meninggal di New York City, Amerika Serikat, 8 Desember 1980 pada umur 40
tahun) paling dikenal sebagai penyanyi, pencipta lagu, instrumentalis, penulis, dan
aktivis politik yang terkenal di seluruh dunia sebagai pemimpin dari The Beatles.
Lennon dan Paul McCartney membentuk partnership pencipta lagu yang paling
sukses dan berhasil hingga saat ini. Lennon dengan sinismenya dan mcCartney
dengan optimismenya melengkapi satu sama lain dengan sangat baik. Setelah
bubarnya The Beatles pada tahun 1970, ia juga sukses dengan karier solonya. Salah
satu hitsnya yang hingga kini masih sangat terkenal adalah Imagine, lagu yang
kemudian menjadi salah satu himne perdamaian dunia.
Lennon juga menunjukkan sifatnya yang pemberontak dan selera humornya
yang sinis dalam film-film seperti A Hard Day's Night (1964), dalam buku yang
ditulisnya seperti In His Own Write, konferensi pers dan wawancara. Ia menggunakan
kepopulerannya untuk kegiatannya sebagai aktivis perdamaian, seniman dan penulis.
Lennon dua kali menikah, yaitu dengan Cynthia Powell pada tahun 1962 dan
seniman Jepang, Yoko Ono pada tahun 1969. Ia memiliki dua orang anak, Julian
Lennon (lahir tahun 1963) dan Sean Taro Ono Lennon (lahir tahun 1975). Ia
meninggal di New York pada usia 40 tahun, ditembak oleh Mark Chapman,
penggemarnya yang gila.
Daftar isi
1. 1940-1957
2. 1957-1960 : The Quarrymen dan The Silver Beetles
3. 1960-1970
4. 1970-1980
5. Kehidupan Pribadi
o 5.1 Cynthia dan Julian Lennon
o 5.2 Yoko Ono
6. May Pang
1940-1957
John Winston Lennon lahir pada tanggal 9 Oktober 1940 di Liverpool, dari
pasangan Julia Stanley dan Alfred Lennon. Alfred seorang pelaut yang sering
berpergian dan jarang kembali ke Liverpool. Bahkan ia tidak hadir pada saat John
kecil lahir. Konon, pada malam Lennon lahir, sedang terjadi serangan Jerman atas
Inggris pada Perang Dunia II. Didorong oleh kejadian ini, dan juga kekaguman Julia
pada Winston Churchill, bayi itu pun diberi nama tengah Winston, dari nama Perdana
Menteri Inggris yang tenar itu.
Lennon kecil hidup dalam pengasuhan ibunya. Julia kemudian bertemu
dengan John Dykins, dan kemudian ia dan Lennon pindah tinggal bersama pria itu di
sebuah apartemen kecil. Perilaku ini menjadi gunjingan orang di Liverpool, karena
Julia masih berstatus sebagai istri Alfred Lennon. Kakak tertua Julia, Mimi Smith,
akhirnya memaksa untuk memboyong John kecil tinggal bersamanya. Pada tahun
1946, Alfred kembali ke Liverpool dan membawa Lennon untuk liburan bersama ke
Blackpool. Julia dan John mengetahui hal ini, lalu mengikuti mereka. Di Blackpool,
Lennon dihadapkan pada 2 pilihan untuk mengikuti ayahnya atau ibunya. Lennon
memilih untuk mengikuti ayahnya, namun ketika ibunya berbalik dan akan pergi, ia
pun menangis dan menghampiri ibunya.
Masa mudanya dihabiskan John bersama keluarga Smith; Mimi dan
suaminya, George. Mimi adalah seorang bibi yang sangat keras dan tegas dalam
mendidik Lennon kecil. Julia masih sering mengunjungi John, dan begitu pula John
yang sering mengunjungi Julia di apartemennya bersama Dykins. Pertemuanpertemuan inilah yang mengenalkan John pada banjo dan sedikit piano. Julia pula
yang membelikan Lennon gitarnya yang pertama. Mimi dikenal sangat skeptis
terhadap kegemaran Lennon bermain gitar. "Gitar memang oke, John, tapi kamu tidak
bisa hidup dari itu." Beberapa tahun kemudian, ketika Lennon telah sukses, ia
menghadiahkan Mimi sebuah plakat emas bertuliskan kata-kata tersebut.
