Responsi Umum Felis
Responsi Umum Felis
LAPORAN KASUS
Seorang perempuan dengan inisial Ny. AS umur 64 tahun, pekerjaan Ibu
Rumah Tangga, suku Minahasa Utara, alamat Tetey Jaga 1, Kecamatan Dimembe,
Kabupaten Minahasa Utara, agama Kristen Protestan, dirawat di BLU RSUP Prof. dr.
R. D. Kandou melalui IRDM tanggal 6 Januari 2015 dengan keluhan utama muntah
berwarna merah gelap. Muntah dialami sejak sekitar 2 jam SMRS. Muntah sebanyak
2 kali, isi cairan dan darah berwarna kehitaman, volume sekitar 2 gelas aqua. Muntah
diawali dengan nyeri ulu hati yang dirasakan sejak 2 jam SMRS, nyeri perut
dirasakan menusuk. Tidak demam, tidak batuk, tidak sesak napas dan tidak nyeri
dada. Nafsu makan berkurang. Tidak ada penurunan berat badan. Buang air besar dan
buang air kecil biasa. Riwayat makan makanan pedas dan asam diakui. Riwayat
minum jamu tidak ada. Riwayat minum obat anti nyeri tidak ada.
Riwayat penyakit dahulu, penderita memilki riwayat sakit maag lama 40
tahun, hipertensi sejak sekitar 4 tahun yang lalu, minum captopril 3 x 25mg perhari
tidak teratur. Riwayat DM sejak sekitar 3 tahun yang lalu, minum obat glibenklamid 1
x 1 perhari tidak teratur. Riwayat penyakit jantung, paru, hati, dan ginjal disangkal.
Riwayat penyakit keluarga, hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.
Riwayat sosial, penderita tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, tekanan darah 170/80mmHg, nadi 96 kali per menit,
respirasi 20 kali per menit, suhu badan 36,0 oC, tinggi badan 160 cm, berat badan
70kg dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) 27,3 kesan gizi obesitas grade I. Pada
pemeriksaan kulit didapatkan kulit hangat, lapisan lemak cukup dan tidak terdapat
edema diseluruh tubuh. Pemeriksaan kepala didapatkan konjungtiva anemis, sklera
tidak ikterik, refleks cahaya positif, gerakan bola mata aktif. Pemeriksaan telinga
tidak tampak tofi, lubang normal, cairan tidak ada. Pemeriksaan hidung tidak didapati
deviasi, tidak ada sekret. Pemeriksaan mulut didapatkan bibir tidak sianosis, gigi
geligi dalam batas normal, lidah tidak kotor, mukosa basah, pembesaran tonsil tidak
ada. Pada pemeriksaan leher tidak ditemukan pembesaran getah bening, trakea letak
3
tengah, tekanan vena jugularis 5+0 cm H2O. Pemeriksaan thoraks, inspeksi dada
terlihat simetris dan tidak ada kelainan kulit. Inspeksi punggung terlihat simetris,
tidak ada kelainan kulit. Palpasi, stem fremitus kanan sama dengan kiri dan perkusi
paru kanan dan kiri sama terdengar sonor. Auskultasi thoraks kanan sama dengan kiri
suara pernapasan vesikuler, dan tidak ditemukan ronki pada kedua lapangan paru,
wheezing tidak ada. Pemeriksaan jantung, iktus kordis tidak tampak dan tidak teraba,
didapatkan batas jantung kanan di ICS IV dari garis sternalis dekstra, serta batas
jantung kiri di ICS V midklavikularis sinistra. Pada auskultasi bunyi jantung I dan II
regular, bising tidak ada, gallop tidak ada. Pemeriksaan abdomen, inspeksi terlihat
datar, tidak ada pelebaran pembuluh darah vena, palpasi terasa lemas, terdapat nyeri
tekan epigastrium, hepar tidak teraba dan tidak ada nyeri tekan, lien tidak teraba,
ballotement tidak teraba. Perkusi timpani, nyeri ketok angulus kostovertebra tidak
ada, auskultasi bising usus normal. Ekstremitas warna kulit sawo matang, tidak ada
deformitas pada jari-jari, jari tabuh tidak ada, kuku sianosis tidak ada, tidak ada
edema di ekstremitas atas dan bawah, tidak ada atrofi otot, gerakan aktif dan pasif
normal, kekuatan otot normal. Pada pemeriksaan refleks fisiologi normal, refleks
patologis tidak ditemukan.
