METODOLOGI EKONOMI

ISLAM
KRISHNA SAHPUTRA 1201103010028
ZUHRA MAULIDYA 1501103010048
SUCI ANANDA 1501103010062

TUJUAN METODOLOGI EKONOMI ISLAM

1. MEMBANTU MENCARI KEBENARAN
ISLAM MENYAKINI DUA SUMBER KEBENARAN MUTLAK
YAITU ALQURAN DAN HADITS. YANG AKAN MENDASARI
PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN MANUSIA DALAM
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN EKONOMI. PEROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INILAH YANG DISEBUT
SEBAGAI RASIONALITAS ISLAM.

2. KONSEP RASIONALITAS ISLAM

DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN EKONOMI, SETIAP PELAKU
SELALU BERPIKIR,BERTINDAK DAN BERSIKAP SECARA
RASIONAL. TERMINOLOGI RASIONALITAS DIBANGUN ATAS
DASAR KAIDAH-KAIDAH LOGIKA YANG ADA, DAN OLEH
KARENANYA DAPAT DITERIMA AKAL, MAKA HAL INI DAPAT
DIANGGAP SEBAGAI BAGIAN DARI EKSPRESI RASIONALITAS.
DALAM ISLAM SECARA UMUM DIBANGUN ATAS DASAR
AKSIOMA-AKSIOMA YANG DIDERIVIKASIKAN DARI AGAMA:

SETIAP PELAKU EKONOMI SELALU BERUSAHA

UNTUK TIDAK MELAKUKAN KEMUBAZIRAN

MENCAPAI SUATU TUJUAN, MAKA DIPERLUKAN SUATU

PENGORBANAN. NAMUN JIKA PENGORBANAN TERSEBUT
LEBIH BESAR DARI HASIL YANG DI HARAPKAN, MAKA
DAPAT
DIPASTIKAN
BAHWA
TELAH
TERJADI
PEMUBAZIRAN ATAS SUATU SUMBER DAYA. PELAKU
EKONOMI SELALU MENCEGAH HAL INI, PELAKU TIDAK
INGIN PENGURANGAN SUMBER DAYA YANG DI MILIKI
TANPA KONPENSASI BERUPA HASIL YANG SEBANDING.

SETIAP PELAKU EKONOMI SELALU BERUSAHA

UNTUK MEMINIMUMKAN RESIKO

RESIKO MERUPAKAN SESUATU HAL YANG TIDAK

MENYENANGKAN DAN OLEH KARENANYA MENYEBABKAN
MENURUNNYA MASLAHAH YANG DAPAT DI TERIMA.

SETIAP PELAKU EKONOMI BERTUJUAN UNTUK

MENDAPATKAN MASLAHAH

MASLAHAH YANG LEBIH BESAR LEBIH DISUKAI DARIPADA

YANG LEBIH SEDIKIT. SEBAB MASLAHAH YANG LEBIH
BESAR AKAN MEMBERIKAN KEBAHAGIAAN YANG LEBIH
TINGGI, KARENANYA LEBIH DI SUKAI DARIPADA MASLAHAH
YANG LEBIH KECIL. MASLAHAH AKAN TERUS DI UPAYA
UNTUK MENINGKAT SEPANJANG WAKTU.

SETIAP PELAKU EKONOMI DIHADAPKAN PADA

SITUASI KETIDAKPASTIAN

KEMUNCULAN RESIKO DALAM BANYAK HAL DAPAT

DIANTISIPASI MELALU GEJALA YANG ADA. GEJALA YANG
DIMAKSUD DI SINI ADALAH ADANYA KETIDAKPASTIAN
YANG AKAN DAPAT MENIMBULKAN RESIKO.

SETIAP PELAKU BERUSAHA MELENGKAPI INFORMASI

DALAM UPAYA MEMINIMUMKAN RESIKO

DALAM KONDISI KETIDAKPASTIAN, SETIAP PELAKU

BERUSAHA UNTUK MENCARI DAN MELENGKAPI INFORMASI
SERTA KEMAMPUANNYA. HAL INI KEMUDIAN DIGUNAKAN
UNTUK MENGKALKULASI APAKAH SUATU RESIKO MASUK
DALAM KATEGORI BERAT ATAU RINGAN SEHINGGA DAPAT
DITENTUKAN KEPUTUSAN APAKAH AKAN MENGHADAPI
RESIKO TERSEBUT ATAU MENGHINDARINYA.

AKSIOMA-AKSIOMA YANG LAIN

1. ADANYA KEHIDUPAN SETELAH MATI.

2. KEHIDUPAN DI AKHIRAT MERUPAKAN AKHIR
PEMBALASAN KEHIDUPAN DI DUNIA.

3. SUMBER

INFORMASI YANG SEMPURNA HANYALAH ALQURAN DAN HADITS.

