Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KERANGKA TEORI

II.1 Pengenalan terhadap proyek Big Gossan PT. FREEPORT INDONESIA

GAMBAR II.1 Lokasi Tambang Big Gossan (PT. FREEPORT INDONESIA)


Banyak orang telah mengetahui jika pertambangan bawah tanah (underground
mining) adalah salah satu keahlian Freeport. Mulai dari eastberg pada tahun 1980
yang berkapasitas puncak 30 ribu metric ton/hari. Lalu berlanjut ke Intermediate Ore
Zone (IOZ) dengan kapasitas puncak 19 ribu mt/hari tahun 1994-2003. Kemudian
tahun 2003 mereka telah menambang lebih dalam lagi di Deep Ore Zone (DOZ) yang
berkapasitas 25 ribu hingga mencapai 80 ribu mt/hari. Kompleks DOZ ditargetkan
mencapai 282 juta metric ton pada tahun 2020. DOZ saat ini merupakan tambang
bawah tanah terbesar di dunia. Semua operasi ini dilakukan pada ketinggian 3.125 m2.590 m.
Big Gossan sedikit berbeda dengan lokasi pertambangan Freeport lain nya
karena tambang bawah tanah yang menggunakan open stopping dengan hasil
pengerukan sebagai metode pertambangan, bukan caving. Pembangunan modal dan

konstruksi dasar untuk BG dilakukan oleh kontraktor PT. REDPATH INDONESIA.


Tambang bawah tanah ini diperkirakan memiliki cadangan 55 mt dan diharapkan
akan diproduksi selama lebih dari 20 tahun. Produksi dirancang untuk mencapai titik
puncak produksi 7000 t/d di pertengahan tahun 2013, dengan tenaga kerja
diperkirakan, 600 orang selama produksi penuh.
Big Gossan diyakini merupakan tambang bawah tanah yang memiliki deposit
bermutu tinggi yang terletak dekat komplek pertambangan Freeport Indonesia di
Grasberg. Big Gossan akan terus dikembangkan menjadi open stopping mine dengan
menggunakan hasil pengurukan tailing dan semen, sebuah metodologi pertambangan
baru buat Freeport sendiri. Produksi, yang dimulai pada kuartal keempat 2010,
dirancang mencapai puncak hingga 7000 metrik ton bijih per hari pada pertengahan
2013. Ini setara dengan rata-rata agregat produksi tambahan tahunan, 125 juta pon
tembaga dan 65.000 ons emas. PT. FREEPORT INDONESIA menerima 60 % dari
jumlah ini. Investasi modal untuk proyek ini diperkirakan sekitar $550.000.000,
dimana saham PT. FREEPORT INDONESIA mencapai total nilai sekitar
$518.000.000. Biaya proyek $494.000.000 telah dikeluarkan hingga 31 desember
2011 ($50.000.000 selama 2011).
Meski Big Gossan merupakan merupakan metode tambang yang baru bagi
operasi Freeport Indonesia, namun Freeport sangat percaya diri. Freeport
menganggap Big Gossan sangat kokoh dan mapan karena sebagian besar keahlian
digunakan di situs Big Gossan. Dan mineral yang akan ditambang kompatibel dengan
fasilitas pabrik yang mereka miliki. Metode pertambangan di Big Gossan juga
menyediakan profil produksi yang fleksibel yang bisa dimulai dan berhenti, tanpa
berdampak kepada cadangan modal kerja, karena permintaan tenaga kerja dan
peralatan yang berfluktuasi oleh blok gua yang lebih besar yang juga sedang
dikembangkan oleh Freeport.
Beberapa wartawan yang pernah berkunjung ke lokasi tambang bawah tanah
ini, mengakui bahwa kompleks di bawah perut bumi tampak kokoh dan dibuat
nyaman untuk para pekerja nya, termasuk ada fasilitas untuk makan siang. Big
Gossan, misalnya, dihubungkan dengan terowongan Ali Budiardjo (AB tunnel)
sehingga membuat para wartawan yang berkunjung mengakui kompleks yang berada
tepat di bawah perut open pit Grasberg itu aman.

Tambang bawah tanah ini dimulai sekitar tahun 1990. Tahun 1991, sebuah
proyek pengeboran dengan dukungan helicopter mulai dilakukan untuk
mengeksplorasi kandungan mineral di Big Gossan. Pengeboran ini menemukan
kandungan mineral yang berkisar antara 4,25 % sampai 5,33 % Cu dan 0,044 oz/ton
dan menjadi 0,28 oz/ton Au di kedalaman lebih dari 42 ft saat dilakukan pengeboran
500 ft di bagian timur kegiatan eksplorasi awal. Freeport lalu memulai
pengembangan Big Gossan di tahun berikutnya. Kegiatan awal ini ditandai dengan
pemindahan arah terowongan dari wilayah pabrik ke zona mineral pada ketinggian
2.900 meter. Freeport terus melakukan pengeboran hingga tahun 1995. Di akhir tahun
1995 ini, total lebih dari 200 lubang telah digali oleh Freeport.
Studi Kelayakan Freeport, hingga tahun 2002 masih belum dirilis oleh Freeport.
Di tahun itu, Freeport mengumumkan studi kelayakan dan pembaharuan rencana
pengembangan Big Gossan akan selesai pada tahun 2003, saat mereka menentukan
tahun awal produksinya. Tahun 2007 Freeport merilis ambisi proyek dengan belanja
modal $550.000.000 ini, yang disebut-sebut akan mencapai puncak produksi 7000
metrik ton per hari pada akhir tahun 2010, Freeport merilis laporan tahunan yang
memuat proyek Big Gossan di dalam nya.
II.2 Dampak kerusakan lingkungan di areal tambang
Adanya pembukaan lahan baru di areal tambang bawah tanah membawa
dampak yang cukup besar baik kepada masyarakat maupun pekerja di areal tambang
bawah tanah. Tidak sedikit pekerja atau masyarakat yang jadi korban akibat
kerusakan lingkungan di sekitar areal tambang tersebut.
Telah dibahas di bab sebelum nya mengenai dampak kerusakan lingkungan
yaitu keluar nya gas beracun dari dalam tambang dan longsor batuan di areal tersebut.
Pada pembahasan ini saya hanya memperjelas saja yaitu data-data dari korban yang
terkena dampak dari kerusakan lingkungan tersebut.