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 7 Januari 2015 pukul 00.54 WITA
didapatkan leukosit 4700/mm3 , hemoglobin 11,2 mg/ dL, hematokrit 32,2 %,
trombosit 90000/mm3, ureum darah 34 mg/dL, creatinin 0,9 mg/dL, natrium 138
mEq/l, kalium 5,1 mEq/l, klorida 110 mEq/l.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
tersebut pasien didiagnosis dengan hematemesis et causa suspect peptic ulcer
bleeding, hipertensi stage II, diabetes melitus tipe II, dan anemia et causa
Gastrointestinal bleeding.
Terapi yang diberikan adalah IVFD NaCl 0,9% 20 tetes per menit, omeprazol
injeksi 40 mg dua kali satu, captopril 25 mg tiga kali satu dihentikan untuk
sementara, sukralfat sirup empat kali dua sendok makan, metoclopramide injeksi tiga
kali satu, metformin dua kali satu dihentikan untuk sementara waktu, gula darah
4
abdomen
rumah sakit.
Hari pertama perawatan tanggal 7 Januari 2015, pasien mengeluh muntah
darah kehitaman dan BAB cair kehitaman. Pada pemeriksaan ditemukan keadaan
umum tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/70
mmHg, nadi 76 kali per menit, Respirasi 20 kali per menit, suhu 36,9 oC. Pemeriksaan
kepala ditemukan konjungtiva anemis. Pemeriksaan thoraks, jantung dan paru dalam
batas normal. Pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan
ekstremitas tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan bawah. Pemeriksaan
colok dubur didapatkan tonus sphincter ani normal, mukosa licin, nyeri tekan tidak
ada, sarung tangan darah positif, feses positif berwarna hitam. Pemeriksaan
penunjang, hasil laboratorium pada tanggal 7 Januari 2015 pukul 17.52 WITA, MCH
(Mean Cell Hemoglobin) 29,9 pg; MCHC (Mean Cell Hemoglobin Consentration)
35,4 g/dL; MCV (Mean Cell Volume) 84,4fl; leukosit 5200 sel/mm3; eritrosit 3,2 x 106
L; hemoglobin 9,6 g/dL; hematokrit 27,1%; trombosit 92.000/L; GDS (Gula Darah
Sewaktu) 147 mg/dL; SGOT 21 U/L; SGPT 11 U/L. Gambaran elektrokardiografi
dalam batas normal. Foto thoraks dalam batas normal. Berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien di diagnosis dengan
Hematemesis Melenaet causa suspect peptic ulcer bleeding, hipertensi terkontrol,
diabetes melitus tipe II dan anemia et causa gastrointestinal bleeding. Terapi
dilanjutkan dan diet lambung 1 dingin.
Perawatan hari kedua tanggal 8 Januari 2015, keluhan muntah sudah tidak
ada, BAB hitam sudah tidak ada namun masih nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan
ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis,
tekanan darah hari kedua 130/70mmHg, nadi 80 kali permenit, respirasi 20 kali
permenit, suhu 36 C. Pemeriksaan kepala tidak ditemukan konjungtiva anemis.
5
Pemeriksaan thoraks, jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen,
terdapat nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan ekstremitas tidak terdapat edema pada
ekstremitas atas dan bawah. Terapi dilanjutkan dan diet lambung 1 dingin.
Perawatan hari ketiga tanggal 9 Januari 2015, keluhan muntah sudah tidak
ada, BAB hitam sudah tidak ada, namun masih ada nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan
ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis,
tekanan darah hari ketiga 170/80 mmHg, nadi 88 kali permenit, respirasi 20 kali
permenit, suhu 36 C. Pemeriksaan kepala tidak ditemukan konjungtiva anemis.
