Anda di halaman 1dari 5

INFEKSI NEISSERIA GONORRHOEAE

Posted on Februari 24, 2009 by idmgarut

WHO memperkirakan setiap tahun terdapat 350 juta penderita baru PMS (penyakit
menular seksual) di negara berkembang seperti di Afrika, Asia, Asia Tenggara, dan Amerika
Latin. Di negara industri prevalensinya sudah dapat diturunkan, namun di negara berkembang
prevalensi gonore menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. Dalam kaitannya dengan
infeksi HIV/AIDS, United States Bureau of Census pada 1995 mengemukakan bahwa di
daerah yang tinggi prevalensi PMS-nya, ternyata tinggi pula prevalensi HIV/AIDS dan
banyak ditemukan perilaku seksual berisiko tinggi. Kelompok seksual berperilaku berisiko
tinggi antara lain commercial sex workers (CSWs). Berdasarkan jenis kelaminnya, CSWs
digolongkan menjadi female commercial sexual workers (FCSWs) wanita penjaja seks
(WPS) dan male commercial sexuall workers (MCSWs).10
Gonore merupakan penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi di antara penyakit
menular seksual lainnya. Pada pengobatannya terjadi pula perubahan karena sebagian
disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang telah resisiten terhadap penisilin dan
disebut Penicilinase Producing Neisseria gonorrhoeae.4,10
Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang tertinggi dari semua jenis PMS.
Beberapa penelitian di Surabaya, Jakarta, dan Bandung terhadap WPS menunjukkan bahwa
prevalensi gonore berkisar antara 7,4%50%..10
Neisseria gonorrhoeae adalah kuman gram negatif bentuk diplokokus yang
merupakan penyebab infeksi saluran urogenitalis. Kuman ini bersifat fastidious dan untuk
tumbuhnya perlu media yang lengkap serta baik. Akan tetapi, ia juga rentan terhadap
kepanasan dan kekeringan sehingga tidak dapat bertahan hidup lama di luar host-nya.
Penularan umumnya terjadi secara kontak seksual dan masa inkubasi terjadi sekitar 25
hari.1,10

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA INFEKSI GONORRHEA
Definisi
Gonore merupakan penyakit kelamin yang bersifat akut yang pada permulaan keluar nanah
dari orifisium uretra eksternum sesudah melakukan hubungan kelamin. Gonore juga
merupakan infeksi menular seksual tertua yang pernah dilaporkan dalam berbagai
literatur. 1,2,3,4
Etiologi 1,2,4,5,6,9
Penyebab gonore adalah kuman gonokokus yang ditemukan oleh Neisser pada tahun 1879
dan baru diumumkan pada tahun 1882. Kuman tersebut termasuk dalam grup Neisseria dan
dikenal ada 4 spesies yaitu
1. Neisseria gonorrhoeae
2. Neisseria meningitides
3. Neisseria pharyngis
4. Neisseria catarrhalis
N.gonorrhoeaea dan N.meningitidis bersifat pathogen sedangkan yang dua lainnya bersifat
komensalisme.
Neisseria merupakan cocus gram negatif yang biasanya berpasangan. Secara umum ciri-ciri neisseriae
adalah bakteri gram negatif, diplokokus non motil, berdiameter mendekati 0,8 m.
Masing-masing cocci berbentuk ginjal; ketika organisme berpasangan sisi yang cekung
akan berdekatan.Bakteri ini adalah patogen pada manusia dan biasanya ditemukan bergabung atau di
dalam sel polimorfonuklear. Pada gonococci memiliki 70% DNA homolog, tidak memiliki kapsul polisakarida,
memiliki plasmid. Gonococci paling baik tumbuh pada media yang mengandung substansi organik yang
kompleks seperti darah yang dipanaskan, hemin, protein hewan dan dalam ruang udara yang mengandung 5%

CO2. Gonococci hanya memfermentasi glukosa dan berbeda dari neisseriae lain. Gonococcus biasanya
menghasilkan koloni yang lebih kecil dibandingkan neisseria lain.

