PENDAHULUAN
menggunakan kartu debit. Perusahaan besar seperti Visa dan MasterCard juga telah
menerbitkan kartu kredit dan kartu ATM yang juga dapat berfungsi sebagai kartu debit
untuk pembayaran secara non-tunai atau elektrik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana proses evolusi sistem pembayaran ?
2. Bagaimana sejarah e-money di Dunia ?
3. Bagaimana Perkembangan e-money di Indonesia ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan e-money ?
5. Apa saja peraturan terkait e-money di Indonesia ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui trend penggunaan uang elektronik (e-money) di Indonesia.
2. Untuk mengetahui regulasi yang mengatur tentang uang elektronik di Indonesia.
3. Untuk menjelaskan hubungan permintaan uang elektronik terhadap velocity of
money (percepatan) di Indonesia.
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam
disiplin ilmu yang ditekuni penulis.
2. Sebagai tambahan informasi dan tambahan literature bagi masyarakat dan
mahasiswa/I yang ingin melakukan penelitian selanjutnya
3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan uang di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uang
1. Pengertian Uang
Beberapa tokoh atau penulis ekonomi pada masa lampau mendefinisikan uang
sebagai alat pembayar atau penukar. Dalam bukunya, Drs. M. Manullang (1977)
menjabarkan definisi uang dari beberapa tokoh, antara lain:
a. Robertson : Money is something which is widely accepted in payments for
goods yang artinya, Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima dalam
pembayaran barang-barang.
b. C. Pigou : Money are those things that are widely used as a media for
exchange yang artinya : uang adalah segala sesuatu yang umum
dipergunakan sebagai alat penukar.
c. R. S. Sayers : Money is something that is widely accepted for the settlements
of debts yang artinya uang adalah segala sesuatu yang umum diterima
sebagai pembayar utang.
d. Rollin G. Thomas : Money is something that is good, services, and other
valuaber assets, and for the payment of debts yang artinya : uang adalah
segala sesuatu yang siap sedia dan pada umumnya diterima umum dalam
pembayaran pembelian barang-barang, jasa-jasa dan untuk pembayar hutang.
e. Mankiw (2006) mendefinisikan uang sebagai persediaan aset yang dapat
dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi.
f. Dan akhirnya Drs. M. Manullang memberi definisi uang sebagai berikut:
Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat penukar dan
sebagai alat pengukur nilai, yang pada waktu bersamaan bertindak sebagai alat
penimbun kekayaan.
Dari definisi ini, beliau mengatakan bahwa segala sesuatu yang sudah
memenuhi definisi ini sudah dianggap uang, baik itu terbuat dari logam, kertas atau
benda lainnya yang sudah diterima oleh masyarakat sebagai alat penukar, pengukur
nilai dan sebagai alat penimbun kekayaan.
Seiring perkembangan uang yang semakin pesat, definisi uang mempengaruhi
jenis-jenis uang apa saja yang masuk dalam definisi tersebut (Sri Mulyani, 1988).
Miskhin (2008) mengungkapkan bahwa ekonom mendefinisikan uang sebagai
sesuatu yang sacara umum diterima dalam pembayaran barang dan jasa atau
pembayaran atas utang. Tetapi definisi ini masih sangat sederhana. Diperlukan
definisi yang lebih kompleks dan lebih luas. Sedangkan menurut Mankiw (2006),
uang adalah persediaan asset yang dapat dengan segera digunakan untuk melakukan
transaksi.
2. Fungsi Uang
Ada 4 fungsi uang pada umumnya :
1) Uang sebagai alat tukar
Fungsi uang sebagai alat tukar memudahkan masyarakat untuk melaksanakan
transaksi. Fungsi ini menghilangkan perlunya ada kesamaan keinginan dalam
transaksi barter. Unsur kepercayaan sangatlah penting karena melandasi
pemilihan barang apa yang bisa digunakan sebagai uang.
bentuk uang kas (dinyatakan dengan k). sehingga k Y merupakan keinginan individu
atau masyarakat akan uang kas (Md). Secara matematis dapat diformulasikan
sebagai berikut :
Md = kPQ = kY
dimana :
Md = permintaan uang kas
Dari formulasi ini kita mendapatkan perilaku permintaan uang menurut teori
Marshall, yang merupakan awal dari teori permintaan akan uang.
2. Teori Permintaan Uang Keyness
Keynes menerangkan mengapa seseorang memegang uang kas berdasarkan
kegunaan uang. Seperti kita ketahui, uang dapat berfungsi sebagai alat tukar
(transaksi) dan penyimpan kekayaan. Dalam teorinya tentang permintaan akan uang
kas, Keynes membedakan antara motif transaksi (dan berjaga-jaga) serta spekulasi.
