Anda di halaman 1dari 20

BAB II ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

2.1 PENGERTIAN ORGANISASI


Organisasi adalah suatu mekanisme pembagian kerja dan kerjasama
dari orang yang berhimpun untuk menjalankan kegiatan produksi. Pada
umumnya pelaksanaan operasi penambangan dapat menggunakan 2 (dua)
altemative pola kerja yang akan dikaji yaitu :
1. Seluruh kegiatan penambangan dikerjakan sendiri (altematif pola kerja
I).
2. Seluruh kegiatan operasi penambangan dikerjakan oleh kontraktor atau
subkontraktor (alternatif pola kerja II).
Pada alternatif pola kerja I, konsekuensinya akan banyak tenaga kerja yang
diserap oleh perusahaan pemilik. Sebaliknya pada alternatif kedua perusahaan
pemilik hanya mempekerjakan sedikit tenaga kerja, tetapi perusahaan jasa
kontraktor/ sub kontraktor yang memiliki tenaga kerja yang lebih banyak.
Tenaga kerja kontraktor maupun sub kontraktor harus tunduk pada peraturanperaturan yang dikeluarkan oleh perusahaan pemilik (owner) karena owner
bertanggung jawab terhadap seluruh aktifitas kegitan di perusahaan tambang.
2.2 MACAM - MACAM ORGANISASI
Macam organisasi didasarkan pada sifat dan misi organisasi. Sifat
organisasi ada didasarkan formal dan non formal, organisasi formal organisasi
yang ditetapkan oleh pemerintah atau badan hukum, organisasi non-formal
adalah organisasi yang dibentuk oleh kelompok masyarakat contoh organisasi
arisan RT...dll contoh organisasi formal contohnya dalam perguruan tinggi
seperti BEM, atau dalam organisasi. Yang membedakan formal dan non formal
adalah orientasinya. Ada yang berorientasi profit dan ada yang berorientasi
sosial (PKK).
Organisasi yang didasrakan pada misinya ada yang bermisi profit
oriented (bisnis) contohnya wiraswasta(perusahaan tambang) dan non profit
(sosial) contoh PMI (palang merah indonesia).

2.3 MEKANISME ORGANISASI


Suatu organisasi umumnya terdiri dari tiga dimensi pokok, yaitu
struktur, sistem dan pengelolaan. Struktur organisasi adalah bentuk paduan
pola pembagian kerja vertikal (spesialisasi tingkat) dan pola pembagian kerja
horizontal (spesialisasi fungsional). Sistem adalah aturan main untuk
mengoperasikan suatu organisasi. Sedangkan pengelolaan adalah pola
menjalankan struktur organisasi dan sistem operasi.
Suatu organisasi dapat dikatakan sebagai mekanisme pemusatan dan
pembagian kekuasaan di satu sisi (terlihat pada hubungan vertikal), dan juga
sebagai mekanisme pemusatan dan pembagian fungsi sisi yang lain (terlihat
pada hubungan horizontal). Pembagian kerja vertikal dalam organisasi
menunjukkan pemberian kekuasaan yang lebih tinggi pada anggota yang
berposisi lebih tinggi dibandingkan dengan yang berposisi dibawahnya.
Pelaksanaan kegiatan penambangan akan direncanakan secara
sederhana, namun setiap divisi memiliki wewenang untuk menjamin
kelancaran kegiatan penambangan secara teknis dan non teknis.
Organisasi penambangan dipimpin oleh seorang Manajer Tambang
yang bertanggung jawab pada Direksi. Manajer Tambang atau Kepala Teknik
Tambang merupakan pimpinan tertinggi di lokasi penambangan, yang
membawahi 5 (lima) divisi organisasi yaitu : Divisi Perencanaan, Divisi
Operasi Tambang, Divisi Pengolahan, Divisi Perawatan dan Lingkungan serta
Divisi Administrasi dan Keuangan. Setiap divisi akan didukung oleh beberapa
staf untuk kelancaran pekerjaan. Struktur organisasi alternatif pola kerja dapat
dilihat pada gambar 2.1.
Fungsi setiap bagian secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Divisi Perencanaan
Divisi

perencanaan

membantu

tugas-tugas

manajer

dan

bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang, laporan produksi


harian/mingguan/bulanan, penentuan sasaran produksi, kualitas produk.
Divisi ini bertanggung jawab pada perencanaan tambang baik jangka
pendek maupun jangka panjang.

