Anda di halaman 1dari 24

ABSORBSI

I.

TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan penurunan tekanan didalam kolom absorpsi

Menentukan kelarutan CO2 didalam air.

II.

PERINCIAN KERJA

Menentukan penurunan tekanan dalam kolom isian kering

dengan variasi laju alir udara.


Menentukan penurunan tekanan dalam kolom isian basah

dengan variasi laju alir udara.


Menentukan konsentrasi CO2 yang tidak terserap dalam alat

HEMPL.
Menentukan kadar CO2 didalam air dengan cara titrasi.

III.

ALAT YANG DIGUNAKAN

Gelas kimia

Erlenmeyar asah

Buret

Labu semprot

Corong kaca

Gelas ukur

Pipet skala

Pipet volume

Bola isap

Seperangkat peralatan absorbsi dengan kolom


isian.

IV.
-

BAHAN YANG DIGUNAKAN

Indikator PP

400 ml
250 ml
50 ml

NaOH

Aquadest

REAKSI

0,1 N dan 1 N

: - CO2

- H2CO3 +

H2O

H2CO3

NaOH

Na2CO3

H2O
V.

DASAR TEORI
Absorpsi atau

penyerapan,

dalam

kimia,

adalah

suatu

fenomena fisik atau kimiawi atau suatu proses sewaktu atom,


molekul, atau ion memasuki suatu fase limbak (bulk) lain
yang bisa berupa gas, cairan, ataupun padatan. Proses ini
berbeda

dengan

adsorpsi

karena

pengikatan

molekul

dilakukan melalui volume dan bukan permukaan. Salah satu


contoh penyerapan lainnya adalah penukaran ion di mana
terjadi proses pertukaran ion antara dua elektrolit atau antara
larutan elektrolit dan senyawa kompleks. Absorpsi adalah
proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan
cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben
cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan
diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada
absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan
kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat
mengadakan ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan
juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi
kimia mengungguli absorpsi fisik.

Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas ialah


menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder
atau menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang
distribusi pada bagian bawah, pemasukan zat cair pada bagian
atas, sedangkan pengeluaran gas dan zat cair masing-masing
diatas dan dibawah, serta suatu zat padat tak aktif (inert) diatas
penyangganya. Yang disebut packing.
Adanya packing (bahan isian) didalam kolom absorpsi akan
menyebabkan terjadinya hambatan terhadap aliran fluida yang
melewati kolom. Akibatnya gas maupun cairan yang melewati akan
mengalami pressure drop penurunan tekanan.
Persyaratan pokok yang diperlukan untuk packing :

Harus tidak bereaksi (kimia) dengan fluida


didalam menara.

Harus kuat tapi tidak terlalu berat.

Harus mengandung cukup banyak laluan untuk


kedua arus tanpa terlalu banyak zat cair yang terperangkap
atau menyebabkan penurunan tekanan terlalu tinggi.

Harus memungkinkan terjadinya kontak yang


memuaskan antara zat cair dan gas.

Harus tidak terlalu mahal.


Penurunan tekanan akan menjadi besar jika bahan isian yang

digunakan tidak beraturan (random packing). Selain itu, penurunan


tekanan juga dipengaruhi oleh laju alir gas maupun cairan.
Kolom Absorpsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya
prosespengabsorbsi

penyerapan/penggumpalan)

dari

zat

yang

dilewatkan di kolom/tabung tersebut.Proses ini dilakukan dengan


melewatkan zat yang terkontaminasi oleh komponen lain dan zat
tersebut dilewatkan ke kolom ini dimana terdapat fase cair dari
komponen tersebut. Diantara jenis-jenis absorben ini antara lain,
arang aktif, bentonit, dan zeolit.
1.

Arang aktif
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung

85-95%karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung


karbon dengan pemanasanpada suhu tinggi. Ketika pemanasan
berlangsung, diusahakan agar tidak terjadikebocoranudara didalam
ruangan

pemanasan

sehingga

bahan

yang

mengandung

karbon

tersebuthanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain


digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai
adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luaspermukaan
partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika
terhadap arangtersebut dilakukan aktifasi dengan aktif faktor
bahan-bahan kimia ataupun denganpemanasan pada temperatur
tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahansifatsifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang
aktif. Arang aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa.
Kimia

tertentu

atau

sifat

adsorpsinya

selektif,

tergantung pada besar atauvolume pori-pori dan luas permukaan.


