Anda di halaman 1dari 57

ADHD

Attention Deficit Hyperactivity Disorder


&
RETARDASI MENTAL

Pembimbing:
DR. dr. H. Iwan Arijanto, SpKJ. MKes
SMF Kedokteran Jiwa (Psikiatri)
RSUD CIAMIS
Silma Restu Mahdiyyah

PENDAHULUAN
Gangguan Pemusatan Perhatian
Hiperaktivitas (GPPH) adalah suatu
diagnosis untuk pola prilaku anak yang
berlangsung dalam jangka waktu paling
sedikit 6 bulan, dimulai sejak berusia
sekitar 7 tahun, yang menunjukan
sejumlah gejala ketidakmampuan untuk
memusatkan perhatian atau sejumlah
gejala perilaku hiperaktif-implusif, atau
kedua-duanya

ETIOLOGI

Struktur Otak
Pada penelitian menggunakan teknik
imaging menunjukkan adanya perbedaan
ukuran pada beberapa bagian otak pada
anak dengan GPPH yang dibandingkan
dengan anak tanpa GPPH
Korteks Prefrontal.
Berlokasi di bagian frontal otak.
pusat perintah otak.
mengatur kemampuan otak untuk menghambat
respon tertentu.
Pada anak dengan GPPH bagian prefrontal ini
menjadi kurang aktif dibanding anak tanpa
gangguan ini.

Nukleus Caudatus dan Globus Pallidus.


Berlokasi dekat dengan pusat otak,
mempercepat atau menghentikan
perintah yang berasal dari korteks
prefrontal.
Bagian ini mengecil pada anak dengan
GPPH dibanding anak seusianya yang
tanpa gangguan ini, tapi berusaha
menjadi normal dengan bertambahnya
usia.
Keadaan abnormal pada bagian ini
menimbulkan ketidakmampuan seseorang
untuk menghentikan tindakan tertentu,
yang akan menghasilkan suatu perbuatan
yang dilakukan karena desakan hati

Cerebellum.
Suatu bagian dibawah otak.
Bagian ini membantu mengontrol tonus
dan keseimbangan otot, dan menyamakan
aktivitas otot.
Bagian ini menjadi lebih kecil pada anak
dengan GPPH
Faktor nutrisi
Malnutrisi
Defisiensi Zinc dan Asam Lemak Essensial

Kimiawi otak
dopamine dan norepinefrin
merupakan neurotransmitter yang
mempengaruhi fungsi mental
maupun emosional
Jalur Saraf
jalur thalamokortikal ganglia basal
faktor Genetik yang mengatur
Dopamin dan keuntungannya pada
pria usia muda.
genetik Resisten terhadap Hormon

Faktor Genetik
Faktor

genetik memiliki peran yang


penting pada GPPH.
Keluarga yang memiliki anak dengan
GPPH memiliki kemungkinan
tertinggi adanya GPPH, antifaktor,
mood, cemas, dan gangguan
penyalahgunaan zat didalam
keluarganya pada anak yang lain
dibandingkan keluarga yang tidak
memiliki anak GPPH

Kehamilan dan GPPH


berhubungan

dengan masalah
kehamilan dan kesulitan dalam
persalinan.
selama masa kehamilan wanita
merokok, rentan memiliki risiko
tinggi GPPH.
Penelitian juga menyatakan risiko
tinggi terjadi pada wanita yang
selama masa kehamilannya tinggal
dilingkungan yang terpapar toksin,
termasuk dioksin dan

Faktor Neurologis
Suatu

korelasi fisiologis adalah


ditemukannya berbagai pola
eletroensefalogram ( EEG ) abnormal
yang terdisorganisasi dan
karakteristik untuk anak kecil.
Pada beberapa kasus temuan EEG
menjadi normal dengan berjalannya
waktu

Faktor Psikososial
Anak

anak dalam institusi


seringkali overaktif dan memiliki
rentang atensi yang buruk
Tanda tersebut dihasilkan dari
pemutusan emosional yang lama,
dan gejala menghilang jika faktor
pemutus dihilangkan, seperti melalui
adopsi atau penempatan di rumah
penitipan.

