Outer examination:
Abdomen was flat, simetrically, uterin fundal within normal limit, mass (+), sized
5x6 cm, cystic, mobile, superior border was 2 finger above sympisis, inferior border
was sympisis, right border was LMC, left border was LMC, pain (+) in left inguinal
region, free fluid sign (-)
Normal
Interpretasi dan
Abdomen datar
Abdomen simetris
Fundus uteri batas
Datar
Simetris
Fundus dalam batas
Mekanisme
Normal
Normal
Normal
normal
Massa ukuran 5x6
normal
Tidak teraba massa
Abnormal, terjadi
karena implantasi
endometrium di
ovarium dan
Bki: LMC
mengadakan proliferasi
kiri
(-)
nyeri.
Normal
USG result :
-
The
normal
ovary
in
pre-menopausal
women
contains
small
cysts.
The images show two normal ovaries with several anechoic, simple cysts consistent with Graafian
follicles.
Sumber http://www.radiologyassistant.nl/en/p4cdf9b5de7d3b/ovarian-cysts-common-lesions.html
Mildly hypoechoic ovarian lesion with through transmission. On ultrasound this can again either be a
hemorrhagic cyst or an endometrioma.
Sumber: http://www.radiologyassistant.nl/en/p4cdf9b5de7d3b/ovarian-cysts-common-lesions.html
beberapa faktor seperti infeksi, hormonal dan rangsangan induksi lainnya. Teori
ini dapat menerangkan endometriosis yang ditemukan pada laki-laki, sebelum
pubertas dan gadis remaja, pada wanita yang tidak pernah menstruasi, serta yang
terdapat di tempat yang tidak biasanya seperti di pelvik, rongga toraks, saluran
kencing dan saluran pencernaan, kanalis inguinalis, umbilikus, dimana faktor lain
juga berperan seperti transpor vaskular dan limfatik dari sel endometrium.
Metaplasia coelomic (teori Meyer) dan teori induksi. Teori Meyer
berdasarkan fakta bahwa sel dari peritoneum, permukaan ovarium dan
endometrium berasal dari prekursor embriologikal, yakni sel coelomic. Pada saat
pubertas, estrogen yang tinggi menginduksi sel peritoneum maupun permukaan
sel telur yang mengalami metaplasia menjadi sel endometrium. Metaplasia ini
juga diinduksi oleh substansi yang memproduksi sel endometrium yang terdapat
di kavum peritoneum akibat retrograde menstruation. Teori ini tidak didukung
bukti ilmiah yang kuat. Penelitian belum bisa menunjukkan sel-sel peritoneum
mampu berdiferensiasi menjadi sel sel yang mirip endometrium. Metaplasia
merupakan proses yang berhubungan dengan umur, yang meningkat seiringnya
bertambah usia. Endometriosis terjadi terutama pada usia reproduktif, dengan
insidensi tertinggi usia 28 tahun.
3. Teori transplantasi langsung
Transplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan yang kurang
hati-hati seperti saat seksio sesaria, operasi bedah lain, atau perbaikan episiotomi,
dapat mengakibatkan timbulnya jaringan endometriosis akibat bekas parut
operasi dan pada perineum bekas perbaikan episiotomi tersebut.
4. Teori genetik dan imun
Endometriosis 6-7 kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga ibu dan
anak dibandingkan populasi umum, karena endometriosis mempunyai suatu dasar
genetik.
Matriks
metaloproteinase
(MMP)
merupakan
enzim
yang
endometriosis
dan
susukan
endometriosis
diluar
ovarium
pada
kelenjar
endometrium
fase
sekresi.
Dalam
jaringan
abnormal ini kemudian berkembang menjadi tumor jinak yang terdiri dari
glandula endometrium dan stroma.
Terdapat perbedaan secara molekular yang jelas antara jaringan
endometriosis dengan endometrium, seperti overproduksi estrogen, prostaglandin
dan sitokin pada jaringan endometriosis. Bentuk yang sulit dipisahkan pada
kelainan ini juga terjadi pada endometrium wanita dengan endometriosis
dibanding endometrium wanita normal. Ekspresi gen membentuk endometrium
wanita dengan endometriosis sebanding dengan endometrium dari wanita yang
normal mengungkapkan kandidat gen yang berhubungan dengan kegagalan
implantasi, infertilitas dan resistensi progesteron.
Inflamasi, sebagai tanda dari jaringan endometriosis, dihubungkan dengan
overproduksi prostaglandin, metalloproteinase, sitokin dan kemokin. Peningkatan
kadar sitokin pada inflamasi akut seperti interleukin-1, interleukin 6, dan tumor
nekrosis faktor memungkinkan peningkatan adesi dari luapan fragmen jaringan
endometrial ke dalam permukaan peritoneum dan proteolitik membrane
metalloproteinase lebih jauh menyokong implantasi fragmen tersebut. Monocyte
chemoattractant protein 1, interleukin-8, dan RANTES (regulated upon activation
normal T-cell expressed and secreted) menarik granulosit, NK sel, dan makrofag
yang merupakan tipikal endometriosis. Pengulangan autoregulasi positif feedback
memastikan akumulasi sel - sel imun ini, sitokin dan kemokin dalam menegakkan
lesi.
