A.Latar Belakang
Program pelatihan Bantuan Hidup Dasar ( BHD PLUS )
d i rancang untuk lebih meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan perawat yang
paling mendasar dalam memberikan pertolongan p a d a s u a t u k o n d i s i g a w a t
d a r u r a t ! d a l a m h a l i n i m e m b e r i k a n Bantuan Hidup Dasar. Suatu keadaan
gawat darurat dapat ter"adikapan sa"a! dimana sa"a dan menimpa siapa sa"a! (bisa
saa orang ang paling dekat dengan kita). Sehingga ketrampilan menghadapi s u a t u k o n d i s i
g a w a t d a r u r a t s a n g a t d i p e r l u k a n d i p e r l u k a n b a g i semua tenaga kesehatan ( dokter!
perawat dan bidan ) #etapi kami lebih tekankan kepada perawat dan bidan.
K a r e n a p e r a w a t a t a u b i d a n a d a l a h o r a n g s e l a l u b e r a d a d e k a t pasien
selama %& "am baik di ruang perawatan maupun di instalasig a w a t d a r u r a t . U n t u k i t u
perawat dan bidan sebagai tenaga p r o ' e s i o n a l
pelaanan
kesehatan
dalam
d a n keparawatan
memberikan
perlu
penegaran
sebagaisalah
satu
rumah
sakit
terbaik
di
Papua.
a t e r i
Bantuan
H i d u p Dasar Plus ini disusun berdasarkan Standar Pelaanan $eperawatan*awat Darurat ang
dibuat oleh Departemen $esehatan +.Dengan cara mengikuti training , kursus di bagian
Pelatihan
danPengembangan
selesaim e n g i k u t i
training
itra
as arakat.
ini
peserta
Di
mampu
harapkan
setelah
memberikan
P e l a t i h a n -. Umum.P e s e r t a
Dasarb. emahami
Hidup
daruratc. emahami
etik
daruratd. emberikan
pertolongan
dan
pela anan
hukum
pada
dalam
kondisi
gawat
keperawatan
gawat
keperawatan
gawat
darurat - ) P e n g e l o l a a n
alan /apas
e m b e r s i h k a n " a l a n n a p a s d e n g a n m e n g g u n a k a n sucsion
Simple
ask!
e n g e n a l 1 b a t 5 o b a t e m e r g e n c d a n c a r a p e m b e r i a n serta indikasi pemberian.
e l a k u k a n P p a d a 1 r a n g D e w a s a ! a n a k ! b a i d a n /eonatus.2 . * a r i s
B e s a r a t e r i . -.Pela anan $eperawatan *awat Darurat%.6tik dan hukum dalam
keperawatan gawat darurat4 . a n g k a i a n B a n t u a n H i d u p D a s a r &.$ewaspadaan
Uni0ersal 7 Danger8.esponse, ekasi 5 ekasi9.Pengelolaan alan /apas 5 Air
:a a.Posisi Stabil , eco0er Position b . 2 h o k i n g
Pernapasan
Breathing<.Pengelolaan
Sirkulasi
,
7
# e r s e d a k ;.Pengelolaan
2irculation = . e n g e n a l
o b a t 5 o b a t e m e r g e n c ( c a r a p e m b e r i a n d a n i n d i k a s i pemberian)D.+nstruktur ,
#utor-.Sta' edis S itra as arakat%.#im Pelatih +*D dan H2U S itra
as arakat 6 . e t o d e P e l a t i h a n
PERENCANAAN DIKLAT
Perencanaan merupakan faktor penting dalam sebuah program diklat. Perencanaan yang baik
akan dapat membantu lembaga penyelenggara dalam melaksanakan kegiatnnya dengan terpadu
sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal.
Tujuan perencanaan diklat: 1.
Ceramah Metode ini sangat efektif diterapkan pada kondisi pembelajaran dimana jumlah
pesertanya banyak, sernentara waktu yang tersedia sedikit, serta bertujuan untuk menyampaikan
informasi-informasi dan fasilitator memiliki kemampuan presentasi yang baik.
Tanya jawab
Metode tanya jawab ini bertujuan mengembangkan pengetahuan dan sikap serta melatih peserta
berkomunikasi lisan dan mengukur tingkat pemahaman mereka terhadap materi yang telah
disampaikan.
