bahwa matematika mengambil peran penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang
lainnya dan juga dalam perkmbangan teknologi. Timbul pertanyaan, apakah matematika
sendiri itu sebuah ilmu?
Selayang Pandang Mengenai Ilmu
Ilmu lahir karena adanya sifat ingin tahu manusia. Van Peursen, menyatakan bahwa
ilmu dapat dilihat sebagai suatu sisitem yang jalin-menjalin dan taat asa (konsiten) dari
ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan. Mohammad hatta, ilmu lahir
karena manusia dihadapkan pada dua masalah yaitu alam luar (kosmos) dan sikap hidup
(etik). Sedangkan menurut James V. Conant menyatakan bahwa ilmu atau ilmu pengetahuan
adalah rangkaian konsep dan kerangka konseptual yang saling berkaitan dan telah
berkembang sebagai hasil percobaan dan pengamatan serta pemanfaatan untuk percobaan dan
pengamatan lebih lanjut. Pengertian ilmu menurut Nazir adalah pengetahuan yang bersifat
umum dan sistematis, pengetahuan dapat disimpulkan dalil-dalil tertentu menurut kaidahkaidah yang umum.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat dikatakan bahwa ilmu atau ilmu
pengetahuan akan menunjukan pada kebenaran melalui kesimpulan logis yang berasal dari
pengalaman empiris.
Ilmu selalu mulai dari sesuatu yang kongkrit atau sesuatu yang dapat diamati dan
bersifat individual atau khusus. Ilmu bisa dapat sampai kepada sesuatu yang abstrak dan
bersifat umum melalui kemampuan berpikir manusia. Untuk membuktikan objektivitas suatu
ilmu, maka harus diuji dengan cara-cara ilmiah.
Segala sesuatu pasti memiliki karaktersitik, begitu juga dengan suatu ilmu. Secara umum
karakteristik suatu ilmu adalah :
1. Bersifat akumulatif
Ilmu dapat dipergunakan untuk penelitian dan penemuan hal-hal yang baru, dan ilmu
itu tidak dimiliki oleh penemunya, setiap orang dapat menggunakan atau
memanfaatkannya.
2. Kebenarannya tidak mutlak
Kebenaran suatu ilmu tidaklah selamanya mutlak, hal tersebut terjadi karena yang
menyelidiki atau menemukannya adalah manusia yang memiliki keterbatasan dalam
1 | Page
sesuatu. Kekeliruan tersebut bukan terletak pada metode, tetapi terletak pada
penggunaan metode tersebut yang tidak tepat.
3. Bersifat objektif
Prosedur kerja atau penggunaan metode dalam menemukan atau meneliti sesuatu
harus didasarkan pada metode yang bersifat ilmiah, tidak tergantung pada pemahaman
suatu individu.
Menurut Harsoyo (1997), ciri-ciri ilmu itu ada empat, yaitu : rasional, empiris, umum,
dan akumulatif.
1. Rasional. Hasil dari proses berfikir merupakan akibat dari penggunaan akal (rasio)
yang bersifat objektif.
2. Empiris. Ilmu diperoleh dari pengalaman oleh panca indera, ilmu sifatnya tidak
abstrak. Berdasarkan pengalaman hidup dan penelitian dapat menghasilka ilmu.
3. Bersifat umum. Hasil dari ilmu dapat dipergunakan oleh semua manusia, ilmu dapat
dimanfaatkan secara luas tanpa dibatasi oleh ruang.
4. Akumulatif. Hasil ilmu dapat dipergunakan untuk dijadikan objek penelitian
berikutnya. Ilmu sifatnya tidak statis, tetapi dinamis. setelah diperoleh ilmu tentang
sesuatu, maka akan muncul ilmu-ilmu lainnya.
Sifat ilmiah suatu ilmu dapat diwujudkan apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
1. Ilmu harus mempunyai objek, karena kebenaran yang hendak diungkapkan dan
dicapai adalah kesesuaian antara yang diketahui dengan objeknya. Kesesuaian itu
mungkin tidak seluruh aspek objeknya, tetapi sekurang-kurangnya harus sesuai
dengan salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Berdasarkan hal tersebut harus
dibedakan antara objek material dan objek formal yang diungkapkan ilmu. Objek
material adalah kenyataan yang diselidiki atau dibahas, misalnya manusia adalah
objek material yang dipersoalkan oleh berbagai disiplin ilmu, sedangkan yang
dimaksud dengan objek formal adalah aspek khusus atau tertentu dari objek material
yang diungkapkan oleh suatu disiplin ilmu.
