Oleh :
Pendamping :
Menegakkan diagnosis
Memberikan terapi yang sesuai
Memberikan edukasi pada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit, pengobatan serta
prognosisnya
Bahan Bahasan :
Tinjauan Pustaka
Cara Membahas :
Diskusi
Data Pasien
Nama Klinik : RSU dr. H.
Koesnadi Bondowoso
Riset
Presentasi &
Diskusi
Nama : Ny. R
Kasus
Audit
Pos
No. RM : 0-76-50-xx
Terdaftar sejak : 2016
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. R
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 23 tahun
Alamat
Pekerjaan
Tanggal kunjungan
B. SUBJECTIVE
Anamnesa
Keluhan utama:
Perasaan dan pikiran tidak menyatu
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSUD Dr Koesnadi dengan keluhan perasaan dan
pikiran tidak menyatu sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu, tepatnya setelah pasien
melahirkan anak pertamanya. Pasien juga mengeluh sering melamun dan sulit
untuk memulai tidur, serta malas mengerjakan pekerjaan rumah, seperti mencuci
dan menyetrika pakaian. Nafsu makan diakui pasien baik, makan 3 kali sehari.
Pasien mengaku menjadi tidak punya perasaan senang selayaknya ibu-ibu lain yang
telah melahirkan, dan pasien mengatakan anak yang dilahirkannya 2 bulan lalu itu
seperti bukan anak kandungnya sendiri. Pasien mengaku tidak pernah menunda
kehamilan setelah menikah, dan kehamilannya itu merupakan kehamilan yang
diinginkan. Perasaan ingin membunuh anaknya disangkal. Pasien mengaku ASInya
tidak dapat keluar sehingga pasien tidak dapat menyusui anaknya.
Pasien mengaku jarang keluar rumah dan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan
tetangga. Pasien juga mengaku tidak mempunyai masalah dengan keluarga ataupun
dengan suami. Perasaan cemas disangkal, berdebar-debar dan keluar keringat
dingin disangkal. Pasien mengatakan ingin kembali menjadi pribadi sebelum 2
bulan ini.
Keluhan tambahan:
Sering melamun, sulit tidur
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien tidak pernah merasakan keluhan yang seperti ini sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan yang sama.
Riwayat Kehidupan Pribadi :
1. Riwayat prenatal dan perinatal
: Lahir cukup bulan, di bidan
2. Masa kanak-kanak awal (0-3tahun)
: Sehat, aktif
3. Masa kanak-kanak pertengahan (4-11tahun) : Sehat
a. Hubungan pertemanan
: Baik
b. Riwayat sekolah
: SMP
e. Riwayat psikososial
f. Keagamaan
Riwayat Alergi
Alergi terhadap makanan dan obat obatan tidak diketahui
C. OBJECTIVE
STATUS MENTAL
1. Deskripsi Umum :
Kesadaran :
Kuantitatif : Compos mentis
Kualitatif : Jernih
Penampilan :
- Postur tubuh
: Biasa
- Cara berpakaian : Rapi sesuai usia
- Kontak mata
: Baik
Pembicaraan
: Wajar
Perilaku
: Hipoaktif
Sikap
: Kooperatif
2. Alam Persepsi :
Afek
: Datar
Mood
: Hipotimik
3. Gangguan Pikiran :
* Bentuk Pikiran
: Derealistis
* Arus Pikiran
: Sirkumstansial
* Isi Pikiran
: Miskin isi
- Waham
: tidak ada
- Obsesi
: tidak ada
- Alogia
: tidak ada
4. Gangguan Persepsi :
Halusinasi
: tidak ada
Ilusi
: tidak ada
5. Fungsi Kognitif dan Sensorium :
Inteligensi
Taraf
Orientasi
6.