Pemeriksaan thoraks, jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen,
terdapat nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan ekstremitas tidak terdapat edema pada
ekstremitas atas dan bawah. Pemeriksaan colok dubur didapatkan tonus sphincter ani
normal, mukosa licin, nyeri tekan tidak ada, sarung tangan darah positif, feses positif
berwarna hitam. Pemeriksaan penunjang, hasil laboratorium pada tanggal 9 Januari
2015 pukul 13.45 WITA, MCH (Mean Cell Hemoglobin) 30 pg; MCHC (Mean Cell
Hemoglobin Consentration) 35 g/dL; MCV (Mean Cell Volume) 86 fl; leukosit 5100
sel/mm3; eritrosit 3,3 x 106 L; hemoglobin 7 g/dL; hematokrit 20 %; trombosit
151.000/L. Terapi yang diberikan adalah IVFD NaCl 0,9% 20 tetes per menit,
omeprazol injeksi 40mg dua kali satu, amlodipin 10 mg satu kali satu, sukralfat sirup
empat kali dua sendok makan, metoclopramide injeksi tiga kali satu, metformin dua
kali satu, gula darah sewaktu dua porsi. Diet lambung 1 dingin, transfusi packed red
cell (PRC) 1 kantong per hari sampai dengan hemoglobin lebih dari sama dengan
10mg/dL. Pasien direncanakan untuk pemeriksaan feses lengkap untuk melihat
adanya infeksi Helicobacter pylori.
Perawatan hari keempat dan kelima tanggal 10 Januari 2015 dan 11 Januari
2015, keluhan muntah sudah tidak ada, BAB hitam sudah tidak ada, nyeri ulu hati
tidak ada. Pada pemeriksaan ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang dengan
kesadaran compos mentis. Tekanan darah hari keempat 140/90mmHg, nadi 80 kali
permenit, respirasi 24 kali permenit, suhu 36,3 C. Tekanan darah hari kelima 160/
90 mmHg, nadi 84 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, suhu 36 C. Pemeriksaan
6
kepala ditemukan konjungtiva anemis. Pemeriksaan thoraks, jantung dan paru dalam
batas normal. Pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan
ekstremitas tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan bawah. Terapi yang
diberikan adalah IVFD NaCl 0,9% 20 tetes per menit, omeprazol 20mg tablet dua
kali satu, amlodipin 10 mg satu kali satu, sukralfat sirup empat kali dua sendok
makan, metoclopramide injeksi tiga kali satu kalau perlu, metformin dua kali satu,
gula darah sewaktu dua porsi. Diet lambung 1 dingin, transfusi packed red cell (PRC)
1 kantong per hari sampai dengan hemoglobin lebih dari sama dengan 10mg/dL
(Pasien tidak memiliki persediaan darah).
Perawatan hari keenam tanggal 12 Januari 2015, keluhan muntah sudah tidak
ada, BAB hitam sudah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Pada pemeriksaan
ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis,
tekanan darah 140/60 mmHg, nadi 70 kali permenit, respirasi 20 kali permenit, suhu
36 C. Pemeriksaan kepala ditemukan konjungtiva anemis. Pemeriksaan thoraks,
jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri tekan
epigastrium. Pemeriksaan ekstremitas tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan
bawah. Pasien di diagnosis dengan Post Hematemesis Melena et causa suspect peptic
ulcer bleeding, hipertensi terkontrol, diabetes mellitus tipe II dan anemia et causa
gastrointestinal bleeding.Terapi dilanjutkan dan diet lambung 1 dingin. Transfusi
packed red cell (PRC) 1 kantong per hari sampai dengan hemoglobin lebih dari sama
dengan 10mg/dL ( Pasien tidak memiliki persediaan darah).
