Anda di halaman 1dari 29

CHAPTER 03

3.1

Umum
Analisis struktur bukan merupakan tahapan akhir dalam sebuah proses perancangan, tetapi

merupakan alat yang digunakan untuk mendukung proses perancangan dari sebuah struktur. Tujuan
utama dari analisis struktur adalah untuk membantu dalam membuat keputusan-keputusan penting
dalam proses perancangan struktur. Pada umumnya hasil dari suatu proses analisis struktur pada
sebuah struktur yang menerima beban-beban yang bekerja, adalah berupa respon struktur tersebut yang
berbentuk perubahan posisi elemen atau bentuk konfigurasi struktur. Gaya-gaya internal yang terjadi
pada elemen-elemen struktur dapat berupa gaya aksial, gaya geser, momen lentur dan momen torsi.
Sedangkan secara umum, analisis struktur dapat dilakukan berdasarkan tiga hal berikut ini (Suhendro,
2000) :
1. Menentukan hubungan antara aksi (action) dan deformasi (deformation) yang terjadi pada
struktur yang dikenal dengan persamaan konstitutif (constitutive laws).
2. Pertimbangan secara kinematis dari struktur yang terdeformasi (compactibility).
3. Keseimbangan (equilibrium) antara gaya-gaya yang bekerja (applied forces) dan gaya-gaya
dalam (internal forces).
Dalam analsis struktur terdapat dua metode utama yang dikenal secara umum, yaitu metode
fleksibilitas dan metode kekakuan. Kedua metode tersebut mempunyai cara dan sistem tersendiri dalam
penyelesaiannya.

3.2

Transformasi Matrix

3.2.1 Tata Sumbu Lokal dan Global


Di dalam analisis struktur dengan metode matrix, sering dihadapi keadaan dimana suatu vektor
dan komponen-komponennya diketahui pada suatu tata sumbu dan ingin diketahui komponenkomponennya pada suatu tata sumbu yang lain berdasarkan orentasi tertentu terhadap tata sumbu yang
pertama. Komponen-komponen di arah tata sumbu kedua, merupakan fungsi dari komponen-komponen
di arah tata sumbu pertama dan arah tata sumbu yang kedua relatif terhadap arah tata sumbu yang
pertama.
Sebagai contoh, bahwa dalam pemodelan diskrit dari sebuah struktur sering kali diinginkan bahwa
masing-masing elemen mempunyai tata sumbu yang bersifat lokal, sehingga memberikan kemudahan
dalam penentuan matrix kekakuannya. Perhitungan matrix kekakuan elemen atau batang dapat
dilakukan dengan memasukan komponen panjang, inersia dan elastisitas dari elemen yang ditinjau ke
dalam bentuk matrix kekakuan elemen yang ada. Sedangkan, untuk dapat menyusun sebuah matrix
kekakuan struktur secara keseluruhan, dibutuhkan suatu tata sumbu yang bersifat global. Dimana, tata
sumbu global sangat tergantung dari geometri struktur dan masing-masing tata sumbu lokal yang
mempunyai orentasi tersendiri terhadap tata sumbu global (Hariandja, 1997).
Hence Michael Wuaten
Metode Elemen Hingga

12

CHAPTER 03
3.2.2 Perjanjian Tanda
Untuk kemudahan dan keseragaman, maka sebaiknya memperhatikan pemberian tanda dan arah
gaya sehingga dalam proses penyusunan dan perhitungan tidak terjadi kekeliruan, akibat inkonsistensi
dari perjanjian tanda dan arah gaya.

3.3

Metode Matrix Kekakuan

3.3.1 Definisi Metode Kekakuan


Metode kekakuan (stiffness method) atau dikenal juga dengan nama metode perpindahan
(displacement method), merupakan metode yang bertujuan untuk mencari besarnya displacement yang
terdiri dari translasi dan rotasi pada struktur sebagai variabel utama yang dicari terlebih dahulu, kemudian
dilanjutkan dengan mencari besarnya nilai-nilai gaya dalam (internal forces) dan reaksi perletakan yang
terjadi pada struktur. Secara berurutan persamaan-persamaan yang digunakan dalam metode ini,
merupakan formulasi dari persamaan aksi-deformasi, persamaan keseimbangan dan persamaan
kompaktibilitas (Suhendro, 2000).
Metode matrix kekakuan terdiri dari dua macam, yaitu matrix kekakuan relatif dan matrix kekakuan
langsung. Kedua metode ini, didasarkan pada metode perpindahan yang disusun dalam sebuah
formulasi matrix kekakuan. Dalam buku ini, hanya akan di bahas secara singkat mengenai metode
kekakuan langsung yang sangat popular penggunaannya. Sedangkan untuk mempelajari metode
kekakuan relatif dan metode fleksibilitas, maka dapat membaca buku-buku rujukan dalam daftar pustaka.

3.4

Metode Kekakuan Langsung


Metode ini didasarkan pada konsep kekakuan (stiffness) dan mempunyai prosedur perhitungan

sistematis yang harus dilakukan. Adapun prosedur perhitungan dengan metode kekakuan langsung
adalah sebagai berikut :
1. Semua kekakuan elemen dalam bentuk matrix kekakuan dan dievaluasi sesuai dengan
hubungan antara aksi dan deformasi dengan referensi koordinat local elemen tersebut.
2. Matrix kekakuan lokal di transformasikan ke dalam sistem koordinat global.
3. Matrix

kekakuan

elemen-elemen

dalam

koordinat

global

disuperposisikan

dengan

mempertimbangkan syarat kompaktibilitas menjadi matrix kekakuan struktur.


