Bab III BBNF
Bab III BBNF
tanggal :
pukul
April 2015
Semarang,
Asisten Acara,
April 2015
Praktikan,
NIM : 21100112120008
NIM : 21100114130059
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Maksud
sendiri
Mengetahui cara penamaan batuan berdasarkan klasifikasinya masingmasing
1.2
Tujuan
1.3
Waktu
Tempat
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
BAB III
HASIL DESKRIPSI
3. 1
Sifat Fisik
Warna hitam, kekerasan 5-6 skala
Mohs, bentuk tabular, kilap kaca, cerat
Kelimpahan (%)
20 %
putih
Warna hitam, kekerasan 2-3 skala
Biotit
20 %
cerat putih
Warna putih susu, kekerasan 5,5 -6
Na-Plagioklas
30 %
transparansi opaque
Warna colouless, kekerasan 7 skala
Kuarsa
10 %
Foto Batuan
20 %
Keterangan :
A : Mineral Horblende
B : Mineral Biotit
C : Mineral Na-Plagioklas
D : Mineral Kuarsa
Petrogenesa
E : Mineral Orthoklas :
Batuan peraga nomor BI-18-A merupakan Batuan Non-Fragmental yang
terbentuk langsung dari hasil pembekuan magma dikarenakan penurunan suhu
dan tekanan. Dilihat dari komposisi mineral pembentuk batuan tersebut yaitu
mineral horblende, biotit, na-plagioklas orthokolas, dan kuarsa bahwa batuan
ini terbentuk dari pembekuan magma yang bersifat asam. Batuan ini bisa
terbentuk pada zona magmatisme subduksi, dan zona continental rift dan
menghasilkan batuan yang berwarna terang, dan dari komposisi tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa terbentuk secara lambat dan terbentuk pada zona
plutonik atau zona yang jauh dari permukaan bumi. Batuan ini berbentuk
tanpa ada fragmen lain di dalam batuan yang disebut berstuktur masif, dan
karena tersusun oleh kristal-kristal atau berderajat kristalisasi yang
holokiristalin, dan mineral-mineral tersebut memiliki ukuran yang seragam
dan dapat dibedakan satu mineral dengan mineral yang lain yang disebut
memiliki granularitas equigranular-fanerik.
Nama Batuan
3. 2
Granularitas
Ukuran Butir
Bentuk Butir
Komposisi
Mineral
Biotit
: Equigranular-Fanerik
: Sedang, 1mm-5 mm (WTG, 1954)
: Subhedral
:
Sifat Fisik
Warna hitam, kekerasan 2-3 skala
Kelimpahan (%)
25 %
cerat putih
Warna putih susu, kekerasan 5,5 -6
Na-Plagioklas
30 %
transparansi opaque
Warna colouless, kekerasan 7 skala
Kuarsa
15 %
Ortoklas
30 %
transparansi opaque
Foto Batuan
Keterangan
A : Mineral Biotit
B : Mineral Na-Plagioklas
Gambar 2. 2. Foto Batuan Peraga Nomor BI-33-A
C : Mineral Kuarsa
D : Mineral Orthoklas
Petrogenesa
yang
berwarna
terang,
dan dari
komposisi
tersebut
dapat
3. 3
Sifat Fisik
Warna putih susu, kekerasan 5,5 -6
Kelimpahan (%)
Na-Plagioklas
50 %
Kuarsa
transparansi opaque
Warna colouless, kekerasan 7 skala
20 %
Massa Dasar
Foto Batuan
30 %
A
Keterangan
A : Mineral Na-Plagioklas
B : Mineral Kuarsa
Gambar 2. 3. Foto Batuan Peraga Nomor BI-19-A
C : Massa Dasar
Petrogenesa
:
Batuan peraga nomor BI-19-A merupakan Batuan Non-Fragmental yang
terbentuk langsung dari hasil pembekuan magma dikarenakan penurunan suhu
dan tekanan. Dilihat dari komposisi mineral pembentuk batuan tersebut yaitu
mineral na-plagoklas, kuarsa, dan mineral afanit sebagai massa dasar bahwa
batuan ini terbentuk dari pembekuan magma yang bersifat intermediet. Batuan
ini bisa terbentuk pada zona magmatisme subduksi dan menghasilkan batuan
yang berwarna terang agak gelap, dan dari komposisi tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa terbentuk secara lambat dan terbentuk pada zona
plutonik atau zona yang jauh dari permukaan bumi. Batuan ini berbentuk
tanpa ada fragmen lain di dalam batuan yang disebut berstuktur masif, dan
karena tersusun oleh kristal-kristal atau berderajat kristalisasi yang
holokiristalin, dan mineral-mineral tersebut memiliki ukuran yang tidak
seragam dan susah dibedakan satu mineral dengan mineral yang lain yang
disebut memiliki granularitas inequigranular-porfiroafanitik.