: Sesuai pendidikan
: Ringan
: - tempat
- waktu
- orang
Daya ingat
- Hypermnesia
- Amnesia
- Paramnesia
- Recent memory
- Past memory
Gangguan Pola Tidur
Insomnia
: ada
: baik
: baik
: baik
: tidak ada
: tidak ada
: tidak ada
: baik
: baik
: Baik
* Kesadaran
: Compos mentis
* Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
* Nadi
: 86 x/menit
* Respiratory rate
: 20 x/menit
* Sistem Respiratorik
* Sistem Kardiovaskular
* Sistem Urogenital
* Kepala
: Normocephal
* Mata
- konjungtiva anemis
: (-/-)
- sclera ikterik
: (-/-)
: baik
- pupil
: isokor
: (+/+)
* Hidung
* Telinga
* Leher
- JVP
: Tidak meningkat
- KGB
: Tidak membesar
2. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
- Mata
- Motorik
: baik
- Tonus
: baik
- Turgor
: baik
- Kekuatan otot
: baik
D. DAFTAR MASALAH
1. dan pikiran tidak menyatu
2. sering melamun dan sulit untuk memulai tidur
3. malas mengerjakan pekerjaan rumah
4. Pasien mengaku menjadi tidak punya perasaan senang selayaknya ibu-ibu lain
yang telah melahirkan
5. jarang keluar rumah dan hampir tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga.
6. Perilaku : Hipoaktif
7. Bentuk Pikiran: Derealistis
8. Arus Pikiran: Sirkumstansial
9. Isi Pikiran: Miskin isi
E. ASSESMENT
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
: Gangguan Mood Bipolar II Fase Depresi Ringan Tanpa Gejala Somatik
Aksis II
: Gangguan kepribadian cemas (menghindar)
Aksis III
: Tidak ada kelainan organik
Aksis IV
: Masalah kepribadian
Aksis V
: GAF 70-61
Diagnosis Kerja
F.32.0.00
Gangguan Mood Bipolar II Fase Depresi Ringan Tanpa Gejala Somatik
Diagnosis Banding
Neurosa Depresi
Gangguan cemas menyeluruh
F. PLANNING
1. Terapi Kognitif
: Ad bonam
: Ad bonam
Edukasi
o Meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga pasien mengenai gangguan
mood dan berapa lama pengobatan yang harus dijalani.
o Meningkatkan pengetahuan pasien atau keluarga pasien dalam identifikasi
faktor penyebab dan gejala gangguan mood dan meningkatkan hubungan
sosialisasi dengan tetangga serta membutuhkan dukungan keluarga.
10
Pasien datang dengan keluhan perasaan dan pikiran tidak menyatu sejak kurang lebih 2
bulan yang lalu, tepatnya setelah pasien melahirkan anak pertamanya. Pasien juga mengeluh
sering melamun, sulit untuk memulai tidur, serta malas mengerjakan pekerjaan rumah.
Perasaan ingin membunuh anaknya disangkal. Pasien mengaku ASInya tidak dapat keluar
sehingga pasien tidak dapat menyusui anaknya. Pasien mengaku tidak mempunyai masalah
dengan keluarga ataupun dengan suami. Pasien mengatakan ingin kembali menjadi pribadi
sebelum 2 bulan ini.
Terdapat arus pikiran sirkumstansial dan bentuk pikiran derealistis. Afek datar dan
mood hipotimik. Daya ingat baik dan terdapat gangguan tidur pada malam hari. Pada status
generalis keseluruhannya dalam batas normal, tidak ada penyakit penyerta dan tidak
ditemukan kelainan fisik yang lain. Pemeriksaan neurologis dalam batas normal.
keadaan
mudah
dan
menurunnya aktivitas
Gejala lainnya :
(a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
(b) Harga diri dan kepercayaan berkurang
(c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
(d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
(e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri
(f) Tidur terganggu
(g) Nafsu makan berkurang
Pada pasien ini, terdapat gejala depresi yang meliputi 2 gejala utama dan 3
gejala lainnya yaitu kehilangan minat dan kegembiraan, menurunnya aktivitas, sering
melamun, sulit tidur, dan kurang percaya diri.
11
sekitar 2 minggu, sedangkan pada pasien ini sudah berlangsung kurang lebih 2 bulan.