Perawatan hari ketujuh tanggal 13 Januari 2015, keluhan muntah sudah tidak
ada, BAB hitam sudah tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada. Pada pemeriksaan
ditemukan keadaan umum tampak sakit sedang dengan kesadaran compos mentis,
tekanan darah 140/70mmHg, nadi 73 kali permenit, respirasi 20 kalli permenit, suhu
36 C. Pemeriksaan kepala ditemukan konjungtiva anemis. Pemeriksaan thoraks,
jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen, terdapat nyeri tekan
epigastrium. Pemeriksaan ekstremitas tidak terdapat edema pada ekstremitas atas dan
bawah. Pasien di diagnosis dengan Post Hematemesis Melenaet causa suspect peptic
7
ulcer bleeding, hipertensi terkontrol, diabetes melitus tipe II dan anemia et causa
gastrointestinal bleeding. Terapi dilanjutkan dan diet lambung 1 dingin. Transfusi
packed red cell (PRC) 1 kantong per hari sampai dengan hemoglobin lebih dari sama
dengan 10mg/dL (Pasien tidak memiliki persediaan darah). Keluarga pasien meminta
pulang paksa.
PEMBAHASAN
I.
Diagnosis
Pada kasus ini pasien didiagnosis dengan hematemesis melena
berdasarkan data anamnesis bahwa pasien mengeluhkan BAB kehitaman
sejak 1 hari yang lalu, muntah darah kehitaman, nyeri ulu hati, nafsu makan
berkurang dan pola makan yang tidak teratur sejak pasien menderita penyakit
gula. Pada pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva anemis dan terdapat
nyeri tekan epigastrium. Pemeriksaan Rectal Toucher: Sfingter ani kuat,
mukosa licin, tidak terdapat benjolan, terdapat feses berwarna hitam, dan tidak
ada lendir. Serta tidak ditemukan stigmata penyakit hati kronis (ikterus, spider
nevi, asites, splenomegali, eritema palmaris, edema tungkai). Pada
pemeriksaan
penunjang
didapatkan
leukosit
5200
sel/mm 3;
eritrosit
10
TD sistolik(mmHg)
< 120 dan
120 139 atau
11
TD diastolik(mmHg)
< 80
80 89
Hipertensi stage I
Hipertensi stage II
90 99
100
Pada kasus ini, tekanan darah pasien 170/ 80 mmHg, berdasarkan kriteria JNC
VII pasien didiagnosis dengan hipertensi stage II. Faktor resiko hipertensi terdiri dari
dua yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang
tidak dapat dimodifikasi antara lain umur, jenis kelamin, dan etnis. 11 Faktor yang
dapat dimodifikasi meliputi stress, obesitas dan nutrisi. Hal ini sesuai dengan kasus,
dimana dari anamnesis didapatkan pasien berusia 64 tahun, pemeriksaan fisik
didapatkan IMT 27,3. Pasien diberikan terapi amlodipin satu kali satu.
Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang
ditandai oleh hiperglikemia akibat defek pada:
1. kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi glukosa hepatik)dan
di jaringan perifer(otot dan lemak)
2. sekresi insulin oleh sel beta pankreas
3. atau keduanya
Faktor resiko DM Tipe II berdasarkan PB PAPDI yaitu usia > 45 tahun, Berat
badan lebih> 110% berat badan ideal atau IMT >23 kg/m 2, Hipertensi 140/90
mmHg. Pada kasus ini, pasien berusia 64 tahun; IMT 27,3; Tekanan darah 180/90
mmHg. Pasien diterapi dengan metformin dua kali satu.
KESIMPULAN
Telah dilaporkan sebuah kasus hematemesis melenae.csuspec ulkus peptikum
berdarah,anemia ec perdarahan Gastrointestinal, hipertensi terkontrol, diabetes
mellitus tip II yang dirawat di Instalasi Rawat Darurat Medik (IRDM) lantai dua BLU
RSUP Prof. dr. RD Kandou Manado. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan
tanda klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pasien kemudian diterapi
sesuai dengan pengobatan untuk hematemesis melena, hipertensi terkontrol, diabetes
mellitus tipe II serta terapi penunjang lainnya.
12
Daftar Pustaka
13
14