Patogenesis 1,3,5,6
Gonococci menyerang membran selaput lendir dari saluran genitourinaria, mata, rektum
dan tenggorokan, menghasilkan nanah akut yang mengarah ke invasi jaringan; hal yang diikuti
dengan inflamasi kronis dan fibrosis. Pada pria, biasanya terjadi peradangan uretra, nanah
berwarna kuning dan kental, disertai rasa sakit ketika kencing. Infeksi urethral pada pria dapat
menjadi penyakit tanpa gejala. Pada wanita, infeksi primer terjadi di endoserviks dan menyebar
ke urethra dan vagina, meningkatkan sekresi cairan mukopurulen. Ini dapat berkembang ke tuba
uterina, menyebabkan salpingitis, fibrosis dan obliterasi tuba.
Bakterimia yang disebabkan oleh gonococci mengarah pada lesi kulit (terutama Papula
dan Pustula yang hemoragis) yang terdapat pada tangan, lengan, kaki dan tenosynovitis dan
arthritis bernanah yang biasanya terjadi pada lutut, pergelangan kaki dan tangan. Endocarditis
yang disebabkan oleh gonococci kurang dikenal namun merupakan infeksi yang cukup parah.
Gonococci kadang dapat menyebabkan meningitis dan infeksi pada mata orang dewasa; penyakit
tersebut memiliki manisfestasi yang sama dengan yang disebabkan oleh meningococci.
Gonococci yang menyebabkan infeksi lokal sering peka terhadap serum tetapi
relatif resisten terhadap obat antimikroba. Sebaliknya, gonococci yang masuk ke dalam
aliran darah dan menyebabkan infeksi yang menyebar biasanya resisten terhadap
serum tetapi peka terhadap penisilin dan obat antimikroba lainnya serta berasal dari
auksotipe yang memerlukan arginin, hipoxantin, dan urasil untuk pertumbuhannya
Gejala Klinis 1,5,6,7,8
Masa tunas sangat singkat, pada pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang-kadang
lebih lama dan hal ini disebabkan karena penderita telah mengobati sendiri tetapi dengan
dosis yang tidak cukup atau gejala sangat samar sehingga tidak diperhatikan oleh penderita.
Gejala dan tanda pada pasien laki-laki dapat muncul 2 hari setelah pajanan dan mulai dengan
uretritis, diikuti oleh secret purulen, disuria dan sering berkemih serta malese. Sebagian besar
laki-laki akan memperlihatkan gejala dalam 2 minggu setelah inokulasi oleh organisme ini.
Pada beberapa kasus laki-laki akan segera berobat karena gejala yang mengganggu.
Pada perempuan, gejala dan tanda timbul dalam 7-21 hari, dimulai dengan sekret vagina.
Pada pemeriksaan, serviks yang terinfeksi tampak edematosa dan rapuh dengan drainase
mukopurulen dari ostium. Perempuan yang sedikit atau tidak memperlihatkan gejala menjadi
sumber utama penyebaran infeksi dan beresiko mengalami penyulit. Apabila tidak diobati
maka tanda-tanda infeksi meluas biasanya mulai timbul dalam 10-14 hari. Tempat
penyebaran tersering pada perempuan adalah pada uretra dengan gejala uretritis, disuria, dan
sering berkemih. Pada kelenjar bartholin dan skene menyebabkan pembengkakan dan nyeri.
Infeksi yang menyebar ke daerah endometrium dan tuba falopii menyebabkan perdarahan
abnormal vagina, nyeri panggul dan abdomen dan gejala-gejala PID progresif apabila tidak
diobati.
Infeksi ekstragenital yang bersifat primer atau sekunder lebih sering ditemukan karena
perubahan perilaku seks. Infeksi gonore di faring sering asimtomatik tetapi dapat juga
menyebabkan faringitis dengan eksudat mukopurulen, demam, dan limfadenopati leher.
Infeksi gonore pada perianus biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan gatal ringan atau
menimbulkan ekskoriasi dan nyeri perianus serta sekret mukopurulen yang melapisi tinja dan
dinding rektum.
Secara umum gejala yang biasanya timbul adalah sebagai berikut:
Keluarnya cairan hijau kekuningan dari vagina
Demam
Muntah-muntah

