TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang
berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C,2002:57).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda
asing( Ngastiyah,2005)
Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat oleh
eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk
gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley&
Wong,2000)
Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia
berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan
(broncus). (Arief Mansjoer)
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang
meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi
pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran
(Sumber;http//www.medicastore.com )
1. Anatomi
Organ pernafasan berguna bagi transgportasi gas-gas
dimana organ-organ pernafasan tersebut dibedakan menjadi bagian
10
gas
paru-paru.Diluar
bronchiolus
terminalis
11
12
2.
Fisiologi
a. Pernafasan paru (pernafasan pulmoner)
Fungsi
paru
adalah
pertukaran
gas
oksigen
dan
13
2.)
3.)
4.)
Difusi
gas
yang
membrane
alveoli
dan
kapiler,
dari
hemoglobin
untuk
memungkinkan
oksigen
: 20%
Karbondioksida
: 0-0,4%
14
Nitrogen
:79%
Oksigen
:16%
Karbondioksida
:4-0,4%
15
16
: 40 90x/menit
Neonatus
: 30 80 x/menit
1 Tahun
Inspirasi
atau
menarik
nafas
adalah
proses
aktif
yang
paru itu
17
umum
individu
yang
terserang
bronchopneumonia
18
dan Sandra
M.Nettina, 2001:628).
D. Patofisiologi
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas
bagian atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus
influenza atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran
pernafasan dengan gambaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal,
yaitu dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan
edema antara kapiler dan alveoli
19
saluran
pencernaan
dam
menginfeksinya
biasanya
didahului
oleh
infeksi
beberapa hari
stadium
permulaan
sukar
dibuat
diagnosis
dengan
pemeriksaan fisik tetapi dengan adanya nafs dangkal dan cepat, pernafasan
cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya
pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung luas daerah auskultasi
yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada
auskultasi mungkin hanya terdengar ronchi basah nyaring halus dan
sedang. (Ngastiyah, 2005).
20
F. Penatalaksanaan
1. Oksigen 1-2 liter per menit
2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap
melaui selang nasogastrik dengan feeding drip
3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk transport muskusilier
4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit (Arief Mansjoer,
2000)
G. Pengkajian fokus
1. Pengkajian fokus
a. Demografi meliputi;nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
b. Keluhan utama
Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan
mengeluh sesak nafas, disertai batuk ada secret tidak bisa keluar.
c. Riwayat penyakit sekarang
Penyakit
bronchitis
mulai
dirasakan
saat
penderita
21
Pernafasan
Gejala :
22
Dada :
Bunyi nafas
Warna
2.
Sirkulasi
Gejala
Tanda
23
Berat,
disritmia
Distensi
vena
leher
Makanan / cairan
Gejala
: Mual / muntah
Nafsu makan buruk / anoreksia ( emfisema)
Ketidakmampuan untuk makan karena distress
pernafasan
Tanda
abdominal
dapat
menyebabkan
hepatomegali.
4.
Aktifitas / istirahat
Gejala
24
: Keletihan
Gelisah/ insomnia
Kelemahan umum / kehilangan masa otot
5.
Integritas ego
Gejala
Tanda
6.
Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan
melakukan aktifitas sehari- hari
Tanda
7.
Keamanan
Gejala
25
H. Pemeriksaan Penunjang
Untuk dapat menegakkan diagnose keperawatan dapat digunakan cara:
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan darah
Pada kasus bronkopneumonia oleh bakteri akan terjadi leukositosis
( meningkatnya jumlah neutrofil) ( Sandra M,Nettina 2001: 684).
b. Pemeriksaan sputum
Bahan pemeriksaan diperoleh dari batuk yang spontan dan dalam.
Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk kultur serta
tes sensifitas untuk mendeteksi agen infeksius (Barbara C, Long,
1996 : 435)
c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status
asam basa (Sandra M, Nettina, 2001 : 684)
d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia
e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk
mendeteksi antigen mikroba (Sandra M, Nettina 2001 : 684)
2. Pemeriksaan radiologi
a) Rontgenogram thoraks
Menunujukan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada
infeksi
pneumokokal
atau
klebsiella.
Infilrate
multiple
26
2.
3.
4.
5.
K. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
27
Diagnosa keperawatan
Bersihan
jalan
nafas
tidak
efektif
28
b. Auskultasi area paru, catat area penurunan atau / tak ada aliran
udara dan bunyi nafas adventius. Misalnya : krekels atau mengi.
Rasional
jalan
nafas
alami,
membantu
silia
untuk
: Cairan (khususnya
mengeluarkan sekret.
29
jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tidak ada gejala
distress pernafasan
Kriteria Hasil
Berpartisipasi
pada
tindakan
untuk
memaksimalkan oksigenasi
Intervensi
a. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.
Rasional
30
Mencegah
terlalu
lelah
dan
menurunkan
31
Pemberian
menurunkan
keyakinan
dan
komponen
peningkatan
psikologis,
rasa
sehingga
aman
dapat
menurunkan
fungsi paru.
Intervensi
a. Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat
upaya pernafasan, termasuk penggunaan otot bantu/ pelebaran
nasal.
Rasional
32
Rasional
kerja nafas.
f. Berikan humidifier tambahan, misalnya nebulizer.
Rasional
33
4.
Kriteria Hasil
Pemenuhan
kebutuhan
dasar
cairan,
34
Kriteria Hasil
Menunjukan
peningkatan
nafsu
makan,
masalah.
b. Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah, drainase
postural dan sebelum makan.
Rasional
35
6.
Diagnosa keperawatan
Kriteria Hasil
Menurunkan
stress
dan
rangsangan
berlebih.
36
37