2. Divisi Operasi Tambang


Divisi ini terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu bagian eksplorasi
yang bertugas melakukan eksplorasi dibantu oleh para staf dan bagian
penambangan

yang

bertanggung

jawab

pada

pembongkaran,

pengangkutan dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu sendiri.
3. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai pengendali mutu
yang mempunyai fungsi menganalisis bahan galian yang akan diolah.
4. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap :
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negatif yang timbul karena operasi
tambang, mengontrol, reklamasi dan penghijauan daerah tambang.
c. Perawatan kendaraan ringan dan alat-alat berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan.
5. Divisi Administrasi dan Keuangan
Divisi ini membantu manajer dan bertanggung jawab terhadap
kegiatan- kegiatan yang mendukung operasi tambang, antara lain :
a. Keuangan dan pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat menyurat
c. Personalia dan umum
d. Security / satpam
e. Hubungan kepada masyarakat dan pemerintah setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja

2.4 STRUKTUR ORGANISASI


Yang ditunjukkan pada tabel diatas adalah gambaran struktur organisasi. Struktur
organisasi ada yang berupa matriks ada yang berupa linear gambar diatas adalah
struktur organisasi linear, gambar berikut adalah Struktur organisasi matriks.

Yang membedakan antara organisasi matriks dan organisasi linear adalah jalur
komando/perintah. Perintah bisa didasarkan pada struktur/intruksi atau bisa
didasarkan pada fungsional (matriks).
2.4.1

Tanggung Jawab Pekerjaan, Rentang Kendali Pekerjaan


(Span Of Control)

Untuk mengetahui hal tersebut maka akan dijelaskan mengenai:


2.4.1.1

JOB DESCRIPTION (URAIAN KERJA)

Job deseription adalah elemen penting dalam struktur organisasi. Formatnya


sangat bergantung pada posisi didalam struktur organisasi ( Manager,
Vic.Manager) .Dapat digunakan untuk :

Pelamar kerja, sebagai panduan penilaian dan penjelasan tentang ruang


lingkup dan tanggung jawab pekerjaan untuk pelamar.

Analisis Organisasi, dalam menentukan uraian perkerjaan yang


berhubungan dengan akuntabilitas dan responsibiltas.

Teknik Perencanaan, dalam mempersiapkan susunan pekerjaan, yang


lebih spesifik.

Hubungan antar pekerja, didalam menyelesaikan pertanyaan mengenai


pekerjaan yang tumpang tindih dengan sistem pembayaran dan
persetujuan mengenai tanggung jawab.

K3(Kesehatan Keselamatan Kerja), didalam mengidentifikasi operasional


yang berbahaya, dan pembangunan sarana penyelamatan dan standar
pencegahan.

Pengembangan Manajemen, di dalam menentukan kebutuhan yang


berhubungan dengan potensial dan jenis pekerjaan para pekerja lama.

2.4.1.2

PROSEDUR STANDAR SOP (STANDART OPERATING

PROCEDURE) PENGGUNAAN SARANA DAN PRASARANA


PERTAMBANGAN
Proses pada suatu pekerjaan harus dirancang dan dikembangkan.
Kesalahan prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan tidak dirancang
dengan baik dan dapat menimbulkan kecelakaan atau kerusakan. Untuk itu
perlu dibuat suatu prosedur tetap yang bersifat standar sehingga siapapun,
kapanpun dan dimanapun pada saat dilakukan langkah-langkahnya tidak
berubah.
Langkah-langkah kerja yang tertib ini disebut SOP (standard operating
procedures). Lembaga atau perusahaan yang besar umumnya telah memakai
SOP dalam melaksanakan tugas. SOP merupakan hasil fmalisasi dan
kesempurnaan prosedur kerja. Dengan adanya SOP diharapkan pekerjaan
dapat terlaksana dengan baik, tepat waktu, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pada

suatu

SOP akan

tergambar

identifikasi,

pengendalian,

kemampuan selusur, konsistensi, dan akuntabilitas. Suatu SOP hendaklah


mempunyai format sebagai berikut:

Nama lembaga
Nama selain pada kop juga ada pada setiap halaman.

