Disusun OLeh:
Elisabet Mei WL
09310085
Pembimbing:
dr. Eka Handayani Sp.OG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan segala nikmat
dan rahmat nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas refarat yang berjudul Efek
Vitamin E Terhadap Sistem Reproduksi Wanita. Adapun penulisan refarat ini dibuat
dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu
Kandungan dan Ginekologi di RSUD. DR. R.M. Djoelham Binjai. Penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada dr. Eka Handayani, M.Ked (OG), Sp.OG selaku
pembimbing yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan refarat
ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang turut serta
membantu penyusunan refarat ini yang tidak mungkin diselesaikan tepat waktu jika tidak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Demikian kata pengantar ini penulis buat. Untuk segala kekurangan dalam refarat
ini, penulis memohon maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif bagi perbaikan refarat ini. Terima kasih.
Binjai ,
Februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Vitamin E...............................................................................3
2.2 Sifat Vitamin E....................................................................................3
2.3 Sumber Vitmain E...............................................................................5
2.4 Metabolisme Vitamin E Dalam Tubuh................................................6
2.5 Fungsi Vitamin E Bagi Tubuh.............................................................7
2.6 Definisi Sistem Reproduksi Wanita....................................................8
2.7 Anatomi Reproduksi Wanita...............................................................9
2.8 Fungsi Hormonal Sistem Reproduksi Wanita.....................................10
2.9 Efek Vitamin E Terhadap Reproduksi Wanita.....................................11
2.10............................................................................................................Kekurangan
Dan Kelebihan Vitamin E....................................................................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Vitamin E pertama kali ditemukan pada tahun 1922 oleh Dr. H.M
Evans
dari
California
melalui
penelitian
untuk
mempertahankan
anti
kemandulan.
Pada
wanita
juga
dianjurkan
sebagai
1.2
Tujuan
Refarat ini dibuat untuk memenuhi tugas Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu
Kandungan dan Ginekologi di RSUD DR. RM. DJOELHAM Kota Binjai, Sumatera Utara.
BAB II
PEMBAHASAN
anak
dan
Phero
berarti
saya
bawa,
akhiran
-ol
Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat alami.
Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan cod, minyak jagung, minyak kacang kedele,
minyak biji bunga matahari, semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi
jika minyak-minyak tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila
minyak-minyak tersebut tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi
kerusakan vitamin E dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak
tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida bersifat mengoksidasi
tokoferol. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk
memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung.
Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam
tepung.1,2
Terdapat enam jenis tokoferol, (alfa), (beta), (gama), (delta), (eta), (zeta),
yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan
didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang
terbesar
sayur-
sayuran, terutama kecambah. Contoh sayuran yang paling banyak mengandung vitamin E
adalah minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak jagung, selada, kacang-kacangan,
asparagus, pisang, strawberry, biji bunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna
hijau. Vitamin E lebih banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah.1
Satu unit setara dengan 1 mg alfa-tocopherol asetat atau dapat dianggap setara
dengan 1 mg. Selain itu ASI juga banyak mengandung vitamin E untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Dalam perkembangannya, Vitamin E diproduksi dalam bentuk pil, kapsul,
dan lain-lain sebagaimana vitamin-vitamin yang sudah terlebih dahulu ada. Vitamin yang
sudah dikemas dalam berbagai bentuk ini banyak dijual bebas di pasaran serta dianggap
berguna.1
Kira-kira 40 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus.
Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin
E disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah
vitamin E cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin
E dalam plasma darah adalah antara 0,5 1,2 mg/ml.2
Dalam menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, vitamin E
berubah bentuk dari bentuk alkoholnya menjadi suatu bentuk antara
radikal semistabil, radikal tocopheroxyl (atau chromanoxyl).2
Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat
menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan
dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan
vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA.
Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan peningkatan
asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual -tokoferol dalam plasma.2
Di dalam hati, -tokoferol diikat oleh -TPP (-tokoferol transfer protein). Setelah
menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil
(tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi tokoferol
oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan glutation.2
Sistem reproduksi wanita adalah sistem yang mengandung baik organ dalam tubuh
maupun struktur eksternal pada tubuh. Fungsinya adalah untuk memungkinkan reproduksi
spesies, sehingga terlibat dalam pematangan seksual serta proses nyata dalam kehamilan
dan kelahiran.5
Struktur Reproduksi organ wanita meliputi organ Reproduksi intern organ Dan
Reproduksi eksternal. Keduanya saling Berhubungan Dan tak terpisahkan.5
Organ reproduksi dalam meliputi vagina, cervix, uterus, tuba fallopi dan ovarium
implantasi cairan uterus menjadi blastosid, sesudah implantasi uterus menjadi tempat
perkembangan plasenta dan fetus, dan berkontraksi untuk membantu proses partus.5
2.8 Fungsi Hormonal Sistem Reproduksi Wanita
Hormon-hormon pengendali reproduksi wanita diatur oleh hipotalamus dan kelenjar
pituitary, hipotalamus mensekresikan GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon). Bila
kadar esterogen tinggi, maka esterogen akan memberikan umpan balik ke hipotalamus
sehingga kadar GnRH akan menjadi rendah, begitupun sebaliknya. GnRH selanjutnya
merangsang kelenjar pituitary memproduksi FSH dan LH. FSH akan menyebabkan
pematangan dari folikel. Folikel yang matang akan dikeluarkan dari ovum. Folikel ini
kemudian akan menjadi korpus luteum dan dipertahankan untuk waktu tetentu oleh LH.
Kenaikan kadar LH, akan merangsang terjadinya ovulasi. Ovulasi terjadi dikarenakan
foliker dominan terdorong dan melepaskan sel telurnya ke salah satu saluran tuba falopi.
Sel telur akan dibuahi oleh sperma didalam saluran tersebut. Folikel yang pecah akan
kembali tertutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar
progesteron. Setelah 14 hari korpus luteum akan hancur (menstruasi) dan dimulailah fase
berikutnya, kecuali jika terjadi pembuahan.4
Progesteron dihasilkan oleh korpus
luteum.
Funsgsi
progesteron
adalah
Sebaliknya, karena vitamin E larut dalam lemak, kelebihan asupan vitamin E dapat
menyebabkan efek samping yang merugikan. Vitamin E juga penting selama kehamilan
dan diperlukan untuk kesehatan dan perkembangan janin.
Terdapat beberapa fungsi Vitamin E atau -Tocoferol bagi kesehatan reprodiksi
wanita, diambil dari beberapa sumber penelitian yang telah dilakukan dan jurnal medis
yang telah dibuat, diantaranya adalah sebagai berikut.1,2
2.9.1
asam
arakidonat. Asam arakidonat merupakan asam lemak tidak jenuh yang banyak
terdapat dalam membran fosfolipid. Sehingga pelepasan asam arakidonat dari
membran fosfolipid ini akan memicu sintesis prostaglandin. Pelepasan asam
arakidonat dari membran fosfolipid terjadi melalui reaksi enzimatis oleh enzim
fosfolipase A2.9
Vitamin E merupakan suatu antioksidan yang dapat menghambat
pelepasan asam arakidonat dengan mekanismenya dalam menginhibisi protein
kinase C, yang dapat mempengaruhi aktifitas dari enzim fosfolipase A2.
prostaglandin ini rendah , namun pada fase sekresi konsentrasi PGF 2 lebih
tinggi dibandingkan dengan konsentrasi PGE2, dimana selama siklus mestruasi
konsentrasi PGF2 akan terus meningkat.9
Diketahui bahwa FP yaitu reseptor PGF2 banyak ditemukan di
myometrium. Dengan adanya PGF2 akan menimbulkan efek vasokontriksi
dan meningkatkan kontraktilitas otot uterus. Sehingga dengan semakin
lamanya kontraksi otot uterus ditambah adanya
pada 2 hari sebelum haid sampai hari ketiga haid juga ditemukan perbedaan
yang bermakna antara kedua kelompok dalam intensitas nyeri haid.6
2. Efek Vitamin E Terhadap Prolaktin
Prolaktin terdiri dari 199 pasang asam. amino hormon polipeptida dengan
berat molekul 23.000 Dalton dan disintesis serta disekresi oleh laktotrop
yang terdapat pada hipofisis anterior. Sama seperti hormon hipofisis anterior
yang lain, prolaktin juga dikontrol oleh hypothalamic-releasin factors.
Sekresi prolaktin terutama dihambat oleh dopamin yang disekresi oleh
neuron dopaminergik tuberoinfundibular.7
Dalam keadaan fisiologis, prolaktinemia
kehamilan, ibu menyusui, tidur, stres, dan konsumsi protein tinggi dan olah
raga. Keadaan patologis yang menyebabkan hiperprolaktinemi adalah tumor
pituitari, adenoma pituitari, gagal ginjal, akromegali, dan anoreksia nervosa.
