Anda di halaman 1dari 19

REFARAT

EFEK VITAMIN E TERHADAP


SISTEM REPRODUKSI WANITA
Refarat ini disusun sebagai salah satu persyaratan mengikuti kepaniteraan klinik senior
SMF ILMU KANDUNGAN DAN GINEKOLOGI di RSUD DR R.M Djoelham Binjai

Disusun OLeh:
Elisabet Mei WL

09310085

Pembimbing:
dr. Eka Handayani Sp.OG

SMF ILMU KANDUNGAN


RSUD DR R.M DJOELHAM BINJAI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala nikmat
dan rahmat nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas refarat yang berjudul Efek
Vitamin E Terhadap Sistem Reproduksi Wanita. Adapun penulisan refarat ini dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu
Kandungan dan Ginekologi di RSUD. DR. R.M. Djoelham Binjai. Penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Eka Handayani, M.Ked (OG), Sp.OG selaku
pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan refarat
ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang turut serta
membantu penyusunan refarat ini yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu jika tidak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Demikian kata pengantar ini penulis buat. Untuk segala kekurangan dalam refarat
ini, penulis memohon maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif bagi perbaikan refarat ini. Terima kasih.

Binjai ,

Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Vitamin E...............................................................................3
2.2 Sifat Vitamin E....................................................................................3
2.3 Sumber Vitmain E...............................................................................5
2.4 Metabolisme Vitamin E Dalam Tubuh................................................6
2.5 Fungsi Vitamin E Bagi Tubuh.............................................................7
2.6 Definisi Sistem Reproduksi Wanita....................................................8
2.7 Anatomi Reproduksi Wanita...............................................................9
2.8 Fungsi Hormonal Sistem Reproduksi Wanita.....................................10
2.9 Efek Vitamin E Terhadap Reproduksi Wanita.....................................11
2.10............................................................................................................Kekurangan
Dan Kelebihan Vitamin E....................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh Dr. H.M
Evans

dari

California

melalui

penelitian

untuk

mempertahankan

kehamilan normal tikus betina diperlukan suatu subtansi tak dikenal.


Tanpa bahan ini, janin tikus akan mati dalam sepuluh hari saat
dikandung. Tikus jantan yang kekurangan bahan ini juga mengalami
kelainan pada testisnya. Sehingga saat itu vitamin E disebut sebagai
vitamin

anti

kemandulan.

Pada

wanita

juga

dianjurkan

sebagai

perawatan untuk kemandulan, kelainan menstruasi, peradangan vagina,


gejala menopause, mencegah keguguran dan kesuburan benih.1
Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin E banyak
tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti minyak kacang, minyak
kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu, vitamin E juga
terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacangkacangan dan
mentega. Hal yang penting diingat tentang vitamin E, adalah mudah rusak oleh panas yang
tinggi (proses memasak) dan oksidasi (terpapar oksigen). Itu sebabnya, sumber vitamin E
terbaik adalah makanan segar, mentah, atau makanan yang belum diproses.1

1.2

Tujuan
Refarat ini dibuat untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu

Kandungan dan Ginekologi di RSUD DR. RM. DJOELHAM Kota Binjai, Sumatera Utara.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Vitamin E


Vitamin E pertama kali diisolasi pada tahun 1936 dari minyak
tepung gandum. Disebut vitamin E karena ditemukan setelah vitaminvitamin yang sudah ada yaitu A, B, C, dan D. Bentuk vitamin E
merupakan kombinasi dari delapan molekul yang sangat rumit yang
disebut tocopherol.1,2
Kata tocopherol berasal dari bahasa Yunani: Toketos yang berati
kelahiran