2. Ilmu harus mempunyai metode, karena untuk mencapai suatu kebenaran yang objektif
dalam mengungkapkan objeknya, ilmu tidak dapat bekerja secara sembarangan,
sehingga diperlukan cara tertentu yang tepat. Cara tersebut harus memberi jaminan
bagi tercapainya persesuaian antara yang diketahui atau yang diungkapkan dengan
kenyataan yang terdapat pada objeknya. Metode keilmuan harus mengungkapkan
bukti-bukti atau tanda kebenaran dari pengalaman manusia
2 | Page
Perumusan masalah
Studi literartur
Penyusunan kerangka berpikir dalam menyusun hipotesis
Perngumpulan data
Pengolahan data (pengujian hipotesis)
Penarikan kesimpulan
3 | Page
Secara umum :
1. Untuk mendapatkan informasi. Kegiatan ilmiah biasanya akan berhubungan dengan
informasi, data atau fakta baru yang diungkap dan disusun secara sistematis.
2. Untuk mengemabangkan dan menjelaskan. Dengan melakukan pengembangan dan
usaha menjelaskan melalui teori yang didukung fakta-fakta penunjang.
3. Untuk menerangkan, memprediksi dan mengintrol suatu perubahan. Dengan meneliti
akan dapat menerangkan keterkaitan variabel yang ada.
Secara khusus :
1. Mendeskripsikan fenomena. Memperoleh pengetahuan yang dapat digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fenomena.
2. Menjelaskan hubungan. Berusaha untuk menjelaskan hubbungan antara fenomena
terutama hubungan sebab-akibat.
3. Meramalkan fenomena yang akan terjadi. Penjelasan hubungan sebab-akibat sangat
berguna dalam proses generalisasi.
Fungsi kegiatan ilmiah :
1. Sebagai cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan baik berupa temuan baru,
pengembangan ilmu atau teori yang ada maupun koreksi terhadap ilmu atau teori yang
terdahulu.
2. Sebagai sarana dalam mengembangkan teknologi.
3. Sebagai penyumbang informasi bagi pengambilan kebijakan dan perencanaan
program pembangunan.
4. Sebagi alat untuk memecahkan masalah praktis di lapangan.
5. Menemukan sesuatu yang baru.
Selayang Pandang mengenai Matematika
Matematika merupakan buah pikir manusia yang kebenarannya bersifat umum
(deduktif). Matematika sendiri dipandang sebagai suatu produk dan juga proses.
Sebagai produk, matematika merupakan produk dari pemikiran intelektual manusia.
Pemikiran intelektual itu muncul dari persoalan pemikiran belaka maupun dari persoalan
yang menyangkut kehidupan nyata. Contoh : bilangan dapat diartikan sebagai produk
pemikran manusia. Bilangan asli dipercaya muncul karena kebutuhan manusia untuk
mengetahui jumlah hewan yang dimiliki manusia kuno. Bilangan imajiner muncul karena
4 | Page
kebutuhan manusia untuk memberi arti pada penyelesaian suatu masalah murni bersifat
pemikiran (matematis).
Di samping suatu produk pemikiran, matematika dapat pula dipandang sebgai proses
berpikir itu sendiri. Matematika berperan menata pemikiran manusia sehingga hasil yang
diperoleh benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, secara sederhana matematika
dapat pula dipandang sebagai sarana atau alat untuk menyelesaikan persoalan manusia.
Penggunaan simbol-simbol matematika menjadikan proses berpikir menjadi lebih efisien dan
akurat. Contoh : persoalan dalam program linear, yang mentransformasi permasalahan nyata
kedalam suatu symbol dan persamaan yang dapat dicari solusinya. Contoh lain yaitu, apakah
2 bilangan rasional? Atau dapat dinyaakan sebagai hasil bagi dua bilangan asli? Hal
yang penting bukan pada jawaban ya atau tidak, tetapi bagaimana proses untuk mendapatkan
keyakinan jawaban ya atau tidak.