4. Akibat beban yang bekerja pada struktur, maka dapat disusun vektor gaya dengan referensi
koordinat global.
5. Kondisi batas perpindahan (boundary condition of displacement) pada titik-titik nodal
perpindahan, maupun kondisi batas gaya pada titik-titik nodal bebas, diformulasikan dalam
bentuk vektor displacement dan vektor gaya. Selanjutnya dilakukan proses kondensasi statik
untuk mendapatkan matrix kekakuan dari struktur yang tereduksi.
6. Matrix kekakuan struktur yang tereduksi tersebut, kemudian menghasilkan persamaan
keseimbangan struktur yang apabila diperoleh

solusinya, maka akan menghasilkan

displacement yang terjadi di setiap titik nodal dan selanjutnya besarnya reaksi perletakan di
setiap titik nodal dapat diperoleh.

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

13

CHAPTER 03
7. Tahapan terakhir adalah perhitungan terhadap besarnya gaya-gaya dalam dan tegangantegangan dalam yang terjadi pada setiap elemen struktur yang dihitung.
Selain mengikuti langkah-langakah dalam proses perhitungan di atas, terdapat angapan-anggapan
dasar yang digunakan dalam metode matrix kekakuan langsung, yaitu :
1. Material struktur dianggap berperilaku elastis linier, sehingga prinsip hukum Hooke masih
berlaku.
2. Displacement yang terjadi pada struktur dianggap relatif sangat kecil, apabila dibandingkan
dengan dimensi ataupun panjang bentang dari struktur yang dianalisis, sehingga persamaan
keseimbangan dapat ditentukan berdasarkan geometri struktur, sebelum struktur tersebut
mengalami deformasi.
3. Interaksi antara pengaruh gaya aksial dan lentur diabaikan.
4. Elemen-elemen struktur bersifat prismatis dan terbuat dari bahan yang homogen.

3.4.1 Matrix Kekakuan Elemen Rangka


Matrix kekakuan elemen dapat diberi notasi [k l

(e)

] . Matrix kekakuan elemen dapat didefinisikan

dengan mengenali sudut dari setiap elemen yang ditinjau, sehingga hubungan antara aksi dan
deformasi pada elemen-elemen tersebut dapat diformulasikan secara umum dalam koordinat lokalnya
sebagai berikut :

vi, gi

u i , fi

vj, gj

uj, fj

A,E

x
j

L
Gambar 3.1 Matrix kekakuan elemen

Dari gambar di atas terlihat sebuah elemen dengan panjang (L), luas penampang elemen (A) dan
modulus elastisitas penampang (E). Pada elemen tersebut terdapat displacement aksial pada titik nodal i
dan j (ui, uj), displacement arah tegak lurus sumbu batang pada titik nodal i dan j (vi, vj), gaya aksial pada
titik nodal i dan j yang sesuai dengan ui, uj (fi, fj) serta gaya tegak lurus sumbu batang di titik nodal i dan j
yang sesuai dengan vi, vj (gi, gj). Dimana, masing-masing komponen tersebut dapat diuraikan menjadi :
fi

AE
AE
ui o.v i
u j o.v j
L
L

fj

AE
AE
ui o.v i
u j o.v j
L
L

gi = o.ui o.v i o.u j o.v j


gj = o.ui o.v i o.u j o.v j

Persamaan hubungan antara aksi dan deformasi elemen dalam sistem koordinat lokalnya tersebut,
diperoleh berdasarkan prinsip superposisi.

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

14

CHAPTER 03
Persamaan di atas, dapat ditulis ulang dalam bentuk matrix sebagai berikut :

fi

gi
=
fj
g j

AE
L
0
AE

L
0

0
0
0
0

AE
L
0
AE
L
0

0 ui

0 . v i

0 u j
v
0 j

(3.1)

Persamaan keseimbangan elemen pada koordinat lokal adalah :


{ f (e) } = [ k l

(e)

] . { u( e ) }

(3.2)

Dimana :
{ f ( e ) } = vektor gaya pada koordinat lokal.
[ kl

(e)

] = matrix kekakuan elemen rangka pada koordinat lokal.

{ u( e ) } = vektor displacement pada koordinat lokal.


(e)

= subscript e menunjukan elemen yang ditinjau.

Dalam bentuk yang lebih spesifik, matrix kekakuan elemen rangka pada koordinat lokal dapat
ditulis dalam bentuk :

[ kl

(e)

]=

AE
.
L

0
1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

(3.3)

3.4.2 Transformasi Koordinat Elemen Rangka


Apabila pada titik nodal i dari elemen mengalami perpindahan i dalam bidang x-y, maka vektor
displacement yang menghubungkan titik i ke i dapat diuraikan menjadi komponen dalam arah sumbu x
dan y lokal dan diberi notasi ui dan uj. Vektor displacement tersebut, juga dapat diuraikan menjadi
komponen dalam arah sumbu X dan Y global dan diberi notasi Ui dan Vi. Hubungan antara komponenkomponen tersebut dapat dituliskan dalam bentuk matrix sebagai berikut :

ui

vi
=
u j
v j

0
0 Ui
cos sin


0
0 Vi
sin cos
.
0
0
cos sin U j

0
sin cos Vj
0

(3.4)

Atau dalam bentuk :


{ ue } = [ T e ] . { Ue }

(3.5)

Dimana :
{ ue } = vektor displacement pada koordinat lokal.
[ T e ] = matrix transformasi.
{ Ue } = vektor displacement pada koordinat global.
Untuk vektor gaya, serupa dengan vektor displacement dan dapat dituliskan dalam bentuk :

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

15

CHAPTER 03

fi

gi
=
fj
g j

0
0 Fi
cos sin


0
0 Gi
sin cos
.
0
0
cos sin Fj

0
sin cos G j
0

(3.6)

Atau dalam bentuk :


{ f ( e ) } = [ T ( e ) ] . { F( e ) }

(3.7)

Dimana :
{ f ( e ) } = vektor gaya pada koordinat lokal.
[ T ( e ) ] = matrix transformasi.
{ F( e ) } = vektor gaya pada koordinat global.
Sebagai catatan, bahwa

matrix [ T e ] dikenal dengan matrix transformasi dan memiliki sifat

ortogonal, yaitu transpose matrix tersebut sama dengan inversnya dan determinannya sama dengan
satu.