Daya serap arang aktif sangat besar, yaitu 25-1000% terhadap
berat arang aktif. Arang aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu arang aktif

sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap. Arang aktif sebgai


pemucat, biasanya berbentuk powder yang sangat halus, diameter pori
mencapai

1000

A0,

digunakan

dalam

fasecair,berfungsi

untuk

memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bauyang


tidak diharapkan, membebaskan pelarut dari zat-zat penganggu
dan kegunaan lainyaitu pada industri kimia dan industri baru.
Diperoleh dari serbukserbuk gergaji, ampaspembuatan kertas atau
dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyaistruktur
yang lemah.
Arang aktif sebagai penyerap uap, biasanya berbentuk
granular atau pelletyang sangat keras diameter pori berkisar antara
10-200 A0, tipe pori lebihhalus, digunakan dalam rase gas,
berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut,katalis,pemisahan
dan pemurnian gas. Diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu
bataatau bahan baku yang mempunyaibahan baku yang mempunyai
struktur keras.
2. Zeolit Mineral
zeolit bukan merupakan mineral tunggal, melainkan
sekelompok mineralyang terdiri dari beberapa jenis unsur. Secara
umum mineral zeolit adalah senyawa alumino silikat hidrat dengan
logam alkali tanah. serta mempunyai rumus kimia sebagai berikut :
M2x/nSi1-xAlxO2.yH2O
Dengan M = e.g Na, K, Li, Ag, NH, H, Ca, Ba
Ikatan ion Al-Si-O adalah pembentuk struktur kristal, sedangkan
logam alkaliadalah kation yang mudah tertukar. Jumlah molekul air
menunjukkan jumlah pori-poriatau volume ruang hampa yang akan
terbentuk

bila

unit

sel

kristal

zeolit

tersebutdipanaskan.

Penggunaan zeolit cukup banyak, misalnya untuk industri kertas,


karet,plastik, agregat ringan, semen puzolan, pupuk, pencegah
polusi,

pembuatan

gas

asam,tapal

gigi,

mineral

penunjuk

eksplorasi, pembuatan batubara, pemurnian gas alam,industri


oksigen, industri petrokimia.

Dalam keadaan normal maka ruang hampa dalam kristal


zeolit terisi oleh molekulair bebas yang membentuk bulatan di
sekitas kation. Bila kristal tersebut dipanaskanselama beberapa
jam, biasanya pada temperatur 250-900oC, maka kristal zeolit
yangbersnagkutan berfungsi menyerap gas atau cairan. Daya serap
(absorbansi) zeolittergantung dari jumlah ruang hampa dan luas
permukaan. Biasanya mineral zeolitmempunyai luas permukaan
beberapa ratus meter persegi untuk setiap gram berat.Beberapa
jenis mineral zeolit mampu menyerap gas sebanyak 30% dari
beratnya dalam keadaan kering. Pengeringan zeolit biasanya
dilakukan dalam ruang hampa denganmenggunakan gas atau udara
kering nitrogen atau methana dengan maksud mengurangitekanan uap
ari terhadap zeolit itu sendiri.
3. Bentonit
Bentonit adalah istilah pada lempung yang mengandung
monmorillonit dalamdunia perdagangan dan termasuk kelompok
dioktohedral. Penamaan jenis lempungtergantung dari penemu
atau peneliti, misal ahli geologi, mineralogi, mineral industri
danlain-lain. Bentonit dapat dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan
kandungan alu-muniumsilikat hydrous, yaitu activated clay dan
fuller's Earth. Activated clay adalah lempungyang kurang memiliki
daya

pemucat,

tetapi

melaluipengolahan

daya

tertentu.

pemucatnya
Sementara

dapat
itu,

ditingkatkan

fuller's

earth

digunakan di dalam fulling ataupembersih bahan wool dari lemak.