Deskripsi mengenai matematika berbeda-beda tergantung dari mana sudut pandang yang
digunakan. Berikut merupakan deskripsi mengenai matematika yang sering digunakan.
1. Matematika sebagai struktur yang terorganisasi
Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan
strktur yang terorganisasi, sebagai struktur matematika terdiri dari beberapa
komponen yang terdiri atas aksioma/postulat, dalil atau teorema.
2. Matematika sebagai alat
Matematika sering dpandang sebagai alat untuk mencari solusi berbagai masalah,
bahkan dalam ilmu pengetahuan lain matematika dijadikan pula sebagai alat, seprti
dalam fisika, kimia dll.
3. Matematika sebagai pola pikir deduktif
Dalam matematika, suatu teori atau pernyataan diterima kebenarannya bila telah
dibuktikan secara deduktif.
4. Matematika sebagai cara bernalar
Matematika memuat cara pembuktian yang sahih, rumus-rumus atau aturan umum,
atau sifat penalaran matematika yang sistematis.
5. Matematika sebagai bahasa
simbol dalam matematika merupakan ciri yang paling menonjol, bahasa matematika
adalaha bahasa simbol yang bersifat artifisial, yaitu baru memiliki arti bika digunakan
pada suatu konteks tertentu.
6. Matematika sebagai seni
Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang
kreatif , maka matematika dipandang sebagi seni berfikir yang kreatif.
5 | Page
3,14
6 | Page
Contoh : titik, garis, dan bidang merupakan unsur primitive yang tidak didefinisikan.
Salah satu aksiomanya melalui dua buah titik yang berlainan ada tepat satu garis
lurus yang melalluinya
3. Pola berpikir deduktif
Dalam matematika pola berpikir deduktif merupakan pola berpikir yang utama. Pola
berpikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran yang berpangkal dalam
hal bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal khusus. Contoh : banyak
teorema yang ditemukan melalui pengamatan atau percobaan, sperti halnya dengan
teorema Phytagoras. Bila hasil pengamatan tersebut ingin dimasukan ke dalam
struktur matematika maka hasil tersebut harus dibuktikan secara deduktif untuk
menjadi suatu teorema dengan menggunakan teorema dan definisi terdahulu yang
kebenarannya sudah diterima.
4. Konsisten dalam sistimnya
Dalam matematika terdapat berbagai macam sistem yang dibentuk dari beberapa
aksioma dan memmuat beberapa teorema. Ada sistem-sistem yang berkaitan, ada pula
sistem-sistem yang dapat dipandang lepas satu dengan yang lainnya. Sistem aljabar
dan geometri dapat dipandang saling lepas. Di dalam masing-masing sistem berlaku
ketaat asasan atau kekonsistensian, artinya dalam setiap sistem tidak boleh terdapat
kontradiksi. Suatu teorema ataupun definisi harus menggunakan istilah atau konsep
yang telah ditetapkan. Konsistensi ini dalam makna maupun dalam hal nilai
kebenaran.
5. Memiliki simbol yang kosong dari arti
Dalam matemaika banyak sekali terdapat simbol baik berupa huruf latin, Yunani,
maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbol-simbol tersebut membentuk suatu
kalimat matematika yang disebut dengan model maetmatika. Model matematika dapat
berupa persamaan, pertidaksamaan, ataupun suatu fungsi. Selain itu ada pula odel
matematika yang berupa gambar seperti bangun geometric, grafik, maupun diagram.
Secara umum, model atau simbol matematika sesungguhnya kosong dari arti, dan
memiliki makna bila dikaitkan dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini yang
membedakan simbol matematika dengan simbol yang lain.
Contoh : model matematika seperti x+ y=z tidak selalu berarti bahwa
z
x, y
dan
adalah suatu mutlak bilangan. Bilangan tersebut dapat berarti panjang, jumlah
barang, volume, nilai uang, dan lain-lain tergantung konteks dimana bilangan itu
diterapkan.