3.4.3 Matrix Kekakuan Global Rangka


Matrix kekakuan global rangka atau diberi notasi [k g

(e)

] didapat dari hasil subtitusi persamaan

(3.5) dan persamaan (3.7) ke dalam persamaan (3.2) :


{ f (e) } = [ k l

(e)

] { u( e ) }

[ T ( e ) ] { F( e ) } = [ k l

(e)

] [ T ( e ) ] { U( e ) }

Dengan memprakalikan antara ruas kanan dan ruas kiri persamaan dengan [ T ( e ) ]-1 :
[ T ( e ) ]-1 [ T ( e ) ] { F( e ) }

= [ T ( e ) ]-1 [ k l

(e)

] [ T ( e ) ] { U( e ) }

Dan mengingat bahwa :


[ T ( e ) ]-1 [ T ( e ) ]
[ T ( e ) ]-1

= [I]

= [ T ( e ) ]T

Maka :
{ F( e ) } = ([ T ( e ) ]-1 [ k l

(e)

] [ T ( e ) ]) { U( e ) }

(3.8)

Atau :
{ F( e ) } = [ k g

(e)

] { U( e ) }

(3.9)

Persamaan di atas merupakan persamaan keseimbangan elemen dalam koordinat global,


sehingga matrix kekakuan elemen dalam koordinat global :
[ kg

(e)

]= [ T ( e ) ]T [ k l

(e)

] [ T(e) ]

(3.10)

Atau dalam bentuk lain :

[ kg

(e)

]=

cos 2
sin . cos
cos 2
sin . cos

2
sin
sin . cos
sin2
sin . cos
cos 2
sin . cos
cos 2
sin . cos

sin2
sin . cos
sin2
sin . cos

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

16

CHAPTER 03
3.4.4 Overall Stiffness Matrix
Persamaan (4.9) mempunyai bentuk lain, yaitu :

Fi

Gi
=
Fj
G j

k11

k 21
k 31

k 41

k12
k 21
k 32
k 42

k13
k 23
k 33
k 43

k14 Ui

k 24 Vi
.
k 34 U j

k 44 Vj

(3.11)

Dalam formulasi secara keseluruhan (overall simulation) persamaan (3.11) setelah disesuaikan
dengan urutannya dengan derajat kebebasan lain menjadi :

2i 1 2i

2i 1 . . . Fi

2i
. . . Gi
.
. . . .
=
.
. . . .
2 j 1 . . . Fj

2 j . . . G j

k11

k 21
.

.
k
31
k 41

k12
k 22
.
.
k 32
k 42

2j 1 2j
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.

k13
k 23
.
.
k 33
k 43

k14 Ui

k 24 Vi
. .
.
. .
k 34 U j

k 44 Vj

(3.12)

Setelah kontribusi semua elemen diperhitungkan, maka persamaan keseimbangan struktur dalam
koordinat global dapat dituliskan dalam bentuk :
{F}

= [K] . {U}

(3.13)

Dimana :
{F}

= overall force vector dalam koordinat global dan berorde (2n x 1).

[K]

= overall stiffness matrix dalam koordinat global dan berorde (2n x 2n).

{U}

= overall displacement vector dalam koordinat global dan berorde (2n x 1).

= jumlah titik nodal dalam struktur.

3.4.5 Kondisi Batas Displacement dan Gaya


Persamaan (3.13) setelah di tata ulang (rearrangement) sesuai dengan kondisi batasnya, maka
dapat ditulis ulang secara simbolis dalam bentuk :

Fe
=
Fr

k11 k12 Uu

.
k 21 k 22 Uk

(3.14)

Dengan :
{Fe}

= prescribed external force vector, sesuai kondisi batas gaya.

{Fr}

= uknown reaction vector.

{Uu}

= uknown displacement vector.

{Uk}

= known displacement vector, sesuai kondisi batas gaya.

[kij]

= sub matrix overall stiffness matrix (i = 12 ; j = 12).

3.4.6 Uknwon Displacement dan Reaksi Perletakan


Persamaan (3.14) dapat ditulis dalam bentuk :
{Fe}

= [k11] . {Uu} + [k12] . {Uk}

(3.15)

{Fr}

= [k21] . {Uu} + [k22] . {Uk}

(3.16)

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

17

CHAPTER 03
Dari persamaan (3.15), maka dapat diperoleh displacement yang tidak diketahui (the uknown
displacement) dalam bentuk invers sebagai berikut :
{Uu}

= [k11]-1 . ({Fe} [k12] . {Uk})

(3.17)

Persamaan di atas merupakan (the reduced equilibrium equations) dan dengan memasukan nilainilai {Uu} ke dalam persamaan (3.16), maka dapat diperoleh vektor reaksi yang tidak diketahui (the
uknown reaction) {Fr}. Pada umumnya, apabila semua tumpuan tidak mengalami perubahan tempat
akibat adanya penurunan (settlement), maka vektor {Uk} = {0}, sehingga masalahnya menjadi jauh lebih
sederhana yaitu :
{Fe}

= [k11] . {Uu}

(3.18)

{Fr}

= [k21] . {Uu}

(3.19)

{Uu}

= [k11]-1 . ({Fe})

(3.20)

3.4.7 Gaya Batang (Member Forces)


Gaya-gaya dalam yang terjadi pada setiap elemen dapat diperoleh dengan cara memasukan
persamaan (3.9) ke dalam persamaan (3.7)
{ f ( e ) } = [ T ( e ) ] . { F( e ) }
{ f (e) } = [ T(e) ] [ k g

(e)

] [ U( e ) ]

(3.21)
(3.22)

Dengan :

{ f (e) } =

fi

gi

fj
g j

[ U( e ) ] =

Ui

Vi

U j
Vj

Sebagai catatan, karena { f ( e ) } yang diperoleh dari persamaan (3.22) merupakan vektor gaya dari
suatu elemen pada koordinat lokal, maka hasilnya termasuk tanda harus diinterpretasikan berdasarkan
sistem koordinat lokal dari elemen tersebut. Untuk lebih jelasnya lagi dapat melihat contoh di bawah ini.

