Anda di halaman 1dari 46

TERAPI CAIRAN

Oleh :
Bambang Imam
Putri Taradypa
Rischa Nur R
Supervisor : dr. Achmad Hariyadi Sp.B

Cairan Tubuh
Dalam keadaan normal, keseimbangan

cairan
dan
elektrolit
dipertahankan
dengan menjaga keseimbangan antara
jumlah asupan cairan dan jumlah cairan
yang hilang melalui ginjal, saluran cerna
maupun cara lain
Cairan tubuh terdiri dari bahan pelarut,
terutama berupa air dan bahan atau
partikel terlarut, yaitu berupa elektrolit
dan nonelekktrolit.

Cairan tubuh dibagi menjadi 2 kompartemen


utama :
1. Cairan Intrasel
2. Cairan Ekstrasel
-

Cairan Interstisial
Cairan Intravaskular
Cairan Transeluler

JUMLAH CAIRAN DALAM


TUBUH
Umur
Bayi BL
6 Bulan
2 Tahun
16 Tahun
20-39 Tahun:
Pria/Wanita
40-59
Tahun:Pria/Wanita

Total cairan tubuh (%)


terhadap BB
77
72
60
60
60/50
55/47

FUNGSI CAIRAN BAGI TUBUH


1. Mempertahankan panas tubuh dan
pengaturan temperatur tubuh
2.Transportasi :
nutrien, partikel kimiawi, partikel
darah, energi, hormon, hasil sisa
metabolisme.
3. Mempertahankan tekanan
hidrostatik dalam sistim
kardiovaskuler.

Elektrolit Utama Tubuh


Manusia
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari
1. Elektrolit (zat terlarut yang terurai dan bermuatan
listrik
- natrium (Na+) -sulfat (SO42-)
- kalium (K+) - Klorida (Cl-),
- Kalsium (Ca++) - fosfat (HPO42-),
- bikarbonat (HCO3)
- magnesium (Mg++)
2. non elektrolit.
- protein , glukosa, oksigen, karbon dioksida &
asam-asam organik

PERPINDAHAN CAIRAN
Perpindahan cairan tubuh dipengaruhi oleh:
Tekanan Hidrostatik
Hidrostatik adalah tekanan yang
dihasilkan oleh cairan pada dinding
pembuluh darah
Tekanan Onkotik
Gaya tarik sifat atau system koloid agar
air tetap berada dalam plasma darah di
intravaskuler
Tekanan Osmotik
Perpindahan cairan melalui membran

Kehilangan cairan tubuh:


1. Urine (1400-1500 ml/24 jam)
2. IWL (Insesible Water Loss) 300-400 mL per/hari
3. Keringat
4. Feces (100-200 mL/hari)

FAKTOR FAKTOR KESEIMBANGAN


CAIRAN

Usia

Temperatur Lingkungan

Sakit

Diet

Stress

JENIS JENIS CAIRAN

PERBANDINGAN CAIRAN KRISTALOID DAN KOLOID


Kristaloid

Koloid

Komposisi menyerupai plasma


(acetated ringer, lactated ringer)

Ekspansi volume plasma tanpa


disertai ekspansi volume interstisial

Mengantikan volume dan


meningkatakan CO dan tekanan
darah

Ekspansi volume lebih besar di


bandingkan volume sama kristaloid

Bebas reaksi anafilaksis

Masa kerja lebih panjang

Bebas disimpan di suhu kamar

Oksigenasi jaringan lebih baik

Komplikasi minimal

Gradien alveolar arterial O2 lebih


sedikit
Insiden edema paru dan /atau edema
sistemik lebih rendah.

