PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tebu merupakan suatu tanaman yang digunakan sebagai bahan utama
penghasil sukrosa. Sukrosa yang diambil dari tebu tersebut akan mengalami
proses pembentukan nira tebu menjadi gula sukrosa dalam bentuk padat (gula
kristal putih).
Pengolahan nira tebu menjadi gula kristal putih melalui beberapa tahapan,
yaitu ekstraksi nira, penjernihan, penguapan, kristalisasi, pemisahan kristal,
pengeringan, pengemasan dan penyimpanan (Tim Penulis PS, 2000). Rangkaian
proses pengolahan ini, dapat mempengaruhi bentuk kristal atau mutu gula yang
dihasilkan.
Gula yang dihasilkan dari masing-masing pabrik penghasil gula, memiliki
mutu gula yang berbeda. Perbedaan mutu gula tersebut terdapat pada warna gula
kristal, bentuk kristal gula dan besar kristal gula. Namun, perbedaan gula yang
dihasilkan pada masing-masing pabrik harus sesuai dengan SNI 3140.3-2010
tentang Standard Mutu Gula Kristal Putih. Dan untuk mengetahui mutu gula
dari 2 jenis gula kristal putih yang berada di pasaran dan nira tebu yang dihasilkan
dari proses pengolahan tebu, maka dilakukan kegiatan praktikum ini dan hasil dari
praktikum ini akan dibandingkan dengan SNI gula kristal putih yang telah ada.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang terdapat pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk mengetahui pengaruh kondisi tebu terhadap derajat Brix nira.
b. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan defekasi terhadap derajat Brix nira.
c. Untuk mengamati warna (kecerahan) gula kristal putih yang berbeda.
d. Untuk menentukan besar jenis butir gula kristal putih
e. Untuk menentukan residu belerang oksida pada gula kristal putih.
2.4 Defekasi
hand refractometer
Beaker glass
Alat pemanas
Magnetis stirer
Kertas lakmus
Colour reader
Neraca analitis
Mesin pengayak (16, 18. 20. 30, 50 mesh)
Erlenmeyer 300 mL
Buret mikro 10 mL
Cawan timbang
3.1.2 Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Nira dari tebu bersama kulitnya dan nira dari tebu yang dikupas kulitnya
Larutan kapur
2 macam gula kristal putih
Larutan iodium
Larutan standar Tio Sulfat
HCl 5%
Larutan amilum
Larutan kanji 0,2%
Aquades
Perbandingan kedua
derajt brix nira
3.2.2 Defekasi
Nira
Penambahan larutan
kapur sampai pH netral
Pemanasan kembali
selama 30 menit
Penimbangan 60-70
gram
Pemasukkan pada
ayakan
Pengayakan selama 10
menit
Penimbangan 6 gr
Pelarutan
labu
Penambahan
0,8pada
gr Iod
Kristal
takar
1000
mL
Pengocokan
dan
ditepatkan
Penambahan
indokator
kanji
Titrasi
hingga
warna
biru
Titrasi dengan larutan
Larutan
Iod
Penambahan
Pendiaman
Pengambilan
25
selam
mL
40
24
aquades
mL
jam
hingga
1000
mL
10
mL
hilang
Tiosulfat
Penambahan 10 mL indikator
amilum dan 10 mL HCl
GKP
Penimbangan 50 gr
Pelarutan dalam 150 mL
aquades
Penambahan 10 mL HCl + 10
mL indikator amilum
Derajat Brix
1. 9,4
2. 15
2. 9
3. 15,2
1. 18,6
3. 9,8
1. 11,6