Sifat bentonit sebagai adsorben adalah :
mempunyai surface area yang besar (fisika)
bersifat asam yang padat (kimia)
bersifat penukar-ion (kimia)
bersifat katalis (kimia)
Pada laju alir tetap, penurunan tekanan gas sebanding dengan
kenaikan laju alir cairan. Hal ini disebabkan karena ruang antar
bahan pengisi yang semula dilewati gas menjadi lebih banyak

dilewati cairan, sehingga akan menyebabkan terjadinya hold up


(cairan yang terikat dalam ruangan ) bertambah. Akibatnya
peningkatan laju alir cairan lebih lanjut akan menyebabkan
terjadinya pengumpulan cairan diatas kolom keadaan ini biasa
disebut Flooding (banjir). Titik tejadinya peristiwa disubut flooding
point. Operasi pada keadaan flooding tidak akan menghasilkan
perpindahan

massa

yang

bagus.

Perpindahan

massa

yang

optimum, dilakukan pada keadaan loading point (titik beku kurva).


Jika laju alir cairan dipertahankan tetap sedang laju gas bertambah
maka terdapat beberapa kemungkinan yang terjadi :
Terbentuk lapisan cairan yang menyerupai gelembung gas
diatas permukaan packing
Cairan tidak akan mengalir keluar kolom karena adanya tekanan
yang besar dari aliran udara. Akibatnya cairan akan mengisi
kolom dari bawah keatas sehingga terjadi inversi dari gas
terdispersi kecairan berubah menjadi cairan terdispersi kealiran
gas.
Hal-hal lain yang berpengaruhi terhadap penurunan tekanan
antara lain : bentuk isian, tinggi isian, susunan dan lain-lain.
Didalam industri, proses ini banyak digunakan antara lain
dalam proses pengambilan amonia yang ada dalam gas

kota

berasal dari pembakaran batubara dengan menggunakan air, atau


penghilangan H2S yang dikandung dalam gas alam dengan
menggunakan larutan alkali.
Banyak hal yang mempengaruhi absorpsi gas kedalam cairan
antara lain :

Temperatur

Tekanan operasi

Konsentrasi komponen dalam cairan

Konsentrasi komponen didalam aliran gas

Luas bidang kontak

Luas waktu kontak


Karena itu dalam operasi harus dipilih kondisi yang tepat

sehingga diperoleh hasil yang maksimal.


Karekteristik suatu cairan dalam menyerap komponen didalam
aliran gas ditunjukkan oleh harga koefisien perpindahan massa
antara gas-cairan, yaitu banyaknya mol gas yang berpindah
persatuan luas serta tiap fraksi mol (gram mol)/(detik) (Cm3)
(fraksional)
Untuk menentukan hanya koefisien perpindahan suatu massa
suatu kolom absorpsi dapat digunakan perhitungan berdasarkan
neraca massa.
Tinggi koefisien dalam kolom biasa digunakan persamaan:

Yi = fraksi mol CO2 dalam aliran gas masuk.


Yo = fraksi mol CO2 dalam aliran gas keluar.
Y*

fraksi

mol

gas

CO2

yang

berada

dalam

kesetimbangan dengan larutan.


Y = fraksi mol CO2 didalam larutan.
Persamaan diatas diubah menjadi :

Ruas kanan persamaan diatas sulit untuk dipecahkan. Karena


itu penentuan kog lebih mudah dipecahkan dengan persamaan :

N=

Kog

a.A.H

laju absorpsi

selisih tekanan

luas bidang

rata-rata

logaritma
(mol/detik)

transfer massa(m2)

(atm)

Pi = tekanan partikel gas CO2 masuk kolom (atm)


Po= tekanan partikel gas CO2 keluar kolom (atm)
a Penentuan kadar CO2 yang diserap didalam air / NaOH dengan
alat HEMPL.
Misal :
-

Laju alir CO2 F3 liter/detik

Laju alir udara F2 liter/detik

Volume campuran udara dan CO2 didalam alat HEMPL V1ml

Volume CO2 V=2ml

Fraksi gas CO2 didalam aliran gas masuk (Yi)

