Paparan Ofyar Z Tamin - Balitbanghub FGD 13032015
Paparan Ofyar Z Tamin - Balitbanghub FGD 13032015
PENDAHULUAN
KONEKTIVITAS NASIONAL :
- TIDAK BISA
MENGGUNAKAN SINGLE
MODE
- HARUS MENGGUNAKAN
ANGKUTAN MULTIMODA
KONEKTIVITAS NASIONAL :
DIBUTUHKAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA YANG TERINTEGRASI
Menghubungkan pusat-pusat
pertumbuhan
Memperluas
pertumbuhan dengan
menghubungkan wilayah
melalui inter-modal
supply chain systems
Menghubungkan daerah
tertinggal dengan pusat
pertumbuhan
Jakarta
Makassar
Maluku
Sulawesi
Makassar
Mencapai pertumbuhan
inklusif
Papua
Kendari
Makassar
Ambon
Manado
Integrasi ekonomi adalah cara terbaik untuk mendapatkan manfaat langsung dari konsentrasi produksi dan
manfaat jangka panjangkonvergensi standar hidup
Kota
Kota
Town
Town
Asia
Pulau
Town
Town
Kota
Kota
Town
Gerbang
Internasional
Indonesia
Town
Kota
Kota
Pulau
Town
Town
Europe
Kota
Kota
Town
Town
Town
Kota
Town
America
Pulau
Dalam
PusatEkonomi
(urban)
Intra-island
Konektivitas LOKAL
Inter-island
2
Konektivitas NATIONAL
International
3
Konektivitas GLOBAL
Tingginya disparitas
Harga dan Pelayanan
Disparitas Harga Bahan Pokok (e.g.Harga minyak goreng di NTT 3 kali dari
Jawa, Harga semen di Papua 15-20 kali dari Jawa
Frekuensi pelayanan perhubungan dan kualitasnya tidak merata, kawasan
KTI realtif tertinggal
Akselerasi
penanggulangan
kemiskinan
Peningkatan
Daya Saing
BIDANG
PERMASALAHAN
Jalan dan KA
Minimnya pemeliharaan
Tidak adanya ruas/jalur baru
Lambatnya pertumbuhan kapasitas
jalan strategis (arteri dan jalan tol)
Transportasi
Laut
Transportasi
Udara
Daya Saing
Kualitas
Transportasi
Udara
Infrastruktur
Secara
Keseluruhan
Kualitas
Jalan KA
55
52
80
Kualitas
Pelabuhan
103
Kualitas
Jalan
83
82
Peringkat
Daya Saing
Indonesia Rendah
TANTANGAN :
SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL
RENCANA INDUK
PERAN :
Pembangunan & pengembangan infrastruktur transportasi
agar terencana, terintegrasi, tepat guna, efisien dan efektif
membutuhkan kerangka dasar rencana pembangunan/
pengembangan yang diwujudkan dalam suatu Rencana
Induk.
FUNGSI :
Rencana induk transportasi nasional merupakan arah dan
kebijakan transportasi (dan/atau suatu prasarana
transportasi) pada tataran nasional, yang penyusunannya
diperintahkan dalam undang-undang transportasi
TATANAN
TRANSPORTASI
POTENSI
MASTER
PLAN /
RENCANA
INDUK
TATARAN
TRANSPORTASI
(DEMAND)
KETERPADUAN
18
23
24
25
27
29
30
31
33
36
37
38
KONSEP KETERPADUAN/INTEGRASI
RENCANA INDUK TRANSPORTASI
UNDANG-UNDANG TRANSPORTASI
UNDANG-UNDANG KERUANGAN
TATARAN TRANSPORTASI
1. TATARAN
TRANSPORTASI
NASIONAL
(TATRANAS)
2. TATARAN
TRANSPORTASI
WILAYAH (TATRAWIL)
MODA TRANSPORTASI
TERPADU/
TERINTEGRASI
3. TATARAN
TRANSPORTASI
LOKAL (TATRALOK)
BLUE PRINT /
RENCANA INDUK
TRANSPORTASI:
1.
JALAN;
2.
PERKERETAAPI
AN;
3.
PELAYARAN;
4.
PENERBANGAN.
KELEMBAGAAN
41
INTEGRASI JARINGAN
43
INTEGRASI FUNGSI
44
PRA FS
STUDI
KELAYAKAN
BED / DED
AMDAL
TAHAP
KONSTRUKSI
TAHAP
OPERASI
MONITORING
DAN
EVALUASI
45
INTEGRASI PEMBIAYAAN
46
INTEGRASI KELEMBAGAAN:
JABODETABEK
47
INTEGRASI
JARINGAN
(PRASARANA
DAN PELAYANAN)
INTEGRASI
PELAKSANAAN
(OPERASI)
SINERGI
INTEGRASI
FUNGSI
INTEGRASI
KELEMBAGAAN
INTEGRASI
PEMBIAYAAN
INTEGRASI RENCANA
INDUK
48
TERIMA KASIH