Tugas Bahan Konstruksi
Tugas Bahan Konstruksi
Kimia
Bagian Masalah Produksi Bahan dan Daur Ulang
AHMAD IRAWAN
122013001
1. a. Apa yang kamu ketahui tentang memproduksi bahan setengah jadi dan bahan jadi ?
b. Kelebihan dan Kekurangannya dari segala aspek, produksi, biaya, dan ketersediaan ?
Penyelesaian:
a. Barang setengah jadi adalah barang yang sudah diolah tapi belum menjadi barang yang
siap pakai. Barang setengah jadi harus diolah lagi agar menjadi barang jadi yang siap pakai.
Contoh barang setengah jadi, yaitu kopra untuk industri minyak goreng, benang untuk
industri kain, serta kulit yang mudah disimak untuk industri tas dan jaket.
Barang jadi adalah barang yang sudah diolah dan menjadi barang yang siap pakai. Contoh
barang jadi, yaitu pakaian, meja, kursi, kulkas, televisi, sepatu, dan minyak goreng.
b. Kelebihan dari produksi bahan setengah jadi adalah proses produksi yang cepat, biaya
produksi yang murah, produk yang dihasilkan cepat sampai ke pasar.
Sedangkan kekurangan adalah pada sistem produksi ini sering terjadi kekurangan bahan
mentah karena jumlah produksi barang kadang tidak sejalan dengan tersedianya bahan
mentah, keuntungan yang diperoleh lebih kecil dibandingkan dengan memproduksi barang
jadi.
Kekurangan dari sistem produksi barang jadi adalah proses yang lama, membutuhkan cost
production yang lebih besar dibandingkan memproduksi barang setengah jadi. Kelebihan dari
sistem ini adalah keuntungan lebih besar dari memproduksi barang setengah jadi, barang
yang dihasilkan dapat bernilai jual tinggi.
2. Bgaimana kebijakan saudara jika produk yang saudara hasilkan banyak di pasaran ?
Penyelesaian:
Langkah strategis yang akan saya terapkan pada persaiangan bisnis dimana produk yang
dihasilkan sudah banyak pesaingnya melalui strategic marketing dan terus melakukan inovasi
agar produk yang dihasilkan berbeda dengan pesaing justru inovasi ini akan menjadi daya
tarik tersendiri.
Langakah strategic marketing yang akan saya terapkan, diadopsi dari cara Tung Dasem
Waringin (Coach Entrepreneur Sukses):
Menurut Tung Dasem Waringin tujuan marketing adalah menukarkan nilai tambah yang ada
ke sebanyak mungkin pembeli, sesering mungkin sehingga pembeli untung penjual untung.
Cara menciptakan penawaran yang meningkatkan kenikmatan/PERCEIVED
VALUE/RETURN ON INVESTMENT (ROI)/Hal-hal yang positif
Berikut ini ada 12 cara meningkatkan nilai tambah
1. Berhadiah aksesoris yang masih terkait dengan produk/jasa yang dijual
2. berhadiah produk/jasa yang sejenis terkait dengan produk/jasa yang dijual
3. Berhadiah produk/jasa yang tidak ada hubungannya dengan produk/jasa yang dijual
a. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi dan
nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan
a. Hak untuk mendapat perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang beriktikad tidak
baik.
b. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya didalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen.
c. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa kerugian konsumen
tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
d. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainya.
Selain hak tersebut diatas adapun kewajiban dari pelaku usaha terdapat dalam Pasal 7 UUPK,
yaitu :
a. Beriktikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya
b. Memberikan informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif
d. Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi atau diperdagangkan berdasarkan
ketentuan standar mutu barang dan/atau jasa yang berlaku.
e. Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji dan/atau mencoba barang dan/atau
jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat dan/atau
diperdagangkan.
f. Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima atau dimanfaatkan konsumen tidak sesuai dengan perjanjian.
3. Tanggung jawab pelaku usaha
a. Contractual liability
Contractual liability atau pertanggungjawaban kontraktual yaitu tanggungjawab perdata atas
dasar perjanjian/kontrak dari pelaku usaha (baik barang maupun jasa), atas kerugian yang
dialami konsumen akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan atau memanfaatkan jasa
yang diberikanya
b. Pruduct liability yaitu tanggungjawab perdata secara langsung (strict liability) dari pelaku
usaha atas kerugian yang dialami konsumen akibat mengkonsumsi barang yang dihasilkan.
c. Profesional liability
Profesional liability atau tanggung jawab perdata yang dapat didasarkan pada :
1) Tanggung jawab perdata secara langsung (strict liability)
2) Tanggung jawab perdata atas dasar perjanjian/kontrak (contractual liability) dari pelaku
usaha (pemberi jasa) atas kerugian yang dialami konsumen akibat memanfaatkan jasa yang
diberikanya.
d. Criminal liability
Criminal liability yaitu tanggung jawab pidana dari pelaku usaha (baik barang maupun jasa)
atas terganggunya keselamatan dan keamanan masyarakat (konsumen).
4. Penyelesaian sengketa perlindungan konsumen
a. Penyelesaian sengketa diluar pengadilan
1) Penyelesain penggantian kerugian seketika (secara langsung) dengan jalan damai
Seseorang yang dirugikan karena memakai atau mengkonsumsi produk yang cacat hanya
akan mendapat penggantian kerugian apabila mengajukan permintaan atau tuntutan atas hal
tersebut. Permintaan atau penuntutan penggantian kerugian ini mutlak dilakukan oleh orang
yang merasa berhak untuk mendapatkanya. Tidak akan ada penggantian kerugian selain
karena dimohonkan terlebih dahulu ke pengadilan dengan syarat-syarat tertentu.
2) Tuntutan penggantian kerugian melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen
Penyelesaian sengketa konsumen melalui BPSK ini dapat ditempuh, yaitu jika penyelesaian
secara damai di luar proses pengadilan tidak berhasil, baik karena pelaku usaha menolak atau
tidak memberi tanggapan maupun jika tidak tercapai kesepakatan. Yang dapat mengajukan
gugatan atau permohonan penggantian kerugian melalui BPSK ini hanyalah seorang
konsumen atau ahli warisnya.
b. Penyelesaian sengketa konsumen melalui pengadilan
Menurut Pasal 48 UUPK, penyelesain snegketa konsumen melalui pengadilan mengacu pada
ketentuan tentang peradilan umum yang berlaku dengan memperhatikan ketentuan dalam
Pasal 45 yaitu :
1) Setiap konsumen yang dirugikan dapat menggugat melalui lembaga yang bertugas
menyelesaikan sengketa antara konsumen dan pelaku usaha atau melalui peradilan yang
berada dilingkungan peradilan umum.
2) Penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan
berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang bersengketa.
3) Penyelesain sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
menghilangkan tanggung jawab pidana sebagaimana diatur dalam undang-undang.
4) Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa konsumen diluar pengadilan, gugatan
melalui pengadilan hanya dapat ditempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil
REFERENSI
Indonesia, Undang-undang Tentang Perlindungan Konsumen. UU No. 8 Tahun 1999.LN No.
42 Tahun 1999.TLN No. 3821.
Irawan, Ahmad, 2014, Modul Kewirausahaan, Palembang: University Press
Yani Ahmad; dan Widjaja Gunawan.2002. Seri Hukum Bisnis Anti Monopoli.Cet. Ke 3.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.