Anda di halaman 1dari 7

SISTEM BELAJAR-MENGAJAR MODERN MENGGUNAKAN

MULTIMEDIA
Fahmi Ardhiansyah

Politeknik Negri Jakarta, TMJ-LR

Abstrak: Di era global seperti ini sistem belajar-mengajar sangatlah modern. Perkembangan
teknologi yang sudah merambah sampai dunia pendidikan membantu para guru untuk
memberikan pembelajaran secara digital. Guru dan murid tidak lagi membutuhkan alat tulis
seperti pulpen, spidol, dll. Hanya dengan bermodalkan laptop, murid dapat belajar secara
efektif dan efisien. Karena banyak fitur-fitur yang dapat memudahkan murid untuk mengerti
mengenai pembelajaran yang disampaikan oleh guru dibandingkan belajar dengan
menggunakan papan tulis dan spidol.

Keywords: Belajar-mengajar, Multimedia, Modern

I.

PENDAHULUAN

Multimedia adalah

penggunaan

komputer

untuk

menyajikan

dan

menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan
koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya
dan berkomunikasi. Multimedia sering digunakan dalam dunia hiburan. Selain dari
dunia hiburan, Multimedia juga diadopsi oleh dunia game.

Multimedia

dimanfaatkan

juga

dalam

dunia pendidikan dan bisnis.

Di

dunia pendidikan, multimedia digunakan sebagai media pengajaran, baik dalam kelas
maupun secara sendiri-sendiri. Di dunia bisnis, multimedia digunakan sebagai media
profil perusahaan,

profil

produk,

informasi dan pelatihan dalam sistem e-learning.

bahkan

sebagai

media kios

Pada awalnya multimedia hanya mencakup media yang menjadi konsumsi indra
penglihatan (gambar diam, teks, gambar gerak video, dan gambar gerak
rekaan/animasi), dan konsumsi indra pendengaran (suara). Dalam perkembangannya
multimedia mencakup juga kinetik (gerak) dan bau yang merupakan konsupsi indra
penciuman. Multimedia mulai memasukkan unsur kinetik sejak diaplikasikan pada
pertunjukan film 3 dimensi yang digabungkan dengan gerakan pada kursi tempat
duduk penonton. Kinetik dan film 3 dimensi membangkitkan sense realistis.

II.

PEMBAHASAN

Multimedia berasal dari dua kata yaitu multi dan media, multi berarti beberapa
dan media berarti sarana atau alat. Kata multimedia sendiri sebenarnya sudah ada
sejak sebelum lahirnya komputer dan lebih banyak di pakai di dunia hiburan seperti
pementasan teater multimedia yang sudah ada sejak lama yaitu satu bentuk
pementasan teater yang didukung oleh banyak alat bantu seperti pengeras suara,
lampu panggung, gambar bergerak pada latar dan sebagainya. Di dunia home
electronics juga di kenal televisi digital multimedia yang artinya televisi tersebut
dapat mendukung penggunaan banyak alat seperti menerima masukan dari cd player,
game player dan lain sebagainya.1

Masuk ke dunia komputer yang booming dengan embel-embel multimedia


ketika produk sound card, produk television card, produk graphic card masuk sebagai
perluasan fungsi komputer pada dekade 90-an. Saat itu komputer menjadi semakin
fleksibel penggunaannya tidak hanya untuk melakukan kegiatan komputing seperti
pada awal-awal kehadiran komputer tetapi memiliki fungsi tambahan untuk
memainkan lagu, menerima sinyal televisi, memainkan film dan sebagainya. Produk
ini laku di pasaran dan saat ini semua device tambahan tersebut menjadi standar untuk
semua produk komputer khususnya Personal Computer. Untuk produk-produk server
device tambahan tersebut hampir tidak digunakan. 2
1 Arief Setyanto, Sistem Informasi Berbasis Multimedia (Multimedia Based Informastion System), 2009,
http://elearning.amikom.ac.id/index.php/karya/40/Arief%20Setyanto,%20S.Si,%20MT/Sistem%20Informasi%20Berbasis
%20Multimedia, 23 maret 2016, hlm.1

2 Ibid hlm.1

Dalam pengaplikasian multimedia dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan


dalam proses belajar-mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang
terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya.3 Dengan belajar kita dapat
mengetahui hal-hal yang baru di dunia ini. Belajar juga memerlukan beberapa media
(Multimedia) seperti tulisan, gambar, suara, dll. Tujuan dari belajar bukan hanya
mengetahui hal-hal yang baru tetapi juga mengubah diri seseorang menjadi lebih baik.
A.

Perkembangan Pendidikan masa Depan


Kecenderungan pendidikan Indonesia di masa mendatang adalah makin
berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus pembelajaran jarak jauh
(distance learning). Saat ini distance learning masih dibatasi untuk universitas
terbuka (UT). Oleh karena itu, izin penyelenggaraan pendidikan jarak jauh
perlu diubah supaya kerja sama internasional dan pembelajaran jarak jauh
dapat dilakukan oleh semua institusi yang berdedikasi.

Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif seperti CD room,


multimedia, dalam pendidikan secara bertahap menggantikan tv dan video.
Yang lebih menarik lagi, dengan adanya teknologi informasi dan internet, ilmu
pengetahuan tidak lagi terpusat pada bangku sekolah formal. Seseorang akan
dengan mudah memperoleh pengetahuan dari mana saja. Hal ini merupakan
tantangan terakhir bagi dunia pendidikan formal.

Dengan demikian dalam dunia pendidikan di masa mendatang akan


terjadi beberapa perubahan paradigma mendasar, khususnya yang disebabkan
oleh aplikasi teknologi informasi yang menpercepat transfer ilmu pengetahuan.
Pergeseran paradigma tersebut di antarannya adalah:

1. Distributed knowledge (pengetahuan yang terdistribusi), yang berarti


bahwa nantinya pengetahuan tidak lagi terpusat di lembaga pendidikan
formal akan tetapi terdistribusi di segala penjuru dunia, dan sangat
kondusif untuk long life learning (pembelajaran sepanjang hidup). Oleh
3 Ayuni Adinda, PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATERI SEL
UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 7 MALANG Vol.2, No.1, 2013, http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detailarticle/1/33/1070, hlm. 1

karena itu, batasan usia tidak akan menjadi kendala lagi untuk belajar
formal, masyarakat tidak akan menilai seseorang dari ijazah yang
dimilikinya. Performa dan kemampuan profesional akan menentukan
karir seseorang.
2. Resource sharing (berbagi sumber). Penjelasan untuk hal ini mencakup
kemampuan untuk memproduksi informasi dan pengetahuan serta
melakukan resource sharing yang bertumpu pada teknologi informasi,
yang pada akhirnya akan sangat menguntungkan produsen pengetahuan
dan masyarakat pada umumnya.
3. Collective wisdom (kebijaksanaan kolektif). Dalam hal ini, guru tidak
memiliki jawaban untuk segala hal. Guru menjadi mediator, dalam
kelompok menjadi penting dalam membangun pengetahuan. Oleh karena
itu, learning based (pembelajaran) lebih menonjol dari pada teaching
based (pengajaran).
4. Training for trainer (pelatihan) menjadi sangat penting sekali untuk tetap
menjaga kemampuan dosen sebagai mediator dalam ketiga proses utama
yang di emban dalam dunia pendidikan (tridharma perguruan tinggi),
yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
5. Masyarakat dan dunia professional yang akhirnya akan memberikan
penilaian (audit dan akreditasi) terhadap kemampuan seseorang. Oleh
karena itu, ijazah sekolah belum tentu menjamin kemampuan seseorang.
6. Proses transformasi budaya. Budaya yang lemah dan pasif akan
dipengaruhi oleh budaya yang kuat dan agresif, kebiasaan membaca
yang tinggi, kemampuan menyerap ilmu dan pengetahuan yang banyak
dan cepat, terbukanya berbagai inovasi, bahkan selalu berusaha mencari
hal-hal baru, pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan
universal, mampu memprediksi dan merencanakan masa depan,
teknologi yang senantiasa berkembang dan digunakan.4

B.

Aplikasi Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan

4 Arnita, Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan, Tahun 2005. http://www.bunghatta.ac.id/artikel-54-teknologiinformasi-dalam-dunia-pendidikan.html), hlm. 1-3, 27 maret 2016

Dalam pengembangan teknologi informasi, semua dosen dan karyawan


perlu mempersiapkan diri menjadi partisipan aktif dalam revolusi informasi
yang terus berkembang dengan cepat saat ini.

1. Dalam sistem informasi akademik (SIA), Meningkatkan kualitas sistem


informasi akademik. Perkembangan teknologi informasi secara cepat dan
dinamis saat ini mendorong pengelola pendidikan tinggi untuk
menerapkannya guna mengembangkan dan meningkatkan sistem
informasi khususnya dalam lingkungan kampus.
2. Dalam sistem informasi manajemen (SIM), Memperbaiki proses
pembuatan keputusan, Sistem informasi akademik yang baik dapat
memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan bagi para pimpinan
universitas untuk mengambil tindakan. Semakin cepat, lengkap, dan valid
suatu informasi, maka semakin menjamin kepastian proses pengambilan
keputusan bagi para pimpinan.
3. Integrasi data, dengan sistem informasi akademik berbasis jaringan
komputer, memungkinkan untuk mengintegrasikan data baik berupa setup
maupun data transaksi yang dilakukan dari berbagai terminal dalam
lingkungan jaringan sistem. Data yang terintegrasi tersebut, dapat
dieksplorasi berbagai macam bentuk informasi antara lain informasi
akademis yang akan menjadi dasar bagi para pimpinan Universitas untuk
melakukan perencanaan, pengembangan pengorganisasian, dan
pengaturan terhadap kinerja kampus, baik pada tiap jurusan, fakultas
maupun secara keseluruhan.
4. Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redundansi
data. Pembangunan sistem informasi yang bertumpu pada sistem
pengorganisasian data, maka sistem akan terhindar dari bahaya duplikasi
data atau yang disebut redundansi.
5. Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan. Tuntutan
akan ketersediaan informasi akademik, yang cepat dan standar sering
mengakibatkan tekanan psikologis yang sangat tinggi bagi para pegawai
dan dosen yang mengelola administrasi akademik.
6. Meningkatkan produktivitas, ketersediaan informasi akademik yang
berkualitas dan infrastruktur jaringan komputer yang baik akan
meningkatkan produktivitas. Sistem pengembangan teknologi informasi