Fraksi gas CO2 didalam aliran gas keluar (Yo)

Jika jumlah CO2 yang diabsorbsi sepanjang kolom adalah Fa


liter/detik.
Neraca massa :
CO2 masuk CO2 keluar = CO2 diabsorbsi
Atau
(F2 + F3) Yi [ F2 + ( F3 + Fa ) ] Yo = Fa

Dengan penurunan secara matematis diperoleh :

Fa
Penentuan kadar CO2 yang terabsorbsi dengan metode titrasi.
Absorpsi CO2 dengan menggunakan air.
Secara Stoikhiometri dapat ditulis
CO2

H2O

H2CO3

Jika :
Laju alir

F1 L/detik

Vol. Larutan NaOH

V1 ml

Konsentrasi NaOH

C1 M

VOL. Sampel

V2 ml

Maka konsentrasi CO2 didalam sampel :

Fa
Laju rata-rata CO yang terabsorpsi pada suatu periode:

Aplikasi Absorbsi
Absorbsi

dalam

dunia

industri

digunakan

untuk

meningkatkan nilai guna dari suatuzat dengan cara merubah fasenya.

1. Proses Pembuatan Formalin


Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang
berfase gas dapat dihasilkanmelalui proses absorbsi.Teknologi
proses

pembuatan

formalin

Formaldehid

sebagai

gasinput

dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas


yang mempunyaisuhu 1820C didinginkan pada kondensor hingga
suhu 550C,dimasukkan ke dalamabsorber.Keluaran dari absorber
pada

tingkat

mengandung

larutan

formalin

dengan

kadarformaldehid sekitar 37 40%. Bagian terbesar dari metanol,


air,dan formaldehiddikondensasi di bawah air pendingin bagian dari
menara,

dan

hampir

semua

removal

darisisa

metanol

dan

formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber dengan


countercurrent contact dengan air proses
2. Proses Pembuatan Asam Nitrat
Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO 2). Proses
pembuatan asam nitrat Tahap akhirdari proses pembuatan asam
nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada setiap tingkatkolom
terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO 2 dan reaksi absorpsi NO2 oleh
air menjadiasam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks
masuk dan dua fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan
absorber, udara pemutih, gas proses, dan asam lemah. Duafluks

keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom absorpsi
dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60
% berat dan kandungan NOx gas buangtidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan
urea,produksi ethanol, minumanberkarbonasi, fire extinguisher,dry
ice,supercritical carbon dioxide dan masih banyak lagi aplikasi
absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan
gas yang dihasilkan dari fermentasi kotoran sapi. Gas CO2 langsung
bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan CH4
tidak. Dengan berkurangmya konsentrasi CO2sebagai akibat
reaksi dengan NaOH, makaperbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2
menjadi lebih besar untuk konsentrasi CH 4. Absorbsi CO2 dari
campuran

biogas

ke

dalam

larutan

NaOH

dapat

dilukiskan

sebagaiberikut:
CO2(g)+ NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq)+ NaHCO3Na2CO3(s)+ HO(l)+
CO2(g)+ 2NaOH(aq)Na2CO3(s)+ H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat
diabaikan karena bikarbonat bereaksi dengan OH-membentuk CO32VI.

PROSEDUR KERJA
a) Menentukan penurunan tekanan aliran gas
-

Mengeringkan kolom dan isinya dengan jalan


mengalirkan udara kedalam kolom lewat bagian bawah
sehingga semua airnya keluar.

Mengalirkan air dengan laju 0 L/menit

Mengalirkan uadara dengan laju alir udara 50,


60, 70, 80, 90, 100, 110, 120, dan 130 L/menit Mencatat
penurunan tekanan yang terjadi.

Mengulangi langkah diatas dengan memvariasi


laju alir air yaitu: 2 L/Menit dan 3 L/Menit

b) Menentukan kadar CO2


Mengalirkan air dengan laju 2,5 L/Menit
Mengalirkan udara dengan laju 70 L/Menit
Mengalirkan CO2 dengan laju 2 L/Menit
Mencatat perubahan tekanan setiap 20 menit
hingga menit ke 60.
-

Mengambil masing masing 20ml sampel masuk


dan keluar ke dalam erlenmeyer setiap 20 menit. Dilakukan
secara duplo.