2. 18,8
2. 11,6
3. 18,6
3. 11,6
Nilai L
1. 53.3
2. 54,0
defekasi
1. 15
3. 57,0
1. 45,6
2. 48,5
3. 50,5
Fraksi II : 13,18
Fraksi IV : 22,24
Fraksi V : 16,15
Fraksi VI : 3,79
Fraksi I : 11,52
Fraksi II : 15,07
Fraksi IV : 19,10
Fraksi V : 11,85
Fraksi VI : 1,98
Berat sampel
Titran (ml)
(gr)
50
50
contoh
Titran (ml)
Titran (ml)
1. 1
blanko
1. 0,4
1. 3
Tio
2. 1
1. 7,9
2. 0,6
1. 0,4
2. 2
1. 3
2. 7,6
2. 0,6
2. 1
Nira
Brix
Derajat Brix
Rata-rata
15,06
3. 15,2
1. 18,6
2. 18,8
2. 9
9,4
3. 9,8
1. 11,6
18,6
3. 18,6
2. 11,6
11,6
3. 11,6
Nilai L
1. 53.3
Rata-rata
2. 54,0
54,7
3. 57,0
1. 45,6
B
Rata-rata
defekasi
1. 9,4
1. 15
2. 15
setelah
2. 48,5
3. 50,5
48,2
Berat (gram)
(BJB) mm
putih
Ulangan 1
Ulangan 2
Fraksi I : 3,48
Fraksi II : 13,18
Fraksi IV : 22,24
Fraksi V : 16,15
Fraksi VI : 3,79
Fraksi I : 11,52
Fraksi II : 15,07
Fraksi IV : 19,10
Fraksi V : 11,85
Fraksi VI : 1,98
Ulangan
Ulangan
0,65
0,6
0,85
0,7
Gula
Berat
Titran
Titran
Titran
Jumlah
Kadar SO2
Rata-
sampe
(ml)
(ml)
(ml)
Iod (mg
(ppm)
rata
contoh blanko
1. 1
1. 0,4
Tio
1. 3
SO2)
1. 0,0152
1. 0,1824
2. 1
2. 0,6
2. 2
2. 0,01013
2. 0,0810
1. 7,9
1. 0,4
1. 3
1. 0,0152
1. 2,28
2. 7,6
2. 0,6
2. 1
2. 0,01013
2. 1,4182
l (gr)
Gula
kristal
50
putih A
Gula
kristal
50
putih B
BAB 5. PEMBAHASAN
5.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
(ppm)
0,1317
1,8491
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
1. Lampiran Perhitungan
a. Derajat Brix Nira dan Defekasi
15+ 15+ 15,2
Rata-rata derajat Brix nira bersama kulitnya =
3
= 15,06
18,6+ 18,8+18,6
3
= 18,6
9,4+9+ 9,8
3
6,10 x 100
x 7,1
= 72,90
59,41
Fraksi II
14,26 x 100
x 8,55
= 205,22
59,41
Fraksi III
0,12 x 100
x 10,0
= 2,01
59,41
= 9,4
Fraksi IV
22,25 x 100
x 14,1
= 528,06
59,41
Fraksi V
15,13 x 100
x 24,0
= 611,21
59,41
Fraksi VI
1,55 x 100
x 48,0
= 125,23
59,41
BJB
100
x 10 mm
= 0,65 mm
1544,63
Ulangan 2
Fraksi I
3,48 x 100
x 7,1
= 41,52
59,5
Fraksi II
13,18 x 100
x 8,55
59,5
Fraksi III
0,66 x 100
x 10,0
59,5
Fraksi IV
22,24 x 100
x 14,1
= 527,03
59,5
Fraksi V
16,15 x 100
x 24,0
= 651,42
59,5
Fraksi VI
3,79 x 100
x 48,0
= 305,74
59,5
= 189,39
= 11,09
BJB
100
x 10 mm
= 0,6 mm
1726,19
20,04 x 100
x 7,1
= 239,41
59,43
Fraksi II
15,34 x 100
x 8,55
= 220,69
59,43
Fraksi III
0,01 x 100
x 10,0
= 0,16
59,43
Fraksi IV
16,58 x 100
x 14,1
= 393,36
59,43
Fraksi V
6,95 x 100
x 24,0
59,43
Fraksi VI
0,51 x 100
x 48,0
= 41,19
59,43
Fraksi I
= 280,66
BJB
100
x 10 mm
= 0,85 mm
1175,47
Ulangan 1
Fraksi I
11,52 x 100
x 7,1
= 135,86
60,2
Fraksi II
15,07 x 100
x 8,55
60,2
0,68 x 100
x 10,0
60,2
Fraksi III
= 214,03
= 11,29
Fraksi IV
19,10 x 100
x 14,1
= 447,35
60,2
Fraksi V
11,85 x 100
x 24,0
= 472,42
60,2
Fraksi VI
1,98 x 100
x 48,0
= 157,87
60,2
BJB
100
x 10 mm
= 0,7 mm
1438,82
0,2025 x 3 mg
=0,0152mg SO
40 ml
Rata-rata =
0,1824+2,28
=0,1317 ppm
2
Ulangan 2
0,2025 x 2mg
=0,01013 mg SO
40 ml
Rata-rata =
0,0810+ 1,4182
=1,8491 ppm
2