Kejadian

fisik yang menimbulkan


stres, suatu gangguan dalam
keseimbangan keluarga, dan faktor
yang menyebabkan kecemasan
berperan dalam awal atau
berlanjutnya GPPH.
Faktor predisposisi mungkin
termasuk temperamen anak, faktor
genetik-familial, dan tuntutan sosial
untuk mematuhi cara berkelakuan

GAMBARAN KLINIS
inatensi,
mengalihkan perhatian,
impulsive, dan
hiperaktif

Beberapa ketidakmampuan fungsi eksekutif pada


anak dengan GPPH dapat menyebabkan beberapa
masalah dibawah ini :
Ketidakmampuan untuk menyimpan

informasi dalam jangka waktu pendek.


Ketidakmampuan dalam organisasi dan
perencanaan.
Kesulitan dalam menegakkan dan
menggunakan tujuan untuk pedoman
perilaku seperti memilih strategi dan
monitor pekerjaan.
Ketidakmampuan untuk menjaga emosi
menjadi berlebihan
Ketidakmampuan untuk bekerja secara

Hiperaktivitas
Impulsif dan Emosi yang meledak
Perhatian dan Konsentrasi

bermasalah
Ketidakmampuan Ingatan Jangka
Pendek
Kesulitan Mengatur Waktu
Kurangnya Kemampuan Adaptasi
Hipersensitivitas dan Masalah Tidur

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tidak

ada pemeriksaan laboratorium


yang patognomonik untuk gangguan
defisit atensi / hiperaktivitas
hasil EEG yang terdisorganisasi dan
imatur
tomografi emisi positron (PET)
mungkin menunjukkan penurunan
aliran darah serebral di daerah
frontalis

DIAGNOSIS ADHD
Karakteristik (berdasarkan DSM V):
1. Inattention
2. Hyperactivity
3. Impulsive

Kriteria diagnostic DSM V


(Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders)

1. Perhatian
1.

6 / > gejala tidak mampu memusatkan perhatian seperti di bawah


ini menetap min.6 bulan pada derajat maladaptif dan tidak sesuai
dg tk. perkembangannya:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.

Sering gagal memusatkan perhatian pada hal kecil /membuat


kesalahan yang ceroboh (tidak hati-hati) dalam pekerjaan
sekolah, pekerjaan / kegiatan lain.
Sering sulit mempertahankan perhatian saat melaksanakan
tugas / kegiatan bermain
Sering seperti tidak mendengarkan saat diajak bicara langsung
Sering tidak mengikuti petunjuk dan gagal menyelesaikan
pekerjaan sekolah dan tugas (tidak disebabkan oleh perilaku
menentang atau kegagalan memahami petunjuk)
Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan
Sering menghindar, tidak suka/enggan terlibat dalam tugas
yang memerlukan ketekunan berkesinambungan.
Sering menghilangkan benda yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas / kegiatan
Perhatian sering mudah dialihkan oleh rangsangan dari luar
Sering lupa dalam kegiatan sehari-hari

2. Hiperaktivitas &
Impulsive
2.

6 / > gejala hiperaktivitas dan impulsivitas seperti dibawah ini menetap


min.6 bulan pada derajat maladaptif dan tidak sesuai dg tk
perkembangannya :

Sering tangan dan kakinya tidak bisa diam, tidak bisa duduk diam.
Sering meninggalkan tempat duduk di dalam kelas / di situasi lain
dimana diharapkan untuk tetap diam.
Sering berlari-lari / memanjat berlebihan dalam situasi yang tidak
sesuai untuk hal tersebut.
Sering mengalami kesulitan bermain / mengikuti kegiatan waktu
senggang dengan tenang.
Sering dalam keadaan siap bergerak (atau bertindak seperti
digerakkan mesin)
Sering bicara berlebihan
Sering melontarkan jawaban sebelum pertanyaan selesai ditanyakan.
Sering sulit menunggu giliran.
Sering menyela / memaksakan diri terhadap orang lain (misal :
memotong percakapan/mengganggu permainan).