AXIS II
Dari anamnesis didapatkan pasien merasa perasaan dan pikiran tidak menyatu,
serta merasa tidak senang terhadap anaknya, bahkan pasien merasa bahwa anaknya
seperti bukan anak kandungnya sendiri. Pasien juga jarang bersosialisasi dengan
tetangga dan malas keluar rumah. Hal tersebut sesuai dengan ciri-ciri gangguan
BAB II
PEMBAHASAN
GANGGUAN SUASANA PERASAAN (MOOD/AFEKTIF)
2.1.
DEFINISI
Gangguan mood merupakan kelompok gangguan psikiatri dimana mood yang
patologis akan mempengaruhi fungsi vegetatif dan psikomotor yang merupakan
gambaran klinis utama dari gangguan tersebut. Dahulu gangguan mood dikenal
dengan gangguan afektif namun sekarang istilah gangguan mood lebih disukai karena
mood lebih merujuk pada status emosional yang meresap dari seseorang sedangkan
afektif merupakan ekspresi eksternal dari emosi saat itu. Gangguan mood merupakan
suatu sindrom yang terdiri dari tanda-tanda dan gejala-gejala yang berlangsung dalam
12
hitungan minggu hingga bulan yang mempengaruhi fungsi dan pola kehidupan seharihari.2
Menurut PPDGJ III, gangguan suasana perasaan (mood [afektif]) merupakan
sekelompok penyakit yang bervariasi bentuknya. Kelainan fundamental dari
kelompok gangguan ini adalah perubahan suasana perasaan (mood) atau afek,
biasanya kearah depresi, atau ke arah elasi (suasana perasaan yang meningkat).1
2.2.
EPIDEMIOLOGI
Pada pengamatan universal, prevalensi gangguan depresif berat pada wanita
dua kali lebih besar dari pada laki-laki. Gangguan Bipolar I mempunyai prevalensi
yang sama bagi laki-laki dan wanita.2 Lebih banyaknya wanita yang tercatat
mengalami depresi bisa disebabkan oleh pola komunikasi wanita yang ingin
memberitahukan masalahnya kepada orang lain dan harapan untuk mendapatkan
bantuan atau dukungan sedangkan pada laki-laki cenderung untuk memikirkan
masalahnya sendiri dan jarang menunjukkan emosinya.4
Berbagai penelitian mengungkapkan golongan usia muda yaitu remaja dan
dewasa awal lebih mudah terkena depresi. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut
terdapat tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting yaitu peralihan dari masa
anak-anak ke masa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah dan
bekerja serta masa pubertas ke masa pernikahan. Survei telah melaporkan prevalensi
yang tinggi dari depresi terjadi pada usia 18-44 tahun. 4 Penurunan kecenderungan
depresi pada usia dewasa diduga karena berkurangnya respon emosi seseorang seiring
bertambahnya usia, meningkatnya kontrol emosi dan kekebalan terhadap pengalaman
dan peristiwa hidup yang dapat memicu stress.4
Onset gangguan bipolar I lebih awal dari daripada onset gangguan depresi.
Onset gangguan bipolar I dari usia 5 tahun sampai usia 50 tahun.2
Pada umumnya gangguan depresif berat paling sering terjadi pada seseorang
yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat, telah bercerai atau berpisah
dengan pasangan hidup. Gangguan bipolar I lebih sering terjadi pada orang yang
bercerai dan hidup sendiri daripada orang yang menikah.2
2.3.
ETIOLOGI
13
neurotransmitter yang
14
periode REM pertama dan tidur delta yang abnormal. Pada depresi terjadi regulasi
abnormal dari irama sirkadian.2
Penelitian melaporkan adanya kelainan imunologis pada pasien depresi dan
pada orang yang berdukacita karena kehilangan sanak saudara, pasangan atau teman
dekat. Kemungkinan proses patofisiologi yang melibatkan sistem imun menyebabkan
gejala psikiatrik dan gangguan mood pada beberapa pasien.2
Hipotesis menyatakan gangguan mood melibatkan patologis pada sistem
limbik, ganglia basalis dan hipotalamus. Gangguan pada ganglia basalis dan sistem
limbik terutama pada hemisfer yang dominan dapat ditemukan bersamaan dengan
gejala depresif. Disfungsi pada hipotalamus dihubungkan dengan perubahan pola
tidur, nafsu makan dan perilaku seksual pada pasien dengan depresi. Postur yang
membungkuk, terbatasnya aktivitas motorik dan gangguan kognitif minor adalah
beberapa gejala depresi yang
15
2.4.