Judul
Pada judul mesti bergaya bahasa perintah (direktif) karena setiap
prosedur diuraikan bagaimana mengerjakannya) untuk menjelaskan
siapa mengerjakan apa. Suatu SOP berjudul "Bahan bakar solar untuk

injeksi motor Diesel tidak menggambarkan prosedur lebih cocok diberi


judul Proses injeksi bahan bakar solar pada motor Diesel. Gaya bahasa
direktif, seperti, "Pengujian dari.," "Operasi dari.," atau "Perawatan
dari.,".

Halaman
Harus tertulis "halaman 3 dari 7", ini menggambarkan ada kelanjutan
dari langkah-langkah kerja yang sudah ada di SOP {(standard operating
procedures)

Identifikasi dan Pengendalian


mempersiapkan akuntabilitas, dan gambaran suatu dokumentasi
sampai fasilitas dan masa kedaluwarsaan perubahan. Akuntabilitas dan
gambaran prosedur berdasarkan pada sejumlah identifikasi atau kode,
yang merupakan pengendalian (seperti kapan dan berapa kali revisi).

Tujuan
Suatu tujuan atau sasaran prosedur mesti dapat diulang (repeat)
dan dapat dikembangkan, dan dinyatakan dalam gaya bahasa perintah,
seperti, operasi, prosedur, proses, monitoring, dan rutinitas perawatan.

Tanggung Jawab
Siapa bertanggung jawab melaksanakan uraian pekerjaan? Siapa
melaporkan pekerjaan? Apakah diperlukan pelatihan khusus atau
sertifikat? Pada sesi ini dibatasi karyawan yang melaksanakan, seperti
siapa yang mempunyai atau sesuai kualifikasi dalam melaksanakan
uraian pekerjaan. Itu akan diatur suatu tahapan untuk sejumlah detail
dalam dokumen berikut.

Definisi
Definisi adalah pengertian dari istilah-istilah yang ada di dalam SOP.

Kebijakan
Kebijakan di dalam SOP seperti kewajiban yang harus
dilaksanakan sebelum menjalankan langkah-langkah yang ada di SOP.
Misalnya semua pekerja wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).

Prosedur

Uraikan prosedur dalam langkah demi langkah (step-by-step) atau


kronologis cara kerja. Gunakan kata kerja aktif dan pernyataan langsung,
seperti., "Tambahkan 100.0 ml air mumi, PN 0128."

Kebutuhan Perhitungan/Penanganan data/Dokumentasi


Uraikan bagaimana data mentah diolah dan dilaporkan.

Dalam pembuatan SOP (Standart Operating Procedure) Sarana


Tambang dimaksudkan agar tidak timbul masalah-masalah teknis maupun
non teknis dalam interaksi antar karyawan dengan kegiatan penambangan
yang ada dilapangan. Salah satu aktifitas dalam kegiatan penambangan
adalah mengoperasikan sarana tambang seperti pengoperasi peralatan berat
untuk menunjang kegitan penambangan. SOP pengoperasian sarana tambang
ini