6. Memperhatikan semsesta pembicaraan
7 | Page
2 x =3 . Adakah
x=1,5
dan tetapi
1,5
dalam kasus ini dikatakan bahwa model tersebut tidak memiliki solusi dalam semesta
bilangan bulat.
Dari deskripsi-deskripsi diatas, jika kita bertumpu bahwa suatu ilmu lahir sebagai
produk dari kegiatan ilmiah, maka matematika bukan merupakan suatu ilmu karena
maetmatika lahir tidak melalui kegiatan atau metode ilmiah. Ilmu harus mempunyai metode,
karena untuk mencapai suatu kebenaran yang objektif dalam mengungkapkan objeknya. Cara
tersebut harus memberi jaminan bagi tercapainya persesuaian antara yang diketahui atau yang
diungkapkan dengan kenyataan yang terdapat pada objeknya. Matematika memiliki objek
yang abstrak, sedangkan ciri suatu imu itu diperoleh dari pengalaman oleh panca indera, ilmu
sifatnya tidak abstrak. Metode keilmuan harus mengungkapkan bukti-bukti atau tanda
kebenaran dari pengalaman manusia. Meskipun matematika bukan produk ilmiah, tetapi
kebenaran matemtika bersifat universal, dan kebenaran matematika lebih tinggi dari produk
ilmiah lainnya.
Jika matematika dipandang bukan sebagai ilmu, bagaimanakah dengan pendidikan
matematika?
Pendidikan hakikatnya adalah usaha untuk memanusiakan manusia. Dalam arti yang
khusus, pendidikan adalah usaha untuk membekali peserta didik berupa ilmu, pengetahuan
dan
keterampilan
yang
berguna
bagi
diri
sendiri,
masyarakat
dan
lingkungan
sekitar.pendidikan erat kaitannya dengan ilmu karena obyek utama pendidikan adalah ilmu.
Dalam konteks pendidikan matematika berarti yang menjadi obyek utamanya adalah
matematika.
8 | Page
Ilmu pengetahuan harus bersifat empiris artinya kesimpulan atau konklusi ilmu
pengetahuan yang diambil harus tunduk kepada pemeriksaan atau verifikasi indra
manusia, maka kaidah logika formal dan hukum sebab-akibat harus menjadi dasar
kebenaran yang bersifat relitas objektif dan netral.
c. Fakta dan Teori
10 | P a g e
Ilmu pengetahuan terdiri atas dua unsur besar, yaitu fakta dan teori. Teori
mendefinisikan fakta sebagai observasi empiris yang bisa diverifikasi dan mempunyai
tugas menempatan hubungan yang terdapat diantara fakta-fakta itu. Ilmu tidak dapat
disusun hanya berdasarkan fakta saja, tetapi untuk menjadi ilmu pengetahuan fakta
harus disusun dalam suatu sistem dan diinterpretasikan sehingga tanpa metode
tersebut suatu fakta tidak akan bisa menjadi ilmu.
d. Universal
Ilmu pengetahuan harus bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan ilmu
pengetahuan dapat diperiksa oleh para peninjau ilmiah dan dapat dipelajari atau
diikuti secara umum serta dapat diajarkan secara umum pula. Kebenaran ilmu tidak
bersifat rahasia tetapi memiliki nilai sosial sehingga kewibawaan ilmiah didapat
setelah hasil itu diketahui, diselidiki dan dibenarkan veliditasnya oleh sebanyak
mungkin ahli dalam bidang ilmu tesebut.
e. Akumulatif
Ilmu pengetahuan harus bersifat akumulatif atau saling berkaitan artinya ilmu
pengetahuan tersebut harus diketengahkan hubungan antara ilmu dan kebudayaan
sebab ilmu merupakan salah satu unsur kebudayaan manusia. Misalnya, untuk dapat
belajar manusia mempunyai kemampuan berbicara dan berbahasa. Selain itu, ilmu
pengetahuan yang dikenal dewasa ini, merupakan kelanjutan dari ilmu yang ada
sebelumnya.
f. Sebagai Ilmu Normatif
Ilmu pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman atau ukuran tingkah laku
manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara masalah baik atau buruk dari
perilaku manusia.
g. Praktis dan Teoritis
Ilmu pendidikan adalah termasuk ilmu pengetahuan empiris yang diangkat dari
pengalaman pendidikan, kemudian disusun secara teoritis untuk digunakan secara
praktis. Dengan menempatkan kedudukan ilmu pendidikan didalam sistemmatika
ilmu pengetahuan. Ilmu pendidikan bersifat normatif berarti pendidikan juga bersifat
praktis karena pendidikan sebagai bahan ajar yang patut diterapkan dalam kehidupan.