Contoh 4.1 :
Diketahui sebuah struktur rangka yang merupakan struktur papan panjat tebing seperti tergambar.
Apabila diketahui penampang batang seragam A = 50 cm2, maka hitunglah gaya-gaya batang yang
bekerja pada struktur tersebut ?

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

18

CHAPTER 03

Gambar 3.2 Struktur rangka dua dimensi

Penyelesaian :
Perhitungan panjang elemen :
L1 =

6,0 2 2,3 2

= 6,4257 m

L4 =

6,0 2 6,3 2

= 8,7000 m

L5 =

6,0 2 4,0 2

= 7,2111 m

Gambar 3.3 Penomoran struktur rangka dua dimensi


Hence Michael Wuaten
Metode Elemen Hingga

19

CHAPTER 03
Perhitungan sudut belahan :

Gambar 3.4 Sudut belahan elemen

2,3
1 = 360 sin-1
= 339,02640
6,4257
6
4 = 90 cos-1

8,7000

= 43,60280

4
5 = 90 sin-1

7,2111

= 56,30990
Tabel 3.1 Data struktur rangka
Ujung Batang

cos

sin

339,02640

0,9337

-0,3579

00

900

43,60280

0,7241

0,6897

0,5547

0,8321

Elemen

56,30990

00

Perhitungan matrix kekakuan elemen [ k l

[ kl

(e)

]=

(1)

[ kl ] =

[ kl

( 2)

]=

0
1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

0
50.E
.
642,57 1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

0
50.E
.

230,00
1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

A.E
.
L

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

(e)

]:

0,0778

0,0778

0 0,0778
0
0
0 0,0778
0
0

0
E
0

0,2174

0,2174

0 0,2174
0
0
0 0,2174
0
0

0
E
0

0
20

CHAPTER 03

[ kl

[ kl

[ kl

[ kl

(3)

( 4)

(5 )

(6)

]=

0
50.E
.
600,00 1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

]=

0
50.E
.
870,00 1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

]=

0
50.E
.

721,11
1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

]=

0
50.E
.
630,00 1

0 1
0 0
0 1
0 0

0
0

0,0833

0,0833

0 0,0833
0
0
0 0,0833
0
0

0
E
0

0,0575

0,0575

0 0,0575
0
0
0 0,0575
0
0

0
E
0

0,0693

0,0693

0 0,0693
0
0
0 0,0693
0
0

0
E
0

0,0794

0,0794

0 0,0794
0
0
0 0,0794
0
0

0
E
0

Perhitungan matrix transformasi elemen [ T ( e ) ] :

0
0
cos sin

sin

cos

0
0
[T ( e ) ] =
0
0
cos sin

0
sin cos
0
0
0
0
0
0,9337 0,3579

0,9337 0,3579

0,3579 0,9337
0
0
0
0
[T (1) ]T = 0,3579 0,9337

[T (1) ] =

0
0
0,9337 0,3579
0
0
0,9337 0,3579

0
0
0,3579 0,9337
0
0
0,3579 0,9337

0
[T ( 2 ) ] =
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
[T ( 2 ) ]T
0

1
[T ( 3 ) ] =
0

1
0
0
0

0
0
0
1

0
[T ( 3 ) ]T
1

0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0

1
0

1
0
0
0

0
0
0
1

0
1

0
0
0
0
0,7241 0,6897

0,7241 0,6897

0,6897 0,7241
0
0
0
0
[T ( 4 ) ]T = 0,6897 0,7241

[T ( 4 ) ] =

0
0
0,7241 0,6897
0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241
0
0
0,6897 0,7241

0
0
0
0
0,5547 0,8321

0,5547 0,8321

0,8321 0,5547
0
0
0
0
[T (5 ) ]T = 0,8321 0,5547

[T ( 5 ) ] =

0
0
0,5547 0,8321
0
0
0,5547 0,8321

0
0
0,8321 0,5547
0
0
0,8321 0,5547

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

21

CHAPTER 03

[T ( 6 ) ] =

0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0

0
[T ( 6 ) ]T =
0

Perhitungan matrix kekakuan global [k g

0
1
0
0
(e)

0
0
1
0

0
0

] :

(1)

[k g ] = [T (1) ]T . [k l(1) ] . [T (1) ]

(1)

[k g ] =

0
0
0,9337 0,3579

0
,
3579

0
,
930
0
0

0
0
0,9337 0,3579

0
0
0,3579 0,9337

0,0778

0,0778

0 0,0778
0
0
0 0,0778
0
0

0
E
0

0
0
0,9337 0,3579

0
0
0,3579 0,930

0
0
0,9337 0,3579

0
0
0,3579 0,9337

[k g

( 2)

0,0678

0,0260
0,0678

0,0260

(3 )

0,0678
0,0260
0,0678
0,0260

0,0260

0,0100
E
0,0260

0,0100

] = [T ( 2) ]T . [k l( 2 ) ] . [T ( 2) ]

0
( 2)
[k g ] =
0

[k g

0,0260
0,0100
0,0260
0,0100

0
1
0
0

0
0
1
0

0,2174

0,2174

0
0

0,2174

0,2174

0 0,2174
0
0
0 0,2174
0
0

0 0,2174
0
0
0 0,2174
0
0

0 1

0 0
E
0 0

0 0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0

0 0

0 1
E
0 0

0 0

1
0
0
0

0
0
0
1

0
1

0
E
0

] = [T (3 ) ]T . [k l( 3 ) ] . [T (3 ) ]