Nama Batuan
3. 4
Jenis Batuan
: Batuan Beku Non-Fragmental
Deskripsi Megaskopis :
Warna
: Coklat kehitaman dengan titik titik putih
Struktur
: Masif
Tekstur
:
Derajat Kristalisasi
: Holokristalin
Granularitas
: Inequigranular-Porfiroafinnitk
Ukuran Butir
: Sedang, 1mm-5 mm (WTG, 1954)
Bentuk Butir
: Subhedral
Komposisi
:
Mineral
Sifat Fisik
Warna putih susu, kekerasan 5,5 -6
Kelimpahan (%)
Na-Plagioklas
60 %
transparansi opaque
Warna colouless, kekerasan 7 skala
Kuarsa
Massa Dasar
Foto Batuan
10 %
30 %
A
Keterangan
A : Mineral Na-Plagioklas
B : Mineral Kuarsa
Gambar 2. 3. Foto Batuan Peraga Nomor BI-02-A
C : Massa Dasar
Petrogenesa
:
Batuan peraga nomor BI-02-A merupakan Batuan Non-Fragmental yang
terbentuk langsung dari hasil pembekuan magma dikarenakan penurunan suhu
dan tekanan. Dilihat dari komposisi mineral pembentuk batuan tersebut yaitu
mineral na-plagoklas, kuarsa, dan mineral afanit sebagai massa dasar bahwa
batuan ini terbentuk dari pembekuan magma yang bersifat intermediet. Batuan
ini bisa terbentuk pada zona magmatisme subduksi dan menghasilkan batuan
yang berwarna terang agak gelap, dan dari komposisi tersebut dapat
diinterpretasikan bahwa terbentuk secara lambat dan terbentuk pada zona
plutonik atau zona yang jauh dari permukaan bumi. Batuan ini berbentuk
tanpa ada fragmen lain di dalam batuan yang disebut berstuktur masif, dan
karena tersusun oleh kristal-kristal atau berderajat kristalisasi yang
holokiristalin, dan mineral-mineral tersebut memiliki ukuran yang tidak
seragam dan susah dibedakan satu mineral dengan mineral yang lain yang
disebut memiliki granularitas inequigranular-porfiroafanitik.
Nama Batuan
3. 5
Sifat Fisik
Warna hijau kehitaman, kekerasan 5-6
skala Mohs, kilap kaca, cerat putih,
Kelimpahan (%)
40 %
transparansi opaque
Warna putih susu, kekerasan 5,5 -6
Ca-Plagioklas
40 %
transparansi opaque
Warna hijau tua, kekerasan 3, 5 5, 5
Olivin
20 %
Foto Batuan
Keterangan :
A : Mineral Piroxen
B : Mineral Ca-Plagioklas
Gambar 2. 5. Foto Batuan Peraga Nomor BI-43-A
C : Mineral Olivin
Petrogenesa
:
Batuan peraga nomor BI-43-A merupakan Batuan Non-Fragmental yang
terbentuk langsung dari hasil pembekuan magma dikarenakan penurunan suhu
dan tekanan. Dilihat dari komposisi mineral pembentuk batuan tersebut yaitu
mineral piroxen, ca-plagioklas , dan olivin bahwa batuan ini terbentuk dari
pembekuan magma yang bersifat basa. Batuan ini bisa terbentuk pada zona
magmatisme Mead Oceanic Rich, Island Arc, Back Art Basin, dan Oceanic
Islands, dan menghasilkan batuan yang berwarna gelap, dan dari komposisi
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa terbentuk secara lambat dan terbentuk
pada zona plutonik atau zona yang jauh dari permukaan bumi. Batuan ini
berbentuk tanpa ada fragmen lain di dalam batuan yang disebut berstuktur
masif, dan karena tersusun oleh kristal-kristal atau berderajat kristalisasi yang
holokiristalin, dan mineral-mineral tersebut memiliki ukuran yang tidak
seragam dan dapat dibedakan satu mineral dengan mineral yang lain yang
disebut memiliki granularitas inequigranular-faneroporfirtik.
