada Rf sama dengan Vout,
sehingga :

If
Close-loop gain Acl(I) dari inverting amplifier
adalah berbandingan antara feedback resistance
Rf dan resistance Ri.
Close-loop gain Acl(I) tidak bergantung pada internal
open-loop gain Aol .
Sehingga negative feedback menstabilkan voltage
gain.
Tanda negatif menandakan inversi

Vout
Rf

Karena If = Iin, maka :

Vout Vin

Rf
Ri

Vin
Ri

Rf
Vout

Vin
Ri

Overall gain dari inverting (I) amplifier :

Acl ( I )

Rf
Ri

Dua tegangan, VIN1 dan VIN2 di


hubungkan ke inverting input
terminal (-) menghasilkan arus I1
dan I2.
Virtual ground Inverting input (-)
adalah/mendekati nol (0).
Arus total (IT) merupakan jumlah dari
I1dan I2 akan melalui Rf

Karena VOUT = - ITRf , maka :

V
V
VOUT I1 I 2 R f IN 1 IN 2
R2
R1

R f

Jika R1 = R2 = Rf =R

V
V

VOUT IN 1 IN 2 R VIN 1 VIN 2


R
R

VOUT VIN 1 VIN 2 VIN 3 VINn

Bila V2 dihubungkan ke ground, maka :

R
RB
1 f
VOUT 1 V1
R1
RA RB

Bila V1 dihubungkan ke ground, maka:

R
RA
1 f
VOUT 2 V2
R1
RA RB

VOUT merupakan penjumlahan VOUT1 dan


VOUT2 maka :

R f RB V1 RAV2

VOUT VOUT 1 VOUT 2 1


R
R

R
1
A
B

Bila RA = RB, maka:

R f V1 V2


VOUT 1

R
2
1

Bila Rf = R1, maka:

VOUT V1 V2

Dua input tegangan di hubungkan


masing-masing ke inverting input
terminal (-) dan ke noninverting input
terminal (+)
Bila V2 dihubungkan ke ground, maka :

VOUT 1

Rf
R1

V1

Bila V1 dihubungkan ke ground, maka:

Rf

V2
VOUT 2 1
R
1

VOUT merupakan penjumlahan VOUT1 dan


VOUT2 maka :
Rf
Rf

V2
VOUT VOUT 1 VOUT 2
V1 1
R1
R1

Rf

V2 f V1
VOUT 1
R1

R1

Bila Rf = R1, maka:

VOUT 2 V2 V1

Muatan elektron Q, pada kapasitor


proposional dengan arus charging dan
waktu charging.

Q IC t

Muatan elektron juga beranding lurus


dengan kapasitansi C dan tegangan
kapasotir VC.

Q C VC

Dengan demikian :

I
VC C t
C

Persamaan tsb. merupakan persaman


garis lurus dengan gradien (IC/C)

Bila sebuah pulse generator


dihubungkan ke input RC integrator,
capasitor akan charge dan discharge
sebagai respon dari pemberian
pulse.

Bila input berubah dari level rendah


ke level tinggi, maka kapasitor akan
terisi (charging).
Bila input berubah dari level tinggi
ke level rendah, maka kapasitor
akan discharging ke posisi awal.
Kapositor mengalami charging dan
discharging mengikuti kurva
exponensial.
Laju charging dan discharging
bergantung pada RC time constant.
Output sebuah RC integrator adalah
tegangan kapasitor.

Pada rangkaian RC sederhana, tegangan


kapasitor berubah tidak linear karena arus
charging terus menurun selama proses
charging dan menyebabkan laju
perubahan tegangan kapasitor terus
menurun.

Pada op-amp yang dihubungkan dengan


rangkaian RC, arus charging pada
kapasitor adalah konstant sehingga
tegangan berubah mendekati linear (tidak
eksponensial).
Karena Inverting input terminal (-)
merupakan virtual ground (0V), maka
tegangan pada Ri adalah Vin , Sehingga
arus input adalah :

I in

Vin
Ri

Bila Vin konstant dan Iin juga konstan


serta tingginga input impedance, maka
semua arus mengalir melewati kapasitor
sehingga :

I C I in

TEGANGAN KAPASITOR

Karena Iin konstant, IC konstan pula.


IC yang konstant akan mencharge kapasitor secara
linear dan menghasilkan tegangan kapasitor yang
linear pula.
Karena kutub positif kapasitor terhubung dengan
virtual ground, maka kutub positif kapasitor akan
tetap 0V.
Tegangan pada sisi negatip kapasitor secara linear
turun dari 0V saat kapasitor dicharge.
Tegangan ini disebut negatif ramp.

TEGANGAN OUTPUT

Tegangan output (Vout) sama dengan tegangan


kapasitor pada sisi negatip.
Bila tegangan input dalam bentuk step atau pulse
diberikan sebagai input, tegangan output akan
turun secara linear hingga op-amp mencapai titik
jenuh pada titik negatip maksimum.

RATE OF CHANGE OF THE OUTPUT.

Laju perubahan tegangan output ditentukan oleh


perbandingan IC/C. Karena IC = Vin/Ri. Maka laju
perubahan atau slope tegangan output integrator
adalah :

V
Vout
in
t
Ri C

Pada Op-Amp differentiator , kapasitor


menjadi bagian dari elemen input.
Differentiator menghasilkan output yang
proposional terhadap laju perubahan
tegangan input.

CARA KERJA DIFFERENTIATOR

Tegangan positip ramp di berikan sebagai


input.
Pada kasus ini IC= Iin dan tegangan pada
kapasitor (VC) setiap saat sama dengan
tegangan input (Vin), karena ada virtual
ground pada inverting input (-).

I
VC C
C

V
t IC C

Selama arus dari inverting input dapat


diabaikan, maka IR = IC. Kedua arus
konstan karena slope tegangan kapasitor
(VC/t) juga konstan. Tegangan output pun
konstan dan sama dengan tegangan pada
Rf , karena satu sisi dari resistor feedback
selalu nol.

V
Vout I R R f I C R f C R f C
t

Output menjadi negatip bila


input merupakan positip ram,
dan positip bila input
merupakan negatip ram.
Selama input dalam keadaan
slope positip, kapasitor
mengalami charging dari input
dan arus pada resistor
feedback mengalir dari kanan
ke kiri (pd gambar).
Saat input mengalami negatip
slope, arus pada feedback
resistor mengalir berlawanan
arah karena kapasitor
mengalami discharging.

Anda mungkin juga menyukai