DEFINISI
AIDS ( Acquired Immunodeficiency Syndrome ) dapat diartikan
sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi oleh virus HIV
( Human Immunodeficiency Virus ) yang termasuk famili
retroviride. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV.
ETIOLOGI
Berdasarkan penelitian di Perancis dan AS penyebab defisiensi
imunitas selular adalah retrovirus yang disebut Lymphadenopaty
Associated Virus (LAV) dan kemudian disebut Human T-cell
Leukimia virus III ( HTLV III) atau juga Human T-cell
Lymphotropic Virus. Virus ini banyak ditemukan di Afrika
Tengah, pada 200 monyet hijau afrika 70% darahnya
mengandung virus tersebut tanpa menimbulkan penyakit.
Sekarang virus tersebut bernama Human Imunodeficiency Virus
(HIV).
EPIDEMIOLOGI
Penularan HIV / AIDS terjadi akibat melalui cairan tubuh yang
mengandung virus HIV yaitu melalui hubungan seksual, baik
homoseksual maupun heteroseksual, jarum suntik pada
pengguna narkotika, transfusi komponen darah dan dari ibu
yang terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya. Oleh karena itu
kelompok resiko tinggi terhadap HIV/AIDS misalnya pengguna
narkotik, pekerja seks komersil dan pelanggarannya, serta
narapidana.
Namun, infeksi HIV / AIDS saat ini juga telah mengenai semua
golongan masyarakat, baik kelompok resiko tinggi maupun
masyarakat umum. Jika pada awalnya, sebagian besar4 odha
berasal dari kelompok homoseksual maka kini telah terjadi
pergeseran dimana presentase penularan secara heteresoksual
dan pengguna narkotik semakin meningkat. Beberapa bayi yang
PATOGENESIS HIV
Struktur HIV
Struktur HIV :
HIV adalah retrovirus.
Virion HIV matang memiliki bentuk hampir bulat.
Selubung luarnya, atau kapsul viral, terdiri atas lemak berlapis
ganda yang mengandung banyak tonjolan protein.
Duri-duri ini terdiri atas 2 molekul glikoprotein, gp120 dan
gp41.
Gp mengacu pada glikoprotein dan angka mengacu pada
masa protein dalam ribuan Dalton.
Gp120 adalah selubung permukaan eksternal duri.
Gp41 adalah bagian transmembran.
P17 adalah protein matriks yang mengelilingi segmen bagian
dalam membrane virus.
P24 adalah protein kapsid yang mengelilingi inti.
Didalam p24 (kapsid) terdapat 2 untai RNA identik dan
molekul preformed reverse transcriptase , integrase, dan
prtotease.
reverse transcriptase ntuk mentranskripsikan RNA virus
menjadi DNA setalah virus masuk ke sel sasaran.
Target Utama infeksi HIV adalah Limfosit T penolong positif
CD4, karena punya virus punya afinitas terhadap molekul
permukaan CD4. CD4 punya fungsi mengoordinasi fungsi
imunologi yg penting. Jika hilang fungsi akan menyebabkan
gangguan respon imun progresif.
Penjelasan :
1. HIV menginfeksi sel dengan mengkiat permukaan sel
limfosit T penolong positif CD4.
2. Gp120 HIV berikatan kuat dengan limfosit CD4+ sehingga
Gp 41 dapat memerantai fusi membrane virus ke membrane sel
dengan bantuan CCR5 dan CxCR4 sebagai koresepor
permukaan sel. (perlekatan)
3. Fusi virus masuk ke dalam sel.
4. RNA virus masuk ke bagian sitoplasma limfosit CD4+.
5. Terbukanya selubung nukleokapsid dan bekerjanya reverse
transcriptase pada RNA untuk menghasilkan DNA salinan
(cDNA) untai ganda virus.
6. DNA untai ganda bermigrasi ke dalam inti sel
7. Intergrase virus membantu insersi cDNA virus ke dalam inti
sel penjamu.