anak

dan

Phero

berarti

saya

bawa,

akhiran

-ol

ditambahkan untuk menunjukkan bahwa bahan ini merupakan salah


satu dari alkohol yang menyebabkan mabuk jika dikonsumsi dalam
jumlah banyak. Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol, jadi istilah
tokoferol bukan sinonim dari dari vitamin E, namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah
tersebut disinonimkan. 1
2.2 Sifat Vitamin E
Tocopherol tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut lemak
seperti minyak, lemak, alkohol, aseton, eter dan sebagainya. Vitamin E
adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin ini
terdapat dalam bagian makanan yang berminyak, dan dalam tubuh
hanya dapat dicerna oleh empedu, di hati, karena tidak larut dalam air.
Vitamin E sangat di butuhkan oleh tubuh kita.
Vitamin E stabil pada pemanasan namun akan rusak bila
pemanasan terlalu tinggi. Vitamin E bersifat basa jika tidak ada oksigen
dan tidak terpengaruh oleh asam pada suhu 100o C. Bila terkena
oksigen di udara, akan teroksidasi secara perlahan-lahan. Sedangkan
bila terkena cahaya warnanya akan menjadi gelap secara bertahap.1

Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat alami.
Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan cod, minyak jagung, minyak kacang kedele,
minyak biji bunga matahari, semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi
jika minyak-minyak tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila
minyak-minyak tersebut tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi
kerusakan vitamin E dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak
tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida bersifat mengoksidasi
tokoferol. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk
memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung.
Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam
tepung.1,2
Terdapat enam jenis tokoferol, (alfa), (beta), (gama), (delta), (eta), (zeta),
yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan
didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang

terbesar

aktivitasnya adalah tokoferol.1,2

2.3 Sumber Vitamin E


Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau
sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur,

sayur-

sayuran, terutama kecambah. Contoh sayuran yang paling banyak mengandung vitamin E
adalah minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak jagung, selada, kacang-kacangan,
asparagus, pisang, strawberry, biji bunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna
hijau. Vitamin E lebih banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah.1

Satu unit setara dengan 1 mg alfa-tocopherol asetat atau dapat dianggap setara
dengan 1 mg. Selain itu ASI juga banyak mengandung vitamin E untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Dalam perkembangannya, Vitamin E diproduksi dalam bentuk pil, kapsul,
dan lain-lain sebagaimana vitamin-vitamin yang sudah terlebih dahulu ada. Vitamin yang
sudah dikemas dalam berbagai bentuk ini banyak dijual bebas di pasaran serta dianggap
berguna.1

Gambar 2.1. Sumber-Sumber vitamin E3


2.4 Metabolisme Vitamin E dalam Tubuh
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh
yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus
digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan
saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah.
Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama VLDL (Very
Low Density Lipoprotein).2

Kira-kira 40 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus.
Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin
E disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah
vitamin E cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin
E dalam plasma darah adalah antara 0,5 1,2 mg/ml.2
Dalam menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, vitamin E
berubah bentuk dari bentuk alkoholnya menjadi suatu bentuk antara
radikal semistabil, radikal tocopheroxyl (atau chromanoxyl).2
Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat
menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan
dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan
vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA.
Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan peningkatan
asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual -tokoferol dalam plasma.2
Di dalam hati, -tokoferol diikat oleh -TPP (-tokoferol transfer protein). Setelah
menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil
(tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi tokoferol
oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan glutation.2

2.5 Fungsi Vitamin E Bagi Tubuh


Vitamin E adalah salah satu fitonutrien penting dalam makanan. Vitamin E
merupakan antioksidan yang larut lemak. Vitamin ini banyak terdapat dalam membran
eritrosit dan lipoprotein plasma. Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi sebagai donor
ion hidrogen yang mampu mengubah radikal bebas menjadi radikal tokoferol yang kurang
reaktif, sehingga tidak mampu merusak rantai asam lemak.1,2