1
(3 )
[k g ] =
0

1
0
0
0

0
0
0
1

0
1

0
0

0 0,0833
0
0

0 0,0833

0,0833

0,0833

0 0,0833
0
0
0 0,0833
0
0

0
0

0 0,0833
E

0
0

0 0,0833

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

22

CHAPTER 03

[k g

( 4)

] = [T ( 4 ) ]T . [k l( 4 ) ] . [T ( 4 ) ]

0
0
0,7241 0,6897

0,6897 0,7241
0
0
( 4)

[k g ] =

0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241

0,0575

0,0575

0 0,0575
0
0
0 0,0575
0
0

0
E
0

0 0,0693
0
0
0 0,0693
0
0

0
E
0

0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241

0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241

[k g

(5)

0,0301

0,0287
0,0301

0,0287

0,0287 0,0301
0,0274 0,0287
0,0287 0,0301
0,0274 0,0287

0,0287

0,0274
E
0,0287

0,0274

] = [T (5 ) ]T . [k l( 5 ) ] . [T (5 ) ]

0
0
0,5547 0,8321

0,8321 0,5547
0
0
(5)

[k g ] =

0
0
0,5547 0,8321

0
0
0,8321 0,5547

0,0693

0,0693

0
0
0,5547 0,8321

0
,
8321

0
,
5547
0
0

0
0
0,5547 0,8321

0
0
0,8321 0,5547

[k g

(6)

0,0213

0,0320
0,0213

0,0320

0,0320
0,0480
0,0320
0,0480

0,0213
0,0320
0,0213
0,0320

0,0320

0,0480
E
0,0320

0,0480

] = [T ( 6 ) ]T . [k l( 6 ) ] . [T ( 6 ) ]

0
(6)
[k g ] =
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0,0794

0,0794

0
0

0,0794

0,0794

0 0,0794
0
0
0 0,0794
0
0

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

0 0,0794
0
0
0 0,0794
0
0

0 1

0 0
E
0 0

0 0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0

0
0

23

CHAPTER 03
1

U1

V1

+0,0301

+0,0287

+0,0213

+0,0320

+0,0794

+0,0287

+0,0274

+0,0320

+0,0480

-0,0213

-0,0320

-0,0794

-0,0287

U2

V2

U3

V3

U4

V4

-0,0213

-0,0320

-0,0794

-0,0301

-0,0287

U1
1

-0,0320

-0,0320

-0,0480

+0,0678

-0,0260

+0,2174

+0,0213

+0,0320

-0,0260

+0,0100

+0,0320

+0,0480

-0,0480

-0,0678

-0,0301

+0,0260

-0,0287

-0,0287

-0,0274

V1

-0,0678

+0,0260

-0,2174

U2
2

+0,0260

-0,0100

+0,0678

-0,0260

+0,0794

-0,0260

+0,0100

+0,0833

+0,0260

-0,0100

-0,2174

-0,0274

-0,0833

V2

U3
3

-0,0833

+0,2174

+0,0301

+0,0287

+0,0833

+0,0287

+0,0274

V3

U4
4
V4

Overall stiffness matrix :

F1

G1
F2

G2
=
F3
G3

F4
G
4

0,1308

0,0607
0,0213

0,0320
0,0794

0,0301

0,0287

0,0607
0,0754
0,0320
0,0480
0
0
0,0287
0,0274

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

0,0213
0,0320
0,3065
0,0060
0,0678
0,0260
0,2174
0

0,0320
0,0480
0,0060
0,0580
0,0260
0,0100
0
0

0,0794
0
0,0678
0,0260
0,1472
0,0260
0
0

0
0
0,0260
0,0100
0,0260
0,0933
0
0,0833

0,0301
0,0287
0,2174
0
0
0
0,2174
0,0287

0,0287

0,0274

0,0833
0,0287

0,1107

U1

V1
U2

V2

U3
V3

U4
V
4

24

CHAPTER 03
Penataan ulang matrix (rearrangement) :

8000
0

=
F3
G3

F4
G
4

0,1308

0,0607
0,0213

0,0320
0,0794

0,0301

0,0287

0,0607
0,0754
0,0320
0,0480
0
0
0,0287
0,0274

0,0213
0,0320
0,3065
0,0060
0,0678
0,0260
0,2174
0

0,0320
0,0480
0,0060
0,0580
0,0260
0,0100
0
0

0,0794
0
0,0678
0,0260
0,1472
0,0260
0
0

0
0
0,0260
0,0100
0,0260
0,0933
0
0,0833

0,0301
0,0287
0,2174
0
0
0
0,2174
0,0287

0,0287

0,0274

0,0833
0,0287

0,1107

U1

V1
U2

V2

0
0

0
0

0,0320
0,0480
0,0060
0,0580
0,0260
0,0100
0
0

0,0794
0
0,0678
0,0260
0,1472
0,0260
0
0

0
0
0,0260
0,0100
0,0260
0,0933
0
0,0833

0,0301
0,0287
0,2174
0
0
0
0,2174
0,0287

0,0287

0,0274

0,0833
0,0287

0,1107

U1

V1
U2

V2

U3
V3

U4
V
4

Kondisi batas displacement dan gaya :

Fe

Fr
F1

G1
F2

G2

F3
G3

F4
G
4

k11 k12 Uu

.
k 21 k 22 Uk

0,1308

0,0607
0,0213

0,0320
0,0794

0,0301

0,0287

0,0607
0,0754
0,0320
0,0480
0
0
0,0287
0,0274

0,0213
0,0320
0,3065
0,0060
0,0678
0,0260
0,2174
0

Uknown displacement :
{Uu}

U1

V1

U2
V2

= [k11]-1 . ({Fe})
1

0,1308

0,0607
0,0213

0,0320

0,0607 0,0213 0,0320


F1

0,0754 0,0320 0,0480


G
. 1
0,0320 0,3065 0,0060
F2

G2
0,0480 0,0060 0,0580

0,1308

0,0607
0,0213

0,0320

0,0607 0,0213 0,0320


0

0,0754 0,0320 0,0480


8000
.

