Anda di halaman 1dari 4

TOKSIKOLOGI LOGAM-LOGAM UTAMA

BERBAHAYA
1. Pendahuluan
Logam atau metal adalah barang tambang, biasanya berupa bahan dasar berat
dan padat, mempunyai sifat tertentu, berkilau, dapat dibengkokkan, dapat ditempa, dapat
dilebur dengan menggunakan panas api dan listrik, mineral yang tidak tembus pandang,
dapat menjadi, penghantar panas, dan arus listrik. Logam berat adalah logam yang
menimbulkan bahaya lingkungan jangka panjang seperti kadmium, kobalt, kromium,
tembaga, merkuri, nikel, timbal, dan seng (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002).
Dalam bahasa inggris metal dan logam mempunyai arti yang sama (Websters New
Collegiate Dictionary, 1980). Menurut Lee & van Orden (1965) logam biasanya
berwarna opag, dicirikan sebagai bahan kimia yang keras, memilii kekuatan tensil (yang
dapat diregangkan), elastic, dapat ditempa (malleable), dapat dibengkokkan (ductile),
kemampuan daya tarik elektron dan semuanya memiliki konduktor panas dan elektrisiti
yang baik. Logam dapat bekombinasi dengan non logam dan membentuk senyawa ionik
yang relatif rendah.
Logam berbeda dengan senyawa-senyawa beracun lainnya karena logam tidak
dapat disintesa atau dimusnahkan serta dihancurkan dalam tubuh manusia. Banyak jenis
logam yang sangat berbahaya bahkan mematikan bila dikonsumsi melebihi dari standar
kebutuhan manusia. Logam-logam ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara
yang kita hirup, air minum dan makanan atau juga melalui proses penguraian senyawasenyawa yang mengandung logam. Namun demikian terdapat juga banyak jenis logam
yang sangat dibutuhkan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan manusia
meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Jenis-jenis logam tersebut biasanya
ditambahkan dalam bentuk vitamin atau bahan tambahan pangan.
Logam-logam tersebar secara alami di dalam lingkungan melalui banyak proses
seperti dalam bentuk debu letusan-letusan gunung berapi, proses pelapukan bebatuan
yang mengandung senyawa atau unsur-unsur logam, pembakaran minyak-minyak fosil,
pembakaran hutan/semak, hasil-hasil pembakaran dalam industri-industri, pembuangan
limbah domestik dan industri.

TOKSIKOLOGI LOGAM-LOGAM UTAMA BERBAHAYA

Istilah logam berat (heavy metals) pertama-tama digunakan pada tahun 1817
pada saat Gmelin membai elemen-elemen menjadi bukan logam (non metal), logam
ringan (light metals), dan logam berat (heavy metals) (Habashy, 2009). Logam ringan
memiliki densits 0,860-5,0 g/cm3; logam berat 5.308-22.000 (Gmelin, 1849). Logamlogam berat seperti arsenik, tembaga, seng, besi, dan mangan secara alami terkandung
dalam air minum dapat membahayakan kesehatan manusia. Logam berat adalah semua
logam (metalloid) yang berhubungan dengan masalah lingkungan. Pemberian definisi
tentang logam berat juga berawal dari referensi tentang pengaruh merusak dari logamlogam kadmium, merkuri, timah, dimana semuanya lebih ringan dari besi. Logam-logam
berat lainnya yang juga disebut metalloid adalah logam-logam beracun seperti arsen
(Kumar & Abbas, 2013), kromium (chromium), kobalt (cobalt), nikel (nickel), tembaga
(copper), seng (zinc), selenium (Se), perak (silver), antimony (antimony), talium
(thallium), dan timah (tin) (Duffus, 2002). Masih terdapat beberapa definisi dari logam
berat yang lebih spesifik tetapi tidak ada dari definisi diusulkan mendapatkan
penerimaan yang luas.
Beberapa kriteria untuk mendefinisikan logam berat adalah densitas, berat atom,
nomor atom, atau posisinya dalam Tabel Periodik. Salah satu definisi logam berat yang
diusulkan menyatakan bahwa logam berat adalah semua logam dalam kelompok 3
sampai 16, yaitu dalam periode 4 atau lebih, namun belum diterima secara umum (Rand
et al, 1995). Lee & van Olden (1965) membagi bentuk logam dalam dua kategori, yaitu
logam aktif dan nonaktif. Logam aktif adalah elemen-elemen litium, sodium, potassium,
rubidium, sesium, kalsium, strontium, dan barium. Jadi logam-logam aktif ini termasuk
semua logam alkali (kelompok II) dan semua logam alkali bumi (kelompok II) kecuali
magnesium dan berelium.
Meskipun berilium dan aluminium, termasuk dalam kelompok logam ringan
terkadang digolongkan sebagai logam berat karena kandungan toksisitasnya yang tinggi
(Volesky, 1990; Park, 2013). Berilium dapat menyebabkan kelainan paru-paru dan
jantung bahkan dapat mengakibatkan kematian sedangakan aluminium merupakan
inhibitor pertumbuhan pada tanah-tanah yang bersifat asam (Cooper & Harrison, 2009;
Saxena & Misra, 2010).
Logam-logam berat biasanya ditemukan secara alami dalam tanah atau batubatuan dan konsentrasinya semakin meningkat karena adanya aktivitas manusia melalui