Tambahan
1.
2.

3.

4.

Gejala tersebut yang menimbulkan masalah


terjadi sebelum usia 12 tahun.
Kegagalan yang ditimbulkan oleh gejala-gejala
tersebut tampak pada 2/> tempat (di sekolah
atau di tempat bermain dan di rumah)
Ada permasalahan yang bermakna secara
klinis pada fungsi sosial, akademik, dan
okupasional
Gejala-gejala tersebut tidak disebabkan oleh
gangguan yang lain: perkembangan pervasif,
skizofrenia / psikotik dan tidak diakibatkan
gangguan mental lain (misalnya : gangguan
cemas, gangguan kepribadian)

Jenis
Kombinasi pada kedua area
ADHD/C
Paling banyak dijumpai
2. Dominan pada area konsentrasi
ADHD/I
3. Dominan pada area hiperaktif
ADHD/HI
1.

PEDOMAN DIAGNOSIS PPDGJ III


F.90 GANGGUAN HIPERKINETIK
Ciri-ciri

utama ialah berkurangnya perhatian dan aktivitas


berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk
diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu
situasi (misalnya di rumah, di kelas, di klinik)

Berkurangnya

perhatian tampak jelas dari terlalu dini


dihentikannya tugas dan ditinggalkannya suatu kegiatan
sebelum tuntas selesai. Anak-anak ini sering kali beralih
dari satu kegiatan ke kegiatan lain, rupanya kehilangan
minatnya terhadap tugas yang satu karena perhatiannya
tertarik pada hal lain. Berkurangnya ketekunan dan
perhatian ini seharunya hanya didiagnosis bila sifatnya
berlebihan bagi anak dengan usia atau IQ yang sama.

Hiperaktivitas

dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan,


khususnya dalam situasi yang menuntut keadaan relatif
tenang. Hal ini tergantung pada situasinya, mencakup anak itu
berlari-lari atau melompat-lompat sekeliling ruangan, ataupun
bangun dari duduk/kursi dalam situasi yang menghendaki anak
itu tetap duduk, terlalu banyak bicara dan ribut, atau
kegugupan/kegelisahan dan berputar-putar atau berbelit-belit.
Tolok ukur untuk penilaiannya ialah bahwa suatu aktivitas
disebut berlebihan dalam konteks apa yang diharapkan pada
suatu situasi dalam konteks apa yang diharapkan pada suatu
situasi dan dibandingkan dengan anak-anak-anak yang sama
umur dan nilai IQ-nya. Ciri khas perilaku ini paling nyata di
dalam suatu situasi yang berstruktur dan diatur yang
menuntun suatu tingkat sikap pengendalian diri yang tinggi.

Gambaran

penyerta tidaklah cukup bahkan tidak diperlukan bagi suatu


diagnosis, namun demikian ia ia dapat mendukung. Kecerobohan dalam
hubungan-hubungan sosial, kesembronoan dalam situasi yang
berbahaya dan sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial
(yang diperlihatkan dengan mencampuri urusan atau mengganggu
kegiatan orang lain, terlampau cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang belum lengkap diucapkan orang, atau tidak sabar menunggu
gilirannya), kesemuanya merupakan ciri khas dari anak-anak dengan
gangguan ini.
Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan
haruslah di catat secara terpisah bila ada; namun demikian tidak boleh
dijadikan bagian dari diagnosis aktual mengenai gangguan hiperkinetik
yang sesungguhnya.
Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria
eksklusi ataupun kriteria iklusi untuk diagnosis utamanya,tetapi ada
tidaknya gejala-gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari
gangguan tersebut.

F90.0

Gangguan Aktivitas dan Perhatian


Kriteria umum mengenai gangguan hiperkinetik
(F90) telah terpenuhi, tetapi kriteria untuk
gangguan tingkah laku (F91) tidak terpenuhi.
Termasuk: gangguan defisit perhatian dengan
hiperaktivitas
F90.1 Gangguan Tingkah Laku Hiperkinetik
Memenuhi kriteria menyeluruh mengenai gangguan
hiperkinetik (F90) dan juga kriteria menyeluruh
mengenai gangguan tingkah laku (F91).
F90.8 Gangguan Hiperkinetik Lainnya
F90.9 Gangguan Hiperkinetik YTT

DIAGNOSA BANDING
Menurut Kaplan :
Kelainan Organik

Gangguan sensory, khususnya ketulian, gangguan visual


Medikasi yang menginduksi GPPH ( seperti, antihistamin,

beta-agonis, Phenobarbital.
Gangguan kejang
Abnormalitas Tiroid
Ketidakmampuan Belajar
Retardasi Mental
Abses, neoplasma lobus frontalis
Penyalahgunaan Zat
Intoksikasi Timbal
Gangguan Perkembangan Pervasiv
Gangguan Fungsional

Gangguan
Gangguan

Oposisional
Tingkah Laku
Gangguan Mood
Gangguan Anxietas
Gangguan dengan Tingkah Laku
yang mengganggu
Gangguan Tourettes / Gangguan
Mutipel Tic
Gangguan personalitas
Gangguan Obsesiv Kompulsiv

Mania

atau Gangguan Bipolar Manik

Gangguan Perkembangan
Aktivitas Berlebihan sesuai dengan Usia
Masalah Situasi, Lingkungan, atau keluarga
Penempatan Sekolah yang tidak Sesuai
Gangguan keluarga dan faktor (seperti, perceraian,
kekerasan, diabaikan)
Tidak Adanya atau Kelainan pada Orangtua
Disiplin yang tidak efektif, bentuk keluarga yang
kacau
Kekerasan dan atau diabaikan

PENATALAKSANAAN
Terapi Akupuntur : terapi utama
Terapi Medikasi : terapi utama
Obat Psikostimulan

Dextroamphetamin ( dexedrin, dexedrin

spansules, dextrostat )
Metylphenidat ( Ritalin, concerta, metilin,
metadata CD )
Dexmethylphenidate ( focalin, folacin XR )
Dextroamphetamin dan campuran
amphetamine (adderall)
Pemolin ( cylert ) sekarang jarang digunakan
karena efek samping terhadap hepar

Terapi Perilaku : terapi tambahan

Obat

Non-stimulan

Atomoxetine ( Strattera )

Antidepresan
Bupropion (wellbutrin),
reboxetin ( Edronax) dan
venlafaxine (Effexor)
Tricyclics
Desipramine (norpramin, pertofrane), atau
imipramin (Janimine, Tofranil)

SSRIs

( Selective Serotonin Reuptake


Inhibitors).
Fluoxetine (Prozac),
sertraline ( Zoloft),

citalopram

(Celexa), dan

paroxetine (Paxil)

Alpha 2 Agonis
Medikasi Lainnya

( Klonidin )

Terapi Nutrisi

Anak anak dengan kelainan perilaku dapat


menjadi sensitive terhadap bahan kimia
makanan tertentu
pemicu perubahan perilaku, misalnya :

Pewarna buatan ( kuning, merah, atau hijau )


Bahan pengawet kimiawi
Susu
Coklat
Telur
Gandum
Makanan yang mengandung salisilat termasuk semua
berri, bubuk chili, apel dan sari buah apel, cengkeh,
anggur, jeruk, persik, merica, plum, tomat, prun