0,0320 0,3065 0,0060


0

0
0,0480 0,0060 0,0580

97890,2432

336289,4379

23965,0053
221820,9518

Reaksi perletakan :
{Fr}

F3

G3

F4
G 4

= [k21] . {Uu}

0
0,0678 0,0260
0,0794

0
0
0,0260 0,0100

0,0301 0,0287 0,2174

0
0
0,0287 0,0274

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

U1

V1

U2
V2

25

CHAPTER 03

0
0,0678 0,0260
0,0794

0
0
0,0260 0,0100

0,0301 0,0287 0,2174

0
0
0,0287 0,0274

11915,0027

1595,1194

11915,0027
6404,8806

97890,2432

336289,4379

23965,0053
221820,9518

Kontrol :
V

= F3 + F4
= 0

= G3 + G4 P
= 0

Perhitungan gaya batang :

{f ( e ) } = [T ( e ) ] [k g

(e)

] [U( e ) ]

(1)

{f (1) } = [T (1) ] [k g ] [U(1) ]


f2

g2
=
f3
g3

0
0
0,9337 0,3579

0
0
0,3579 0,9337

0
0
0,9337 0,3579

0
0
0,3579 0,9337

0,0678

0,0260
0,0678

0,0260

0,0260
0,0100
0,0260
0,0100

0,0678
0,0260
0,0678
0,0260

0,0260 U2

0,0100 V2
E
0,0260 U3

0,0100 V3

0
0
0,9337 0,3579

0
,
3579

0
,
9337
0
0

0
0
0,9337 0,3579

0
0
0,3579 0,9337

0,0678

0,0260
0,0678

0,0260

0,0260
0,0100
0,0260
0,0100

0,0678
0,0260
0,0678
0,0260

0,0260

0,0100
E
0,0260

0,0100

23965,0053

221820,9518

4438,7617

6,7560

E
4438,7617
6,7560

{f ( 2) } = [T ( 2) ] [k g
f4

g4
=
f2
g2

0
0

0
1
0
0

( 2)

0
0
1
0

] [U( 2) ]
0

0
0

0,2174

0,2174

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

0 0,2174
0
0
0 0,2174
0
0

0 U4

0 V4
E
0 U2

0 V2

26

CHAPTER 03

5209,9922

5209
,
9922

0
1
0
0

0
0
1
0

{f (3 ) } = [T (3 ) ] [k g

(3 )

0
0

0,2174

0,2174

0
0

0 0,2174
0
0
0 0,2174
0
0

0
0

0
0

0 23965,0053

0 221820,9518

] [U(3 ) ]

f4

g4
=
f3
g3

1
0

1
0
0
0

0
0
0
1

0
1

0
0

0 0,0833
0
0

0 0,0833

0
0

0 0,0833
E

0
0

0 0,0833

U4

V4

U3
V3

1
0

1
0
0
0

0
0
0
1

0
1

0
0

0 0,0833
0
0

0 0,0833

0
0

0 0,0833
E

0
0

0 0,0833

0

0

0
0

0

0

0
0

{f ( 4 ) } = [T ( 4 ) ] [k g

( 4)

] [U( 4 ) ]

f4

g4
=
f1
g1

0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241

0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241

0,0301

0,0287
0,0301

0,0287

0,0287 0,0301
0,0274 0,0287
0,0287 0,0301
0,0274 0,0287

0,0287 U4

0,0274 V4
E
0,0287 U1

0,0274 V1

0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241

0
0
0,7241 0,6897

0
0
0,6897 0,7241

0,0301

0,0287
0,0301

0,0287

0,0287 0,0301
0,0274 0,0287
0,0287 0,0301
0,0274 0,0287

0,0287

0,0274
E
0,0287

0,0274

97890
,
2432

336289,4379

9272,5443

13,3283

E
9272,5443
13,3283

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

27

CHAPTER 03

{f ( 5 ) } = [T (5 ) ] [k g

(5)

] [U(5 ) ]

f2

g2
=
f1
g1

0
0
0,5547 0,8321

0
,
8321

0
,
5547
0
0

0
0
0,5547 0,8321

0
0
0,8321 0,5547

0,0213

0,0320
0,0213

0,0320

0,0320
0,0480
0,0320
0,0480

0,0213
0,0320
0,0213
0,0320

0,0320 U2

0,0480 V2
E
0,0320 U1

0,0480 V1

0
0
0,5547 0,8321

0
,
8321

0
,
5547
0
0

0
0
0,5547 0,8321

0
0
0,8321 0,5547

0,0213

0,0320
0,0213

0,0320

0,0320
0,0480
0,0320
0,0480

0,0213
0,0320
0,0213
0,0320

0,0320

0,0480
E
0,0320

0,0480

23965,0053

221820,9518

97890,2432
336289,4379

1919,4271

3,4330

E
1919,4271
3,4330

{f ( 6 ) } = [T ( 6 ) ] [k g

(6)