Dan kadarnya menurun
dalam
luteal
sehingga
dapat
menyebabkan
anovulasi,
Vitamin E menjaga kadar hormon prolaktin agar tidak terlalu tinggi dan
tidak terlalu rendah, hal ini penting agar fungsi reproduksi wanita dapat
berjalan sebagaimana mestinya (normal).
2.10 Kekurangan Dan Kelebihan Vitamin E
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antaralain
hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E dikeluarkan oleh tubuh bersama
dengan empedu melalui feses, sebagian lagi oleh urin setelah diubah oleh tubuh menjadi
asam tekoferonat dan tekoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.9
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual
menurun, deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot,
kulit kering, dan peningkatan resiko kanker.9
Kekurangan vitamin E akan menyeabkan sel darah merah terbelah. Proses ini disebut
hemolisis eritrodit dan dapat dihindari dengan vitamin E.9
Akibat lain kekurangan vitamin E adalah:
1. perubahan degeneratif pada sistem saraf dan otot
2. kelemahan dan kesulitan berjalan
3. nyeri pada otot betis
4. gangguan penglihatan
5. anemia
6. retensi cairan (odem)
7. kelainan kulit
Pada bayi, kekurangan vitamin E dapat menyebabkan kelainan yang mengganggu
penyerapan lemak pada bayi yang prematur dan kekurangan gizi. Namun kekurangan
vitamin E sesungguhnya sangat jarang terjadi karena vitamin ini banyak terdapat dalam
makanan, terutama dalam minyak sayur. Pada manusia kekurangan vitamin E bisa
disebabkan karena diet yang sangat buruk dalam jangka waktu lama.9
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Oleh
karena itu Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau
sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur,
sayur-
sayuran, terutama kecambah. Menjaga asupan vitamin E sama pentingnya dengan menjaga
Asupan nutrisi lainnya.
Dalam tubuh, vitamin E mempunyai beberapa efek positif, salah satu diantaranya
adalah efek terhadap reproduksi wanita. Dalam suatu penelitian yang bertujuan untuk
melihat apakah vitamin E ini dapat meningkatkan aliran darah uterine radial artery (uRA),
Hasil penelitian menunjukkan vit. E yang diberikan 600 mg per hari dapat meningkatkan
uRA pada 72% pasien dan ketebalan endometrium (EM) pada 52% pasien. Vitamin E juga
berpengaruh terhadap sistem hormonal dalam reproduksi wanita yaitu mengurangi
mediator kimia yang disebut prostaglandin, sehingga menurunkan tingkat kesakitan dalam
premenstrual sindrom (PMS). Dan juga vitamin E menjaga agar kadar prolaktin dalam
tubuh wanita agar tidak terlalu tinggi dalam tubuh wanita (hiperprolaktinemia) dan tidak
terlalu rendah, sehingga akan berdampak pada fertilisasi dan fungsi fisiologis siklus
menstruasi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Eiten Miller, R., dan Lee, J., 2006, Vitamin E: Food Chemistry, Composition, and
Analysis, Marcel Dekker, New York.
2. Robbert, M. K., 2009, Biokimia Harper Edisi 27, EGC, Jakarta.
3. Ida Bagus Gde Manuaba, 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Arcan,
Jakarta, 47.
4. Ziaei S, Kazemnejad A, Sedighi A, 2009, The effect of vitamin E on the treatment of
menstrual migraine, Iran.
5. Anonim, Female Reproductive system, 06 agustus 2013,
http://www.medicinenet.com/female_reproductive_system/article.htm
6. Evans HM, Bishop KS, 1922, On the existence of a hitherto unrecognized dietary
factor essential for reproduction, Science, 56:650651.
7. Takasaki A, Tamura H, Miwa I, Taketani T, Shimamura K, Sugino N, 2010,
Endometrial growth and uterine blood flow: a pilot study for improving endometrial
thickness in the patients with a thin endometrium, Fertility and Sterility 93 (6): 1851
8.
8. Anonim, Female Reproductive system, 06 agustus 2013,
http://www.medicinenet.com/female_reproductive_system/article.htm
9. Fahmi, M. Faisal, 2014, Pengaruh vitamin E dalam mengurangi dismenore pada wanita
usia muda yang dinilai dengan visual analog scale, USU.