3. ETIKA DAN RASIONALITAS EKONOMI

ISLAM
EKONOMI KONVENSIONAL PERILAKU ETIS DIPANDANG SEBAGAI

PERILAKU TIDAK RASIONAL, SERINGKALI DIARTIKAN SEBAGAI

PENGORBANAN
KEPENTINGAN
INDIVIDU
UNTUK
MENGEDEPANTAN KEPENTINGAN SOSIAL.
SECARA UMUM, MORAL DIDEFINISIKAN SEBAGAI STANDA
PRILAKU YANG DAPAT DITERIMA OLEH MASYARAKAT.
ETIKA, MERUPAKAN FILOSOFI ATAU SUATU STANDAR MORAL
SETIAP MASYARAKAT DAPAT BERBEDA-BEDA.

4. SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SYARIAH

MERUPAKAN
SEPERANGKAT
ATURAN ATAU KETENTUAN DARI ALLAH
UNTUK MANUSIA DI MUKA BUMI YANG
DISAMPAIKAN MELALUI RASUL-NYA. HAL
MENDASARNYA : KEIMANAN, MORAL, FIGH.

FUNGSI SYARIAH
1. KEMAMPUAN

DALAM MEMAHAMI FENOMENA SOSIAL TIDAKLAH

SEMPURNA NAMUN INFORMASI YANG BERSUMBER LANGSUNG DARI
TUHAN-LAH YANG LEBIH SEMPURNA.

2. MEMBERIKAN

CONTROL TERHADAP PERILAKU MANUSIA

TERSELAMATKAN DARI TINDAKAN YANG MERUGIKAN.

AGAR

5. BEBERAPA KAIDAH POKOK

1.
2.
3.

SEBENARNYA BENTUK MUAMALAH ADALAH DIBOLEHKAN KECUALI JIKA

TERDAPAT LARANGAN DALAM AL-QURAN DAN HADITS.
HANYA ALLAH-LAH YANG BERHAK MENGHALALKAN ATAU MENGHARAMKAN
SUATU HAL.MANUSIA HANYA MEMILIKI HAK UNTUK MENAFSIRKAN ATAS APA
YANG DIJELASKAN OLEH AL-QURAN DAN HADITS.
SESUATU YANG BERSIFAT NAJIS DAN MERUSAK HARKAT MANUSIA DAN
LINGKUNGAN ADALAH HARAM.

4.
5.
6.

SESUATU YANG MENDEKATKAN ATAU MENYEBABKAN KEPADA YANG HARAM

ADALAH HARAM.
NIAT BAIK TIDAK DAPAT MEMBUAT YANG HARAM MENJADI HALAL.
HALAL DAN HARAM BERLAKU BAGI SETIAP MUSLIM, BERAKAL, DAN MERDEKA.

KEHARUSAN DALAM MENENTUKAN SKALA

PRIOROTAS DALAM PENGAMBILAN
KETUTUSAN, YAITU:
1. MENGHINDARI KERUSAKAN LEBIH DIUTAMAKAN DARIPADA MENCARI KEBAIKAN
2. KEPENTINGAN SOCIAL DAN LUAS LEBIH DIUTAMAKAN DARIPADA KEPENTINGAN
INDIVIDU YANG SEMPIT.

3. MANFAAT KECIL DAPAT DIKORBANKAN UNTUK MENDAPATKAN MANFAAT YANG LEBIH

BESAR.

4. BAHAYA
BESAR.

KECIL DAPAT DIKORBANKAN UNTUK MENGHINDARI BAHAYA YANG LEBIH

6. KERANGKA METODOLOGI EKONOMI ISLAM

1.

KEBENARAN DAN KEBAIKAN,TEORI ADALAH SEBERAPA JAUH TEORI TERSEBUT BENAR, YAITU MAMPU
MENGUNGKAPKAN KENYATAAN YANG HIDUP DI DUNIA NYATA. KALAU SUATU TEORI TIDAK SESUAI DENGAN
KENYATAAN YANG ADA PADA DATARAN EMPIRIS, MAKA TEORI TERSEBUT DIKATAKAN TIDAK BENAR ATAU
SALAH.

2.

METODOLOGI ILMU ALAM VS METODOLOGI ILMU SOSIAL, DIPENGARUHI DECISION RULE YANG DIGUNAKAN YAITU
PROSEDUR

DAN

KEBIJAKAN YANG

MEMPROSES INFORMASI YANG ADA.

MENENTUKAN

BAGAIMANA SEHARUSNYA PENGAMBIL KEPUTUSAN

7.METODOLOGI

Kajian tentang prinsip-prinsip yang menuntun manusia di setiap cabang ilmu pengetahuan untuk
memutuskan apakah menerima atau menolak proposisi atau pernyataan tertentu sebagai bagian dari
sistematika ilmu pengetahuan secara umum ataupun disiplin yang ditekuninya.
Dari segi metode yang dipergunakan sejarah menyatakan bahwa para ulama terdahulu kebayakan
mempergunakan metode penalaran Al-quran dan hadits.