EPISODE MANIK
F30.0 Hipomania
16
Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania (F30.1), afek yang
meninggi atau berubah disertai peningkatan aktivitas, menetap selama
sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut, pada suatu derajat
intensitas dan yang bertahan melebihi apa yang digambarkan bagi
Gambaran klinis merupakan bentuk mania yang lebih berat dari F30.1
17
F31.1 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Tanpa Gejala Psikotik
(b)
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik
F31.3 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Ringan atau Sedang
F31.4 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Tanpa Gejala
Psikotik
(a) Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif
berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
(b) Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik
atau campuran di masa lampau.
F31.5 Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat Dengan Gejala
Psikotik
EPISODE DEPRESIF
Gejala lainnya :
(h) Konsentrasi dan perhatian berkurang
(i) Harga diri dan kepercayaan berkurang
(j) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
(k) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
(l) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri atau bunuh diri
(m)
Tidur terganggu
(n) Nafsu makan berkurang
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan
masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan
tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa
tersebut diatas;
Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: (a) sampai dengan
(g).
Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2
minggu.
Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa
dilakukannya.
Karakter kelima:
berintensitas berat.
Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi psikomotor) yang
mencolok, maka pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk
melaporkan banyak gejalanya secara rinci.
Dalam hal demikian penilaian secara menyeluruh terhadap episode
depresif berat masih dapat dibenarkan.
minggu.
Sangat tidak mungkin bagi pasien meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan
atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat terbatas.
diatas.
Disertai waham, halusinasi atau stupor depresif. Waham biasanya
melibatkan ide tentang dosa, kemiskinan, atau malapetaka yang
mengancam, dan pasien merasa bertanggung jawab akan hal itu.
Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya berupa suara yang menghina
atau menuduh, atau bau kotoran atau daging membusuk.
Reteardasi psikomotor yang berat dapat menuju pada stupor.
Jika diperlukan, waham atau halusinasi dapat ditentukan sebagai serasi
atau tidak serasi dengan afek (mood congruent).
21
pada usia lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini harus tetap digunakan).
Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali
dicetuskan oleh peristiwa kehidupan yang penuh stress dan trauma mental
lain (adanya stress tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
22
(a) Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi dan
episode sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
(b) Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing
selama minimal 2 minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa
gangguan afektif yang bermakna.
F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat Dengan Gejala Psikotik
F34.0 Siklotimia
23
Setiap episode alunan afektif (mood swings) tidak memenuhi kriteria untuk
mana pun yang disebut dalam episode manik (F30.-) atau episode depresif
(F32.-).
F34.1 Distimia
Ciri esensial adalah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak
pernah atau jarang sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan
tidak terbatas.
Jika onsetnya pada usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan
kelanjutan suatu episode depresif tersendiri (F32) dan berhubungan dengan
masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
Kategori sisa untuk gangguan afektif menetap yang tidak cukup parah atau
tidak berlangsung cukup lama untuk memenuhi kriteria siklotimia (F34.0)
atau distimia (F34.1), namun secara klinis bermakna.
F38.00
=
Episode afektif campuran
Episode afektif yang berlangsung sekurang-kurangnya selama 2 minggu
yang bersifat campuran atau pergantian cepat (biasanya dalam beberapa
jam) antara gejala hipomanik, manik dan depresif.
F38.10
=
Episode depresif singkat berulang
Episode depresif singkat yang berulang, muncul kira-kira sekali sebulan
selama satu tahun yang lampau.
Semua episode depresif masing-masing berlangsung kurang dari 2 minggu
(yang khas ialah 2-3 hari, dengan pemulihan sempurna) tetapi memenuhi
kriteria simtomatik untuk episode depresif ringan, sedang atau berat
(F32.0, F32.1, F32.2).
24
2.5.
Untuk dipakai hanya sebagai langkah terakhir jika tak ada istilah lain yang
dapat digunakan.
Termasuk: psikosis afektif YTT.
