Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MANDIRI

KEPABAEANAN

Disusun Oleh
Nama
NIM
Jurusan

: Renaldy Ardi Winata


: 2243.14.123
: S1 MTL C

STMT TRISAKTI
MANAGEMENT TRANSPORTASI LAUT

JUDUL
PENYELUDUPAN ANAK BUAYA DENGAN MELALUI JASA PENGIRIMAN TIKI

BERITA
Upaya penyeludupan satwa dilindungi berhasil digagalkan. Kali ini tiga ekor anak
buaya muara, hendak diselundupkan dari Palembang tujuan Jakarta.
Modus penyelundupan melalui paket kiriman menggunakan jasa pengiriman TIKI. Namun
upaya penyeludupan gagal setelah pihak TIKI melakukan pengecekan paket sebelum
pengiriman.
"Saat akan dibawa ke bandara seluruh paket kiriman diperiksa melalui mesin x-ray. Akan
tetapi terdeteksi sebuah paket berisi tiga ekor anak buaya. Kemudian kita laporkan dengan
pihak berwenang," ujar Kiki, Operation Supervisor PT TIKI Palembang, Rabu (2/12/2015).
Setelah paket dibongkar, ternyata kotak paket kiriman berisi tiga ekor anak buaya muara yang
masih dalam kondisi hidup.
Kiki mengatakan, mengenai identitas pengirim di Palembang dan penerima di Jakarta tidak
terlacak. Karena identitasnya putus dan tertulis tidak lengkap.
"Tertulis si pengirim paket berisi pakaian, tapi ternyata anak buaya. Kita pastinya memiliki
aturan dalam setiap paket kiriman, jika melanggar aturan tentunya akan dilaporkan ke pihak
berwenang. Setelah kita hubungi, ternyata nomor kontak si pengirim tidak aktif lagi.
Kejadian ini baru pertama kalinya terjadi," ujarnya.
Sementara itu Kepala BKSDA Resort Kota Palembang Andre SH mengatakan, tiga ekor anak
buaya yang henda diselundupkan merupakan jenis buaya muara yang habitatnya banyak di
Sungai Sembilang.
Tentunya buaya muara termasuk satwa yang dilindungi sesuai undang-undangnya. Bahkan
jika ada yang melanggar diancam hukuman pidana kurungan lima tahun penjara dan denda
Rp 100 juta.
"Tiga ekor anak buaya ini berukuran 40-50 cm yang usianya sekitar satu sampai dua bulan.
Sementara ini tiga ekor anak buaya muara ini dititipkan sementara ke penangkaran buaya di
KM 11 Palembang," ujarnya.

Komentar / penjelasan :

Undang undang yang di langgar :


1. Pasal 21 ayat (2) jo. Pasal 40 ayat (2) UU No. 5 thn 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Pasal 21 ayat (2), Setiap orang untuk :
a.Menangkap, melukai. Membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan
memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan hidup;
b.menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang
dilindungi dalam keadaan mati;
c.mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam
atau di luar Indonesia
d.memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa
yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau
mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar
Indonesia;
e.mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan
atau sarang satwa yang dilindungi.

Anda mungkin juga menyukai