Seseorang memerlukan uang karena dia akan melakukan transaksi dan untuk
brejaga-jaga (kalau sakit, musibah dan sebagainya yang pada akhirnya merupakan
kegiatan transaksi). Selain itu orang mau memegang uang karena motif spekulasi.
Dalam hal ini seseorang berusaha supaya hasil dari uang yang dipegang maksimum
dengan cara mengkombinasikan uang yang dipegang dalam bentuk kekayaan
lainnya.
Permintaan Uang untuk Transaksi
Individu atau perusahaan memerlukan uang kas untuk membiayai transaksi.
Transaksi ini sering terjadi tidak bersamaan waktunya dengan penerimaan uang.
Pengeluaran ini seringkali tidak bisa diperkirakan terlebih dahulu sehingga sangat
diperlukan adanya uang kas di tangan. Meskipun seandainya pengeluaran dan
penerimaan itu dapat diperkirakan dengan tepat, namun uang kas di tangan tetap
diperlukan. Sebab penerimaan yang diharapkan mungkin tidak jadi diterima atau
pengeluaran untuk transaksi yang sangat penting perlu dilakukan sebelum
penerimaan datang, atau mungkin suatu transaksi yang memberikan keuntungan
besar sangat menarik untuk dilakukan sebelum penerimaan datang dan sebagainya.
Keynes mengatakan bahwa permintaan uang kas untuk tujuan transaksi ini
tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang, makin besar
keinginan akan uang kas untuk transaksi. Seseorang atau masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi biasanya melakukan transaksi lebih banyak dibanding
seseorang atau masyarakat yang pendapatannya lebih rendah. Ketergantungan
permintaan uang untuk transaksi terhadap pendapatan ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Mt
L1
(Y/P)
pendapatannya. Masalahnya adalah penentuan berapa besarnya uang kas yang harus
dipegang setiap saat yang mana ongkosnya paling rendah. Hal ini mengingat bahwa
kekayaan individu itu selain berupa uang kas dapat berupa surat berharga yang
menghasilkan bunga, serta adanya ongkos untuk menukarkan surat berharga tersebut
dengan uang kas (Nopirin : 2000).
2.3 Pengertian Electonic Money
Menurut pengertian yang dikeluarkan Bank for International Settlement (BIS)
dalam suatu Kajian E-money oleh Siti Hidayati dkk (2006),
stored-value or prepaid products in which a record of the funds or value
available to a consumer is stored on an electronic device in the consumers
possession
Menurut Peraturan Bank Indonesia NOMOR: 11/12/PBI/2009, Elektronik
Money adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang
kepada penerbit
b. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau
chip
c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan
penerbit uang elektronik tersebut; dan
d. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit
bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang
mengatur mengenai perbankan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Evolusi Sistem Pembayaran
Fungsi dan bentuk uang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hal ini dapat
kita lihat melalui evolusi sistem pembayaran (payments system). Dalam bukunya,
Miskhin berpendapat bahwa evolusi sistem pembayaran yang dimaksud ialah cara
bagaimana transaksi dilakukan dalam perekonomian. Sistem pembayaran telah berubah
sepanjang waktu, demikian pula dengan bentuk uang.
Pada awalnya, emas digunakan sebagai alat pembayaran utama kemudian asset
kertas seperti cek dan uang kertas mulai digunakan untuk sistem pembayaran dan
dianggap sebagai uang. Miskhin juga berpendapat bahwa sistem pembayaran berujung
pada memiliki makna penting terhadap bagaimana uang akan didefinisikan di masa
mendatang.
Diawali dari uang komoditas (commodity money), dimana uang terbuat dari
logam berharga atau komoditas berharga lainnya; misal, emas atau perak. Dari zaman
dahulu uang komoditas dijadikan sebagai alat pembayaran utama di kalangan
masyarakat kecuali masyarakat yang primitif. Tentu terdapat kelemahan atau
permasalahan yang muncul dari uang komoditas ini. Selain berat, uang komoditi juga
sulit untuk dibawa dalam jumlah besar. Terlebih kalau terjadi transaksi yang
mempunyai nilai besar.