TOKSIKOLOGI LOGAM-LOGAM UTAMA BERBAHAYA

proyek-proyek pertambangan emas, batu bara, dan mineral-mineral lainnya, asap-asap


kendaraan bermotor serta adanya hasil-hasil pembakaran pabrik-pabrik industri
kendaraan bermotor, pakaian, bahan-bahan elektronik, serta adanya pembakaran hutan,
semak, dan pembakaran tumpukan-tumpukan di tempat pembuangan sampah yang
hampir tidak pernah padam selama berhari-hari, bahkan bertahun-tahun. Meskipun
adanya pertambangan dapat mengakibatkan pencemaran di daerah sekitar pertambangan,
namun tidak selamanya meningkatkan residu logam-logam di daerah sekitar
pertambangan. Simpson et al. (2005), melaporkan bahwa logam-logam terlarut, Ag, As,
Cu, Sb, Zn, dan total Hg dalam air, sedimen, dan jaringan ikan laut sekitar daerah
pertambangan emas PT. Newmont Minahasa Raya, Sulawesi Utara di bawah level dari
peraturan yang berlaku di Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat dimana konsentrasi
dari logam-logam tersebut hanya dalam part per trillium (ng/L).
Goyer (1986) membagi logam-logam beracun dalam 4 kelompok, yaitu :
1. Logam-logam penting (major metals) yang menyebabkan pengaruh ganda (multiple
effects), seperti Arsenik (As), Berelium (Be), Kadmium (Cd), Kromium (Cr), Timbal
(Pb), Merkuri (Hg), Nikel (Ni),
2. Logam-logam essensial tetapi berpotensi menyebabkan keracunan, seperti tembaga
(Co), Mangan (Mn), Molibdenum (Mo), Selenium (Se), Seng (Zinc),
3. Logam-logam beracun yang berhubungan dengan terapi medis, seperti Aluminium
(Al), Bismuth (Bi), Galium (Ga), Emas (Gold-Au), Litium (Li), Platinum (Pt),
4. Logam-logam beracun minor (minor metals), seperti Antimoni (Sb), Barium (Ba),
Indium (In), Mangan (Mn), Perak (Silver-Ag), Telurium (Te), Timah (Tin), Uranium
(U), dan Vanadium (V).
Dalam buku berjudul Casarret dan Doulls Essentials of Toxicology dalam bab
23 tentag Toxic Effects of Metals, Goyer & Clarkson (2003) hanya membagai logamlogam dalam tiga kelompok pertama di atas. Logam-logam minor (minor metals) tidak
dimasukkan lagi dalam pembahasan tersebut. Namun dalam tulisan tersebut Goyer &
Clarkson

(2003)

memberikan

kunci

penekanan

tentang

logam-logam

yang

memprovokasi reaksi imunitas, seperti merkuri, emas, platinum, berelium, kromium, dan
nikel serta pembentukan kompleks logam ion dimana ion logam berasosiasi dengan
electron donor yang diberi beban dan yang tidak diberi beban.
Dalam buku ini akan diuraikan logam-logam utama yang sangat membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan secara umum.

TOKSIKOLOGI LOGAM-LOGAM UTAMA BERBAHAYA

2. Jenis-Jenis Logam Utama Berbahaya


1) Kadmium (Cd)
Kadmium merupakan unsur kimia dengan simbol Cd dan memiliki jumlah atom
sebesar 48 dan terdiri dari 8 isotop. Logam berat ini berbentuk agak lunak, berwarna
metal biru-putih yang hampir sama dengan dua jenis logam stabil lainnya yaitu seng dan
merkuri. Kadmium adalah hasil sampingan dari tambang seng dan timah serta peleburan
(smelting). Rata-rata konsentrasi Cd pada kulit bumi adalah antara 0,1
(lanjutkan dari halaman 95-119)

DAFTAR PUSTAKA
Sembel, D.T. 2015. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta : Andi Offset.

TOKSIKOLOGI LOGAM-LOGAM UTAMA BERBAHAYA

Anda mungkin juga menyukai