Fungsi metabolik vitamin E dalam tubuh antara lain:1,2


1. Sebagai antioksidan,
Vitamin e adalah vitamin yang larut dengan baik dalam lemak dan melindungi
tubuh dari radikal bebas. Berhubungan dengan efektifitas antioksidan masingmasing, -tokoferol yang aktif dapat diregenerasi dengan adanya interaksi dengan
vitamin c yang menghambat oksidasi radikal bebas peroksi. Alternatif lain, tokoferol dapat membuang dua radikal bebas peroksi dan mengkonjugasinya menjadi
glukuronat ketika ekskresi di ginjal.
2. Dalam pernapasan jaringan normal
Berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi
susunan lipid di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi.
3. dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti
kreatin fosfat dan adenosin fosfat.
4. dalam metabolisme asam nukleat;
5. dalam sintesis vitamin C, dan dalam metabolisme asam amino sulfur
Vitamin E juga berfungsi mencegah penyakit hati, mengurangi kelelahan,
membantu memperlambat penuaan karena vitamin E berperan dalam suplai oksigen ke
darah sampai dengan ke seluruh organ tubuh. Vitamin E juga menguatkan dinding
pembuluh kapiler darah dan mencegah kerusakan sel darah merah akibat racun. Vitamin E
membantu mencegah sterilitas dan destrofi otot.1,2
2.6 Definisi Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita adalah sistem yang mengandung baik organ dalam tubuh
maupun struktur eksternal pada tubuh. Fungsinya adalah untuk memungkinkan reproduksi
spesies, sehingga terlibat dalam pematangan seksual serta proses nyata dalam kehamilan
dan kelahiran.5
Struktur Reproduksi organ wanita meliputi organ Reproduksi intern organ Dan
Reproduksi eksternal. Keduanya saling Berhubungan Dan tak terpisahkan.5

2.7 Anatomi Reproduksi Wanita


Anatomi fisiologi sistem reproduksi wanita dibagi menjadi 2 bagian yaitu alat
reproduksi wanita bagian dalam yang terletak di dalam rongga pelvis, dan alat reproduksi
wanita bagian luar yang terletak di perineum.5
Organ Reproduksi luar meliputi mons pubis, klitoris, hymen, kelenjar bartholin,
perineum dan sepasang labium mayora Dan Sepasang labium minora.

Gambar 2.2. Struktur Anatomi Reproduksi Wanita Bagian Luar5

Organ reproduksi dalam meliputi vagina, cervix, uterus, tuba fallopi dan ovarium

Gambar 2.3. Struktur Anatomi Reproduksi Wanita Bagian Dalam5


Ovarium merupakan kelenjar ganda yang dapat menghasilkan sekresi eksokrin dan
endokrin. Sekresi eksokrin ovarium berupa ovum dan sekresi endokrinnya berupa hormone
kelamin wanita yaitu estrogen dan progesterone. Alat ini berjmlah sepasang dan berbentuk
bangunan lonjong dan agak gepeng berukuran panjang sekitar 4 cm, lebar 2 cm, dan tebal
1 cm.5
Tuba falopi (oviduct) merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan
utrus,. Setiap saluran panjangnya 12-15 cm dengan diameter 1 cm. fungsi tuba falopi
menerima ovum yang diovulasikan ovarium, sebagai tempat kapasitasi spermatozoa,
tembat terjadinya fertilisasi, tempat menyalurkan embrio menuju uterus, membantu
pengangkutan spermatozoa ke tempat fertilisasi.5
Uterus merupakan bagian saluran system reproduksi yang berdinding tebal dan
ujungnya menonjol kedalam bagian atas vagina. Bentuk uterus mirip buah alpukat kecil
agak menggepeng ke arah dorsoventral dan rata-rata panjangnya 7 cm, lebarnya 5 cm pada
bagian yang paling lebar, tebalnya 2-3 cm. fungsi uterus adalah sewaktu pembuahan
kontraksi uterus mempermudah pengangkutan spermatozoa ke tuba fallopi, sebelum