diharapkan

dapat

menjadi

acuan

dalam

pelaksanaan

kegiatan

penambangan bagi calon pengguna. Calon pengguna yang dimaksud adalah


operator alat-alat berat.
SOP Pengoperasian Peralatan Berat
a. Pengoperasian Haul Truck
Dalam pembuatan SOP pengoperasi haul truck adalah untuk
menyediakan instruksi kerja aman yang standar bagi semua karyawan
yang akan melakukan pengoperasian haul truck di tambang dengan tujuan
untuk melindungi karyawan dari cidera, kerugian dari kegiatan
operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan. Contoh SOP
pengoperasian haul truck lihat pada (Lampiran C. )
b. Pengoperasian Backhoe
Dalam pembuatan SOP pengoperasi backhoe adalah untuk
menyediakan instruksi kerja aman yang standar bagi semua karyawan
yang akan melakukan pengoperasian backhoe di tambang dengan tujuan
untuk melindungi karyawan dari cidera, kerugian dari kegiatan
operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan

maksimal dari alat tersebut. Contoh SOP pengoperasian backhoe ada pada
(Lampiran D.)
c. Pengoperasian Buldozer
Dalam pembuatan SOP pengoperasi buldozer adalah untuk
menyediakan instruksi kerja aman yang standart bagi semua karyawan
yang akan melakukan pengoperasian buldozer di tambang dengan tujuan
untuk melindungi karyawan dari cidera, kerugian dari kegiatan
operasional serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan
maksimal dari alat tersebut. Contoh SOP pengoperasian buldozer ada
pada (Lampiran E. )
SOP Pengoperasian Alat Pengolahan
a. Pengoperasian Jack Hammer
Dalam pembuatan SOP Pengoperasian Jack Hammer bertujuan
agar saat karyawan bekerja dengan menggunakan jack hammer untuk
melindungi karyawan dari cidera kerugian dari kegiatan operasional
serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan maksimal
dari

alat

tersebut.

Contoh

SOP

(standart

operating procedur)

pengoperasian jack hammer ada pada (Lampiran F.)


b. Pengoperasian Wheel Loader
Dalam pembuatan SOP Pengoperasian Wheel Loader bertujuan
agar saat karyawan bekerja dengan menggunakan Wheel Loader untuk
melindungi karyawan dari cidera kerugian dari kegiatan operasional
serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan maksimal
dari

alat

tersebut.

Contoh

SOP

(standart

operating procedur)

pengoperasian Wheel Loader ada pada (Lampiran G.)


c. Pengoperasian Rock Breaker
Dalam pembuatan SOP Pengoperasian Rock Breaker bertujuan
agar saat karyawan bekerja dengan menggunakan Rock Breaker untuk
melindungi karyawan dari cidera kerugian dari kegiatan operasional
serta kerusakan alat dan asset perusahaan serta penggunaan maksimal

dari

alat

tersebut.

Contoh

SOP

(standart

operating procedur)

pengoperasian Rock Breaker ada pada (Lampiran H.)


SOP {Standart Operating Procedure) Manajemen Tambang
Dalam pembuatan SOP pada manajemen tambang tidak jauh beda
dengan pembuatan SOP pada pengoperasian alat-alat berat. Hal ini perlu
dilakukan agar jika terjasi sesuatu yang tidak diinginkan maka lebih cepat
diatasi dan ditanggulangi karena sudah mempunyai SOP manajemennya.
Salah satu contoh SOP manajemen tambang adalah SOP tentang Reklamasi
dan Revegetasi.
a. Reklamasi dan Revegetasi
Pembuatan SOP ini adalah untuk memastikan proses Reklamasi dan
Revegetasi sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Serta, memastikan proses pengendalian Reklamasi dan
Revegetasi agar sesuai dengan sistem manajemen QHSE (Quality, Health,
Safety and Environment). Contoh SOP Reklamasi dan Revegetasi bisa dilihat
pada Lampiran I.
2.5 JUMLAH DAN KRITERIA TENAGA KERJA
2.5.1.

