Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Proses penjernihan air untuk memperoleh air yang berkualitas telah dilakukan oleh
manusia beberapa abad yang lalu. Perkembangan dari proses pengolahan air minum, telah
menghasilkan bahwa pembubuhan zat pengendap atau penggumpal (koagulan) dapat
ditambahkan sebelum proses penyaringan (filtrasi). Selanjutnya proses penggumpalan yang
ditambahkan dengan proses pengendapan (sedimentasi) dan penyaringan (filtrasi) serta
menggunakan zat organik dan zat anorganik merupakan awal dari cara pengolahan air.
Sekarang, ilmu pengetahuan telah berkembang dengan cepatnya dengan menciptakan sarana
pengolohan air minum dengan berbagai system, salah satunya system Reverse Osmosis.
Reverse Osmosis berasal dari suatu kejadian yang dikenal dengan osmosis, yaitu
sebuah kejadian dimana air mengalir melewati membran semi permeable. Air tersebut
mengalir dari keadaan air yang encer (soluble water) menuju kepada keadaan air yang pekat
sampai keseimbangannya atau disebut juga equilibriumnya tercapai.
Para ilmuwan menemukan bahwa system osmosis konvensional dapat direkayasa menjadi
sebaliknya (reverse), yaitu dengan cara memberikan tekanan pada air yang pekat. Dengan
kata lain system tersebut dapat menghasilkan air bersih yang tersaing.
I.2. Tujuan
1
2

Mengetahui dan memahami prinsip kerja RO


Mengetahui alat yang digunakan dalam proses RO itu

III1 . Landasan Teori


Untuk memahami proses reverse osmosis, sebaiknya kita mengkaji terlebih dahulu
proses osmosis. Proses osmosis dapat dijelaskan dengan menggunakan ilustrasi di bawah ini.

Gambar 1. Proses Reverse Osmosis


Terdapat dua jenis larutan yang berbeda diletakkan secara berdampingan dan diantara
kedua jenis larutan itu diletakan membrane semi permeable sebagai pembatas. Pada wadah
sebelah kiri disebut concentrated solution, yaitu larutan dengan kadar garam tinggi.
Sedangkan pada wadah sebelah kanan disebut dilute solution, yaitu larutan dengan kadar
garam rendah. Fungsi membrane semi permeable diletakkan ditengah kedua larutan tersebut
untuk mencegah terjadinya percampuran diantara kedua larutan tersebut. Membrane semi
permeable adalah membrane yang bisa dilewati oleh molekul air tetapi tidak bisa dilewati
molekul garam. Proses osmosis adalah proses mengalirnya molekul air dari larutan berkadar
garam rendah (dilute solution) menuju ke larutan berkadar garam tinggi (concentrated
solution). Proses osmosis merupakan proses alamiah yang terjadi sebagai upaya untuk
menyeimbangkan konsentrasi garam pada kedua sisi. Proses osmosis ini akan menyebabkan
ketinggian permukaan air pada concentrated solution akan menjadi reverse osmosis lebih
tinggi daripada permukaan pada dilute solution. Secara alamiah air akan memberikan tekanan
dari permukaan air yang lebih tinggi ( concentrated solution ) menuju ke permukaan air yang
lebih rendah ( dilute solution ). Tekanan yang terjadi inilah biasa kita disebut sebagai osmotic
pressure. Pada ketinggian air tertentu (di concentrated solution), besarnya osmotic pressure
ini akan menyebabkan proses osmosis berhenti.
Proses reverse osmosis pada prinsipnya adalah kebalikan proses osmosis. Dengan
memberikan tekanan larutan dengan kadar garam tinggi (concentrated solution) supaya
terjadi aliran molekul air yang menuju larutan dengan kadar garam rendah ( dilute solution ).
Pada proses ini molekul garam tidak dapat menembus membrane semi permeable, sehingga
yang terjadi hanyalah aliran molekul air saja. Melalui proses ini, kita akan mendapatkan air
murni yang dihasilkan dari larutan berkadar garam tinggi. Inilah prinsip dasar reverse
osmosis.
2

Berdasarkan penjelasan sederhana diatas, dalam proses reverse osmosis minimal


selalu membutuhkan dua komponen yaitu adanya tekanan tinggi (high pressure) dan
membrane semi permeable. Itulah alasan kenapa pada mesin reverse osmosis modern,
membrane semi permeable dan pompa tekanan tinggi (high pressure pump) menjadi
komponen utama yang harus ada.