Menambah indikator PP sebanyak 2-3 tetes

Dititrasi dengan NaOH 0.01 N

Mencatat volume NaOH 0,01 N yang digunakan

Mengulangi

percobaan

diatas

dengan

mengubah laju alir air = 3 L/Menit, laju alir udara = 70


L/Menit, dan laju alir CO2 = 2 L/Menit.
VII.

DATA PENGAMATAN

Data Kalibrasi
Penentuan Penurunan Tekanan (Kololm kering)
Q air = 0 L/menit
No

Q udara

.
1

(L/menit)
50

60

14

70

15

80

16

90

17

100

19

P (cmH2O)
13

110

20

Penentuan Penurunan Tekanan (kolom basah )


Q air = 2 L/menit

No

Q udara

.
1

(L/menit)
50

60

22

70

26

80

30

90

37

100

41

110

43

P (cmH2O)
19

Q udara (F2)= 70 L/menit, Q air (F1) = 2,7 L/menit, Q CO2 (F3)


= 2 L/menit

Q
Volume
Masuk
N
o.

t(me
nit)

V1(
ml)

V2(
ml)

10

0.33

20

10

0.31

40

10

0.28

60

10

0.24

Vp
V
s
2
0
2
0
2
0
2
0

I
I
I

ratarata

0 0

0.2

1 1

0.5

1 1

0.75

1 1

0.9

Keluar
V
s

Vp
I

2
0
2
0
2
0
2
0

II

0.
2
0.
1
6
0.
1
9
0, 1.
9 2
0

rata
rata
0.2
0.55
0.9
1.2

2
7
6
6
8
0
8
4

Q udara (F2 )= 70 L/menit, Q air (F1)= 3 L/menit, Q CO 2 (F3)= 2


L/menit

No t(meni
.
t)

V1(m
l)

V2(m
l)

10

0.29

20

10

0.28

40

10

0.25

60

10

0.22

V
s
2
0
2
0
2
0
2
0

Volume
Masuk
Vp
rataI II
rata
0 0

0.3

1 1

0.55

1 1

0.95

1 1

1.15

V
s
2
0
2
0
2
0
2
0

VIII. PERHITUNGAN
Penentuan Penurunan Tekanan (Kololm kering)
Q air = 0 L/menit
N

Log

o.
1

udara
1.69897

DP
1.113

1.778151

943
1.146

1.845098

128
1.176

1.90309

091
1.204

1.954243

12
1.230

449
1.278

2.041393

754
1.301

4
5
6
7

Log

03

Keluar
Vp
rataI II
rata
0.
0
0.3
3
0.
1
0.7
7
1.
1
1.15
2
1.
2
1.5
5

10
8
11
5
12
6
12
9

Penentuan Penurunan Tekanan (kolom basah )


Q air = 2 L/menit

No

1
2
3
4
5
6
7

Log Q

Log
P

1.698

1.278

97
1.778

754
1.342

151
1.845

423
1.414

098
1.903

973
1.477

09
1.954

121
1.568

243

202
1.612

2
2.041

784
1.633

393

468

Grafik Hubungan Log Q Vs Log P (kolom kering) Qair= 0


L/menit terlampir dibelakang
Grafik Hubungan Log Q Vs Log P (kolom basah) Qair = 2
L/menit terlampir dibelakang
Untuk data II

CO2 Yang Terserap

Yo = V2 / V1
= 0,31 ml/ 10 ml
= 0,031
Pt = 66 cmH2O = 660 mmH2O

=
= 0,063854489 atm
Pi = Yi . Pt
= 0,032 x 0,063854489 atm
= 0.002201879 atm
Po = Yo . Pt
= 0,031 x 0,063854489 atm
= 0.001979489 atm
CO2 yang diserap dalam kolom (Fa)