Perkiraan Tenaga Kerja


Penentuan jumlah tenaga kerja untuk masing-masing pola kerja,

didasarkan pada pertimbangan :


a. Alokasi personil manajemen dan supervisor untuk menangani jadwal
kerja di tiap bidang tugas.
b. Operator yang diperlukan untuk mengoprasikan tiap bagian dari
peralatan sesuai dengan jadwal.
c. Personil pemeliharaan/perawatan untuk merawat peralatan tambang,
memperbaiki peralatan sesuai dengan dengan perkiraan perawatan
tahunan.
d. Personil layanan antara lain sebagai pengelola gudang, petugas
kebersihan dan buruh yang dialokasikan sesuai dengan pekerjaan.

2.5.2.

Perencanaan Tenaga Kerja


Pembagian pekerjaan dan penempatan tenaga kerja untuk masing-

masing alternatif tenaga kerja dapat dilihat pada contoh tabel 2.1.
Tabel 2.1.
Klasifikasi dan Jumlah Tenaga Kerja
Pekerjaan
Manajer

Pendidikan
Sarjana

Pengalaman Total Status


1 Tetap

Tambang
Sekertaris

Sarjana

> 7 th

Tetap

Tambang
Staff Sekertaris

SI Ekonomi

> 0 th

Tetap

Kepala Divisi

SI Tambang

> 3 th

Tetap

Perencanaan
Kepala Divisi

SI Tambang

> 3 th

Tetap

SI Tambang

> 3 th

Tetap

Kepala Divisi K- 3 SI Tambang/

> 3 th

Tetap

> 3 th

Tetap

Tetap

Operasi
Kepala Divisi
Pengolahan

dan

Lingkungan

Lingkungan
Kepala
Divisi

SI Ekonomi /

Administrasi dan

Akutansi

Keuangan
Kepala
Bagian

SI Akutansi

> 3 th

Keuangan
Staff Keuangan
Personalia
Staff Personalia
Kepala Bagian

SI Akutansi
SI Hukum
SI Hukum
SI Teknik

> 0 th
> 3 th
> 0 th
> 2 th

Lingkungan
Kepala Bagian

Lingkungan
Purnawirawan

> 2 th

Tetap

Keamanan
Kepala Bagian

TNI
SI Tambang

> 2 th

Tetap

Keselamatan

4
1
4
1

Tetap
Tetap
Tetap
Tetap

Kelapa Sub Bagian SI Tambang

> 1 th

10

Tetap

Staff

> 0 th

Tdk

SMU + Kursus

Pemeliharaan
Staff Com Dev

STM + Training

> 0 th

15

Tetap
Tdk

Staff Pemasaran
Staff

SI Ekonomi
SI Tambang

> 0 th
> 0 th

12
5

Tetap
Tetap
Tetap

Perencanaan
Staff Geologi
Staff Pengolahan
Staff Lingkungan

SI Geologi
SI Tambang
SI Tambang dan

> 0 th
> 0 th
> 0 th

5
24
12

Tetap
Tetap
Tetap

> 0 th

16

Tdk

16

Tetap
Tdk

20

Tetap
Tdk

Tetap
Tdk

SI Lingkungan
Karyawan
Penambangan
Sopir

SMU + Training
SMU

Operator Alat

SI Tambang +

Mekanis
Satpam

STM Tambang
SMU

> 0 th
> 1 th
> 1 th

Tetap
Kesehatan

SI Kedokteran

>3 th

Tetap

Kesehatan kerja

STM Tambang

> 0 th

Tdk
Tetap

2.5.3.

Hubungan Tenaga Kerja

Untuk mengatur hubungan antara perusahaan dengan karyawan dibuat


Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) atau Serikat Pekerja Indonesia (SPI) yang
disetujui oleh kedua belah pihak dan disarankan oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Kesepakatan Kerja Bersama atau Serikat Pekerja ini mengatur
mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak. Hal-hal yang diatur dalam
Kesepakatan Kerja Bersama tersebut meliputi :
a. Hubungan kerja antar perusahaan dan karyawan
b. Pembayaran gaji/upah dan pajak

c. Penginapan dan makan


d. Jam kerja dan jam lembur
e. Honor dan tunjangan
f. Ketentuan perawatan kesehatan
g. Asuransi tenaga kerja
h. Kompensasi untuk kecelakaan dan kematian
i. Ketentuan cuti dan hari libur umum
j. Perintah kerj a dan prosedur kedisiplinan
k. Keselamatan dan kesehatan kerja
l. Dana
m. Pemecahan / penyelesaian permasalahan karyawan
2.5.4.