Gambar 2. Proses Reverse Osmosis


Permasalahan pada Reverse Osmosis (RO) Jika kita perhatikan ilustrasi gambar
diatas, saat kita memberikan tekanan pada sisi larutan kadar garam tinggi (concentrated
solution), maka terjadilah proses yang disebut reverse osmosis terjadi. Pada saat proses
reverse osmosis molekul air mengalir menembus membrane semi permeable, akan tetapi pada
saat yang bersamaan molekul garam tertahan di wadah sebelah kiri karena molekul garam
tidak mampu melewati membran semi permeable. Sehingga setelah beberapa waktu, terjadi
pengurangan volume air yang ada di wadah sebelah kiri, sementara itu jumlah garam tetap
sama. Hal ini mengakibatkan konsentrasi garam menjadi meningkat tajam. Peningkatan
konsentrasi ini akan terus berlanjut seiring berkurangnya jumlah air. Peningkatan konsentrasi
garam inilah yang akan menjadi penyebab utama scaling di membrane semi permeable.
Scaling sendiri merupakan peristiwa dimana terbentuknya padatan / endapan yang
disebabkan pertemuan antara ion positif dan ion negatif. Misalnya ion Calsium yang bereaksi
dengan ion karbonat, akan menghasilkan padatan Calsium Carbonat. Pada saat konsentrasi
ion Calsium dan Carbonate di air masih sangat rendah, kedua ion ini tidak bisa bereaksi
membentuk padatan. Tetapi pada saat konsentrasinya meningkat tajam (karena semakin
berkurangnya jumlah molekul air), maka terbentuklah endapan. Endapan yang terbentuk ini
bisa menempel pada permukaan membrane, dan menjadi penyebab terjadinya kebuntuan
pada membrane.
3

Pada sistem Reverse Osmosis masalah utama yang sering terjadi adalah kebuntuan
membrane (membrane blocked). Secara umum penyebab terjadinya kebuntuan membrane
dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu Scaling dan Fouling. Fouling sendiri terjadi
disebabkan karena adanya beberapa zat tertentu di dalam air yang memiliki kecenderungan
dapat menempel di permukaan membrane. Misalnya zat organik, zat besi, silika, dan masih
banyak lagi. Untuk mengantisipasi serta mengatasi permasalahan ini, maka aspek desain
system Reverse Osmosis menjadi sangat penting.

BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kunjungan penulis ke Hi-Fresh (alamat) pada tanggal 17 November 2015,
penulis mendapatkan banyak informasi mengenai RO (reverse Osmosis). Reverse Osmosis
sendiri adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan
ion yang terlarut dalam air menggunakan membran selektif, yaitu membran yang dapat
menyaring molekul dan ion secara spesifik.
RO banyak terdapat di depot air isi ulang. Perbedaan mendasar dari air biasa yang
melewati proses RO dan yang tidak melewati proses RO terletak pada banyaknya
penyaringan dan kandungan Oksigen yang terkandung di dalamnya. Pada air yang mengalami
proses RO, terdapat kandungan Oksigen yang lebih banyak sehingga lebih menyegarkan dan
sehat dibanding air yang tidak melalui proses RO.
Air yang tersedia dalam Hi-Fresh adalah air yang bersumber dari pegunungan dan
jernih karena sebelum didistribusikan ke Hi-Fresh, air sudah melewati serangkaian proses
seperti penyaringan dan sedimentasi sehingga pengotor-pengotor sudah tidak ada saat
didistribusikan menuju Hi-Fresh. Karena sumbernya itu, air di Hi-Fresh akan terasa dingin.
Jika sumber air mulai tidak terjamin kualitasnya, maka akan dicari sumber air lain yang lebih
aman untuk dikonsumsi. Air yang didistribusikan ke Hi-Fresh di tampung di dalam sebuah
tangki yang sangat besar. Di dalam Hi-Fresh, terdapat dua macam permintaan air, yaitu air
biasa yang tidak melalui RO, dan air RO yang memiliki harga relatif lebih mahal dibanding
air biasa. Jika pada umumnya, untuk satu galon air isi ulang berharga 5000 rupiah, untuk air
RO memiliki harga 8000 rupiah.
Air di dalam tangki besar akan dipompa menuju dua tangki, yaitu tangki khusus untuk
air yang akan diproses RO dan air yang tidak melewati proses RO. Air yang akan diproses
RO, dipompa ke dalam tangki yang lebih kecil (Tangki A). Kemudian sistem dinyalakan. Saat
sistem dinyalakan, air dalam tangki A akan mengalir menuju pipa dan masuk ke dalam alat
penyaringan pertama (Penyaringan utama)

Gambar 1. Pipa Air

Gambar 2. Alat Penyaringan Utama


Setelah masuk ke dalam alat penyaringan utama, dan terjadi filtrasi sampai 3 (tiga)
kali penyaringan. Pada proses ini. Filter ini harus diganti setiap 1 (satu) bulan untuk
menjamin kualitas air.
Setelah alat penyaringan utama, air akan mengalami penyaringan kembali melalui alat
penyaring pendukung.