Adapun data orang tersebut adalah sebagai berikut:


Waktu
Kejadian
Juni 1998

Jumlah
Korban
Tidak ada
korban
jiwa

Lokasi
Kejadian
Sekitar areal
tambang

Status
Korban
Masyarakat
Desa Waa

Kondisi
Korban
-

Tahun 1999

5 jiwa

Sekitar areal
tambang

Tewas

Mei 2000

4 jiwa

9 Oktober
2003

16 jiwa

Jatuh dari
overburden
ke arah danau
Wanagon
Areal
Tambang

Penduduk
asli sekitar
tambang
Karyawan
Kontraktor
PT.
FREEPORT
Karyawan
PT.
FREEPORT

24 Maret
2006

7 jiwa

Maret 2011

Tidak ada
korban
jiwa

19 April
2011

2 jiwa

Agustus
2011

1 jiwa

19 Januari
2013

4 jiwa

15 Mei
2013

38 jiwa

Sekitar
tambang
Gresberg
Areal pintu
masuk
pertambanga
n Gresberg
Areal Deep
Ore Zone
(DOZ)
Mile 73

Terowongan
Midle Low
Area (MLA)
Areal Big
Gossan

Karyawan
PT.
PONTIL
-

Karyawan
PT
FREEPORT
Karyawan
PT
FREEPORT
Karyawan
PT.
FREEPORT
Karyawan
PT.

Penyebab
Gelombang
air
bercampur
lumpur
Keracunan
Tembaga

Tewas

Longsor

5 tewas, 5
terluka,
dan 6
hilang
3 tewas
dan 4
terluka
-

Longsor
yaitu
Slippage
material
Longsor

1 tewas
dan 1
hilang
Tewas

Peledakan
Tambang

1 tewas
dan 3
selamat
28 tewas
dan 10

Gas
Beracun

Longsor

Longsor

Longsor

FREEPORT

selamat

TABEL II.1 DATA KORBAN AKIBAT DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN


II.3 Faktor penyebab kerusakan lingkungan di areal tambang Big Gossan
Secara teknis, ambruk nya material yang sebagian besar adalah bebatuan
alamiah dan tanah itu mengindikasikan hilang nya daya dukung atau kohesifitas
batuan yang disebabkan oleh air permukaan dan udara yang meresap melalui proses
kimiawi atau oksidasi di sepanjang rekahan atau patahan yang mengakibatkan
kekuatan batuan menjadi lemah dan menyebabkan terjadi runtuh. (sumber: Vice
President Geo Services PT FREEPORT INDONESIA).
Menurut Pakar Tambang dan Geologi menilai dalam terowongan bawah tanah
seringkali terjadi pergeseran batu-batuan akibat gaya tarik bumi dan aktivitas bawah
tanah lain nya. Misal nya ada aktivitas dalam terowongan hingga ada getaran atau
pergerakan kecil.
Pembuatan terowongan bawah tanah di areal tambang Big Gossan langsung
mendekati cadangan atau core aquifer bukan memotong mengikuti jalur air tanah
sehingga daya dukung batuan menjadi lemah karena air permukaan dan udara yang
meresap ke dalam batuan tersebut. Itu lah yang menyebabkan batuan menjadi lebih
cepat runtuh dan menyebabkan longsor yang mengakibatkan banyak nya korban jiwa.
Memang dengan pembuatan terowongan langsung ke arah cadangan atau core aquifer
dapat menghemat pengeluaran biaya tapi setidak nya safety atau keselamatan pekerja
adalah yang paling utama. Karena di dalam tambang bawah tanah itu cepat atau lama
batuan nya akan runtuh dengan sendiri nya, tetapi setidak nya kita bisa meminimalisir
kecelakaan itu jika kita melakukan kegiatan pertambangan dengan aman sesuai
dengan kondisi geologi daerah tersebut.
II.4 Upaya mengatasi dampak dari kerusakan lingkungan di areal tambang Big
Gossan
Membuat ventilasi tambang yang baik sehingga pekerja bisa mendapatkan
udara segar dan tidak keracunan oleh gas yang dikeluarkan oleh lingkungan di sekitar
tambang Big Gossan.

Karena terowongan bawah tanah di areal tambang Big Gossan langsung


mendekati cadangan atau core aquifer bukan memotong melalui jalur air tanah, maka
perlu ada nya pemantauan setiap saat semua pergerakan tanah dalam terowongan oleh
tim Departemen Geotek Perusahaan untuk menjamin jangan sampai ada runtuhan
yang dahsyat dalam terowongan. Dan juga adanya Departemen Hidrologi Perusahaan
yang mengatur agar air tanah tidak menyebabkan banjir di lokasi tambang.

Anda mungkin juga menyukai