Fa

= 0.260577915 L/menit

= 0.0000008798 g.mol CO2 terabsorpsi/menit

= 0,004 m2

Kog

= 0.0001709545851g.mol/m2 menit
Dengan

menggunakan

cara

yang

sama

maka

di

peroleh data sebagai berikut:

Tabel nilai Yi, Yo, Pt, Pi, Po, Fa, N, Kog

pada Qair= 2,5

L/menit

Tabel nilai Yi, Yo, Pt, Pi, Po, Fa, N, Kog


L/menit

pada Qair= 3

Total CO2 yang diserap


Untuk data II t = 20 menit
= Fa x t
= 0.260577915 L/menit x 20 menit
= 5.211558308 L
Dengan

menggunakan

cara

yang

sama

peroleh data sebagai berikut:


Qair= 2,5 L/menit
Fa

Waktu

Total CO2
terabsorpsi

(L/menit)

(menit)

(L)

20

5.211558308

40

19.34156379

60

46.72131148

0.11116
856
0.26057
792
0.48353
909
0.77868
852

3 L/menit
Fa

Waktu

Total CO2
terabsorpsi

(L/menit)

(menit)

(L)

0.90937

maka

di

178
0.98353
909
1.20512
821
1.42535
787

20

19.67078189

40

48.20512821

60

85.52147239

Penentuan Nilai Co (Masuk) dan Cd (Keluar)


Untuk Q udara (F2)= 70 L/menit, Q air (F1) = 2,7 L/menit, Q
CO2 (F3) = 2 L/menit
V1 . C1
Co atau Cd =
V2
Umpan Masuk (Co)
Untuk t = 20 menit
0,5 ml . 0,01 N
Co =
20 ml
= 0,00025 N
Umpan Keluar (Cd)
Untuk t = 20 menit

0,55 ml . 0,01 N
Cd =
20 ml
= 0.000275 N
CO2 diabsorpsi

= Cd-Co

= (0.000275 0,00025) N
= 0.000025 N
Dengan

menggunakan

cara

yang

sama

maka

di

peroleh data sebagai berikut:


Tabel nilai Co, Cd dan C yang terabsorpsi
Waktu
(menit)
0
20
40
60

CO (Masuk)

0.0001
0.00025
0.000375
0.00045

Cd

(Keluar)

(N)

0.0001
0.000275
0.00045
0.0006

0
0.000025
0.000075
0.00015

Untuk Q udara (F2 )= 70 L/menit, Q air (F1)= 3 L/menit, Q CO 2


(F3)= 2 L/menit
Umpan Masuk
Untuk t = 20 menit
0,55 ml. 0,01 N
Co =
20 ml
= 0.000275 N
Umpan Keluar
Untuk t = 20 menit
0,7 ml . 0,01 N
Cd =

20 ml
= 0.00035 N
CO2 diabsorpsi = Cd-Co
= (0.00035 - 0.000275 ) N
= 0,00007 N
Dengan menggunakan cara yang sama maka di peroleh data
sebagai berikut:
Tabel nilai Co, Cd dan C yang terabsorpsi
Waktu
(menit)

0
20
40
60

CO (Masuk)

Cd

0,0001
0,00025
0,000375

(Keluar)
0,0001
0,000275
0,00045

(N)
0
0,00007
0,0001

0,00045

0,0006

0,000175

Log Q Vs Log P
50
45
40
35
30
log P

25
20
15
10
5
0
40

50

60

70

80

90

100

110

120

log Q

Grafik Hubungan Log Q Vs Log P (kolom kering) Qair= 0


L/menit

Grafik Hubungan Log Q Vs Log P (kolom basah) Qair = 2


L/menit

DAFTAR PUSTAKA
http://depisatir.blogspot.co.id/2013/06/absorpsi-ii-absorpsi-co2dalam-air.html
http://alexschemistry.blogspot.co.id/2013/03/absorbsi-co2-denganmenggunakan-larutan.html
http://angghajuner.blogspot.co.id/2011/10/absorbsi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Absorpsi
http://www.academia.edu/4769014/Praktikum_Absorbsi

Anda mungkin juga menyukai