Penerimaan Karyawan dan Pelatihan

Kategori calon karyawan yang akan dicari atau diterima sebagai calon karyawan
pada perusahaan tambang terdiri dari:
a. Staf Manajerial dan Teknisi
b. Operator peralatan bergerak dan tidak bergerak serta teknisi yang terampil
c. Tenaga kerja kasar / tidak terampil
tenaga manajerial senior dan staf teknisi akan dibatasi oleh tenaga kerja dengan
pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam proyek penambangan di Indonesia.
Hubungan kerja yang baik antara tenaga manajerial dengan staf akan menjadi sangat
penting untuk kelancaran komunikasi dalam perusahaan yang akan mendukung
keberhasilan suatu perusahaan.
Operator-operator dan teknisi yang terampil dan berpengalaman pada operasi
penambangan di Indonesia akan diutamakan dengan pertimbangan bahwa para
karyawan tersebut akan berasal dari sekitar daerah penambangan, mengingat tenaga
kerja kurang berpengalaman pada operasi penambangan. Perusahaan perlu
memaksimalkan tenaga kerja setempat pada bidang pekerjaan yang ada. Oleh sebab
itu pelatihan bagi tenaga kerja setempat untuk menjadi operator dan teknisi akan
diprioritaskan.

2.6 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Keselamatan kerja akan menjadi prioritas dalam kelangsungan hidup perusahaan
pertambangan ini:
Obyek-obyek kunci adalah sebagai berikut:
a. Desain baku tahap penambangangan untuk mendapatkan tingkat keselamatan
yang tinggi.
b. Pembuatan perjanjian keselamatan kerja dari perusahaan baik untuk tahap
persiapan maupun operasional penambangan. Perjanjian tersebut termasuk
persyaratan dan prosedur keselamatan yang akan mengidentifikasi tanggung
jawab keselamatan pelatihan.
c. Penentuan petugas keselamatan dan pelatihan dilaksanakan pada awai dari
dimulainya proyek ini.
d. Penilaian monitoring karyawan secara terus menerus untuk menjamin
terpeliharanya kebiasaan-kebiasaan bekerja dengan aman.
Untuk menjamin keselamatan kerja setiap tahap konstruksi dan selama operasi
penambangan berlangsung perlu diperhatikan kondisi sebagai berikut:
1. Defmisi yang jelas mengenai batasan tanggung jawab dari tugas-tugas
pengawasan.
2. Ketentuan yang jelas pada tanda-tanda / rambu lalu lintas dan batas kecepatan.
3. Pemasangan papan-papan peringatan dan nasehat dititik strategis / rawan.
4. Peralatan keselamatan kerja yang terdiri dari pakaian kerja, topi pengaman
(helmet), sepatu lindung, pelindung mata dan telinga (alat pelindung diri).
5. Ketentuan penggunaan paralatan yang sesuai dengan fungsinya.
6. Penggunaan kabel listrik dan jalur sambungan listrik yang aman.
7. Lokasi yang aman untuk peralatan listrik, yaitu tempat yang kering dan mudah
dijangkau.
8. Sistem pemisah berlabel pada seluruh jalur instalasi dan peralatan listrk.
9. Pemantauan secara berkala serta perbaikan mesin-mesin.
10. Jalur yang aman untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan bangunan.