Gambar 3. Alat Penyaring Pendukung


Penyaring berukuran besar ini, berisi arang dan batu kerikil kecil. Hi-Fresh tidak
menggunakan pasir sebagai bahan isian untuk penyaringnya dikarenakan untuk bahan isian
6

penyaring berupa pasir dikhawatirkan adanya pasir yang ikut terlarut dalam air dan akan
menurunkan kualitas dari air.
Penyaring pendukung dilakukan penggantian bahan isian setiap 1,5 bulan untuk
menjamin kualitas air. Saat pembersihan alat filter, semua mesin harus dimatikan sebab,
selama proses terjadi, air selalu mengalir di dalam pipa. Jika mesin tidak dimatikan, tentu air
akan tumpah ke luar pipa dan ini sangat merugikan.
Sebagai contoh, disaat penulis melakukan survey ke hi-Fresh, terdapat satu buah filter
yang sudah berwarna coklat gelap sementara filter yang lain masih berwarna coklat bersih.

Gambar 4. Filter
Untuk filter yang sudah berwarna gelap seperti ini masih dapat digunakan karena
batas penggantian filter adalah ketika filter sudah berwarna coklat gelap seperti kopi.
Setelah melewati sistem penyaring, air akan melewati Sinar UV yang bertujuan untuk
mematikan bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Setelah melewati sinar UV, air akan
melalui serangkaian sistem RO

Gambar 5. Sistem RO
Air yang sudah melalui sinar UV lalu masuk ke dalam RO dan mengalami proses
reverse osmosis dimana pelarut berupa air berpindah ke yang konsentrasinya tinggi ke
rendah. Molekul dan ion terlarut yang masih ada di dalam air akan tertahan di dalam
membran sehingga hanya air bebas molekul dan ion yang dapat melewati membran. Di dalam
7

Hi-Fresh digunakan membran dengan ukuran 0.1 mikron sehingga hanya molekul dan ion
yang berukuran lebih dari 0.1 mikron yang tertahan. Selain itu, terjadi juga proses
penambahan Oksigen.
Di dalam hi-Fresh terdapat dua jenis RO-Booster yaitu untuk kapasitas besar dan
kapasitas kecil. Untuk permintaan berkapasitas kecil digunakan RO-Booster yang berukuran
kecil. RO-Booster digunakan untuk meningkatkan kinerja dari alat.

Gambar 6. RO-Booster
RO-Booster untuk kapasitas kecil tidak dapat digunakan untuk permintaan
berkapasitas besar karena jika dipaksakan menggunakan RO-Booster berkapasitas kecil, akan
terjadi kerusakan mesin pada RO-Booster.
Secara kasat mata, air yang keluar tanpa melalui proses RO dan air yang tidak melalui
proses RO akan berwarna sama. Hanya saja ketahan dari air RO lebih lama dibanding air
tanpa RO. Air tanpa RO, dalam waktu 4-5 hari akan mulai keruh dan rusak. Terlebih jika
dibiarkan terkena panas, akan timbul lumut di dalam air. Tetapi dari rasa akan terasa
perbedaannya, air dari RO lebih segar dan lebih sehat, sementara air tanpa RO akan terasa
tidak begitu nyaman di tenggorokan.

BAB III
8

PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Reverse Osmosis berasal dari suatu kejadian yang dikenal dengan osmosis, yaitu
sebuah kejadian dimana air mengalir melewati membran semi permeable. Pada proses reverse
osmosis diletakan membrane semi permeable sebagai pembatas, dimana fungsi membrane
semi permeable diletakkan ditengah kedua larutan tersebut untuk mencegah terjadinya
percampuran diantara kedua larutan tersebut.
Reverse osmosis pada prinsipnya adalah kebalikan proses osmosis yaitu dengan
memberikan tekanan larutan dengan kadar garam tinggi (concentrated solution) supaya
terjadi aliran molekul air yang menuju larutan dengan kadar garam rendah (dilute solution).
Di dalam Hi fresh, penyediaan air digunakan beberapa alat pada proses Reverse
Osmosis, diantaranya:
1. Pipa air, yang mengalirkan air ke alat penyaring utama.
2. Penyaring utama, berupa filtrasi yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang
terbawa bersama air
3. Penyaring pendukung, berisi arang dan kerikil
4. Sinar UV, yang akan mematikan bakteri pada air
5. RO booster, untuk meningkatkan kinerja dari alat.

Anda mungkin juga menyukai