8. Integrasi ke dalam DNA penjamu menghasilkan suatu
provirus dan memicu transkripsi membentuk mRNA, yang
meninggalkan inti sel dan masuk ke dalam sitoplasma
9. mRNA virus di translasikan menjadi enzim-enzim protein
structural virus di sitoplasma.
10. RNA genom virus dibebaskan ke dalam sitoplasma.
11. RNA virus bergabung dengan protein-protein inti.
12. HIV protease memotong dan menata protein virus menjadi
segmen-segmen kecil yang mengelilingi RNA virus, membentuk
partikel virus yang menular yang menonjol dari sel yang
terinfeksi.
13. Virion HIV baru dibebaskan dari limfosit CD4+ yang
terinfeksi dan dapat menyerang sel-sel rentan lainnya di seluruh
tubuh.
PATOFISIOLOGI HIV
Dalam tubuh odha, partikel virus bergabung dengan DNA sel
pasien, sehingga satu kali seseorang terinfeksi HIV, seumur
hidup ia akan tetap terinfeksi. Dari semua orang yang terinfeksi
HIV, sebagian berkembang masuk tahap AIDS pada 3 tahun
pertama, 50% berkembang menjadi pasien AIDS sesudah 10
tahun, dan sesudah 13 tahun hamper semua orang yang
terinfeksi HIV menunjukkan gejala AIDS, dan kemudian
meninggal. Perjalanan penyakit tersebut menunjukkan gambaran
penyakit yang kronis, sesuai dengan perusakan sistem kekebalan
MANIFESTASI KLINIS
Gejala mayor
Berat badan menurun > 10 % dalam 1 bulan
Diare kronik yang berlangsung lebuh dari satu bulan
Demam berkepanjangan lebih dari satu bulan
Sakit kepala
Penurunana kesadaran dan gangguan neurologi
Demensia / ensefalopati
Gejala minor
Batuk menetap lebih dari satu bulan
Dermatitis generalisata yang gatal
Herpes zoster berulang
Kandidosis orofaring
Pemberian ARV
A. Pemberian ARV jika tersedia tes CD4
1. Infeksi HIV Stadium IV menurut kriteria WHO, tanpa
memandang jumlah CD4 T limfosit
2. Infeksi HIV Stadium III menurut kriteria WHO dengan
jumlah CD4 T limfosit <350 sel/mm^3
3. Infeksi HIV Stadium I atau II menurut kriteria WHO dengan
jumlah CD4 <200 sel/mm^3.
B. Pemberian ART jika tidak tersedia tes CD4
1. Stadium IV WHO, tanpa memandang jumlah limfosit total
2. Stadium III WHO, tanpa memandang jumlah limfosit total 3
3. Stadium II WHO dengan jumlah limfosit total <1200
sel/mm^3
Efek Samping
Golongan Obat
Nama Obat
Efek Samping
Golongan NRTIs
Lamivudine (3TC)
Stavudine (d4T)
Zidovudine
ZDV atau AZT0
Didanosin (ddI)
Tenofovir (TDF)
Insufisiensi ginjal
Golongan NNRTIs
Efavirenz (EFV)
Nevirapine (NVP)
Dosis
ARV
Dosis
Golongan NRTIs
Lamivudine (3TC)
Stavudine (d4T)
Zidovudine (AZT atau ZDV)
Tenofovir (TDF)
Didanosin (DDI)
150 mg 3 kali/hari
300 mg 1 kali/hari
30 mg 2 kali/hari jika < 60
250 - 300 mg 2 kali/hari
300 mg/hari
250 mg/hari jika BB< 60k
400mg/hari jika BB>60kg
Golongan NNRTIs
Efavirenz (EFV)
Nevirapine (NVP)
600 mg 1 kali/hari
200 mg 1 kali/hari s
kemudian 200 mg 2 kali/h
Golongan PIs
Lopinavir + ritonavir (LPV/r)
3 kapsul 2 kali/hari, 4 k
bila dikombinasikan den
NVP