Mood, afek dan perasaan: Pasien tersebut sering kali dibawa oleh anggota
keluarganya atau teman kerjanya karena penarikan sosial dan penurunan aktifitas
secara menyeluruh.
Bicara: Banyak pasien terdepresi menunjukkan kecepatan dan volume bicara yang
menurun, berespon terhadap pertanyaan dengan kata-kata tunggal dan
menunjukkan respon yang lambat terhadap suatu pertanyaan.
Pikiran: Pasien terdepresi biasanya memiliki pandangan negatif tentang dunia dan
dirinya sendiri. Isi pikiran mereka sering kali melibatkan perenungan tentang
kehilangan, bersalah, bunuh diri, dan kematian. Kira-kira 10% memiliki gejala
jelas gangguan berpikir, biasanya penghambatan arus pikiran dan kemiskinan isi
pikiran.
Sensorium dan kognisi: Kira-kira 50-70% dari semua pasien terdepresi memiliki
suatu gangguan kognitif yang sering kali dinamakan pseudodemensia depresif,
dengan keluhan gangguan konsentrasi dan mudah lupa.
bunuh diri meningkat saat mereka mulai membaik dan mendapatkan kembali
energi yang diperlukan untuk merencanakan dan melakukan suatu bunuh diri
(bunuh diri paradoksikal /paradoxical suicide).
Reliabilitas: Semua informasi dari pasien terlalu menonjolkan hal-hal yang buruk
dan menekan hal-hal yang baik.2
Mood, afek dan perasaan: Pasien manik biasanya euforik dan lekas marah.
Mereka memiliki toleransi yang rendah dan mudah frustasi yang dapat
menyebabkan perasaan marah dan permusuhan. Secara emosional mereka sangat
labil, mudah beralih dari tertawa menjadi marah kemudian menjadi depresi dalam
hitungan menit atau jam.
Bicara: Pasien manik tidak dapat disela saat mereka bicara dan sering kali rewel
dan menjadi pengganggu bagi orang-orang disekitarnya. Saat keadaan teraktifitas,
pembicaraan penuh dengan gurauan, kelucuan, sajak, permainan kata-kata dan
hal-hal yang tidak relevan. Saat tingkat aktifitas meningkat lagi, asosiasi menjadi
longgar, kemampuan konsentrasi menghilang menyebabkan gagasan yang
meloncat-loncat (flight of idea), gado-gado kata dan neologisme. Pada keadaan
manik akut, pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat
dibedakan dari pembicaraan skizofrenik.
Gangguan persepsi : Waham ditemukan pada 75% pasien manik. Waham sesuai
mood seringkali melibatkan kesehatan, kemampuan atau kekuatan yang luar biasa.
Dapat juga ditemukan waham dan halusinasi aneh yang tidak sesuai mood.
Pikiran: Isi pikirannya termasuk tema kepercayaan dan kebesaran diri, sering kali
perhatiannya mudah dialihkan. Fungsi kognitif ditandai oleh aliran gagasan yang
tidak terkendali.
Sensorium dan kognisi: Secara umum, orientasi dan daya ingat masih intak
walaupun beberapa pasien manik mungkin sangat euforik sehingga mereka
menjawab secara tidak tepat. Gejala tersebut disebut mania delirium (delirious
mania) oleh Emil Kraepelin.
26
Reliabilitas: Pasien manik sulit untuk dipercaya. Kebohongan dan penipuan sering
ditemukan pada pasien mania.2
2.6.