Rasa gatal dan sakit pada anus serta sakit ketika buang air besar, umumnya
terjadi pada wanita dan homoseksual yang melakukan anal seks dengan
pasangan yang terinfeksi
Rasa sakit pada sendi
Munculnya ruam pada telapak tangan
Sakit pada tenggorokan (pada orang yang melakukan oral seks dengan
pasangan yang terinfeksi)
Pada Pria
1. Uretritis
Yang paling sering dijumpai adalah uretritis anterior akut dan dapat menjalar ke proksimal selanjutnya
mengakibatkan komplikasi lokal, asendens dan diseminata. Keluhan subjektif berupa rasa gatal dan panas di
bagian distal uretra di sekitar orifisium uretra eksternum, kemudian disuria, polakisurua, keluar duh tubuh dari
ujung uretra yang terkadang disertai darah dan perasaan nyeri saat ereksi.
2. Tysonitis
Infeksi biasanya terjadi pada penderita dengan preputium yang sangat panjang dan kebersihan yang
kurang baik. Diagnosis dibuat jika ditemukan butir pus atau pembengkakan pada daerah frenulum yang nyeri
tekan. Bila duktus tertutup akan timbul abses dan merupakan sumber infeksi laten.
Tysonitis
3. Prostatitis
Prostatitis ditandai dengan perasaan tidak enak pada daerah perineum dan suprapubis, malese, demam,
nyeri kencing sampai hematuri, spasme otot uretra sehingga terjadi retensi urin, tenesmus ani, sulit buang air
besar dan obstipasi. Bila prostatitis menjadi kronik gejalanya ringan dan intermiten, tetapi kadang-kadang
menetap. Terasa tidak enak pada perineum bagian dalam dan rasa tidak enak bila duduk terlalu lama.
Pada Wanita
1. Uretritis
Gejala utama ialah disuria terkadang poliuria. Pada pemeriksaan, orifisium uretra eksternum tampak
merah, edematosa dan terdapat sekret mukopurulen.
2. Bartholinitis
Labium mayor pada sisi yang terkena membengkak, merah, dan nyeri tekan. Kelenjar bartholin
membengkak, terasa nyeri sekali bila penderita berjalan dan penderita sukar duduk. Bila saluran
kelenjar tersumbat dapat timbul abses dan dapat pecah melalui mukosa atau kulit. Kalau tidak diobati dapat
menjadi rekuren atau menjadi kista.
Bartholinitis
5,6
Komplikasi

Apabila gonorrhea tidak diobati, bakteri dapat menyebar ke aliran darah dan mengenai
sendi, katup jantung atau otak. Konsekuensi yang paling umum dari gonorrhea adalah
Pelvic Inflammatory Disease (PID), yaitu infeksi serius pada organ reproduksi wanita,
yang dapat menyebabkan infertilitas. Selain itu, kerusakan yang terjadi dapat
menghambat perjalanan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim. Apabila ini terjadi,
sebagai akibatnya sel telur ini berkembang biak di dalam saluran falopii atau yang
disebut kehamilan di luar kandungan, suatu hal yang dapat mengancam nyawa sang ibu
apabila tidak terdeteksi secara dini.
Seorang wanita yang terinfeksi dapat menularkan penyakitnya kepada bayinya
ketika sang bayi melalui jalan lahir. Pada kebanyakan kasus dimana Ibu mengidap
gonorrhea, mata bayi ditetesi obat untuk mencegah infeksi gonococcus yang dapat
menyebabkan kebutaan. Karena adanya resiko infeksi Ibu dan bayi, biasanya dokter
menyarankan agar ibu hamil menjalani tes gonorrhea setidaknya sekali selama
kehamilannya. Sedangkan pada pria, apabila tidak ditangani secara serius gonorrhea
dapat menyebabkan impotensi.
Diagnosis 1

Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yang terdiri dari
beberapa tahapan yaitu :
a. Sediaan langsung
Pada sediaan langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan gonokokus gram negatif. Bahan duh
diambil di daerah fosa navicularis pada pria sedangkan pada wanita diambil dari uretra, muara kelenjar
bartholin, serviks dan rektum.
b. Kultur.
Identifikasi perlu dilakukan dengan dua macam media yang dapat digunakan yaitu media transport
seperti Media Stuart dan Media Transgrow. Kemudian Media pertumbuhan seperti Media Mc Leods
chocolate agar, Media Thayer Martin dan Media Modified Thayer Martin Agar .
c. Tes Definitif
1. Tes oksidasi, semua Neisseria member hasil positif dengan perubahan warna koloni yang semula
bening berubah menjadi merah muda sampai merah lembayung.
2. Tes Fermentasi. Tes oksidasi positif dilanjutkan dengan tes fermentasi memakai glukosa.
d. Tes Beta Laktamase
Pemeriksaan beta laktamase dengan menggunakan cefinase TM disc. BBL 961192 yang mengandung
chromogenic cephalosporin, akan menyebabkan perubahan warna dari kuning menjadi merah apabila
kuman mengandung enzim beta laktamase.
e. Tes Thomson
Tes ini berguna untuk mengetahui sampai di mana infeksi sudah berlangsung. Tes ini memerlukan
syarat yaitu :
1. Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi.
2. Urin dibagi dalam dua gelas.
3. Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke gelas II.
Pengobatan 1,5,6
Pada semua tipe gonorrhea, pengobatan harus dilakukan dengan tindak lanjut yang berulang, termasuk
pembiakan dari tempat yang terkena. Karena penyakit-penyakit yang ditularkan secara seksual lainnya dapat
diperoleh pada saat yang sama, langkah-langkah diagnostic yang cocok juga harus dilakukan.

Karena penggunaan penicillin yang sudah meluas, resistensi gonococci terhadap


penicillin juga meningkat, namun karena seleksi dari kromosom yang bermutasi, maka
banyak strain membutuhkan penicillin G dalam konsentrasi tinggi yang dapat
menghambat pertumbuhan gonococci tersebut (MIC 2g/mL). N. Gonorrhea yang
memproduksi penicillinase (PPNG, Penicillinase Producing N. gonorrhea) juga
meningkat secara meluas. Resistensi terhadap tetracycline (MIC 2g/mL) secara
kromosomal sering ditemui, dengan 40% atau lebih gonococci yang resisten pada
tingkat ini. Tingkat resistensi yang tinggi terhadap tetracycline (MIC 32g/mL) juga
terjadi. Resistensi terhadap spectinomycin seperti halnya resistensi terhadap
antimikroba lain Pelayanan Kesehatan Masyarakat AS merekomendasikan untuk
mengobati infeksi genital yang bukan komplikasi dengan ceftriaxone 125mg secara
intramuskular dengan dosis sekali pakai. Terapi tambahan dengan doxycycline 100mg 2
kali sehari selama 7 hari(per oral) direkomendasikan untuk infeksi concomitant
chlamydia; erythromycin 500mg 4x sehari selama 7 hari (per oral) sebagai pengganti
doxycycline bagi wanita hamil. Modifikasi dari terapi-terapi ini direkomendasikan untuk
jenis infeksi N. gonorrhea yang lain.
Penggunaan sefalosporin generasi ke-3 dalam hal ini seperti seftriakson cukup efektif dengan dosis 250 mg
i.m dan sefoperazon dengan dosis 0,5 sam 1 gram secara i.m.
Dari golongan kuinolon obat yang menjadi pilihan adalah ofloksazin 400 mg, siprofloksazin 250-500 mg dan
norfloksasin 800 mg secara oral.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Penyakit gonore merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh kuman Neisseria gonorrhoeae. Di Indonesia, infeksi gonore menempati urutan yang
tertinggi dari semua jenis PMS (penyakit menular seksual.
Karena gonorrhea ini sangat menular namun seringkali tidak menampakkan gejalagejala khusus. Seseorang yang pernah melakukan hubungan seks dengan lebih dari satu
pasangan sebaiknya memeriksakan dirinya dengan teratur.
Penggunaan kondom dapat mencegah penularan. Selain itu perlu terus waspada,
karena sekali seseorang terinfeksi, tidak berarti selanjutnya ia menjadi kebal atau imun.
Banyak orang terserang gonorrhea ini lebih dari sekali.
Pencegahan jauh lebih baik dan lebih mudah dibandingkan dengan pengobatan.
Perlu di tinjau kembali perilaku seksual sekarang, dan segera meninggalkan
perilaku seks yang beresiko dan tidak bertanggung jawab. Hindarilah berganti
pasangan. Kemudian bersikap setia terhadap pasangan juga merupakan tindakan yang
baik untuk pencegahan penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai