Anda di halaman 1dari 17

MODUL : 5

PROSES
PENGENDAPAN/
SEDIMENTASI
Ir. Arianto Dipl.SE, MT

PROSES PENGENDAPAN/ SEDIMENTATION


1/13

I.TEORI
Pengendapan adalah proses penjernihan air dengan memisahkan
kotoran/ partikel yang terkandung dari dalam air dari airnya. Partikel
yang memiliki berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan
tenggelam dan mengendap didasar bak. Partikel yang memiliki berat
jenis yang sama dengan berat jenis air akan melayang. Sedangkan
partikel yang memiliki berat jenis lebih kecil dari berat jenis air akan
mengambang

ALIRAN HORIZONTAL

ALIRAN VERTIKAL

Bak pengendap memiliki dua macam jenis aliran yaitu bak


pengendap dengan aliran horizontal dan bak pengendap dengan
aliran vertikal.

ZONA PADA BAK PENGENDAP


Bak pengendap akan terdiri dari 4 zona, yaitu zona inlet, zona outlet,
zona pengendap dan zona pengumpul lumpur
Zona inlet berfungsi untuk meratakan aliran yang masuk ke bak
pengedap sehingga tidak terjadi peristiwa short circuit pada bak
pengendap yang dapat mengganggu proses pengendapan flocc
2/13

Zona outlet berfungsi untuk meratakan aliran yang keluar dari bak
pengedap sehingga tidak terjadi peristiwa short circuit pada bak
pengendap yang dapat mengganggu proses pengendapan flocc
Zona pengendap berfungsi untuk mengendapkan flocc yang telah
terbentuk pada unit pengadukan lambat. Zona pengendap harus
memiliki beban permukaan So (So = Q/A, dimana Q = kapasitas
aliran dalam m3/dt, A = luas permukaan bak dalam m 2) yang lebih
kecil dari kecepatan endap Flocc S. Kecepatan endap flocc S = 0,3
0,8 m/jam
Zona pengumpul lumpur berfungsi untuk mengumpulkan lumpur
yang diendapkan pada bak pengendap, sebelum dikuras pada
periode waktu tertentu. Untuk kekeruhan sebesar < 400 NTU, dapat
digunakan nilai kadar lumpur dari flocc yang akan diendapkan
sebesar 1% dari total produksi airnya. Untuk kekeruhan sebesar
antara 400 800 NTU, dapat digunakan nilai kadar lumpur dari flocc
yang akan diendapkan sebesar 2% dari total produksi airnya

3/13

ZONA PADA BAK PENGENDAP DENGAN ALIRAN VERTIKAL


qo = Q/n ; n = Jumlah
Vo = Q/A

q
o

lubang

qo

JENIS PARTIKEL
Jenis partikel yang akan diendapkan pada bak pengendap dapat
terdiri dari dua macam jenis yaitu sebagai berikut :
Discrete Partikel : Partikel yang pada proses pengendapan tidak
mengalami
perubahan pada ukuran, bentuk dan berat
Flocculent Partikel : Partikel yang pada proses pengendapan
mengalami
perubahan pada ukuran, bentuk
4/13

dan berat akibat penggabungan antara dua atau lebih jumlah


partikel sehingga memiliki kecepatan endap yang lebih besar

t0

t1

t2

PENGENDAPAN PARTIKEL DISCRETE

t0

t1

t2

PENGENDAPAN PARTIKEL FLOCCULENT

PROSES PENGENDAPAN PADA BAK PENGENDAP

So = Beban Permukaan (m/jam)

5/13

DIMENSI PRAKTIS BAK PENGENDAP ALIRAN HORIZONTAL


H = 1/12 x L0,8

B : L = 1 : 6 -10

T = 2 3 jam ; H = 2 4 m
L

A = Luas Permukaan (m2)

6/13

KEADAAN YANG DAPAT


PENGENDAPAN :

MENGURANGI

EFISIENSI

PROSES

Adanya aliran yang bergolak (turbulen) :


Divinisi : Aliran turbulen adalah yang memiliki alur aliran yang saling
berpotongan dengan arah yang tidak sama

Bak pengendap yang memiliki luas penampang melintang terhadap


aliran airnya lebih besar akan memiliki aliran yang lebih turbulen
dibandingkan dengan yang memiliki luas penampang melintang
yang lebih kecil. Aliran air yang memiliki nilai turbulensi lebih tinggi
akan memiliki efisiensi pengendapan lebih kecil dibandingkan
dengan yang memiliki nilai turbulensi lebih rendah
Mengukur turbulensi aliran dengan rumus Renold Number (Re)
Re = Vo R/ , dimana : Vo = Kecept Aliran (m/jam),
R = jari-jari penampang basah; Untuk aliran horizontal R = BH /
(B+2H); Untuk aliran vertikal R = BL/ 2(B + L), dimana B = lebar bak
(m); H = Tinggi Bak (m); L = panjang bak (m)
= Viskositas Kinematis (0,89 x 10-6 m2/dt), untuk temperatur 25o C
Re > 2000 :
Aliran Turbulen
Akibat aliran yang tidak stabil :
Divinisi :
- Aliran Laminer adalah aliran air yang memiliki alur yang sejajar
dengan arah yang sama

7/13

Aliran Stabil adalah aliran air yang memilki alur yang sejajar
dengan arah yang sama disepanjang aliran

Bak pengendap yang memiliki aliran yang makin stabil akan


mengasilkan proses pengendapan dengan efisiensi yang makin
besar
Mengukur kestabilan aliran dengan rumus Froude Number (Fr)
Fr = Vo2/ g. R, dimana :
Vo = Kecept Aliran (m/jam)
g = Gravitasi (9,81 m/dt2)
R = jari-jari penampang basah; Untuk aliran horizontal R = BH /
(B+2H); Untuk aliran vertikal R = BL/ 2(B + L), dimana B = lebar bak
(m); H = Tinggi Bak (m); L = panjang bak (m)
Fr < 10-5 = Aliran tidak stabil
Akibat adanya aliran Short- Circuit :

Angin

Short Circuit

Aliran
short
circuit
dapat terjadi akibat dari adanya hembusan angin atau aliran yang
tidak merata di zona inlet atau zona outlet

8/13

Short Circuit

Aliran di Inlet
tidak merata

Pengaruh Sinar Matahari :


Akibat pancaran sinar matahari diatas permukaan bak pengendap
akan menyebabkan dua hal yaitu :

Sinar
Matahari
Suhu Hangat

Suhu Dingin

Pada malam hari, suhu air yang berada


di bak pengendap, akan memiliki temperatur yang relatif lebih
rendah dibandingkan pada siang hari. Pada saat siang hari dimana
permukaan air di bak pengendap memiliki temperatur yang lebih
tinggi dibandingkan dibagian bawah bak akibat sinar matahari,
akan mengalami aliran arus air dari yang bersuhu lebih hangat ke
tempat yang bersuhu lebih dingin. Arus air yang terjadi tersebut
akan dapat membawa flocc dari dasar bak menuju permukaan.

9/13

Pada malam hari dimana air di bak pengendap memiliki suhu yang
dingin, maka jumlah oksigen terlarut (DO) di dalam air secara
alami akan lebih besar dibandingkan pada suhu yang lebih hangat.
Pada siang hari dimana air di bak pengendap menjadi lebih hangat
akibat terpengaruh sinar matahari, maka air akan mengeluarkan
sejumlah oksigen yang terlarut yang berbentuk gelembung udara.
Gelembung-gelembung udara yang terbentuk akibat air
melepaskan sejumlah kandungan oksigen yang terlarut akan
dapat membawa flocc-flocc yang akan mengendap ke permukaan
bak.

Sinar
Matahari

Gelembung
udara

Jumlah Oksigen Terlarut/ Dessolved Oksigen (DO) (mg/lt) :


Temperat
ur

Tingkat Salinitas (g/lt)


0
10
15
10/13

C
0
5
10
15
20
25
30
40

14,6
12,76
11,28
10,07
9,08
8,25
7,54
6,41

13,64
11,94
10,58
9,47
8,56
7,79
7,14
6,09

13,18
11,56
10,25
9,19
8,31
7,57
6,94
5,94

KECEPATAN ENDAP PARTIKEL


Besarnya kecepatan endap partikel/ flocc (Vo) merupakan suatu nilai yang
pokok bagi perencanaan bak pengendap, terutama yang menggunakan
jenis aliran vertikal. Untuk bak pengendap dengan jenis aliran vertikal
berlaku :
Apabila So < Vo , maka partikel/ flocc akan mengendap.
Apabila So = Vo, maka partikel/ flocc akan melayang
Apabila So > Vo, maka partikel tidak akan ngendap
Dimana : So = beban permukaan bak pengendap = Q/A (m/jam); Vo =
kecepatan endap partikel (m/jam)
Berdasarkan buku referensi Internasional (Fair & Geyer, Metcalf & Eddy,
JWWA, AWWA dan Degremont), kecepatan endap partikel/ flocc dapat
menggunakan nilai antara 0,3 0,8 m/jam
Besar kecepatan endap partikel secara umum dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

TABEL KECEPATAN ENDAP PARTIKEL

11/13

DIAMETER
PARTIKEL

KECEPATAN ENDAP

BERAT
JENIS

(mm)

(cm/dt, 10o
C)

(m/jam
)

(ton/m3)

0.3

3.2

115.2

2.65

0.2

2.1

75.6

2.65

0.15

1.5

54

2.65

0.1

0.8

28.8

2.65

0.08

0.6

21.6

2.65

0.02

0.02

0.72

1.03

0.018

0.015

0.54

1.03

0.015

0.012

0.43

1.03

0.01

0.01

0.36

1.03

0.00001

0.0003
6

1.03

JENIS
PARTIKEL

PASIR

FLOCK

0.0001

COLLOID

PLAT PENGENDAP

12/13

Plat pengendap dapat digunakan untuk memperbesar luas


permukaan bak pengendap, yang berarti memperkecil beban
permukaan yang digunakan oleh bak pengendap. Plat pengendap
terdiri dari plat-plat tipis yang disusun membentuk sudut tertentu,
berjarak W tertentu, dengan ketebalan plat t tertentu, dan memiliki
ketinggian tegak H tertentu. Perhitungan plat pengendap mengikuti
diagram dibawah ini :

Apabila So merupakan beban permukaan bak pengendap tanpa plat


pengendap, sedangkan So merupakan beban permukaan bak
pengendap dengan plat pengendap
Dengan menggunakan diagram plat pengendap yang digambarkan
diatas, maka akan dihasilkan rumus sebagai berikut :
-

Untuk sudut kemiringan plat > 50o ; So = So (W + t)/ (H Cos +


W)
Untuk sudut kemiringan plat < 50o ; So = So (W + t)/ (H Cos W)
Untuk sudut kemiringan plat = 50o ; So = So (W + t)/ (H Cos W/2)
Dimana :
So = Beban permukaan bak pengendap tanpa plat pengendap
(m/jam)
So = Kecepatan endap partikel dengan menggunakan plat
pengendap (m/jam)
W = jarak antara plat pengendap (m)
t = Tebal plat pengendap (m)
H = Tinggi tegak plat pengendap (m)
13/13

= Sudut kemiringan plat pengendap

Contoh :
Misalkan digunakan nilai-nilai :
-

II.

Beban permukaan tanpa plat pengendap So = 3 m/jam ; W =


0,05 m ; t = 0,001 ;
H = 1 m ; = 60o
Maka beban permukaan setelah menggunakan plat pengendap So
= 3 (0,05 + 0,001) / (1 x Cos 60 o + 0,05) = 0,27 m/jam. Besar
beban permukaan dengan plat pengendap ini harus lebih kecil dari
kecepatan endap partikel Vo

CONTOH PERHITUNGAN :
Bak pengendap dengan aliran vertikal
A. Zona Pengendap :
Misalkan akan dihitung unit bak pengendap untuk kapasitas Q = 20
l/d = 72 m3/jam
- Panjang Bak Pengendap = 4 m
- Lebar bak pengendap = 4,5 m
- Luas permukaan bak = 18 m2
- Beban permukaan So = Q/A = 72/18 = 4 m/jam
Digunakan Plat Settler dengan spesifikasi sbb :
- Jarak antar plat W = 5 cm = 0,05 m
- Tebal plat t = 1 mm = 0,001 m
- Tinggi tegak plat H = 1 m
- Sudut miring plat = 60o

Perhitungan kecepatan
menggunakan rumus :

endap

partikel

di

plat

settler

So

So = So (W + t) / (H Cos 60o + W)
So = 4 (0,05 + 0,001) /( 0,55) = 0,37 m/jam < Keceptana endap
partikel, sehingga flocc akan dapat mengendap dengan baik
B. Zona Pengumpul Lumpur :
Volume zona pengumpul lumpur yang terletak di bawah plat
pengendap dapat dihitung dengan asumsi sebagai berikut :
-

Besar kekeruhan rata-rata = 400 NTU


Kadar lumpur Flocc = 1% dari total produksi airnya
Luas permukaan ruang lumpur A = 18 m2
Periode waktu pengurasan lumpur = 3 hari
Jumlah lumpur yang diproduksi dalam 3 hari = Q x 3 x 24 x 1% =
51,84 m3
Tinggi ruang lumpur yang dibutuhkan H = 51,84/ 18 = 2,88 m
14/13

C. Zona Inlet
Zona inlet menggunakan pipa header. Aliran air dari pipa inlet harus
dapat menghasilkan G < 10 1/dt
Hazen William : H = 0,54 (Q x L0,54/(0,278 x 120 x D2,63)
Apabila digunakan pipa dengan diameter D = 0,6 m, panjang pipa L
= 4,5 m, maka H = 0,0051 m dan
Volume pipa C = x x D2 x 4,5 = 1,27 m3
G2 = H.Q/(.C) = 0,0051 x 0,02/(0,89 x 10-6 x 1,27) = 91,465
G = 9,56 1/dt , < 10 1/dt

Q
q = Q/n
n = Jumlah lubang

D. Zona Outlet

15/13

III.

Zona outlet unit pengendap menggunakan beberapa talang/ parit/


gutter pengumpul, dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Tinggi parit = 0,2 m
- Lebar parit = 0,3 m
- Panjang parit = 3,1 m
- Jumlah parit = 10 bh
- Kapasitas aliran air pada 1 buah parit = 0,005 m3/dt
- Kemiringan muka air di dalam parit = 3%
- Kehilangan tekanan di parit = 3,1 x 0,03 = 0,054 m
- Kecepatan aliran di dalam parit V = (H x 2g) 0,5 = (0,054 x 2 x
9,81)0.5 = 1,35 m/dt
- Luas penampang tegak aliran air di parit A = Q/V = 0,005 / 1,03 =
0,0037 m2
- Tinggi air di dalam parit H = A/ B = 0,0037/ 0,3 = 0,01234 m
(tinggi parit sebesar 0,2 m adalah cukup untuk menampung aliran
air yang dikumpulkan di parit)
CARA PENGOPERASIAN
Pada saat pengoperasian IPA, yang perlu diperhatikan pada bak
pengendap adalah keadaan air di atas permukaan bak pengendap
yang akan dialirkan ke unit saringan pasir cepat harus terlihat sangat
jernih. Apabila terlihat banyak Flocc yang melayang dari dasar bak
pengendap di permukaan air bak pengendap, maka kemungkinan
yang telah terjadi adalah :
1. Karena adanya jumlah lumpur yang terkumpul di ruang lumpur
dibawah bak pengendap telah melampaui kapasitas ruang lumpur
yang tersedia. Untuk mengatasi hal tersebut maka lumpur yang
terkumpul pada ruang lumpur bak pengendap harus segera
dibuang
2. Karena adanya Flocc yang berada di dasar bak pengendap
terbawa arus air hingga ke permukaan, yang terjadi akibat adanya
perbedaan temperatur antara air di bagian bawah dan dibagian
atas bak pengendap. Untuk mengatasi hal ini diperlukan
pembuatan atap penutup diatas bak pengendap
3. Karena adana flocc yang berada di dasar bak pengendap terbawa
oleh munculnya gelembung-gelembung air akibat pelepasan
oksigen terlarut di air karena terjadi perubahan suhu yang
mendadak, yaitu karena pengaruh sinar matahari pada pagi hari
menjelang siang. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pembuatan
atap penutup diatas bak pengendap

IV.

CARA PERAWATAN
Untuk perawatan bak pengendap perlu dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
16/13

Lakukan pengurasan lumpur dengan periode 1 hari atau lebih


sesuai dengan besar daya tampung zona lumpur pada bak
pengendap masing-masing. Untuk mengetahui kapan waktunya
pengurasan bak pengendap harus dilakukan adalah apabila telah
terlihat adanya lapisan lumpur yang naik dari bawah yaitu dari
kantong lumpur dan berada di sela-sela plat settler dan mendekati
saluran pengumpul yang menuju unit saringan pasir cepat.
Pembuangan lumpur dari bak pengendap dilakukan dengan cara
membuka Gate Valve penguras lumpur. Gate valve yang
digunakan berjenis Butterfly yang dapat dibuka secara penuh
dengan memutar putaran secara langsung. Pembukaan Gate
Valve secara langsung perlu dilakukan agar ketinggian air yang
maksimum yang ada dapat digunakan secara cepat untuk
mendapatkan tenaga penguras yang maksimum
Proses pengurasan lumpur dapat dikatakan telah cukup apabila air
yang keluar dari bak pengendap telah terlihat jernih
Pada saat pengurasan lumpur dilakukan, sebaiknya plat
pengendap juga dibersihkan dari lumpur yang tersisa dengan cara
menyemprotkan air bersih pada sela-sela plat pengendap dengan
menggunakan pompa dengan tekanan yang cukup besar

17/13

Anda mungkin juga menyukai