PROGNOSIS

Remisi kemungkinan tidak terjadi sebelum usia


12 tahun, biasanya antara usia 12 dan 20 tahun.
Kira kira 15 20% kasus, gejala GPPH menetap
sampai masa dewasa.
Anak anak dengan GPPH yang gejalanya
menetap sampai masa remaja adalah berada
dalam risiko tinggi untuk mengalami gangguan
konduksi.
50% anak anak dengan gangguan tingkah
laku akan mengembangkan gangguan
kepribadian anti sosial di masa dewasanya.
Hasil yang optimal tampaknya dipermudah
dengan menghilangkan agresi anak dan dengan
memperbaiki fungsi keluarga sedini mungkin.

PENCEGAHAN
Sampai

saat ini belum diketahui cara


mencegah terjadinya GPPH
Beberapa penelitian
mengindikasikan hubungan antara
ibu hamil yang merokok
Hindari merokok, alkohol, obat
obatan selama kehamilan dapat
membantu mencegah risiko tinggi
terbentuknya GPPH atau perilaku
yang sama pada usia muda

RETARDASI

MENTAL

Suatu keadaan perkembangan mental yang


terhenti atau tidak lengkap, yang terutama
ditandai oleh adanya hendaya keterampilan
selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada semua tingkat inteligensia,
yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik
dan sosial.

Retardasi mental dapat terjadi dengan atau


tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik
lainnya.

Penyebab
RM terjadi oleh karena otak tidak berkembang secara optimal
dengan latar belakang;
Adanya masalah dalam kandungan, berupa masalah pada ibu
seperti
Kekurangan gizi
Ketergantungan alkohol
Penyakit infeksi tertentu
masalah pada saat anak dilahirkan, seperti adanya kesulitan
dalam proses persalinan, lilitan tali pusat sehingga
mengganggu dalam proses persalinan, dsb
Masalah pada tahun-tahun pertama kehidupan anak, seperti
infeksi pada otak, kejang yang tidak terkontrol, kecelakaan,
serta adanya malnutrisi
Masalah dalam pola asuh seperti kurangnya stimulasi,
kekerasan pada anak, penelantaran, dsb
Faktor genetik, seperti downs syndrome
Pada umumnya anak dengan RM sulit dicari satu penyebab yang

RM akan mempengaruhi
perkembangan anak dalam
berbagai bentuk
Aspek

fisik, misalnya dalam kemampuan anak untuk


duduk, berjalan, dan menulis
Aspek perawatan diri sendiri, misalnya kemampuan
untuk makan sendiri, mandi sendiri dan
menggunakan alat-alat yang umum digunakan
dalam rumah
Aspek komunikasi, seperti berbicara, berbahasa dan
memahami instruksi
Aspek sosial, seperti bersosialisasi dan bermain
dengan anak lain
Aspek mental emosional, seperti hiperaktivitas,
depresi dan kecemasan

Tanda-tanda

Adanya keterlambatan dalam tahapan


perkembangan
Adanya kesulitan dalam belajar dan kesulitan
dalam bersosialisasi
Tidak mampu memahami/melaksanakan
instruksi
Adanya kesulitan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari (orang dewasa)
Adanya kesulitan dalam adaptasi sosial
(orang dewasa)
RM sedang dan berat pada umumnya dapat
dideteksi pada anak yang berusia di bawah 2
tahun

RETARDASI MENTAL
F70Retardasi
F71Retardasi
F72Retardasi
F73Retardasi
F78Retardasi
F79Retardasi

Mental
Mental
Mental
Mental
Mental
Mental

Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Lainnya
YTT

Karakter keempat dapat digunakan untuk


menentukan luasnya hendaya perilaku yang
menyertainya, bila ini bukan disebabkan
oleh suatu gangguan lain yang menyertai:
F7x.0 Tidak ada atau terdapat hendaya perilaku minimal
F7x.1 Terdapat hendaya perilaku yang bermakna dan
memerlukan perhatian/terapi
F7x.8 Hendaya perilaku lainnya
F7x.9 Tanpa penyebutan dari hendaya perilaku