11. Tempat yang memadai untuk bergerak secara leluasa bagi kendaraan / mesinmesin tambang pada saat operasi dan pengangkutan.
12. Pengawasan pada tanjakan yang tinggi dan jalan-jalan yang sempit pada daerah
operasional peralatan bergerak dan pemantauan pada jalan-jalan tambang.
13. Kabin yang aman pada peralatan bergerak.
14. Sarana penerangan untuk keprluan operator di malam hari.
15. Larangan membawa obat bius dan senjata api ke lokasi proyek.
16. Mengawasi masuknya bahan-bahan yang mudah terbakar dan cairan-cairan
beracun.
17. Tersedianya fasilitas pemadam kebakaran dan klinik gawat darurat.
Di lokasi tambang akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas untuk menjamin
penanganan yang cepat apabila terjadi kecelakaan, agar dapat secepatnya diatasi.
Fasilitas tersebut termasuk unit kesehatan yang ditandatangani oleh tenaga
paramedic selama 15 jam/hari dan dilengkapi mobil ambulan.
Program keselamatan dan kursus-kursus pelatihan akan dilaksanakan selama
tambang ini berlangsung / berjalan. Tenaga pelatihan yang handai akan mengajarkan
aspek-aspek keselamatan juga disesuaikan dengan kondisi lapangan dan operasi
pertambangan.
2.7 REKOMENDASI
Rekomendasi pengorganisasian dan tenaga kerja :
a. Sistem organisasi yang disarankan adalah vertikal untuk memudahkan
pengawasan dan digabung dengan pola horisontal untuk distribusi jabatan yang
setingkat.
b. Tambang dipimpin oleh seorang Manajer Tambang (mine manager) yang
bertanggung jawab kepada direksi.
c. Organisasi terdiri dari lima divisi yaitu : Divisi Perencanaan, Divisi Operasi
Tambang, Divisi Pengolahan, Divisi K3 dan Lingkungan, Divisi Administrasi
dan Keuangan.
d. Pengambilan tenaga kerja diharapkan melibatkan tenaga kerja lokal.
e. Klasifikasi dan jumlah karyawan.

Tabel 2.2.
Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan
Sarjana
D3
Purnawirawan TNI
SMU
STM
SD
Total

Jumlah Tenaga Kerja


96
5
1
43
31
4
180

2.8. TINGKAT GAJI DAN UP AH


Pekerjaan
Pimpinan Perusahaan
Sekertaris
Staff Sekertaris
Kepala Divisi Perencanaan
Kepala divisi Operasional Tambang
Kepala Divisi Pengolahan
Kepala Divisi Perawatan dan Lingkungan
Kepala Divisi Administrasi dan Keuangan
Kepala Bagian Keuangan
Personalia
Staff Personalia
Kepalaa Bagian Lingkungan
Kepala Bagian Keamanan
Kepala Bagian Keselamatan Kerja
Kepala Sub. Bagian
Staff Pemeliharaan
Staff Com Dev
Staff Pemasaran
Staff Perencanaan
Staff Geologi
Staff Pengolahan
Staff Lingkungan

Gaji (Rp)
30.000.000
20.000.000
2.750.000
8.000.000
12.000.000
9.000.000
8.000.000
6.500.000
4.000.000
3.000.000
1.500.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
2.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000
1.500.000

Jumlah
1
1
2
1
1
1
1
1
4
1
4
1
1
1
10
6
15
12
5
5
24
12

Total (Rp)
30.000.000
20.000.000
5.500.000
8.000.000
12.000.000
9.000.000
8.000.000
6.500.000
4.000.000
3.000.000
6.000.000
3.500.000
3.500.000
3.500.000
25.000.000
9.000.000
22.500.000
18.000.000
7.500.000
7.500.000
36.000.000
18.000.000

Karyawan Penambangan
Operator Alat
Karyawan (Dokter Umum)
Sopir
Satpam
Keselamatan Kerja
Juru Masak
Cleaning Service
Helper
Total

1.500.000
2.000.000
2.000.000
900.000
900.000
1.500.000
850.000
800.000
800.000

10
20
2
16
6
6
5
5
4
180

15.000.000
40.000.000
4.000.000
14.400.000
5.400.000
9.000.000
4.250.000
4.000.000
3.200.000
369.960.000