8.

EKONOMI ISLAM PARADIGMA BARU ATAU LAMA

BARU KARENA MEMPERBAHARUHI YANG TELAH USANG DENGAN

MENAMBAHKAN SEMANGAT EKSPLORASI ILMIAH YANG BARU BERDASARKAN
FORMULASI PEMIKIRAN ATAS METODOLOGI USUF FIKIH DENGAN METODOLOGI
ILMU KONVENSIONAL.
ASAL, MENGINGAT KEMBALI PADA SISTEM ETIK EKONOMI ISLAM YANG TELAH
DIKEMBANGKAN PARA ULAMA TERDAHULU KITA BEBERAPA ABAD YANG LAMPAU.

9. ISU YANG MENDASAR

BAGAIMANA KITA MENDEFINISIKAN ILMU EKONOMI ISLAM,YANG BERIMPLIKASI PADA
MUNCULNYA PERTANYAAN TENTANG SEJAK KAPAN ILMU EKONOMI ISLAM BERLANGSUNG.
KONSEKUENSINYA, TENTANG BAGAIMANA MENURUNKAN KETENTUAN SYARIAH MENJADI
ALTERNATIVE SOLUSI BAGI PERKEMBANGAN EKONOMI MODERN.

9. KELAHIRAN PARADIGMA BARU

PERSOALAN EKONOMI MENDASAR YANG DIHADAPI UMAT MANUSIA SEKARANG ADALAH MUNCUNYA
SUATU PANDANGAN YANG MENEMPATKAN ASPEK MATERIAL YANG BEBAS DARI DIMENSI NILAI PADA
POSISI YANG DOMINAN.
PANDANGAN HIDUP YANG BERPIJAK PADA IDEOLOGI MATERIALISME INILAH KEMUDIAN YANG
MENDORONG PRILAKU MANUSIA MENJADI PELAKU EKONOMI YANG
HEDONISTIC,SEKULARISTIK,MATERIALISTIC.
INILAH YANG KEMUDIAN MEMBAWA BENCANA DAN MALA PETAKA DALAM KEHIDUPAN SOCIAL
MASYARAKAT.

10. METODOLOGI EKONOMI ISLAM

PARA PAKAR EKONOMI ISLAM (SEPERTI MASUDUL ALAM CHOUDOURY,
MUHAMMAD FAHIM KHAF, MONZER KHAF, MUHAMMAD ABDUL MANNAN, DAN
LAIN-LAIN)TELAH MERUMUSKAN METODOLOGI EKONOMI ISLAM SECARA
BERBEDA, TETAPI DAPAT DITARIK GARIS PERSAMAAN BAHWA SEMUANYA
BERMUARA PADA AJARAN ISLAM. METODOLOGI EKONOMI ISLAM DAPAT
DIRINGKASKAN SEBAGAI BERIKUT :

1. EKONOMI ISLAM DIBENTUK BERDASARKAN PADA SUMBER-SUMBER WAHYU, YAITU AL-

QURAN DAN HADITS. PENAFSIRAN TERHADAP DUA SUMBER TERSEBUT MESTILAH

MENGIKUTI GARIS PADUAN YANG TELAH DI TETAPKAN OLEH PARA ULAMA
MUKTABAR,BUKAN SECARA PRIBADI ATAU NGAWUR.

2. METODE EKONOMI ISLAM LEBIH MENGUTAMAKAN METODE INDUKTIF.

3. ILMU USUL TETAP MENGIKAT BAGI METODOLOGI EKONOMI ISLAM. WALAUPUN

BEGITU
PEMIKIRAN KRITIS DAN EVALUATIVE TERHADAP ILMU USUL SANGAT DIPERLUKAN
KARENA PADA DASARNYA ILMU USUL MERUPAKAN HASIL PEMIKIRAN MANUSIA.

4. PENGGUNAAN

METODE ILMIAH KONVENSIONAL ATAU METODOLOGI LAINNYA DAPAT

DIBENARKAN SEPANJANG TIDAK BERTENTANGAN DENGAN AJARAN ISLAM.

5. EKONOMI ISLAM DIBANGUN ATAS DASAR NILAI DAN ETIKA LUHUR YANG BERLANDASKAN

SYARIAT ISLAM,SEPERTI NILAI KEADILAN, SEDERHANA, DERMAWAN, SUKA BERKORBAN

DAN LAIN-LAIN.

6. KAJIAN EKONOMI ISLAM BERSIFAT NORMATIF DAN POSITIF.

7. TUJUAN UTAMA EKONOMI ISLAM ADALAH MENDAPATKAN
AKHIRAT.

FALAH DI DUNIA DAN DI