implantasi cairan uterus menjadi blastosid, sesudah implantasi uterus menjadi tempat
perkembangan plasenta dan fetus, dan berkontraksi untuk membantu proses partus.5
2.8 Fungsi Hormonal Sistem Reproduksi Wanita
Hormon-hormon pengendali reproduksi wanita diatur oleh hipotalamus dan kelenjar
pituitary, hipotalamus mensekresikan GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon). Bila
kadar esterogen tinggi, maka esterogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. GnRH selanjutnya
merangsang kelenjar pituitary memproduksi FSH dan LH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Folikel yang matang akan dikeluarkan dari ovum. Folikel ini
kemudian akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tetentu oleh LH.
Kenaikan kadar LH, akan merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi terjadi dikarenakan
foliker dominan terdorong dan melepaskan sel telurnya ke salah satu saluran tuba falopi.
Sel telur akan dibuahi oleh sperma didalam saluran tersebut. Folikel yang pecah akan
kembali tertutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar
progesteron. Setelah 14 hari korpus luteum akan hancur (menstruasi) dan dimulailah fase
berikutnya, kecuali jika terjadi pembuahan.4
Progesteron dihasilkan oleh korpus

luteum.

Funsgsi

progesteron

adalah

mempertahankan ketebalan endometrium sehingga dapat menerima implantasi zigot.


Kadar progesteron terus dipertahankan selama trimester awal kehamilan sampai plasenta
dapat membentuk hormon HCG (human chorionic gonadotropin).4

2.9 Efek Vitamin E terhadap Reproduksi Wanita


Vitamin E adalah vitamin larut lemak yang penting dalam banyak proses fisiologis.
Pada wanita, vitamin E berperan penting dalam kesehatan dan pemeliharaan fungsi sistem
reproduksi. Kekurangan vitamin E dapat mempengaruhi fungsi sistem reproduksi.

Sebaliknya, karena vitamin E larut dalam lemak, kelebihan asupan vitamin E dapat
menyebabkan efek samping yang merugikan. Vitamin E juga penting selama kehamilan
dan diperlukan untuk kesehatan dan perkembangan janin.
Terdapat beberapa fungsi Vitamin E atau -Tocoferol bagi kesehatan reprodiksi
wanita, diambil dari beberapa sumber penelitian yang telah dilakukan dan jurnal medis
yang telah dibuat, diantaranya adalah sebagai berikut.1,2
2.9.1

Efek Vitamin E Terhadap Organ Reproduksi Wanita


Sebuah studi yang diterbitkan oleh Fertility and Sterility pada bulan April

2010, menunjukkan bahwa suplemen vitamin E dapat membantu dalam


meningkatkan ketebalan endometrium pada wanita dengan rahim yang tipis (<8mm).
Para peneliti ingin melihat apakah suplemen ini dapat meningkatkan aliran darah
uterine radial artery (uRA). Hasil penelitian menunjukkan vit. E yang diberikan 600
mg per hari dapat meningkatkan uRA pada 72% pasien dan ketebalan endometrium
(EM) pada 52% pasien.8
2.9.2

Efek Vitamin E Terhadam Sistem Hormon Reproduksi Wanita


Terdapat beberapa efek vitamin E bagi sistem hormonal reproduksi wanita,

diantaranya adalah sebagai berikut.


1. Efek Vitamin E Terhadap Biosintesis Prostaglandin
Prostagalandin merupakan salah satu produk dari metabolisme

asam

arakidonat. Asam arakidonat merupakan asam lemak tidak jenuh yang banyak
terdapat dalam membran fosfolipid. Sehingga pelepasan asam arakidonat dari
membran fosfolipid ini akan memicu sintesis prostaglandin. Pelepasan asam
arakidonat dari membran fosfolipid terjadi melalui reaksi enzimatis oleh enzim
fosfolipase A2.9
Vitamin E merupakan suatu antioksidan yang dapat menghambat
pelepasan asam arakidonat dengan mekanismenya dalam menginhibisi protein
kinase C, yang dapat mempengaruhi aktifitas dari enzim fosfolipase A2.