Diskusi kelompok Metode ini cocok diterapkan dalam kondisi pembelajaran dengan peserta
berjumlah sedikit. Metode ini dapat dijadikan sebagai media berinteraksi dalam memecahkan
suatu permasalahan dan mengembangkan kepercayaan diri.
Latihan Cara meningkatkan ketrampilan dengan memberikan latihan-latihan dan praktek. Hal-hal
yang perlu dilatih tidak saja ketrampilan, gerakan, tetapi juga kemampuan verbal olah vocal
serta kemampuan berfikir. Untuk melatih kemampuan verbal misalnva bisa dilakukan dengan
micro teaching, presentasy, diskusi, dll.
Studi kasus Metode ini sangat efektif digunakan untuk mengembangkan kepekaan dan kreatifitas
peserta dalam memecahkan suatu permasalahan/kasus. Metode ini sering pula disebut dengan
metode Problem Solving.
Brainstorming Metode ini sangat penting tidak saja untuk mengembangkan kreatifitas peserta
diklat, tetapi yang lebih penting lagi adalah untuk mengetahui apakah sebenarnya yang
dipikirkan dan dikehendaki oleh peserta diklat.
Resitation Cara memperdalam materi dengan memberikan tugas tertentu kepada peserta diklat,
baik individu ataupun kelompok. 5. Menentukan materi pelatihan Materi pelatihan yang akan
diberikan harus sesuai dengan tujuan pelatihan. Materi pelatihan (modul pelatihan, diktat/bukubuku referensi, unit-unit kompetensi yang dipilih dan lain-lain) yang akan diberikan kepada
peserta pelatihan disusun berdasarkan silabus pelatihan.
6. Membuat session plan Session plan ini berisi tentang struktur dan prosedur dari diklat
Langkah-langkah perencanaan diklat dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini
peserta organisasi diklat, materi/bahan pelajaran dan perubahan pelaksanaan tugas yang
diharapkan. Faktor lain yang berpengaruh kepada penetapan tujuan adalah system dan konsep
pemegang/desain diklat. Dalam menetapkan tujuan diklat perlu adanya penentuan prioritas
kebutuhan diklat. Kebutuhan yang telah diprioritaskan dijabarkan kedalam tiga aspek penting
dalam diklat, yaitu: keterampilan, pengetahuan, dan sikap.[9] Penulisan tujuan harus
memperhatikan komponen- komponen sebagai berikut : pelaksanaan (performance), kondisi, dan
criteria. (Leonard Nadler : 15) 1.
Pelaksanaan Komponen ini dinyatakan dalam suatu pernyataan, kemampuan apa yang dapat
dimiliki oleh seorang peserta setelah pelatihan tersebut dilaksanakan. Contohnya : dalam
melakukan pelatihan PLPG kemampuan yang hendak dicapai adalah menjadi guru professional.
2.
Kondisi Yang harus diperhatikan dalam komponen ini adalah keterangan tentang hal yang
berkaitan dengan perubahan tingkah laku. 3.
Kriteria Pada komponen yang ketiga ini, yang perlu diperhatikan adalah penampilan apakah
yang diharapkan dari peserta. Disini lebih ditekankan pada pelaksanaan kerja. Sesuatu yang
dapat diukur dan diamati. Sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan, psychomotorik dan
kognitif. C.
Materi dalam pelaksanaan pelatihan Setelah menetapkan mata diklat dan menentukan tujuan
pelatihan, selanjutnya harus menyusun kerangka sajian pembelajaran yang sistematis. Garis
besar isi dibuat pada tiap-tiap tujuan khusus yang mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang hendak diajarkan. Pokok-pokok bahan yang relevan dengan tiap-tiap tujuan
itu diletakkan pada kerangka yang telah dibentuk, ibarat melekatkan daging pada tulangnya.[10]
Pemilihan trainer yang kompeten juga menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan materi
diklat. Sebab dengan adanya instruktur yang baik maka akan diperoleh materi pelatihan yang
sesuai dengan bidang yang dibutuhkan serta kualitas yang diharapkan. Para instruktur berperan
penting dalam seluruh kegiatan persiapan. Khususnya dalam penyiapan bahan ajar dan segala
hal yang diperlukan dalam proses pembelajaran. Para pengelola
dengan staf pembantu menyiapkan segala hal yang bersangkutan dengan proses penyelenggara
pelatihan.[11]
IV.