Kemudian muncullah uang berbentuk kertas yang dinamakan uang fiat (fiat
money). Uang fiat berarti uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai alat
pembayaran yang sah tetapi tidak dapat dikonversikan ke dalam bentuk koin atau
logam berharga. Kelebihan dari uang koin adalah bentuknya yang lebig ringan. Tetapi
uang kertas dapat diterima sebagai alat pembayaran jika ada kredibilitas dari otoritas
yang menerbitkan uang kertas tersebut. Sama seperti uang koin, kelemahan dari uang
kertas adalah mudah dicuri dan cukup mahal untuk dibawa dalam jumlah besar.
Maka untuk mengatasi permasalahan dari kelemahan-kelemahan alat pembayaran
sebelumnya, muncullah cek, yaitu suatu tahapan baru dalam evolusi sistem
pembayaran. Cek juga merupakan suatu hasil dari perkembangan perbankan modern.
Pengertian cek sendiri adalah suatu instruksi dari pihak pertama ke Bank pihak
pertama untuk mengirimkan uang dari rekening pihak pertama ke rekening pihak kedua
ketika pihak kedua tersebut menyetorkan cek yang diterimanya. Cek menutupi
kelemahan uang logam dan uang kertas, yaitu mahalnya jika dibawa dalam jumlah
besar. Bentuk cek hanya sehelai kertas yang dapat memungkinkan terjadinya transaksi
dalam jumlah besar tanpa harus membawa sejumlah besar mata uang. Penemuan cek
adalah suatu inovasi yang dapat meningkatkan efisiensi sistem pembayaran.
Keuntungan lain dari cek adalah dapat mengurangi kerugian seandainya cek tersebut
dicuri, dan karena cek memberikan bukti pembelian dengan nyaman.
Tetapi terdapat juga permasalahan/kelemahan dari cek. Pertama, dibutuhkannya
waktu untuk memberikan cek dari pihak pertama ke pihak kedua jika mereka berada di
tempat yang berbeda, terlebih dengan kondisi membutuhkan pembayaran dengan cepat.
Kedua, tingginya biaya administrasi dalam proses pencairan cek.
Setelah tahun 2009, persentase kenaikan jumlah instrument uang elektronik hampir
sama. Grafik 3.1 menunjukkan perkembangan Jumlah Instrument Uang Elektronik
selama tahun 2007-2012.
5.000.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Grafik 3.1
Perkembangan Jumlah Instrument E-money di Indonesia
Perkembangan uang elektronik tentu juga tidak lepas dari factor banyaknya
perusahaan yang menerbitkan uang elektronik. Berdasarkan data yang dikeluarkan
Bank Indonesia, saat ini terdapat 17 Perusahaan baik Swasta maupun perusahaan
pemerintah, baik itu bank ataupun perusahaan seluler yang memberikan layanan emoney. Table 3.1 menunjukkan daftar penerbit uang elektronik.
No.
BANK MANDIRI
BANK MEGA
PT. INDOSAT
10
11
PT. XL AXIATA
12
13
14
BANK PERMATA
15
16
17
Dalam kajian BI mengenai e-money, Siti Hadayati dkk (2006) menilai bahwa
penerbitan e-money dinilai sebagai salah satu faktor yang dapat merubah fungsi
permintaan uang dan selanjutnya dapat menurunkan rata-rata jumlah uang tunai
(average money holdings) yang dipegang oleh masyarakat. Penurunan average
money holdings ini mengakibatkan meningkatnya velocity of money atau semakin
tingginya sirkulasi uang dalam perekonomian.
Percepatan uang (velocity of money) atau sering disebut percepatan saja
merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar
(M) yang dikaitkan dengan tingkat harga (P) dan ouput agregat (Y). Konsep ini
diperkenalkan oleh seorang ekonom Amerika Serikat Irving Fisher dalam bukunya
yang berjudul The Purcasing Power of Money.
Percepatan uang atau sering dilambangkan dengan huruf V dapat diartikan
sebagai rata-rata jumlah berapa kali per tahun (perputaran) dari satu unit mata uang
digunakan untuk membeli total barang dan jasa yang diproduksi dalam
perekonomian. Sederhananya bahwa percepatan menunjukkan berapa kali uang
berpindah tangan dalam suatu periode tertentu.
Menurut Irving Fisher dalam Miskhin (2008) beralasan bahwa kalau
masyarakat menggunakan kartu debit dan kartu kredit dalam melakukan
transaksinya (termasuk juga menggunakan instrument e-money), maka akan
semakin sedikit uang yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian, maka semakin
sedikit uang yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi yang dihasilkan oleh
pendapatan nominal akibatnya percepatan akan naik. Tetapi berlaku sebaliknya
bahwa apabila pembelian lebih banyak menggunakan uang tunai atau cek, maka
lebih banyak uang yang digunakan untuk melakukan transaksi yang dihasilkan oleh
jumlah pendapatan nominal yang sama, dan percepatan akan turun. Melihat
permasalahan di atas, maka penulis ingin menganalisis lebih jauh mengenai
permintaan uang elektonik dan hubungannya terhadap percepatan perputaran uang di
Indonesia.