Kejadian menyedihkan dialami Lennon ketika ibunya meninggal tertabrak
mobil di dekat rumah Mimi, di depan mata Lennon yang saat itu masih berusia 17
tahun. Sifat anti pihak penguasa mungkin bermula dari peristiwa ini. Ibunya
meninggal dunia karena kecerobohan seorang polisi mengendara dalam keadaan
mabuk, kendati demikian polisi tersebut lepas dari segala tuntutan. Lennon dikenal
sebagai badut kelas di sekolah. Di kelas ia hanya menggambar kartun guru-gurunya
dan melucu. Rapornya sangat buruk, dan akhirnya ia masuk ke Liverpool College of
Art. Di sinilah ia bertemu dengan Cynthia Powell, yang kemudian menjadi istrinya
yang pertama. Di college, ia tetap tidak serius dan akhirnya keluar sebelum
menyelesaikan pendidikannya.
Sekolah Seni, yang menjadi basis. Sutcliffe sebenarnya tidak dapat bermain bas,
namun Lennon bersikeras untuk mengajaknya ikut dengan Quarrymen.
Quarrymen pertama kali merekam suara mereka dalam lagu "That'll be the
Day", lagu Buddy Holly, dan "In Spite of All The Danger", sebuah instrumental
karangan McCartney dan Harrison. Kedua lagu ini, bersama lagu-lagu yang belum
dirilis sebelumnya, kemudian dirilis secara resmi pada tahun 1994, lewat album
Anthology.
1960-1970
Quarrymen dalam perjalanannya beberapa kali mengganti nama, dan
personel-personelnya datang dan pergi. Band itu kemudian bernama 'The Beatles',
nama yang konon ditemukan oleh Lennon. Allan Williams menjadi manajer mereka,
dan pada tahun 1960 ia berhasil memperoleh kontrak dengan sebuah klab di
Hamburg. Band ini pun kemudian pergi ke Hamburg, beranggotakan John Lennon,
Paul McCartney, George Harrison, Stuart Sutcliffe, dan Pete Best. Best adalah
drummer mereka saat itu. Di Hamburg, The Beatles tampil setiap malam di klab
malam yang kotor, dan tinggal bagai pengamen di penginapan kecil di dekatnya.
Namun kemudian mereka dideportasi dari Hamburg, karena George Harrison masih
di bawah umur untuk bekerja di sana.
Sekembalinya ke Liverpool, mereka tampil di Cavern Club. Di klab inilah The
Beatles menjadi sangat terkenal di Liverpool, setiap show mereka selalu ramai dan
panjang antriannya. Namun tak lama kemudian, di paruh akhir tahun 1961, The
Beatles kembali ke Hamburg dan merekam 'My Bonnie' bersama Tony Sheridan.
Stuart Sutcliffe memilih untuk tetap di Hamburg bersama pacarnya, Astrid Kircherr,
ketika The Beatles akan pulang ke Liverpool. Maka McCartney mengambil alih bass.
Beberapa bulan kemudian, Sutcliffe wafat di Hamburg karena gangguan otak.
The Beatles kembali tampil secara rutin di Cavern Club. Di klab ini, pada
bulan November 1961, untuk pertama kalinya Brian Epstein menyaksikan
penampilan band ini. Epstein adalah pemilik toko musik NEMS di Liverpool, yang
mengenal The Beatles karena seorang pelanggannya menanyakan rekaman 'My
Bonnie' yang direkam band ini bersama Tony Sheridan. Epstein terpesona melihat
penampilan The Beatles, dan kemudian menjadi manajer band ini. Epstein
menawarkan tape demo The Beatles ke studio-studio rekaman, dan berulang kali
ditolak, seperti di Decca Records.
Akhirnya The Beatles diterima di Parlophone Records, label yang ada di
bawah pengawasan EMI, dengan produsernya George Martin. Syarat yang diberikan
Martin adalah mengganti drummer mereka, Best, yang dianggap kurang
berkompeten. Best kemudian diganti oleh Ringo Starr (nama aslinya Richard
Starkey), drummer asal Liverpool yang sebelumnya bergabung dengan Rory Storm &
the Hurricanes. The Beatles meluncurkan singel 'Love Me Do' yang langsung
mencapai nomor 17 di tangga lagu Inggris. Singel mereka yang kedua, 'Please Please
Me', menjadi singel pertama mereka yang mencapai peringkat teratas di tangga lagu.
Kesuksesan ini terus berlanjut. Nyaris semua singel mereka mencapai
peringkat teratas di tangga lagu Inggris, namun 'I Wanna Hold Your Hand' pada tahun
1964 adalah singel pertama yang berhasil menembus industri musik Amerika Serikat,
sekaligus mengawali apa yang disebut sebagai 'British Invasion'. Sejak saat inilah
musik The Beatles tersebar ke seluruh dunia, meraih sukses di mana-mana, terkenal
di setiap penjuru. Konser mereka selalu dipadati fans yang sangat fanatik, yang
mengejar-ngejar band ini ke mana pun mereka pergi. Teriakan fans membuat The
Beatles bahkan tidak dapat mendengarkan suara mereka sendiri di atas panggung.
