Oleh :
Bambang Imam
Putri Taradypa
Rischa Nur R
Supervisor : dr. Achmad Hariyadi Sp.B
Cairan Tubuh
Dalam keadaan normal, keseimbangan
cairan
dan
elektrolit
dipertahankan
dengan menjaga keseimbangan antara
jumlah asupan cairan dan jumlah cairan
yang hilang melalui ginjal, saluran cerna
maupun cara lain
Cairan tubuh terdiri dari bahan pelarut,
terutama berupa air dan bahan atau
partikel terlarut, yaitu berupa elektrolit
dan nonelekktrolit.
Cairan Interstisial
Cairan Intravaskular
Cairan Transeluler
PERPINDAHAN CAIRAN
Perpindahan cairan tubuh dipengaruhi oleh:
Tekanan Hidrostatik
Hidrostatik adalah tekanan yang
dihasilkan oleh cairan pada dinding
pembuluh darah
Tekanan Onkotik
Gaya tarik sifat atau system koloid agar
air tetap berada dalam plasma darah di
intravaskuler
Tekanan Osmotik
Perpindahan cairan melalui membran
Usia
Temperatur Lingkungan
Sakit
Diet
Stress
Koloid
Komplikasi minimal
Cairan KRISTALOID
Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam :
Cairan Isotonik :
cairan dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan
ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (290-310 mOsm/L)
Contoh
: Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL),
Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%
Cairan Hipotonis : Cairan dengan tekanan osmotik lebih rendah
dari cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250
mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water
Cairan Hipertonik
Cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah
dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke dalam plasma
(diatas 375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50
CAIRAN KRISTALOID
KOLOID
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
Berdasarkan hasil penelitian cairan
koloid digunakan:
1. Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic sebelum
transfusi tersedia.
2. Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3. Pasien post op yang mengalami
gangguan plasma darah
TERAPI CAIRAN
Maintenance
Resusita
si
Kristaloid
Koloi
d
Mengganti kehilangan
akut
(Syok, dehidrasi,
Air + Elektrolit +
Nutrisi
Memasok
kebutuhan
harian
Maintenance Cairan
Dewasa
30 -40 ml/kgBB/24jam
Contoh
Pasien usia 30 tahun datangdengan diagnosa
Dehidrasi. BB pasien saat datang 50 Kg. Berapa
kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien
tersebut?
Jawab :
BB 50Kg
30 -40 ml/kgBB/24jam
40 x 50 = 2000ml/24jam
Resusitasi Cairan
Prinsip resusitasi cairan
Memenuhi kebutuhan cairan perhari
(maintenance)
Output
Defisit cairan
Kehilangan cairan
Defisit cairan interstitiel dengan
gejala :
dengan gejala :
- hipotensi, takikardi
- vena-vena kolaps
- Capillary refilled time memanjang
oligouri
( renjatan )
- syok
Derajat Dehidrasi
Derajat
Defisit (%BB)
Tanda
Ringan
Turgor menurun
Mata cekung
Mukosa kering
Sedang
5-8
Tanda dehidrasi
ringan
Oliguria
Hipotensi ortostatik
Takikardi
Berat
8-10
Tanda dehidrasi
ringan-sedang
Gangguan
kardiovaskuler
Gangguan kesadaran
+
Defisit = % derajat dehidrasi x BB
Total cairan 50% - 8 jam pertama
50% - 16 jam kedua
Case
Pasien usia 30 tahun datangdengan tanda
turgor turun, oliguria, takikardi. Muntah
200ml. BB pasien 50 Kg. Tatalaksana dan
terapi cairan pada pasien tersebut?
1. A-B-C
2. Terapi cairan
: 6200 ml
50% 8jam
50% 16jam
3100ml
8jam
3100ml
16jam
Syok
Tanda syok
Takikardi (>100x/mnt)
Akral dingin
Takipnea (>25x/mnt)
Tekanan darah turun (<90/60mmhg)
Kesadaran menurun
Syok hipovolemik
Penyebab
Perdarahan
Kombusio
Inflamasi luas seperti peritonitis umum
Dehidrasi
Kehilangan cairan usus ( ileus, diare, muntah,
fistel)
Syok hipovolemik
Tanda
Klas I
Klas II
Klas III
Klas IV
Kehilangan cairan
< 750
ml
750
-1500ml
15002000ml
> 2000ml
% volume cairan
<15%
15-30%
30-40%
>40%
Nadi
<100
100-120
120-140
>140
Tekanan darah
normal
normal
menurun
Menurun
Respirasi rata-rata
Up to
20
20-30
30-35
>35
Urine output
(ml/jam)
>30
20-30
5-15
Sangat
kurang
Pengantian cairan
kristalo kristaloid
id
Kristaloid +
darah
Kristaloid +
darah
Kesadaran
Normal
Bingung
Tidak sadar
Gelisah
+
Maintenance
Case
Pasien datang dengan hernia ingkarserata. Pada
tanda vital nadi 130x/mnt, tekanan darah 90/70
mmHg, respirasi 25x/mnt. Bb pasien 50kg.
Tatalaksan dan terapi cairan pada pasien?
1. A-B-C
2. Terapi cairan
Defisit cairan
: 8% X 50 X 35%
: 1400ml
Pemberian cairan : secepatnya atau insisial 1-2
jam pertama
Pasang DC
Observasi tanda vital + urine output pasien
Syok kardiogenik
Penurunan curah jantung pada volume cairan
intravaskuler yang cukup menyebabkan
hipoksia jaringan.
Terapi : pemberian obat inotropik
Syok sepsis
Keadaan dimana terjadi penurunan tekanan
darah sistol <90 mmHg atau diastol < 40
mmHg)disertai tanda kegagalan sirkulasi.
Luka Bakar
Case
Pasien datang dengan luas luka bakar 20%. Bb
pasien 50kg. Tatalaksan dan terapi cairan pada
pasien?
A-B-C
Terapi cairan : 4 x 20 x 50
4000ml
2000ml
8jam
2000ml
16jam
Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia
Na <135 mmol/liter
Gejala klinis :<125 mmol/l.
sakit kepala, mual, muntah,
Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia
Na >145 mmol/l.
Gejala klinis >155
-160 mmol/l
demam, gelisah,
iritabel, sopor, koma.
Terapi: cairan sampai
defisit cairan
tergantikan
Cairan : dekstroe 5 %
atau Nacl 0,45%.
Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia
Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia
EKG:peninggian gelombang
T.
terapi:
- IV dekstrose, insulin
- IV Calsium klorida
- IV lasix
Terapi Elektrolit
Defisit Na
= 0,6 x BB x Na
Defisit K
= 0,4 x BB xK
Referensi
Sudoyo, A.W., dkk. Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Interna Publishing. 2009.
Price, S.A., & Wilson, L.M. Patofisiologi: Konsep
Klinis dan Proses-proses Penyakit 6th ed. Jakarta:
EGC.2005.
Schwartz, S.I. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.2000.
Sjamsuhidajat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.2013.