Tetapi pada dasarnya perkembangan uang elektronik masih jauh dari harapan
pemerintah yang sekarang ini mulai memasuki era less cash society. Hal ini terlihat
dari IndoTelko Forum yang melakukan survey kepada dua ribu responden di
beberapa kota besar yang mengaku mampunyai telepon selular dan rekening
tabungan. Kesimpulan hasil survey ialah bahwa pemahaman masyarakat tentang
uang elektronik masih simpang siur, kemudian masih banyaknya masyarakat yang
ragu untuk menggunakan layanan ini karena berbagai alasan dan yang menjadi
alasan yang utama adalah keamanan transaksi dari layanan ini.
Kekurangan
Sedangkan kelemahan/resiko dari e-money antara lain
BAB 1V
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Perkembangan uang elektronik dari tahun 2007 hingga tahun 2013 mengalami
peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya trend positif dalam penggunaan uang
elektronik. Tetapi peningkatannya semakin lama semakin rendah atau dapat dikatakan
semakin lambat. Hal ini disebabkan oleh karena pemahaman masyarakat akan layanan
uang elektronik masih simpang siur sehingga masih ragu-ragu dalam menggunakan
layanan ini.
Dilihat dari segi perencanaan keuangan, transaksi e-money bisa digunakan untuk
mengelola anggaran secara digital. Jadi, begitu menerima gaji, anda sekarang bisa
langsung membaginya ke dalam amplop-amplop yang berwujud kartu e-money. Anda
bisa membagi amplop-amplop digital ini sesuai dengan keperluan Anda, misalnya
amplop untuk bayar tol, amplop untuk biaya transportasi umum, amplop untuk
pembayaran berbagai tagihan rumahtangga.
E-money memang tidak bertujuan untuk mengganti uang kecil secara total. Ia
merupakan salah satu kemudahan dalam bertransaksi yang ditawarkan kepada
masyarakat. Dengan e-money, masyarakat untuk melakukan transaksi, maka mereka
tidak perlu lagi membawa uang receh, cukup menyentuhkan e-money pada sensor
alatnya.
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas di atas, maka penulis dapat memberikan beberapa
saran, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam rangka memasuki era less cash society dan melihat pemahaman masyarakat
yang masih rendah akan informasi dan layanan uang elektronik sebaiknya direspon
oleh para pemegang kepentingan yang terkait uang elektronik. Bank Indonesia
sebagai pengambil kebijakan sistem pembayaran sebaiknya semakin
memperbanyak iklan ataupun bentuk informasi lainnya kepada masyarakat
mengenai layanan uang elektronik agar seluruh lapisan masyarakat semakin
mengerti dan tidak ragu-ragu dalam menggunakan layanan uang elektronik.
2. Uang elektronik (e-money) merupakan variabel yang masih dikaji oleh Bank
Indonesia, dan masih perlu lebih banyak penelitian untuk mengembangkannya.
Maka dari itu, penulis berharap lebih banyak lagi peneliti yang berminat untuk
melakukan penelitian yang membahas uang elektronik.
Daftar Pustaka
Hidayati Siti, dkk. 2006. Kajian Operasional E-money, Bank Indonesia, Jakarta.
Indrawati, Sri Mulyani. 1988. Teori Moneter, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Mankiw, N. Gregory. 2007, Makroekonomi,Erlangga, Jakarta.
Manullang, M. 1977. Ekonomi Moneter, Ghalia Indonesia, Medan.
Miskhin, Frederic S. 2008. Buku 1 Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan,
Salemba Empat, Jakarta.
_______. 2008. Buku 2 Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
Nopirin, (2000). Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi ke 1. Cetakan Kesepuluh. Yogyakarta.
BPFE UGM.
Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009. Uang Elektronik (Electronic Money). Bank
Indonesia. Jakarta.
Website
www.bi.go.id
www.wilipedia.com
http://atmbersama.com/id/info-and-tips/2014/11/28/untung-rugi-dalam-menggunakan-emoney/
http://tabloidnova.com/Karier/Keuangan/Kenali-Kekurangan-Dan-Kelebihan-UangElektronik-Yuk
https://www.carajadikaya.com/plus-minus-penggunaan-e-money/
Disusun Oleh