Bila

penyebab suatu retardasi


mental diketahui, maka suatu kode
tambahan dari ICD-10 harus
digunakan (misalnya F72 Retardasi
Mental Berat ditambah E00 Sindrom
Defisiensi Yodium Kongenital)

PEDOMAN DIAGNOSTIK
Tingkat

kecerdasan atau intelegensia bukan


satu-satunya karakteristik, melainkan harus
dinilai berdasarkan sejumlah keterampilan
spesifik yang berbeda
Meskipun ada kecenderungan umum
bahwa semua keterampilan ini akan
berkembang ke tingkat yang sama pada
setiap individu, namun dapat terjadi suatu
ketimpangan yang besar, khususnya pada
penyandang retardasi mental.

PEDOMAN DIAGNOSTIK

Orang tersebut mungkin memperlihatkan


hendaya berat dalam satu bidang tertentu
(misalnya
bahasa),
atau
mungkin
mempunyai suatu area keterampilan
tertentu yang lebih tinggi (misalnya tugas
visuo-spasial sederhana) yang berlawanan
dengan latar belakang adanya retardasi
mental berat. Keadaan ini menimbulkan
kesulitan pada saat menentukan kategori
diagnosis.

PEDOMAN DIAGNOSTIK
Penilaian

tingkat
kecerdasan
harus
berdasarkan
semua
informasi
yang
tersedia, termasuk temuan klinis, perilaku
adaptif (yang dinilai dalam kaitan dengan
latar belakang budayanya) dan hasil test
psikometrik.

Untuk

diagnosis yang pasti, harus ada


penurunan
tingkat
kecerdasan
yang
mengakibatkan berkurangnya kemampuan
adaptasi terhadap tuntutan dari lingkungan
sosial biasa sehari-hari.

PEDOMAN DIAGNOSTIK
Gangguan

jiwa dan fisik yang menyertai


retardasi mental, mempunyai pengaruh
besar pada gambaran klinis dan
penggunaan dari semua
keterampilannya.

Penilaian

diagnostik adalah terhadap


kemampuan umum (global ability)
bukan terhadap suatu area tertentu yang
spesifik dari hendaya atau keterampilan.

F70 : Retardasi Mental Ringan

IQ

berkisar antara 50 69.

Pemahaman

dan penggunaan bahasa cenderung


terlambat pada berbagai tingkat tetapi sebagian
besar dapat mencapai kemampuan berbicara
untuk keperluan sehari-hari.

Dapat

mandiri penuh dalam merawat diri sendiri


dan mencapai keterampilan praktis dan
keterampilan rumah tangga walaupun tingkat
perkembangannya agak lambat daripada normal.

F70 : Retardasi Mental Ringan

Kesulitan

utama biasanya tampak dalam pekerjaan


sekolah yang bersifat akademik dan banyak masalah
khusus dalam membaca dan menulis.

Etiologi

organik hanya dapat diidentifikasi pada


sebagian kecil penderita.

Keadaan

lain yang menyertai seperti autisme,


gangguan perkembangan lain, epilepsi, gangguan
tingkah laku, ataupun disabilitas fisik dapat
ditemukan dalam berbagai proporsi. Bila terdapat
gangguan demikian, maka harus diberi kode
diagnosis sendiri.


F71 : Retardasi Mental Sedang

IQ

biasanya dalam rentang 35 49


Umumnya ada profil kesenjangan
(disparency) dan kemampuan, beberapa
dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi
dalam keterampilan visuo-spasial daripada
tugas-tugas yang tergantung pada bahasa,
sedangkan yang lainnya sangat canggung
namun dapat mengadakan interaksi sosial
dan percakapan sederhana.

