PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan usaha
merupakan
kesatuan
yuridis
ekonomis
atau
untuk
mencari
keuntungan.
Sehingga,
badan
usaha
Perseorangan
Swasta
Persekutuan/
Perkumpulan
Perusahaan
dagang
Badan hukum
PT
Koperasi
Yayasan
Badan usaha
Perjan
Negara
(BUMN)
Perum
Bukan
Maatschaap/perkumpulan
badan hukum
perdata/perseroan/persekutuan
Firma (Fa)
Komanditer (CV)
Privatisasi
Persero
dari
penggolongan
diatas.
Hal
ini
penggolongan
didasarkan
yang
kepada
1 R. Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan, Perkumpulan,
Koperasi, Yayasan, Wakaf, PT Alumni, Bandung, 2004, hlm. 99-100
2
B. Identifikasi Masalah
Dalam hal apa saja terdapat kemiripan pengaturan yang terdapat di
dalam UU Koperasi dan UU Perseroan Terbatas?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui perbandingan antara pengaturan yang terdapat di
dalam UU Koperasi serta UU Perseroan Terbatas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori-teori Badan Hukum
2 R. Ali Rido, Ibid., hlm. 96
3
B. Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa Latin cum (yang artinya dengan)
dan operasi (yang artinya bekerja). Dari dua kata tersebut maka
koperasi dapat diartikan bekerja dengan orang-orang lain. 4 Menurut
3 R. Ali Rido, Ibid., hlm. 7-9
4 Cornelis Rintuh, Perekonomian Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1995, hlm. 59
4
gerakan
ekonomi
rakyat,
yang
berdasar
atas
asas
kekeluargaan.
Koperasi dibangun berdasarkan asas kekeluargaan berdasarkan
Pasal 3 UU No. 17 Tahun 2012, dimana hal ini sejalan dengan landasan
Pasal 33 ayat (1) UUD 1945. Hal inilah yang kemudian membedakan
koperasi dengan bentuk-bentuk perusahaan lainnya.
Tujuan koperasi tercantum di dalam Pasal 4 UU Koperasi yang
berbunyi, Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional
yang demokratis dan berkeadilan. Hal ini berbeda dengan tujuan
yang tercantum di dalam UU Koperasi sebelum perubahan (UU No. 25
Tahun
1992)
kesejahteraan
yang
berbunyi,
anggota
pada
Koperasi
khususnya
bertujuan
dan
memajukan
masyarakat
pada
pendidikan
dan
pelatihan
bagi
bagi
dan
mengembangkan
potensi
dan
kemampuan
perekonomian
nasional
dengan
koperasi
sebagai
sokogurunya.
4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional
yang
merupakan
usa
abersama
berdasr
atas
asas
5 Arifin Sitio & Halomoan Tamba, Koperasi : Teori dan Praktik, Erlangga, Bandung,
2001, hlm. 20
6 Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, BPFE, Yogyakarta, 2000, hlm. 76-85
6
primer,
yang
biasanya
didirikan
sebagai
seluruhnya
terbagi
dalam
saham
dan
memenuhi
dalam
terbagi
ke
dalam
(dua)
jenis
ratus) orang,
modal disetor sekurang kurangnya Rp3.000.000.000,- (tiga
miliar rupiah,
Perseroan yang melakukan penawaran umum (public offering)
saham
di
menawarkan
Bursa
atau
Efek.
Maksudnya
menjual
saham
Perseroan
atau
efeknya
tersebut,
kepada
masyarakat luas.7
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah dijelaskan mengenai kedua badan usaha berbentuk badan
hukum
Koperasi
membandingkan
mengatur
dan
antara
masing-masing
PT-
pada
kedua
badan
bab
sebelumnya,
maka
setelah
peraturan
perundang-undangan
usaha
dipaparkan
dapat
yang
mengenai
kemiripan tersebut
antara lain :
a. Keduanya mengatur mengenai pendirian masing-masing badan usaha
dengan akta yang dibuat oleh notaris dalam Bahasa Indonesia. Di
dalam UU Koperasi, hal ini terdapat di dalam Bab IV Bagian Kesatu
mengenai Pendirian Pasal 9 ayat (1) yang berbunyi, Pendirian
Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan dengan Akta
Pendirian Koperasi yang dibuat oleh Notaris dalam bahasa Indonesia.
Sedangkan, di dalam UU PT hal ini tercantum di dalam Bab II Bagian
Kesatu mengenai Pendirian pada Pasal 7 ayat (1) yang berbunyi,
Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris
yang dibuat dalam bahasa Indonesia.
b. Baik akta pendirian Koperasi maupun PT, keduanya harus memuat
Anggaran Dasar. Hal ini terdapat di dalam Pasal 10 ayat (1) UU
Koperasi yang berbunyi, Akta Pendirian Koperasi memuat Anggaran
Dasar dan keterangan yang berkaitan dengan pendirian Koperasi.
Sedangkan, di dalam UU PT hal ini terdapat di dalam Pasal 8 ayat (1)
yang
berbunyi,
Akta
pendirian
memuat
anggaran
dasar
dan
maupun
UU
anggota/orang
Koperasi
kurang
disahkan/berbentuk
badan
keduanya
dari
hukum.
mengatur
yang
Hal
apabila
disyaratkan
tersebut
jumlah
setelah
mewajibkan
PT
Anggota
Koperasi
tetap
kurang
dari
jumlah
minimal
tersebut
pendiri
yang
melakukan
perbuatan
hukum
tersebut
Pengawas
sebelum
Koperasi
mendapat
pengesahan
Koperasi
berkewajiban
mengambil
alih
serta
badan
usaha
menjadi
badan
hukum
apabila
adanya
13
nama diri;
e) terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf atau rangkaian
huruf yang tidak membentuk kata; atau
f) mempunyai arti sebagai Perseroan,
badan
hukum,
atau
persekutuan perdata.
(2)Nama Perseroan harus didahului dengan frase Perseroan Terbatas
atau disingkat PT.
(3)Dalam hal Perseroan
Terbuka
selain
berlaku
ketentuan
lain
dalam
satu
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
berdasarkan
kebutuhan
ekonomi
Anggota
dan
jenis
BAB IV
KESIMPULAN
Baik PT maupun Koperasi, keduanya merupakan badan usaha yang
berbentuk badan hukum. Oleh karena itu, pengaturan mengenai keduanya di
dalam undang-undang terdapat beberapa kemiripan, baik dari segi
pendirian, anggaran dasar dan status masing-masing sebagai badan hukum.
Kemiripan yang nampak diantara keduanya antara lain :
-
15
DAFTAR PUSTAKA
Arifin Sitio & Halomoan Tamba, Koperasi : Teori dan Praktik, Erlangga,
Bandung, 2001
Cornelis Rintuh, Perekonomian Indonesia, Liberty, Yogyakarta, 1995
Marzuki Usman, Singgih Riphat,syahrir, Pengetahuan Dasar Pasar Modal,
Istibat BrakerIndonesia,1997
R. Ali Rido, Badan Hukum dan Kedudukan Badan Hukum Perseroan,
Perkumpulan, Koperasi, Yayasan, Wakaf, PT Alumni, Bandung, 2004
Revrisond Baswir, Koperasi Indonesia, BPFE, Yogyakarta, 2000
16