] [U( 6 ) ]

f3

g3
=
f1
g1

0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0

0,0794

0,0794

0 0,0794
0
0
0 0,0794
0
0

0 U3

0 V3
E
0 U1

0 V1

0
0

0
1
0
0

0
0
1
0

0
0

0,0794

0,0794

0 0,0794
0
0
0 0,0794
0
0

0
0

0
0

0 97890,2432

0 336289,4379

7772,4853

7772
,
4853

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

28

CHAPTER 03
3.4.8 Matrix Kekakuan Elemen Portal
Pada struktur portal dua dimensi, matrix kekakuan elemen yang didapatkan berdasarkan prinsip
superposisi, dapat dituliskan dalam bentuk :

fi

gi
mi
=
fj
gj

m j

AE
L

12EI

L3
6EI
0

6EI

L2
4EI

L2

AE
L

12EI

L
6EI

6EI
2

L
2EI

L2

AE
L

AE
L

12EI
L3
6EI
L2

12EI
L3
6EI
L2

6EI

L2
2EI
L

6EI

L2
4EI
L
0

ui

vi
i

u j
v j

j

(3.23)

3.4.9 Transformasi Koordinat


Transformasi koordinat pada struktur portal dua dimensi dalam notasi matrix, dapat dituliskan
dengan bentuk :

ui

vi
i
=
u j
v j

j

cos sin

sin cos
0
0

0
0

0
0

0
0

0
0
1
0
0
0

0
0
0
0
0
0

cos sin 0
sin cos 0

0
0
1
0

Ui

Vi
i

U j
Vj

j

{u( e ) } = [T ( e ) ] [U( e ) ]

(4.24)

(3.25)

Analog untuk vektor gaya :

{f ( e ) } = [T ( e ) ] [F( e ) ]

(3.26)

Matrix kekakuan elemen portal dua dimensi pada koordinat global :

[k g

(e)

] = [T ( e ) ]T [k l( e ) ] [T ( e ) ]

(3.27)

Sedangkan persamaan kesetimbangan elemen pada koordinat lokal, dalam bentuk :

{F( e ) } = [k g

(e)

] [U( e ) ]

(3.28)

Untuk prosedur perhitungan selanjutnya serupa dengan elemen rangka. Untuk lebih jelasnya,
dapat melihat contoh di bawah ini.

Contoh 3.2 :
Diketahui sebuah struktur portal sederhana yang menerima beban merata dan beban terpusat
seperti tergambar di bawah ini. Diminta, hitunglah gaya displacement dan gaya-gaya dalam pada struktur
tersebut, apabila diketahui penampang balok 20 x 30 cm2 dan penampang kolom 30 x 30 cm2 ?

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

29

CHAPTER 03
P2 = 4000 kg
P1 = 2000 kg

q = 100 kg/m1

5.00 m

4.00 m

6.00 m

Gambar 3.5 Struktur portal dua dimensi

Gambar 3.6 Penomoran struktur portal dua dimensi

Tabel 3.2 Data struktur portal


Elemen

Ujung Batang

cos

sin

(cm2)

(cm4)

00

600

45000

900

900

67500

900

900

67500

Perhitungan Inersia penampang :


IBalok = 1/12 . b . h3
= 1/12 . 20 . 303
= 45000 cm4
IKolom = 1/12 . b . h3
= 1/12 . 30 . 303
= 67500 cm4
Hence Michael Wuaten
Metode Elemen Hingga

30

CHAPTER 03
Tabel 3.3 Data elemen struktur portal
L

(cm)

(cm )

(cm4)

EA
L

12EI
L3

6EI
L2

4EI
L

2EI
L

1000

600

45000

0,6000.E

0,0005.E

0,2700.E

180.E

90.E

500

900

67500

1,8000.E

0,0065.E

1,6200.E

540.E

270.E

500

900

67500

1,8000.E

0,0065.E

1,6200.E

540.E

270.E

Elemen

Perhitungan matrix kekakuan elemen [k l

[k l

(e)

]=

(1)

[k l ] =

[k l

[k l

( 2)

(3)

AE
L

AE
L

12EI
L3
6EI

0,6000

0,6000

6EI

L2
4EI

L2
0

12EI

L3
6EI

6EI

L2
2EI

L2

(e)

]:

AE
L

AE
L

12EI
L3
6EI
L2

12EI
L3
6EI
L2

6EI

L2
2EI
L

6EI

L2
4EI
L
0

0,6000

0
0

0,0005 0,2700
0,2700
180
0
0,2700
90
E
0
0
0,6000
0
0

0,0005 0,2700
0
0,0005 0,2700

0,2700
90
0
0,2700
180
0

0,0005 0,2700

] =

0
0
1,8000
0
0
1,8000

0
,
0065

1
,
6200
0

0
,
0065

1
,
6200

0
1,6200
540
0
1,6200
270

E
0
0
1,8000
0
0
1,8000

0
0,0065 1,6200
0
0,0065 1,6200

1,6200
270
0
1,6200
540
0

] =

0
0
1,8000
0
0
1,8000

0,0065 1,6200
0
0,0065 1,6200
0
0
1,6200
540
0
1,6200
270

E
0
0
1,8000
0
0
1,8000

0
0,0065 1,6200
0
0,0065 1,6200

1,6200
270
0
1,6200
540
0

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

31

CHAPTER 03
Perhitungan matrix transformasi elemen [ T ( e ) ] :

[T ( e ) ] =

cos sin

sin cos
0
0

0
0
0
0

0
0

[T (1) ] =

0
0

0
0

[T ( 2 ) ] =

1
0

0
0

[T ( 3 ) ] =

1
0

0
0

0
0
1
0
0
0

0
0
0
0
0
0

cos sin 0
sin cos 0

0
0
1
0

0 0 0 0 0

1 0 0 0 0
0 1 0 0 0

0 0 1 0 0
0 0 0 1 0

0 0 0 0 1
1 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0
1 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0