Pada tahun 1966, akhirnya The Beatles memutuskan untuk berhenti
mengadakan konser. Selain karena begitu ributnya penonton sehingga musik mereka
menjadi tidak terdengar jelas, musik The Beatles juga telah menjadi amat
berkembang sehingga tidak dapat dimainkan secara langsung dengan teknologi
pertunjukan live pada masa itu. Keputusan ini ditanggapi secara luas di dunia, yang
menyangsikan kelanjutan band ini. Namun The Beatles menjawabnya dengan album
Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band pada tahun 1967, yang hingga kini masih
diakui banyak kalangan sebagai salah satu album terbaik sepanjang masa.
Setelah kematian Epstein pada tahun 1967, Lennon adalah orang yang tidak
senang akan tindakan McCartney yang mengambil alih kepemimpinan band itu. Ia
membenci proyek-proyek yang dipimpin McCartney, seperti film Magical Mystery
Tour dan Let It Be. Lennon juga menjadi orang yang pertama kali melanggar
kesepakatan awal The Beatles, yaitu untuk tidak membawa istri dan pacar pada
proses rekaman, dengan membawa Yoko Ono dalam proses pembuatan album White
Album pada tahun 1968. Lennon juga orang yang pertama menyatakan ingin keluar
dari The Beatles.
Setelah band ini bubar pada tahun 1970, perseteruan antara Lennon dan
McCartney terus berlanjut. Salah satunya adalah Lennon kesal karena McCartney
mendahuluinya dalam menyatakan bubarnya The Beatles. Lennon, Harrison dan Starr
juga melawan McCartney di pengadilan dalam membubarkan band ini.
1970-1980
Saat ia masih bergabung dengan The Beatles, Lennon (bersama Yoko Ono,
istrinya) merekam tiga album eksperimental, Unfinished Music No. 1 : Two Virgins,
Unfinished Music No. 2 : Life with the Lions, dan Wedding Album. Album solo
pertamanya, di luar ketiga proyek tersebut adalah Live Peace di Toronto 1969, dengan
Plastic Ono Band. Ia juga merekam tiga singel, anthem anti-perang "Give Peace a
Chance", "Cold Turkey", dan "Instant Karma". Setelah bubarnya The Beatles di 1970,
Lennon meluncurkan album John Lennon/Plastic Ono Band. Lagu "God" menuliskan
orang-orang dan hal-hal yang tidak dipercayai Lennon - berakhir dengan "Beatles".
Album Imagine menyusul pada tahun 1971, dan lagu dengan judul yang sama
menjadi anthem bagi gerakan anti-agama dan anti-perang. Videonya direkam serba
putih (pakaian putih, piano putih,ruangan putih). Ia menulis "How Do You Sleep?"
sebagai serangan pada McCartney, dan menampilkan George Harrison pada gitar.
Namun kemudian Lennon mengklaim lagu tersebut adalah tentang dirinya sendiri.
Sometime in New York City (1972) lantang dan secara eksplisit berbau
politik, dengan lagu mengenai pemberontakan di penjara, diskriminasi rasial, peran
Inggris terhadap Irlandia Utara, dan permasalahannya sendiri dalam memperoleh
Green Card di Amerika Serikat. Lennon telah tertarik pada politik sayap kiri sejak
akhir tahun 1960.
Pada tanggal 30 Agustus 1972, Lennon dan band pendukungnya, Elephant's
Memory, tampil dalam dua konser di Madison Square Garden di New York. Ini
adalah penampilan konser penuh Lennon yang terakhir.
Lennon dan Ono sempat berpisah untuk beberapa minggu. Lennon pindah ke
California, dan memulai periode yang disebutnya sebagai 'lost weekend' (walaupun
sebenarnya ini berlangsung sekitar 18 minggu). Lennon meirlis Mind Games pada
tahun 1973, yang dikreditkan pada "The Plastic U.F. Ono Band". Ini juga album solo
pertama yang diproduksi Lennon tanpa input dari Yoko. Lennon menulis "I'm the
Greatest" untuk album Ringo Starr, 'Ringo', dan merekam versinya sendiri dari lagu
itu (yang terdapat pada album 'John Lennon Anthology'). Perilaku Lnenon pada masa
ini sangat buruk, dengan banyak malam dihabiskan di tempat pemabuk. Lagu-lagu
dalam periode ini (terdapat pada Mind Games dan Walls and Bridges memuat nada
meminta maaf yang sepertinya ditujukan pada Ono. Dari saran Ono, Lennon
mengambil May Pang sebagai asisten dan kekasihnya pada masa ini.