Pada pasien dengan endometriosis, respon inflamasi dan imun,
angiogenesis dan apoptosis mengubah fungsi penyokong kehidupan sel dan
mengisi ulang jaringan endometriosis. Proses dasar patologi ini tergantung pada
estrogen dan progesteron. Bentuk berlebihan dari estrogen dan prostaglandin dan
perkembangan resistensi progesteron memiliki poin klinis yang penting untuk
penelitian karena target terapi dari aromatase ada dalam jalur biosintesis estrogen,
mengurangi nyeri pelvik atau secara laparoskopi terlihat jaringan endometriosis
atau kombinasi keduanya. Tiga target penting ini telah diketahui dengan marker
epigenetik spesifik (hypomethylation) yang menyebabkan overekspresi dari
reseptor terkecil dari SF1 (steroidogenif factor) dan estrogen reseptor .
LEARNING ISSUE
ENDOMETRIOSIS
Definisi
Endometriosis adalah terdapatnya kelenjar seperti endometrium dan stroma diluar
uterus dan merupakan kondisi ginekologikal jinak yang sering ditemukan, sulit
dimengerti, dan sangat elemahkan kondisi tubuh.
Hal ini dapat timbul pada tempat yang bervariasi di pelvis seperti ovarium, tuba
falopi, vagina, serviks, atau ligament uterosakral atau di septum rektovaginal. Bahkan
dapat juga muncul pada daerah yang jauh seperti luka laparotomi, pleura, paru,
diafragma, ginjal, dll. Menurut urutan yang tersering endometriosis ditemukan adalah di
ovarium.
Epidemiologi
Endometriosis selama kurang lebih 30 tahun terakhir ini menunjukkan angka
kejadian yang meningkat. Angka kejadian antara 5 15% dapat ditemukan di antara
semua operasi pelvic. Yang menarik adalah bahwa endometriosis lebih sering ditemukan
pada wanita yang tidak menikah pada umur muda, dan tidak mempunyai banyak anak.
Di Amerika Serikat, endometriosis timbul pada 7 10% populasi, biasanya
berefek pada wanita usis produktif. Prevalensi endometriosis pada wanita infertile adalah
sebesar 20 50% dan 80% pada wanita dengan nyeri pelvis. Terdapat keterkaitan
keluarga, dimana resiko meningkat 10 kali lipat pada wanita dengan keluarga derajat
pertama yang mengidap penyakit ini.
Etiologi
Terdapat beberapa teori yang dianggap menjadi etiologi endometriosis, yaitu :
1. Metaplasia coelom. Dibawah stimulus yang tidak diketahui sel mesotelial
berubah secara metaplastik menjadi sel endometrium.
2. Transplantasi sel endometrium yang terlepas. Melalui rute limfatik, hematogenik,
atau iatrogenic dapat timbul endometriosis. Rute yang tersering adalah secara
transtubal.
3. Menstruasi retrograde (teori Sampson). Adanya aliran retrograde jaringan
endometrium dari tuba falopi menuju rongga peritoneal. Mungkin timbul akibat
Diagnosis dimulai dari anamneses, dimana keluhan atau gejala yang sering
ditemukan adalah :
Nyeri perut bawah yang progresif dan dekat paha yang terjadi pada dan selama
haid (dismenorea)
Infertilitas
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan pelvis ditemukan nyeri tekan yang sangat mudah dideteksi saat
menstrusi. Ligament uterosakral dan kul-de-sac yang bernodul dapat ditemukan. Uterus
terfiksasi secara retroversi akibat dari perlengketan. Nodul kebiruan dapat ditemukan
pada vaginan akibat infiltrasi dari dinding posterior vaginal.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada endometriosis tidak member tanda yang khas,
hanya apabila ada darah pada tinja atau urin pada waktu haid menunjukkan tentang
adanya endometriosis pada rekstosigmoid atau kandung kemih.
Pemeriksaan Radiologi
Pembuatan foto roentgen dengan memasukkan barium dalam kolon dapat
memberikan gambaran dengan filling defect pada rektosigmoid dengan batas yang jelas
dan mukosa yang utuh. Transvaginal sonografi adalah metode yang berguna untuk
mengidentifikasi kista coklat klasik dari ovarium. Tampilan tipikal adalah kista yang
berisis echo homogeny internal drajat rendah yang konsisten dengan darah lama.
Gambaran sonografi dari endometrioma bervariasi dari kisa sederhana hingga kista
kompleks dengan echo internal hingga massa solid, tanpa vakular. MRI berguna untuk
melihat keterlibatan rectum dan menunjukkan secara akurat endometriosis rektovaginal
dan kul-de-sac.
Endometriosis sedang-berat
Diagnosa Differensial
Diagnose banding endometriosis adalah pelvic inflammatory disease, apendisitis,
kista ovarii, torsi ovarii, kehamilan ektopik, infeksi saluran kemih, dan penyakit
divertikular.
Penatalaksanaan
Penanganan endometriosis terdiri dari terapi hormonal, pembedahan.
Terapi hormonal
Sebagai dasar pengobatan hormonal endometriosis ialah bahwa pertumbuhan dan
fungsi jaringan endometrios dikontrol oleh hormone steroid. Jaringan endometriosis
umumnya mengandung reseptor estrogen, progesterone, dan androgen. Progesterone
sistetik umumnya mempunyai efek androgenic yang menghambat pertumbuhan
endometriosis.
Prinsip pertama pengobatan hormonal adalah menciptakan lingkungan hormone
rendah estrogen dan asiklik. Keadaan yang asiklik mencegah terjadinya haid yang berarti
tidak terjadi pelepasan jaringan endometrium yang normal sehingga dapat dihindari
timbul sarang endometriosis yang baru karena transport retrograde serta mencegah
pelepasan dan perdarahan jaringan endometriosis yang menimbulkan rasa nyeri karena
rangsangan peritoneum.
a. Androgen
Preparat yang dipakai adalah metiltestosteron sublingual dengan dosis 5-10
mg/hari. Biasanya diberikan 10 mg/hari pada bulan pertama dilanjutkan dengan 5
mg/hari selama 2-3 bulan berikutnya. Keberatan pemakaian androgen adalah timbulnya
efek samping maskulinisasi, dan bila terjadi kehamilan dapat menyebabkan cacat
bawaan. Keuntungannya adalah untuk terapi nyeri, dispareuni, dan untk membantu
menegakkan diagnosis. Jika nyeri akibat endometriosis biasanya akan berkurang dengan
pengobatan androgen satu bulan.
b. Estrogen-progestogen
Kontrasepsi yang dipilih sebaiknya mengandung estrogen rendah dan
progestogen yang kuat atau yang mempunyai efek androgenic yang kuat. Terapi standard
yang dianjurkan adalah 0,03 mg etinil estradiol dan 0,3 mg norgestrel per hari. Bila
terjadi perdarahan, dosis ditingkatkan menjadi 0,05 mg estradiol dan 0,5 mg norgestrel
per hari atau maksimal 0,08 mg estradiol dan 0,8 mg norgestrel per hari. Pemberian
tersebut setipa hari selama 6-9 bulan, bahkan 2-3 tahun.
c. Progestogen
Dosis yang diberikan adalah medroksiprogesteron asetat 30-50 mg per hari atau
noretisteron asetat 30 mg per hari. Pemberian parenteral dapat menggunakan
medroksiprogesteron asetat 150 mg setiap 3 bulan sampai 150 mg setiap bulan. Lama
pengobatan yakni 6-9 bulan.
d. Danazol
Danazol adalah turunan isoksazol dari 17 alfa etiniltestosteron. Danazol
menimbulkan keadaan asiklik, androgen tinggi, dan estrogen rendah. Kadar androgen
meningkat disebabkan oleh sifatnya yang androgenic dan danazol mendesak testosterone
sehingga terlepas dan kadar testosterone bebas meningkat. Kadar estrogen rendah
disebabkan karena danazol menekan sekresi GnRH, LH, dan FSH dan menghambat
enzim steroidogenesis di folikel ovarium sehingga estrogen turun.
Dosisnya 400-800 mg per hari dengan lama pemberian minimal 6 bulan. Efek
sampingnya berupa akne, hirsutisme, kulit berminyak, perubahan suara, pertambahan
berat badan, dan edema. Kontraindikasi absolute yaitu kehamilan dan menyusui,
sedangkan kontraindikasi relative yaitu disfungsi hepar, hipertensi berat, gagal jantung
ongestif, atau gagal ginjal.
Infertilitas
Adhesi
Ruptur kista
DAFTAR PUSTAKA
1. Kapoor,
Dharmesh.
Endometriosis.
2009.
Diunduh
dari
dari
http://emedicine.medscape.com/article/271899-print
2. Saol,
Turandot.
Endometriosis.
2010.
Diunduh
http://emedicine.medscape.com/article/795771-print
3. Wiknjosastro H. Endometriosis. Ilmu Kandungan edisi ke-2. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2007.
4. Rosevear, Sylvia K. Endometriosis and Chronic Pelvic Pain dalam Handbook of
Gynaecology Management. 2002. Oxford : Blackwell Science Ltd.
5. http://www.radiologyassistant.nl/en/p4cdf9b5de7d3b/ovarian-cysts-commonlesions.html