2.9 SISTEM KERJA


Sistem kerja yang direncanakan adalah 7 hari dalam seminggu, setiap minggunya
terdiri dari 1 shift dengan lama kerja setiap shift 8 jam untuk tugas sebagai :
a. Pembongkaran dan peledakan.
b. Development.
c. Pembongkaran endapan.
d. Pemuatan dan pengangkutan endapan.
e. Operasional pengolahan boleh berlangsung 3 shift.
f. Pemeliharaan / perawatan.
g. Operasional camp.
Karyawan kantor atau administrasi bekerja satu shift/hari dan 7 hari/minggu. Cuti
tahunan diberikan selama 2 minggu untuk setiap 12 bulan kerja.
2.10

SISTEM PEMBERIAN BONUS

2.10.1

Maksud Pemberian Bonus

Tujuan dari pemberian bonus adalah sebagai wujud penghargaan dari motif
berprestasi setiap karyawan(operator). Motif berprestasi dinyatakan sebagai
keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna atau
sukses dalam situasi persaingan. Untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan atau
operator
2.10.2

Dasar Pemberian Bonus

Pemberian bonus diberikan kepada seluruh karyawan berdasarkan syarat-syarat yang


telah

ditentukan

oleh

perusahaan.

Sebagai

dasar

dan

acuan

pemberian

bonuskaryawan(operator) adalah dengan menggunakan UA {Used of Availability/


kesiapan pemakaian).
Dari kesiapan pemakaian menunjukkan kesiapan operator (manusia) yang
akan menjalankan atau mengoperasikan alat mekanis tersebut pada saat keadaan
mekanis dan fisik truk siap untuk beroperasi, sehingga dapat diketahui apakah suatu
pekerjaan {operation) berjalan dengan efisien atau tidak. Serta untuk mengetahui
pengelolaan alat (tools of management) berjalan dengan baik atau tidak. Atau dengan
kata lain jika persentase rendah akan menunjukkan bahwa pengoperasiaan alat tidak
maksimal dikarenakan kondisi operator (manusia) dalam keadaan tidak fit. Jam kerja
dalam perhitungan kesiapan pemakaian ini menggunakan jumlah waktu kerja alat
yang digunakan untuk benar-benar beroperasi.
Pada gambar di bawah menunjukkan seorang operator dalam kondisi siap
untuk mengoperasikan truck, kondisi kesiapan pemakaian menggambarkan berapa
waktu yang digunakan oleh operator untuk siap mengoperasikan truk dibandingkan
dengan waktu yang telah tersedia untuk beroperasi. Nilai pemakaian ketersediaan
kecil berarti faktor kerja operator (manusia) kurang optimal.

Sumber: Dokumentasipenulis
Ada dua jenis bonus yang diberikan kepada karyawan, bonus diberikan dapat dalam
wujud in natural atapun in casso:

a)

In Natural
In natural merupakan bonus yang diberikan kepada karyawan (operator)
berupa barang. Biasanya barang yang diberikan berupa barang sembilan bahan
pokok sembako.

b)

In Casso
Bonus yang diberikan kepada karyawan berupa uang kartal secara
langsung.

Dalam pemberian bonus baik berupa in natural atau in casso kedua-duanya memiliki
nilai atau value yang sama.
Studi Kasus
Perusahaan PT Cipta Karya Borneo memiliki standar UA yg digunakan untuk
pembayaran upah kerja(gaji) adalah 80%. Dan bila UA karyawan(operator) lebih dari
80% maka akan diberikan bonus.
UA
80
83
87
84
85
85
92
86
87
77
87
93
83
85
87

Bonus yg Diberikan

Bila UA operator = 80% maka bonus yang diberikan adalah Rp 100.000,00 Bila UA
operator = 90% maka bonus yang diberikan adalah Rp 200.000,00 90% - 8 0 % =
100,00

10% = 100.000
1% = 10.000
Bila UA operator = 83% maka bonus yang diberikan adalah
8 3 %-80% = 3%
= 3 x 10.000 = Rp 30.000
=Rp 100.000 +Rp 30.000 = Rp 130.000

Anda mungkin juga menyukai