Nama Batuan
3. 6
Sifat Fisik
Warna hijau kehitaman, kekerasan 5-6
skala Mohs, kilap kaca, cerat putih,
Kelimpahan (%)
40 %
transparansi opaque
Warna putih susu, kekerasan 5,5 -6
Ca-Plagioklas
40 %
transparansi opaque
Warna hijau tua, kekerasan 3, 5 5, 5
Olivin
20 %
transparansi opaque
Foto Batuan
A
Keterangan :
A : Mineral Piroxen
B : Mineral Ca-Plagioklas
C : Mineral Olivin
Petrogenesa
:
Batuan peraga nomor BI-50-A merupakan Batuan Non-Fragmental yang
terbentuk langsung dari hasil pembekuan magma dikarenakan penurunan suhu
dan tekanan. Dilihat dari komposisi mineral pembentuk batuan tersebut yaitu
mineral piroxen, ca-plagioklas , dan olivin bahwa batuan ini terbentuk dari
pembekuan magma yang bersifat basa. Batuan ini bisa terbentuk pada zona
magmatisme Mead Oceanic Rich, Island Arc, Back Art Basin, dan Oceanic
Islands, dan menghasilkan batuan yang berwarna gelap, dan dari komposisi
tersebut dapat diinterpretasikan bahwa terbentuk secara lambat dan terbentuk
pada zona plutonik atau zona yang jauh dari permukaan bumi. Batuan ini
berbentuk tanpa ada fragmen lain di dalam batuan yang disebut berstuktur
masif, dan karena tersusun oleh kristal-kristal atau berderajat kristalisasi yang
holokiristalin, dan mineral-mineral tersebut memiliki ukuran yang tidak
seragam dan dapat dibedakan satu mineral dengan mineral yang lain yang
disebut memiliki granularitas inequigranular-faneroporfirtik.
Nama Batuan
BAB IV
PEMBAHASAN
4. 1
lempeng benua mengandung mineral Al dan SiO yang sifatnya asam. Namun
dapat memungkinkan juga terbentuk di daerah zona subduksi dimana
keluanya magma tersebut lebih dominan batuan felsik sehingga terjadi
asimilasi magma yang awalnya intermediet kemudian menjadi asam karena
proses tersebut.
horblende,
biotite,
kuarsa,
dan
batuan
ini
bertekstur
granularitas
4. 2
lempeng benua mengandung mineral Al dan SiO yang sifatnya asam. Namun
biotite,
kuarsa,
dan
batuan
ini
bertekstur
granularitas
4. 3
4. 4
tekanan. Proses pembekuan magma yang lambat dan lama pada batuan ini
memungkinkan magma untuk membentuk kristalin secara sempurna yang
biasanya terjadi di dalam kerak bumi. Dikarenakan membentuk kristalin
secara sempurna maka dapat menunjukkan bahwa proses pembekuan magma
berlangsung di tempat yang sangat jauh dari permukaan bumi yang disebut
sebagai zona plutonik, sehingga mineral mengkristal dengan sempurna dan
termasuk holokristalin kristalinitasnya. Dalam pembentukan batuan ini, dapat
diinpretasikan bahwa mineral penyusunnya berukuran sedang dan massa
dasarnya yang afanit sehingga hubungan antar kristalnya yang inequigranular
afanitik. Pada batu peraga ini massa dasarnya tidak dapat diketahui mineralnya
dikarenakan proses pembekuannya yang dekat atau tidak jauh letaknya dari
permukaan bumi dan waktunya pembentukanyapun tidak lama yang disebut
mineral afanit. Dan batuan ini memiliki sifat kimi yang intermediet dimana
magma yang membeku yang membentuk batuan ini juga bersifat intermediet,
dan kemungkinan magma asam tersebut dapat terbentuk di daerah zona
subduksi, dimana terbentuk dari pertemuan lempeng benua dengan lempeng
samudra dimana karena lempeng samudra lebih berat sehingga menyusup ke
bawah menuju astenosfer, dan gejala ini biasanya di perlihatkan oleh jajaran
gunung api di atas lempeng benua sebagai akibat dari dorongan arus
konveksi.
4. 5
4. 6
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Travis, 1955)
Batuan Peraga Nomor BI-43-A
DAFTAR PUSTAKA
Tim Asisten Praktikum Geologi Dasar. 2014. Buku Panduan Praktikum Geologi
Dasar. Semarang. Universitas Dipnegoro.
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/04/batuan-beku_3785.html (Diakses pada hari
Sabtu 11 April 2015, pada pukul 23. 00 WIB)
http://elangnaga.wordpress.com/2014/01/22/petrografi-batuan-beku/ (Diakses
pada hari Sabtu 11 April 2015, pada pukul 23. 00 WIB)
http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/13/petrologi-batuan-beku/ (Diakses
pada hari Sabtu 11 April 2015, pada pukul 23. 00 WIB)
http://zullogist.blogspot.com/2013/05/7-busur-magmatisme.html (Diakses pada
hari Sabtu 11 April 2015, pada pukul 23. 00 WIB)
LAMPIRAN