Sehingga dengan adanya penghambatan terhadap sintesis asam arakidonat


akan mengurangi produksi prostaglandin.9
Selama siklus menstruasi ditemukan peningkatan dari kadar prostaglandin
terutama PGF2

dan PGE2. Pada fase proliferrasi konsentrasi kedua

prostaglandin ini rendah , namun pada fase sekresi konsentrasi PGF 2 lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi PGE2, dimana selama siklus mestruasi
konsentrasi PGF2 akan terus meningkat.9
Diketahui bahwa FP yaitu reseptor PGF2 banyak ditemukan di
myometrium. Dengan adanya PGF2 akan menimbulkan efek vasokontriksi
dan meningkatkan kontraktilitas otot uterus. Sehingga dengan semakin
lamanya kontraksi otot uterus ditambah adanya

efek vasokontriksi akan

menurunkan aliran darah ke otot uterus selanjutnya akan menyebabkan


iskemik pada otot uterus dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri.9
Dengan adanya mekanisme efek dari vitamin E dalam biosintesis
prostaglandin, dimana prostaglandin berperan dalam menimbulkan sensasi
rasa nyeri, maka vitamin E mempunyai peranan dalam mengurangi rasa nyeri
haid atau . Berdasarkan data meta analisis dikatakan vitamin E dosis rendah
<400 IU dan Vitamin dosis tinggi adalah 400 IU.6
Menurut Ziaei (2001), dalam suatu penelitian dengan pemberian vitamin E
500 IU selama 5 hari, dimulai dari hari kedua sebelum hari haid pertama
mempunyai perbedaan bermakna dibandingkan dengan plasebo dalam
mengurangi nyeri haid yang diukur diukur dengan visual analog scale.
Dilanjutkan dengan penelitan selanjutnya pemberian dengan dosis yang lebih
rendah dengan pemberian Vitamin E 200 IU selama dua sampai empat siklus

pada 2 hari sebelum haid sampai hari ketiga haid juga ditemukan perbedaan
yang bermakna antara kedua kelompok dalam intensitas nyeri haid.6
2. Efek Vitamin E Terhadap Prolaktin
Prolaktin terdiri dari 199 pasang asam. amino hormon polipeptida dengan
berat molekul 23.000 Dalton dan disintesis serta disekresi oleh laktotrop
yang terdapat pada hipofisis anterior. Sama seperti hormon hipofisis anterior
yang lain, prolaktin juga dikontrol oleh hypothalamic-releasin factors.
Sekresi prolaktin terutama dihambat oleh dopamin yang disekresi oleh
neuron dopaminergik tuberoinfundibular.7
Dalam keadaan fisiologis, prolaktinemia

dapat terjadi pada saat

kehamilan, ibu menyusui, tidur, stres, dan konsumsi protein tinggi dan olah
raga. Keadaan patologis yang menyebabkan hiperprolaktinemi adalah tumor
pituitari, adenoma pituitari, gagal ginjal, akromegali, dan anoreksia nervosa.
Dan kadarnya menurun

dalam

keadaan osteoporosis, ginekomastia, dan

nekrosis hipofise. Pada wanita, hiperprolaktinemia dapat menyebabkan


memendeknya fase

luteal

sehingga

dapat

menyebabkan

anovulasi,

amenorea, dan infertil.7


Prolaktin merupakan hormon yang diproduksi oleh sel sel kelenjar
hipofisis di otak, bila kadar prolaktin tinggi akan menyebabkan reaksi umpan
balik negatif yang membatasi produksi dua hormon yang mempunyai peran
penting dalam proses ovulasi, yakni hormon GnRH dan FSH.7
Proses ovulasi dipengaruhi oleh sekresi hormon esterogen dan progesteron
dari ovarium. Sekresi kedua hormon tersebut dimulai dari umpan balik positif
dimana esterogen memberikan umpan balik positif pada GnRH untuk
mensekresi LH dan FSH, dimana LH dan FSH akan merangsang ovarium
untuk menghasilkan esterogen dan progesteron.7