TERAPI
27
Terapi keluarga dapat membantu seorang pasien dengan gangguan mood untuk
menurunkan stress dan menerima stress serta menurunkan kemungkinan relaps.2
Perawatan di rumah sakit diperlukan bila dibutuhkan prosedur diagnostik lebih
lanjut, resiko bunuh diri atau membunuh oaring lain dan penurunan kemampuan
pasien untuk merawat diri, memperoleh makanan, tempat berlindung dan hancurnya
sistem pendukung. Pasien dengan depresi ringan atau hipomanik mengkin dapat
diobati secara aman di tempat praktek dokter. Pasien dengan gangguan mood yang
berat seringkali tidak mau dirawat dirumah sakit sehingga mereka perlu dibawa secara
involunter.2
2.6.2. FARMAKOTERAPI
ANTIDEPRESAN
Antidepresan merupakan obat yang paling sesuai untuk pasien depresi dengan
gangguan vegetatif yang jelas, retardasi psikomotor, gangguan tidur, nafsu makan
menurun, penurunan berat badan, dan penurunan libido. Mekanisme obat antidepresan
adalah
menghambat
ambilan
neurotransmiter
aminergic
dan
menghambat
antidepresan
yang
ideal
harus
memenuhi
kriteria
berikut: (1) efektif pada berbagai gangguan depresi, (2) efektif dalam perawatan
jangka pendek dan jangka panjang, (3) efektif pada berbagai kelompok umur, (4)
memiliki onset cepat, (5) dosis sekali sehari, (6) biaya yang terjangkau, (7) ditoleransi
oleh tubuh dengan baik, (8) tidak mempengaruhi perilaku, (9) toleransi terhadap
berbagai penyakit fisik, (10) bebas dari interaksi dengan makanan atau obat-obatan,
(11) aman.7
Selain efek antidepresan, obat ini juga memiliki efek samping lainnya. Obat
yang berefek sedatif kuat lebih sesuai untuk keadaan gelisah dan agitasi sementara
obat yang memiliki efek sedasi yang rendah cocok untuk pasien yang mengalami
penghentian atau penurunan aktivitas psikomotor. Berikut adalah macam-macam
antidepresan yang banyak digunakan untuk kepentingan klinik.8
ANTIDEPRESAN TRISIKLIK (TRICYCLIC ANTIDEPRESSANT; TCA)
28
TCA sudah digunakan hampir selama empat dekade. Antidepresan ini disebut trisiklik
karena memiliki nukleus dengan tiga cincin. Obat yang termasuk golongan ini adalah
imipramine, desipramine, clomipramine, trimipramine, amitriptyline, nortriptyline,
doxepine, protriptyline. Semua TCA memiliki efek terapi yang sama, pilihannya
tergantung dari toleransi terhadap efek sampingnya serta lama kerjanya.8
Farmakokinetik
TCA mudah diabsorbsi peroral dan bersifat lipofilik sehingga mudah masuk SSP.9
TCA dosis tinggi dapat memperlambat aktivitas gastrointestinal dan memperpanjang
waktu pengosongan lambung sehingga penyerapan obat menjadi lebih lama. 10 Obat ini
dimetabolisme di hati dan dikeluarkan sebagai metabolit non aktif melalui ginjal.9
Farmakodinamik
Mekanisme kerja dari TCA adalah sebagai berikut.
Farmakologi Klinik
TCA meningkatkan aktifitas berfikir, memperbaiki kewaspadaan mental,
meningkatkan aktivitas fisik dan mengurangi gejala depresi pada 50-70% pasien.
TCA banyak digunakan untuk depresi sedang hingga berat terutama dengan gangguan
psikomotorik, insomnia atau nafsu makan yang buruk.11
Efek samping
kabur, mulut kering, retensi urin, konstipasi, memperberat epilepsi dan glaukoma.
Kardiovaskuler: peningkatan aktivitas katekolamin menyebabkan stimulasi
jantung yang berlebihan, perlambatan konduksi atrioventrikular. Penghambatan
reseptor -adrenergik menyebabkan hipotensi ortostatik dan takikardi. Masalah ini
HETEROSIKLIK
Antidepresan heterosiklik merupakan antidepresan turunan kedua dan ketiga.
Potensi obat heterosiklik tidak berbeda secara khusus dari agen-agen sebelumnya.
Yang termasuk antidepresan generasi kedua dalah amoxapine, maprotiline, trazodone
dan bupiropion. Generasi ketiga adalah mirtazapine, venlafaxine dan nefazodone.