Lennon tampil sebagai tamu kejutan pada konser Elton John di Madison
Square Garden di mana mereka menampilkan "Lucy in the Sky with Diamonds",
"Whatever Gets You Thru The Night", dan "I Saw Her Standing There" bersama. Ini
adalah penampilan konser terakhirnya di depan audiens rock. Kebetulan, Yoko Ono
hadir pada konser itu, dan setelah pertemuan di belakang panggung, keduanya
kembali bersama. Setelah penampilan itu, Lennon pergi ke Florida dan
Kehidupan Pribadi
Pada salah satu wawancara terakhirnya, di bulan September 1980, tiga bulan
sebelum wafatnya, Lennon berkata bahwa ia selalu 'macho' dan tidak pernah
mempertanyakan sikap chauvinisnya terhadap wanita hingga ia bertemu Ono. Lennon
selalu jauh dengan putra pertamanya, Julian, namun sangat dekat dengan putra
keduanya, Sean, dan menyebutnya 'kebanggaanku'. Pada saat-saat terakhir hidupnya,
ia mengambil peran sebagai 'houseband' atau 'ayah rumah tangga' dan berkata bahwa
ia lebih berperan sebagai istri dan ibu dalam hubungan mereka.
Yoko Ono
Pada tanggal 9 November 1966, setelah tur The Beatles yang terakhir, dan
setelah Lennon menyelesaikan perekaman film How I Won the War, Lennon
mengunjungi pameran seni Yoko Ono di Indica Gallery, di Masons's Yard, London.
Lennon memulai hubungannya dengan Ono di bulan Mei 1968 setelah kembali dari
India. Cynthia mengajukan cerai beberapa bulan kemudian, didasarkan pada
perselingkuhan Lennon dengan Ono. Lennon dan Ono menjadi tak terpisahkan,
bahkan saat sesi-sesi rekaman The Beatles.
Media massa bersikap kurang baik pada Ono - menulis artikel-artikel yang
memojokkan dia, dengan beberapa nada rasis - dan menyebut dia 'jelek'. Lennon yang
marah, berkata bahwa tidak ada John dan Yoko, namun mereka adalah satu orang;
'JohnandYoko'. Kehadiran Ono tiap hari di studio membuat suasana intern The
Beatles pada masa perekaman album White Album pada tahun 1968 semakin
memanas.
Pada akhir tahun 1968, Lennon dan Ono tampil dengan nama 'Dirty mac' pada
Roll and Roll Circusnya Rolling Stones. Selama dua tahun terakhir Lennon di The
Beatles, ia menghabiskan sebagian besar waktunya bersama Ono, mengikuti portesprotes publik menentang Perang Vietnam. Lennon mengirim kembali medali
MBEnya, yang diberikan Ratu Elizabeth pada tahun 1965, sebagai bentuk protes atas
keikutsertaan Inggris pada perang di Nigeria, serta dukungan negara tersebut pada
Perang Vietnam.
Pada tanggal 20 Maret 1969, Lennon dan Ono menikah di Gibraltar, dan
menghabiskan bulan madu mereka di Amsterdam pada acara yang dinamakan '"BedIn" for peace'. Di belakang tempat tidur mereka terdapat poster-poster yang
bertuliskan "Hair Peace. Bed Peace." Mereka menggelar aksi itu kmebali di Montreal,
di mana keduanya, bersama musisi-musisi lainnya, merekam "Give Peace a Chance",
lagu yang kemudian menjadi salah satu anthem pergerakan untuk perdamaian.
Beberapa saat setelah pernikahannya, Lennon mengubah namanya menjadi John
Winston Ono Lennon. Ia juga menulis lagu "[The Ballad of John and Yoko]", yang
menceritakan tentang pernikahan mereka. Lagu itu direkam bersama McCartney.
May Pang
Pada tahun 1973, Yoko mendekati May Pang, asisten pribadi mereka,
meminta Pang untuk "bersama dengan John, membantunya, dan memastikan ia
mendapatkan apa yang ia inginkan". Yoko kemudian mengusir Lennon keluar dari
rumah. Lennon dan Pang pindah ke Los Angeles - periode yang sering disebut
sebagai "the lost weekend", walau masa ini berlangsung hingga awal tahun 1975.
Selama masa ini, Pang mendorong Lennon untuk menghabiskan waktu lebih banyak
dengan putranya, Julian Lennon. Pang juga menjalin persahabatan yang baik dengan
Cynthia Lennon.
Setelah tiba di Hollywood, Lennon bergabung kembali bersama produser Phil
Spector dan mulai menggarap LP Rock 'n' Roll. Pada masa ini, Lennon juga sering
mabuk-mabukan dan pesta drugs bersama teman-temannya, di antaranya Harry
Nilsson, Keith Moon, Ringo Starr, Alice Cooper, Micky Dolenz dan teman-teman
mereka yang lain.