Pendidikan sebagai ilmu praktis adalah suatu praktek pendidikan untuk mendapatkan
kemudahan dan kenyamanan dalam mencari pengetahuan. Pendidikan. Sebagai ilmu
teoritis adalah pendidikan dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada untuk
mempermudah jalanya pendidikan.
11 | P a g e
h. Rohaniah
Ilmu pendidikan bersifat rohaniah karena selalu memandang peserta didik sebagai
makhluk yang bersusila dan ingin menjadikannya sebagai makhluk yang beradab.
i.
Historis
Ilmu pendidikan bersifat historis karena menguraikan teori sistem pendidikan
sepanjang jaman dan kebudayaan serta makna filosofis yang berpengaruh pada jaman
tertentu.
Pendidikan merupakan suatu ilmu, dan pendidikan matematika merupakan bagian dari
12 | P a g e
IPA sebagai sikap dapat dipandang sebagai sikap-sikap yang melandasi proses IPA,
antara lain sikap ingin tahu, jujur, obyektif, kritis, terbuka, disiplin, teliti.dan sebagainya.
Sikap-sikap ini sering juga disebut sikap ilmiah atau sikap IPA (scientific attitudes).
IPA sebagai produk dapat diartikan sebagai kumpulan informasi/fakta yang dihasilkan dari
proses-proses ilmiah yang dilandasi dengan sikap-sikap ilmiah tersebut. Produk-produk IPA
dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori dan sebagainya. Produk-produk ini juga
sering disebut sebagai produk ilmiah atau produk IPA (scientific product).
Untuk mengetahui hakekat suatu ilmu pada umumnya dilakukan dengan meninjau
ontology (obyek telaah), epistemologi (cara penelaahan) dan axiologi (nilai/kegunaan) ilmu
tersebut.
a. Antologi
IPA adalah alam dan gejala-gejala alam. Alam dan gejala alam ini dipelajari : (1)
Keadaannya yang meliputi : posisi, kecepatan,suhu, energi dan sebagainya. (2)
Strukturnya dari yang makroskopis sampai yang mikroskopis. (3) Sifatnya misal :
sifat listrik, magnit, optik, termik dsb. (4) Interaksinya satu sama lain yang
dideskripsikan dengan gaya, kerja, kalor, gelombang dan sebagainya (Dirjen Dikti,
1990:19-30). Dengan mempelajari aspek-aspek tersebut IPA berusaha untuk
melukiskan, meramalkan, mengendalikan, dan menerapkan benda-benda di alam serta
gejala-gejala alam tersebut
b. Epistimologi
Di dalam IPA jalan untuk memperoleh pengetahuan dapat bermacam-macam, namun
kriteria kebenaran suatu pengetahuan diuji berdasarkan jalur pikir (thinking) dan hasil
penginderaan (sensing) sehingga IPA bersifat rasional empiris ( Wilardjo, 1982;
Soedojo, 1971). Perpaduan rasional-empiris ini sering disebut sebagai metode ilmiah,
dan ini merupakan dasar epistemologis IPA.
c. Axiology
Ditinjau dari segi nilai/kegunaan, tidak dapat disangkal lagi bahwa IPA sangatlah
berperan dalam kehidupan. Dewasa ini belum ada kesepakatan diantara para ilmuwan
tentang dasar aksiologi IPA tersebut, yang pada akhirnya terpolarisasi pada dua
golongan pendapat (Jujun S. Suriasumantri, 1984:2350). Golongan pertama
menginginkan bahwa IPA harus bersifat netral terhadap nilai-nilai. Dalam hal ini
tugas ilmuwan adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang untuk
mempergunakannya, apakah untuk kebaikan ataukah kejahatan. Golongan kedua
sebaliknya berpendapat bahwa netralitas IPA terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas
13 | P a g e
14 | P a g e