Anda di halaman 1dari 3

MORFOLOGI GUNUNG API

Gunung api adalah suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau
lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat
meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan alam dari pecahan yang terjadi di kerak
dari benda langit bermassa planet, seperti Bumi, dimana patahan tersebut mengakibatkan lava
panas, abu vulkanik dan gas bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah
permukaan bumi. Adapun gunung api itu sendiri memiliki morfologi yang khas dari yang
berbeda dengan yang lain.
Morfologi tubuh gunungapi dapat dibagi antara lain berupa bentuk - bentuk :
1.

Kerucut, merupakan bentukan yang umum dijumpai pada gunungapi piroklastik dan
berlapis. Bentukan kerucut yang dibangun oleh bahan lepas gunungapi dapat berupa
kerucut batuapung yang tersusun oleh batuapung, kerucut scoria yang tersusun oleh
scorea dan kerucut sinder yang merupakan kumpulan sinder dan bahan skoreaan.

2.

Kubah, biasanya dijumpai pada tipe gunungapi lava (shield volcano). Kubah lava
merupakan bentukan dari lelehan lava kental yang keluar melalui celah dan dibatasi
oleh sisi curam disekelilingnya.

3.

Maar, umumnya dijumpai pada tipe gunungapi gas atau piroklastik.

4.

Kawah, merupakan bentuk negatif yang terjadi karena kegiatan gunungapi.


Berdasarkan genetiknya dibedakan kawah letusan dan kawah runtuhan. Sedangkan
berdasarkan letaknya terhadap pusat kegiatan dikelompokkan kawah kepundan dan
kawah samping (kawah parasiter).

5.

Kaldera, merupakan depresi topografi yang besar, berbentuk bundar atau oval.

Ukuran kaldera memang lebih besar dari kawah, meskipun tidak ada batasan ukuran
yang membedakannya hingga mempunyai ukuran berupa kawah dapat disebut

kaldera. H. William (1974), mengklasifikasikan kaldera menjadi beberapa jenis


berdasarkan proses yang membentuknya, yaitu :
a. Kaldera letusan, yang disebabkan oleh letusan gunungapi yang sangat kuat
yang menghancurkan bagian puncak kerucut dan menyemburkan massa batuan
dalam jumlah besar. Contoh yang baik antara lain Kaldera Bandaisan di Jepang,
Kaldera Tarawera di New Zealand.
b. Kaldera runtuhan, yang terbentuk karena adanya letusan yang berjalan cepat
yang memuntahkan batuapung dalam jumlah banyak, sehingga menyebabkan
kekosongan pada dapur magma. Penurunan permukaan magma didalam waduk
pun akan menyebabkan akan terjadinya runtuhan pada bagian puncak
gunungapi. Contoh yang baik antara lain Kaldera Toba (Tapanuli Sumatra
Utara), Kaldera Tengger (Probolinggo Jawa Timur).
c. Kaldera erosi, disebabkan oleh erosi pada bagian puncak kerucut, dimana
erosi akan memperluas daerah lekukan sehingga kaldera tersebut akan semakin
luas.
d. Kaldera resurgent, yang terbentuk karena adanya bongkah lekukan di bagian
tengah kaldera yang terangkat oleh magma yang bergerak naik ke atas, dan
kemudian membentuk suatu kubah.

DAFTAR PUSTAKA
http://chakilgembel.blogspot.co.id/2011/10/morfologi-dan-struktur-gunungapi.html

Anda mungkin juga menyukai