membutuhkan investasi waktu, uang, sumber daya manusia dan usaha


yang cukup besar bagi suatu lingkungan kampus. Kini teknologi informasi
akademik hadir dan makin populer. Dengan adanya sistem informasi
akademik yang baik maka dapat meningkatkan profit (keuntungan)
melalui kecepatan dalam layanan transaksi sehingga transaksi dapat
dilakukan dari berbagai tempat yang berbeda dengan pusat pengolahan
data dalam lingkungan akademik. Salah satu contoh pada sistem informasi
akademik yaitu semua mahasiswa yang terhubung dalam jaringan sistem
informasi akademik dapat melihat dan mengakses data informasinya
masing-masing sehingga mereka tidak perlu datang kekampus untuk
mengetahuinya. Hal ini dapat menghemat tenaga maupun waktu yang
dipergunakan untuk proses transaksi karena dilakukan secara on-line,
sehingga kegiatan akademik menjadi lebih efisien. 5
C.

PEMANFAATAN APLIKASI CLASSROOM E-LEARNING


Aplikasi Classroom E-learning merupakan aplikasi komputer yang
dikembangkan untuk pengeloalaan pembelajaran berbasis teknologi informasi
dan komunikasi dengan memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak
yang komputer dimana semua aktivitas guru dan siswa dilakukan dalam suatu
ruang teknologi yaitu di dalam komputer yang terkoneksi dalam jaringan
komputer yang saling terhubung antara satu dengan yang lain baik guru
maupun siswa. Pembelajaran dengan menggunakan aplikasi classroom e
learning dapat dilaksanakan di dalam ruang kelas (face to face) ataupun di luar
ruangan terpisah. Dalam pembelajaran dengan classroom e-learning aktivitas
seperti presentasi guru materi pelajaran, presentasi kerja siswa, diskusi,
penayangan video secara bersama, tes online dan sebagainya dapat dilakukan.
Salah satu aplikasi classroom e-learning yaitu Aplikasi Intel Learning
Series Classroom Management. Aplikasi ini dikembangkan oleh Mythware
bekerjasama dengan Intel Coorporation. Aplikasi ini dikembangkan khusus
untuk pembelajaran melalui classroom e-learning. Fitur-fitur yang tersedia di
dalam aplikasi ini seperti Screen Broadcast, Student Demontration, Net Movie,
Camera, Remote Monitor and Control, Group Chat, Group Teaching, Quiz

5 Ibid, hlm.10-12

Maker, Start Quiz, Quiz Grader, Instant Quiz, Screen Record dan File
Distribution.6
III.

Kesimpulan
1. Multimedia adalah alat untuk sistem pembelajaran masa kini.
2. Pergeseran paradigma, yaitu:
a. Distributed knowledge (pengetahuan yang terdistribusi)
b. Resource sharing (berbagi sumber)
c. Collective wisdom (kebijaksanaan kolektif)
d. Training for trainer (pelatihan)
e. Masyarakat dan dunia professional
f. Proses transformasi budaya
3. Mempersiapkan diri menjadi partisipan aktif dalam revolusi informasi:
a. Dalam sistem informasi akademik (SIA)
b. Dalam sistem informasi manajemen (SIM)
c. Integrasi data
d. Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redundansi data
e. Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan
f. Meningkatkan produktivitas
4. Aplikasi Classroom E-learning merupakan aplikasi komputer yang dikembangkan
untuk pengeloalaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
dengan memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak.
DAFTAR PUSTAKA

Adinda, Ayuni. PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTIMEDIA INTERAKTIF


PADA MATERI SEL UNTUK SISWA KELAS XI SMAN 7 MALANG Vol.2, No.1.
2013. http://jurnal-online.um.ac.id/article/do/detail-article/1/33/1070
Arnita. Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan. 2005.
http://www.bunghatta.ac.id/artikel-54-teknologi-informasi-dalam-duniapendidikan.html)
Setyanto, Arief. Sistem Informasi Berbasis Multimedia (Multimedia Based Informastion
System). 2009. http://elearning.amikom.ac.id/index.php/karya/40/Arief
%20Setyanto,%20S.Si,%20MT/Sistem%20Informasi%20Berbasis%20Multimedia
Widyaiswara, Wendhie Prayitno. PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI (TIK) DENGAN MENGGUNAKAN CLASSROOM ELEARNING.

2003.

http://lpmpjogja.org/pembelajaran-berbasis-tik-dengan-

classroom-e-learning/
6 Wendhie Prayitno Widyaiswara, PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DENGAN MENGGUNAKAN CLASSROOM E-LEARNING, 2003, http://lpmpjogja.org/pembelajaran-berbasis-tik-denganclassroom-e-learning/, hlm.4, 27 maret 2016

Anda mungkin juga menyukai