Cairan KRISTALOID
Cairan Kristaloid di klasifikasi ke dalam :
Cairan Isotonik :
cairan dengan tekanan yang sama seperti cairan tubuh. Cairan
ini menetap dalam Cairan Ekstraselluler (290-310 mOsm/L)
Contoh
: Normal Saline (NaCL 0,9 %), Ringer Laktat (RL),
Ringer Asetat, Ringerfundin, Glucose 5%
Cairan Hipotonis : Cairan dengan tekanan osmotik lebih rendah
dari cairan tubuh (osmolaritas dibawah 250
mOsm/L)
Contoh : Aquadest, larutan 2,5% dextrose in water
Cairan Hipertonik
Cairan dengan tekanan osmotik lebih tinggi dari plasma darah
dimana air keluar dari Intraselluler dan masuk ke dalam plasma
(diatas 375 mOsm/L).
Contoh : NaCl 3 %, Glucose 10%, Dextrose 50

CAIRAN KRISTALOID

KOLOID
PENGGUNAAN CAIRAN KOLOID
Berdasarkan hasil penelitian cairan
koloid digunakan:
1. Resusitasi cairan pada penderita
dengan syok hemorragic sebelum
transfusi tersedia.
2. Resusitasi cairan pada
hipoalbuminemia berat, mis: luka
bakar.
3. Pasien post op yang mengalami
gangguan plasma darah

Macam macam Cairan Koloid

TERAPI CAIRAN
Maintenance

Resusita
si
Kristaloid

Koloi
d

Mengganti kehilangan
akut
(Syok, dehidrasi,

Air + Elektrolit +
Nutrisi

Memasok
kebutuhan
harian

Maintenance Cairan
Dewasa

30 -40 ml/kgBB/24jam

Contoh
Pasien usia 30 tahun datangdengan diagnosa
Dehidrasi. BB pasien saat datang 50 Kg. Berapa
kebutuhan cairan yang dibutuhkan pasien
tersebut?
Jawab :
BB 50Kg
30 -40 ml/kgBB/24jam
40 x 50 = 2000ml/24jam

Resusitasi Cairan
Prinsip resusitasi cairan
Memenuhi kebutuhan cairan perhari
(maintenance)
Output
Defisit cairan

Kehilangan cairan
Defisit cairan interstitiel dengan

gejala :

- turgor kulit yang jelek


- mata cekung
- ubun-ubun cekung (bayi & anak)
- mukosa bibir dan kornea kering

Defisit cairan intravaskular

dengan gejala :

- hipotensi, takikardi
- vena-vena kolaps
- Capillary refilled time memanjang
oligouri
( renjatan )

- syok

Derajat Dehidrasi
Derajat

Defisit (%BB)

Tanda

Ringan

Turgor menurun
Mata cekung
Mukosa kering

Sedang

5-8

Tanda dehidrasi
ringan
Oliguria
Hipotensi ortostatik
Takikardi

Berat

8-10

Tanda dehidrasi
ringan-sedang
Gangguan
kardiovaskuler
Gangguan kesadaran

Konsep Terapi Dehidrasi


Maintenance = 30 -40 ml/kgBB/24jam
+
Cairan Output m = muntah, cairan NGT,

+
Defisit = % derajat dehidrasi x BB
Total cairan 50% - 8 jam pertama
50% - 16 jam kedua

Case
Pasien usia 30 tahun datangdengan tanda
turgor turun, oliguria, takikardi. Muntah
200ml. BB pasien 50 Kg. Tatalaksana dan
terapi cairan pada pasien tersebut?

1. A-B-C
2. Terapi cairan

Maintenance : 40ml x 50 = 2000ml


Cairan output: 200ml
Defisit
: 8% x 50 = 4000 ml
Total cairan

: 6200 ml

50% 8jam

50% 16jam

3100ml
8jam

3100ml
16jam

Terapi cairan 8 jam pertama


3100 ml 20
8 jam
60
= 129 gtt/mnt
Terapi cairan 16 jam pertama
3100 ml 20
16 jam 60
= 96 gtt/mnt

Syok
Tanda syok
Takikardi (>100x/mnt)
Akral dingin
Takipnea (>25x/mnt)
Tekanan darah turun (<90/60mmhg)
Kesadaran menurun

Syok hipovolemik
Penyebab
Perdarahan
Kombusio
Inflamasi luas seperti peritonitis umum
Dehidrasi
Kehilangan cairan usus ( ileus, diare, muntah,
fistel)