F71 : Retardasi Mental Sedang

Tingkat

perkembangan bahasa bervariasi: ada yang


dapat mengikuti percakapan sederhana, sedangkan
yang lain hanya dapat berkomunikasi seadanya
untuk kebutuhan dasar mereka.

Suatu

etiologi organik dapat diidentifikasi pada


kebanyakan penyandang retardasi mental sedang.

Autisme

masa kanak atau gangguan perkembangan


pervasif lainnya terdapat pada sebagian kecil kasus,
dan mempunyai pengaruh besar pada gambaran
klinis dan tipe penatalaksanaan yang dibutuhkan.

F71 : Retardasi Mental Sedang

Epilepsi,

disabilitas neurologik dan fisik juga lazim


ditemukan meskipun kebanyakan penyandang
retardasi mental sedang mampu berjalan tanpa
bantuan.

Kadang

didapatkan gangguan jiwa lain, tetapi


karena tingkat perkembangan bahasanya yang
terbatas sehingga sulit menegakkan diagnosis dan
harus tergantung dari informasi yang diperoleh dari
orang lain yang mengenalnya. Setiap gangguan
penyerta harus diberi kode diagnosis tersendiri

F72 : Retardasi Mental Berat

IQ biasanya berada dalam rentang 20


34

Pada

umumnya mirip dengan


retardasi mental sedang dalam hal:
Gambaran klinis,
Terdapatnya etiologi organik, dan
Kondisi yang menyertainya
Tingkat prestasi yang rendah,

F72 : Retardasi Mental Berat

Kebanyakan penyandang retardasi mental

berat menderita gangguan motorik yang


mencolok atau defisit lain yang
menyertainya, menunjukkan adanya
kerusakan atau penyimpangan
perkembangan yang bermakna secara
klinis dari susunan saraf pusat

F73 : Retardasi Mental Sangat Berat


IQ

biasanya di bawah 20

Pemahaman

dan penggunaan bahasa terbatas,


hanya mengerti perintah dasar dan mengajukan
permohonan sederhana.

Keterampilan

visuo-spasial yang paling dasar dan


sederhana tentang memilih dan mencocokkan
mungkin dapat dicapainya, dan dengan
pengawasan dan petunjuk yang tepat penderita
mungkin dapat sedikit ikut melakukan tugas
praktis dan rumah tangga.

F73 : Retardasi Mental Sangat Berat

Suatu

etiologi organik dapat diidentifikasi pada


sebagian besar kasus.

Biasanya

ada disabilitas neurologik dan fisik lain


yang berat yang mempengaruhi mobilitas,
seperti epilepsi dan hendaya daya lihat dan daya
dengar.

Sering

ada gangguan perkembangan pervasif


dalam bentuk sangat berat khususnya autisme
yang tidak khas (atypical autism), terutama pada
penderita yang dapat bergerak.

F78 : Retardasi Mental Lainnya

Kategori

ini hanya digunakan bila


penilaian dari tingkat retardasi
mental dengan memakai prosedur
biasa sangat sulit atau tidak
mungkin dilakukan karena adanya
gangguan sensorik atau fisik,
misalnya buta, bisu tuli, dan
penderita yang perilakunya
terganggu berat atau fisiknya tidak

Retardasi Mental YTT


Jelas

terdapat retardasi mental,


tetapi tidak ada informasi yang
cukup untuk menggolongkannya
dalam salah satu ketegori di atas.

Tatalaksana

Berikan informasi mengenai RM dan


dampaknya kepada orang tua atau
pengasuhnya
Tidak ada pengobatan khusus. Obat-obatan
hanya diberikan jika RM disertai dengan
gangguan fisik atau mental lainnya
Program pelatihan khusus yang intensif
berupa pelatihan keterampilan hidup yang
mendasar
Program pendidikan luar biasa
Konsultasi dengan profesional di bidang
kesehatan jiwa lainnya bila diperlukan
Indikasi terapi medik : terdapat gangguan

Anda mungkin juga menyukai