Farmakokinetik, farmakodinamik dan efek samping obat ini hampir sama dengan
TCA.8
Sediaan dan Dosis
Citalopram (Celexa)
Oral: 20; 40 mg tablet
Dosis: 20-60 mg/hari
Fluoxetine (Prozac)
Oral: 10; 20 mg pulveres, 10 mg tablet, 20 mg/mL liquid
Dosis: 10-60 mg/hari
31
Fluvoxamine (Luvox)
Oral: 25; 50; 100 mg tablet
Dosis: 100-300 mg/hari
Paraxetine (Paxil)
Oral: 10; 20; 30; 40 mg tablet, 10 mg/mL suspensi, 12,5; 25 mg controlled release
tablet
Dosis: 20-50 mg/hari
Sertraline (Zoloft)
Oral: 25; 50; 100 mg tablet
Dosis: 50-200 mg/hari
INHIBITOR
OKSIDASE
MONOAMIN
(MONOAMINE
OXYDASE
INHIBITOR; MAOI)
MAO adalah enzim yang menonaktifkan neurotransmiter yang berlebihan di celah
sinaptik saat neuron istirahat. MAOI dapat menonaktifkan enzim MAO secara
reversible atau irreversibel. Neurotransmiter tidak akan mengalami degradasi
sehingga menumpuk dalam neuron presinaptik dan masuk ke dalam ruang sinaptik
yang menimbulkan aktivitas antidepresan.9
Farmakokinetik
Obat ini mudah diabsorbsi dalam bentuk oral. Efek anti depresan memerlukan
waktu 2-4 minggu. Obat ini dimetabolisme dan diekskresi dengan cepat melalui
ginjal.9
Farmakodinamik
MAOI membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan enzim dan
menyebabkan inaktivasi yang irreversibel. Hal ini meningkatkan depot norepinefrin,
serotonin dan dopamin dalam neuron dan selanjutnya meningkatkan konsentrasi
neurotransmiter di dalam ruang sinaptik.9
Farmakologi Klinik
Meskipun MAO dihambat setelah beberapa hari pengobatan, kerja antidepresan
terjadi setelah beberapa minggu. MAOI digunakan untuk pasien depresi yang tidak
responsif dan alergi terhadap TCA atau menderita ansietas hebat.9
Efek samping
Tiramin dalam makanan seperti keju, kerang, bir, hati ayam dan anggur merah
diinaktifkan oleh MAO di dalam usus. Orang yang menggunakan MAOI tidak dapat
menguraikan tiramin yang menyebabkan lepasnya katekolamin dalam jumlah besar
yang tersimpan pada ujung terminal saraf sehingga terjadi sakit kepala, takikardi,
32
mual, hipertensi, aritmia dan stroke. Oleh karena itu, pasien disarankan untuk
menghindari makanan yang mengandung tiramin. Efek samping lainnya dari MAOI
adalah mengantuk, hipotensi ortostatik, penglihatan kabur, mulut kering, disuria dan
konstipasi. MAOI dan SSRI jangan diberikan bersamaan karena dapat terjadi bahaya
sindrom serotonin yang dapat mematikan.9
Sediaan dan Dosis
Phenelzine (Nardil)
Oral: 15 mg tablet
Dosis: 47-75 mg/hari
Tranylcypromine (Parnate)
Oral: 10 mg tablet
Dosis: 10-30 mg/hari
Amitriptyline
Amoxapine
Bupropion
Citalopram
Clomipramin
e
Desipramine
Doxepine
Fluoxetine
Fluvoxamine
Imipramine
Maprotiline
Mirtazapine
Mianserin
Nortriptyline
Paroxetine
Protriptyline
Setraline
Trazodone
Venlafaxine
Keterangan:
+++
++
+
+/-
Sedas
i
Anti
muskarini
k
i
Ortostati
Norepinefri
Dopami
+++
+
+/+++
++
++
+/-
+
?
-
+++
++
-
+++
++
-
k
+++
++
+/-
+++
++
++
+++
+++
+
+++
+
++
++
+++
++
++
+
+
+++
-
+
+++
+
++
++
+
++
++
-
++
++
+/+/++
+
+
+
++
+/++
+/+
-
++
+++
+++
+++
+++
+++
?
+++
++
+++
+++
+
+/++
+++
+++
++
++
+++
++
+/?