Syok hipovolemik

Tanda

Klas I

Klas II

Klas III

Klas IV

Kehilangan cairan

< 750
ml

750
-1500ml

15002000ml

> 2000ml

% volume cairan

<15%

15-30%

30-40%

>40%

Nadi

<100

100-120

120-140

>140

Tekanan darah

normal

normal

menurun

Menurun

Respirasi rata-rata

Up to
20

20-30

30-35

>35

Urine output
(ml/jam)

>30

20-30

5-15

Sangat
kurang

Pengantian cairan

kristalo kristaloid
id

Kristaloid +
darah

Kristaloid +
darah

Kesadaran

Normal

Bingung

Tidak sadar

Gelisah

Konsep Terapi Syok


Defisit cairan
= Cairan intravaskuler X BB X Derajat syok

+
Maintenance

Case
Pasien datang dengan hernia ingkarserata. Pada
tanda vital nadi 130x/mnt, tekanan darah 90/70
mmHg, respirasi 25x/mnt. Bb pasien 50kg.
Tatalaksan dan terapi cairan pada pasien?

1. A-B-C
2. Terapi cairan

Defisit cairan
: 8% X 50 X 35%
: 1400ml
Pemberian cairan : secepatnya atau insisial 1-2
jam pertama
Pasang DC
Observasi tanda vital + urine output pasien

Syok kardiogenik
Penurunan curah jantung pada volume cairan
intravaskuler yang cukup menyebabkan
hipoksia jaringan.
Terapi : pemberian obat inotropik

Syok sepsis
Keadaan dimana terjadi penurunan tekanan
darah sistol <90 mmHg atau diastol < 40
mmHg)disertai tanda kegagalan sirkulasi.

Luka Bakar

Derajat luka bakar

Terapi cairan pada luka bakar

Total cairan 50% - 8 jam pertama


50% - 16 jam kedua

Case
Pasien datang dengan luas luka bakar 20%. Bb
pasien 50kg. Tatalaksan dan terapi cairan pada
pasien?
A-B-C
Terapi cairan : 4 x 20 x 50
4000ml

2000ml
8jam

2000ml
16jam

Terapi cairan 8 jam pertama


2000 ml 20
8 jam
60
= 83 gtt/mnt
Terapi cairan 16 jam pertama
2000 ml 20
16 jam 60
= 62 gtt/mnt

Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia

Na <135 mmol/liter
Gejala klinis :<125 mmol/l.
sakit kepala, mual, muntah,

disorientasi bahkan koma


kejang <120 mmol/l
Terapi : Nacl 3 % 50 70
mmol/jam

Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia

Na >145 mmol/l.
Gejala klinis >155
-160 mmol/l
demam, gelisah,
iritabel, sopor, koma.
Terapi: cairan sampai
defisit cairan
tergantikan
Cairan : dekstroe 5 %
atau Nacl 0,45%.

Elektrolit
Hiponatremia

Kalium: <3,5 mmol/l.


Gejala klinis :kelemahan

Hipernatremia

tubuh, depresi, konstipasi,


ileus, gagal nafas, ventrikel
takikardi, atrial takikardi.
Terapi: KCl oral maupun IV

Hipokalemia
Hiperkalemia

Elektrolit
Hiponatremia
Hipernatremia
Hipokalemia
Hiperkalemia

Kalium > 5 mmol/l.


Kelemahan, Parestesia,
Flacyd paralisis, Hipotensi
dan Bradikardia.

EKG:peninggian gelombang
T.

terapi:
- IV dekstrose, insulin
- IV Calsium klorida
- IV lasix

Terapi Elektrolit
Defisit Na
= 0,6 x BB x Na
Defisit K
= 0,4 x BB xK

Referensi
Sudoyo, A.W., dkk. Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Interna Publishing. 2009.
Price, S.A., & Wilson, L.M. Patofisiologi: Konsep
Klinis dan Proses-proses Penyakit 6th ed. Jakarta:
EGC.2005.
Schwartz, S.I. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.2000.
Sjamsuhidajat & De Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Jakarta: EGC.2013.

Anda mungkin juga menyukai