KESIMPULAN
Perencanaan pengajaran merupakan suatu kegiatan awal bagi Widyaiswara dalam pelaksanaan
pengajaran, karena perencanaan pengajaraan merupakan bagian dari komponen sistem
pengajaran, serta pada hakekatnya pengajaran ditujukan untuk mencapai tujuan pengajaran.
Pada dasarnya adalah analisis kebutuhan pelatihan yang berorientasi pada kepentingan (calon)
partisipan, bukan semata-mata kepada kepentingan penyelenggara program pelatihan. Keputusan
dalam penyelenggaraan pelatihan harus berdasarkan data yang dihimpun dengan melakukan
suatu penilaian kebutuhan (
need
assessment). Ada beberapa teknik atau metode yang sering dipergunakan dalam melaksanakan
penilaian kebutuhan, teknik ini antara lain teknik Delphi, teknil Q-Sort dan teknik pendadakan.
Dalam menetapkan tujuan diklat perlu adanya penentuan prioritas kebutuhan diklat. Kebutuhan
yang telah diprioritaskan dijabarkan kedalam tiga aspek penting dalam diklat, yaitu:
keterampilan, pengetahuan, dan sikap.
V.
ANALISIS
Untuk menentukan mata diklat, ada beberapa tahap yang harus diperkirakan. Hal ini demi
menciptakan pelatihan yang efektif serta tepat sasaran. Jika ini bias dicapai, maka sebuah
pelatihan tidak akan berlangsung dengan sia-sia serta meraih hasil sesuai dengan apa yang
diharapkan. Dalam menentukan jenis pelatihan, yang harus dilakukan adalah : 1.
Mendefinisikan masalah. Hal itu terkait dengan visi dan misi perusahaan serta kebutuhan yang
harus dicukupi dalam mempersiapkan persaingan di era globalisasi ini. 2.
Siapa yang akan mendapatkan pelatihan. Tentu tidak mungkin pelatihan akan diikuti oleh seluruh
karyawan. Harus ada prioritas siapa saja yang akan mengikuti pelatihan ini. Hal ii desesuaikan
dengan kebutuhan dan jenis pelatihan yang akan dilakukan. 3.
Memilih trainer yang kompeten untuk mendapatkan materi serta kualitas yang diharapkan.
4.
Waktu pelatihan. Karena perhitunga waktu disesuaikan dengan jadwal kerja rutin yang harus
dijalani oleh para karyawan yang mengikuti pelatihan. Perhitungan waktu tersebut terkait dengan
efektivitas biaya yang harus dikeluarkan perusahaan. Dengan mengikuti pendidikan dan
pelatihan terdapat banyak pengaruh terhadap kemampuan setiap individu. Diantaranya adalah :
1.
Melatih untuk selalu mengikuti perkembangan pengetahuan. Dengan karyawan yang memiliki
wawasan luas, diharapkan akan membawa pengaruh terhadap perkembangan dan kualitas
perusahaan. 2.
Meningkatkan keterampilan karyawan yang dikaitkan dengan penggalian kompetensi karyawan
yang bersangkutan. 3.
Bagi karyawan, mereka akan bias mengetahui konsep yang terkait dengan sikap dan perilaku
yang dihubungkan dengan pekerjaan yang mereka jalani.
VI.
PENUTUP
Demikianlah makalah ini saya buat dan dengan sebaik-baiknya, Apabila dari pembaca sekalian
menemukan kesalahan maupun kekurangan dalam makalah ini, mohon kiranya untuk
memberikan kritik serta saran yang konstruktif guna revisi dalam makalah saya selanjutnya.
Saya menyadari bahwa saya adalah manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa dan kerena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah sederhana ini dapat menambah
pengetahuan kita mengenai analisis kebutuhan dalam penentuan materi penyelenggaraan
pelatihan yang nantinya mampu menambah literatur dalam khazanah keilmuan kita, khususnya
dalam bidang diklat.
Daftar Pustaka
Atmodiwirio, Soebagio,
Manajemen Training
, Jakarta: Balai Pustaka, 1993 Martoyo, Susilo,
Manajemen Sumber Daya Manusia
, Yogyakarta: Balai Penerbitan Fakultas Ekonomi, 1992 Mujiman, Haris,
Job Board
About
Press
Blog
People
Terms
Privacy
Copyright
We're Hiring!
Help Center
Physics
Chemistry
Biology
Health Sciences
Ecology
Earth Sciences
Cognitive Science
Mathematics
Computer Science
Engineering