+/-
: Berat
: Sedang
: Ringan
: Tidak ada/ minimal sekali
33
: Tidak tentu
pengeluaran
norepinefrin
dan
dopamin,
menghambat
Farmakologi Klinik
Sampai saat ini lithium karbonat dikenal sebagai obat gangguan bipolar
terutama pada fase manik. Pengobatan jangka panjang menunjukkan penurunan resiko
bunuh diri. Bila mania masih tergolong ringan, lithium sendiri merupakan obat yang
efektif. Pada kasus berat, hampir selalu perlu ditambah clonazepam atau lorazepam
dan kadang ditambah antipsikosis juga. Setelah mania dapat teratasi, antipsikosis
boleh dihentikan dan lithium digunakan bersamaan dengan benzodiazepine untuk
pemeliharaan. Pada fase depresif gangguan bipolar, lithium sering dikombinasi
dengan antidepresan.8,12
Efek Samping
dan afasia.
Efek pada fungsi tiroid: dapat menurunkan fungsi kelenjar tiroid tapi efeknya
reversibel dan nonprogresif. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengukuran kadar
CARBAMAZEPINE
Carbamazepine telah dianggap sebagai alternatif yang pantas untuk lithium
jika lithium kurang optimal. Obat ini dapat digunakan untuk mengobati mania akut
dan juga untuk terapi profilaksis. Efek samping carbamazepine pada umumnya lebih
rendah dari lithium. Cara kerja carbamazepine tidak jelas, tetapi dapat mengurangi
sensitisasi otak terhadap perubahan mood. Mekanisme tersebut mungkin serupa
dengan efek antikonvulsinya.8
Preparat yang Tersedia
Carbamazepine (generic, Tegretol)
Oral: 200 mg tablet; 100 mg tablet kunyah, 100 mg/5 mL suspensi, 100; 200; 400 mg
tablet extended-release, 200; 300 mg kapsul
Dosis: 400-600 mg/hari
2.7.
PROGNOSIS
Banyak penelitian mengenai perjalanan penyakit dan prognosis gangguan
suasana perasaan (mood [afektif]) memberikan kesimpulan bahwa penyakit ini
memiliki perjalanan yang panjang dan pasien cenderung mengalami kekambuhan.
Prognosa baik apabila:
Perawatan di rumah sakit hanya singkat, tidak lebih dari sekali perawatan
Selama masa remaja memuliki riwayat persahabatan yang erat dan baik
36
ini cenderung merupakan gangguan kronis, dan pasien cenderung mengalami relaps.
Pasien dengan gangguan bipolar memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan
pasien dengan gangguan depresif berat. Sepertiga dari semua pasien gangguan bipolar
memiliki gejala kronis dan bukti-bukti penurunan sosial yang bermakna.2
37
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rusdi M. Diagnosis
Gangguan
Jiwa Rujukan
Ringkas
dari PPDGJ-III.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu
Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7. Jakarta: Binarupa Aksara. 1997. p.
777-858
3.
Medicastore. Mania. [Online]. 2010 [cited 2010 June 11]; Available from: URL:
http://medicastore.com/penyakit/262/Mania.html
4.
Lubis NL. Depresi Tinjauan Psikologis. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
2009. p. 61-85.
5.
Soreff S, McInnes LA. Bipolar Affective Disorder. [Online]. 2010 Feb 9 [cited
2010 June 4]; Available from: URL: http://emedicine.medscape.com/article/286342overview
6.
7.
8.
Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology 10th ed: Antipsychotic Agents
and Lithium, Antidepressant Agents. San Fransisco: McGraw-Hill. 2006.
9.
Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta:
Widya Medika. 2001. p. 120-6
10.
Brunton LL, Blumenthal DK, Parker KL, Buxton ILO. Goodman and Gilman's
Manual of Pharmalogical and Therapeutics: Drug Therapy of Depression and
Anxiety Disordes, Pharmacotherapy of Psychosis and Mania. San Francisco:
McGraw-Hill. 2008. p. 278-318.
11.
Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Flower RJ. Rang and Dales Pharmacology 6th
ed: Antidepressant Drugs. New York: Elsevier. 2007.
12.
13.
38
39