Vitamin E menjaga kadar hormon prolaktin agar tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah, hal ini penting agar fungsi reproduksi wanita dapat
berjalan sebagaimana mestinya (normal).
2.10 Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin E
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antaralain
hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E dikeluarkan oleh tubuh bersama
dengan empedu melalui feses, sebagian lagi oleh urin setelah diubah oleh tubuh menjadi
asam tekoferonat dan tekoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.9
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual
menurun, deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot,
kulit kering, dan peningkatan resiko kanker.9
Kekurangan vitamin E akan menyeabkan sel darah merah terbelah. Proses ini disebut
hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan vitamin E.9
Akibat lain kekurangan vitamin E adalah:
1. perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot
2. kelemahan dan kesulitan berjalan
3. nyeri pada otot betis
4. gangguan penglihatan
5. anemia
6. retensi cairan (odem)
7. kelainan kulit
Pada bayi, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kelainan yang mengganggu
penyerapan lemak pada bayi yang prematur dan kekurangan gizi. Namun kekurangan
vitamin E sesungguhnya sangat jarang terjadi karena vitamin ini banyak terdapat dalam

makanan, terutama dalam minyak sayur. Pada manusia kekurangan vitamin E bisa
disebabkan karena diet yang sangat buruk dalam jangka waktu lama.9

BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Oleh
karena itu Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau
sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur,

sayur-

sayuran, terutama kecambah. Menjaga asupan vitamin E sama pentingnya dengan menjaga
Asupan nutrisi lainnya.
Dalam tubuh, vitamin E mempunyai beberapa efek positif, salah satu diantaranya
adalah efek terhadap reproduksi wanita. Dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk
melihat apakah vitamin E ini dapat meningkatkan aliran darah uterine radial artery (uRA),
Hasil penelitian menunjukkan vit. E yang diberikan 600 mg per hari dapat meningkatkan
uRA pada 72% pasien dan ketebalan endometrium (EM) pada 52% pasien. Vitamin E juga
berpengaruh terhadap sistem hormonal dalam reproduksi wanita yaitu mengurangi

mediator kimia yang disebut prostaglandin, sehingga menurunkan tingkat kesakitan dalam
premenstrual sindrom (PMS). Dan juga vitamin E menjaga agar kadar prolaktin dalam
tubuh wanita agar tidak terlalu tinggi dalam tubuh wanita (hiperprolaktinemia) dan tidak
terlalu rendah, sehingga akan berdampak pada fertilisasi dan fungsi fisiologis siklus
menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Eiten Miller, R., dan Lee, J., 2006, Vitamin E: Food Chemistry, Composition, and
Analysis, Marcel Dekker, New York.
2. Robbert, M. K., 2009, Biokimia Harper Edisi 27, EGC, Jakarta.
3. Ida Bagus Gde Manuaba, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan,
Jakarta, 47.
4. Ziaei S, Kazemnejad A, Sedighi A, 2009, The effect of vitamin E on the treatment of
menstrual migraine, Iran.
5. Anonim, Female Reproductive system, 06 agustus 2013,
http://www.medicinenet.com/female_reproductive_system/article.htm
6. Evans HM, Bishop KS, 1922, On the existence of a hitherto unrecognized dietary
factor essential for reproduction, Science, 56:650651.
7. Takasaki A, Tamura H, Miwa I, Taketani T, Shimamura K, Sugino N, 2010,
Endometrial growth and uterine blood flow: a pilot study for improving endometrial
thickness in the patients with a thin endometrium, Fertility and Sterility 93 (6): 1851
8.
8. Anonim, Female Reproductive system, 06 agustus 2013,
http://www.medicinenet.com/female_reproductive_system/article.htm
9. Fahmi, M. Faisal, 2014, Pengaruh vitamin E dalam mengurangi dismenore pada wanita
usia muda yang dinilai dengan visual analog scale, USU.

Anda mungkin juga menyukai