0
0
[T (1) ]T =
0
0

0 0 0 0 0

1 0 0 0 0
0 1 0 0 0

0 0 1 0 0
0 0 0 1 0

0 0 0 0 1

0 0

0 0 0
0 0 0

0 1 0
1 0 0

0 0 1

0 1

1 0
0 0
[T ( 2 ) ]T =
0 0
0 0

0 0

0 0

0 0

0 0 0
0 0 0

0 1 0
1 0 0

0 0 1

0 1

1 0
0 0
[T ( 3 ) ]T =
0 0
0 0

0 0

0 0

Perhitungan matrix kekakuan global [k g

(e)

0 0
1 0
0 0
0 1
0 0

0 0
1 0
0 0
0 1
0 0

0 0
0 0

1 0
0 0

0 1
0

0 0
0 0

1 0
0 0

0 1
0

] :

(1)

[k g ] = [T (1) ]T . [k l(1) ] . [T (1) ]

(1)

[k g ] =

0
0

0
0

0 0 0 0 0

1 0 0 0 0
0 1 0 0 0

0 0 1 0 0
0 0 0 1 0

0 0 0 0 1

0
0

0
0

0 0 0 0 0

1 0 0 0 0
0 1 0 0 0

0 0 1 0 0
0 0 0 1 0

0 0 0 0 1

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

0,6000

0,6000

0,6000

0
0

0,0005 0,2700
0,2700
180
0
0,2700
90
E
0
0
0,6000
0
0

0,0005 0,2700
0
0,0005 0,2700

0,2700
90
0
0,2700
180
0

0,0005 0,2700

32

CHAPTER 03

[k g

( 2)

0,6000

0,6000

1
0

0
0

(3 )

0,6000

0,0005 0,2700

0,0005

0,2700

180

0,2700

0,6000

0,0005 0,2700

0,0005

0,2700

0,2700

90

0,2700
90
E
0

0,2700

180
0

] = [T ( 2) ]T . [k l( 2 ) ] . [T ( 2) ]

0 1

1 0
0 0
( 2)
[k g ] =
0 0
0 0

0 0

[k g

0 0
0 0
1 0
0 0
0 1
0 0

1 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0

0
0 0

1 0
0 0

0 1
0
0

0
0
1,8000
0
0
1,8000

0
,
0065

1
,
6200
0

0
,
0065

1
,
6200

0
1,6200
540
0
1,6200
270

E
0
0
1,8000
0
0
1,8000

0
0,0065 1,6200
0
0,0065 1,6200

1,6200
270
0
1,6200
540
0

0 0

0 0
0 0 0

0 1 0
1 0 0

0 0 1
0
0

0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

0
1,8000
0
0
1,8000
0

1,6200
0
540
,16200
0
270

E
0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

0
1,8000
0
0
1,8000
0

0
270
1,6200
0
540
1,6200

] = [T (3 ) ]T . [k l( 3 ) ] . [T (3 ) ]

0 1

1 0
0 0
(3 )
[k g ] =
0 0
0 0

0 0
0

1
0

0
0

0 0
0 0
1 0
0 0
0 1
0 0

1 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0

0
0 0

1 0
0 0

0 1
0
0

0
0
1,8000
0
0
1,8000

0
,
0065

1
,
6200
0

0
,
0065

1
,
6200

0
1,6200
540
0
1,6200
270

E
0
0
1,8000
0
0
1,8000

0
0,0065 1,6200
0
0,0065 1,6200

1,6200
270
0
1,6200
540
0

0 0

0 0
0 0 0

0 1 0
1 0 0

0 0 1
0
0

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

33

CHAPTER 03

0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

0
1,8000
0
0
1,8000
0

1,6200
0
540
1,6200
0
270

E
0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

0
1,8000
0
0
1,8000
0

0
270
1,6200
0
540
1,6200

Perakitan matrix kekakuan struktur :


U1

V1

U2

V2

U3

V3

U4

V4

+0,6000

+0,0065

+1,6200

-0,6000

-0,0065

+162

U1

+0,0005

+0,2700

+1,8000

-0,0005

+0,2700

-1,8000

V1

+0,2700

+180

+1,6200

+540

-0,2700

+90

-1,6200

+270

-0,6000

+0,6000

+0,0065

+1,6200

+1,6200

U2

-0,0005

-0,2700

+0,0005

-0,2700

+1,8000

-1,8000

V2

+0,2700

+90

-0,2700

+180

+1,6200

+540

+270

-0,0065

-1,6200

+0,0065

U3

-1,8000

+1,8000

V3

+1,6200

+270

-1,6200

+540

-0,0065

-1,6200

U4

-1,8000

V4

+1,6200

+270

1,6200

0,0065
0
1,6200

Overall stiffness matrix :


0
1,6200 0,6000
0
0
0,0065
0
1,6200
0
0
0
0,6065

1
,
8005

0
,
2700
0

0
,
0005

0
,
2700
0

1
,
8000
0
0
0
0

1,6200 0,2700

720
0
0,2700
90
1,6200
0
270
0
0
0

0
0
0,6065
0
1,6200
0
0
0
0,0065
0
1,6200
0,6000

0
0,0005 0,2700
0
1,8005 0,2700
0
0
0
0
1,8000
0

0
0,2700
90
1,6200 0,2700
720
0
0
0
1,6200
0
270

0
1,6200
0
0
0
0,0065
0
1,6200
0
0
0
0,0065

0
1,8000
0
0
0
0
0
1,8000
0
0
0
0

0
270
0
0
0
1,6200
0
540
0
0
0
1,6200

0
0
0
0,0065
0
1,6200
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
1,8000
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0

1
,
6200
0

270
0
0
0
0
0
0

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

34

CHAPTER 03
Perhitungan momen primer :
M1-2

q
L2

P.a.b 2

(1/ 3.Lx 3 1/ 4.x 4 ) +

L2

0
4

100
10 2

(1/ 3.Lx 3 1/ 4.x 4 ) +

P.4.6 2
10 2

4000.4.6 2
100
3
4
3
4
+
[(
1
/
3
.
10
.
4

1
/
4
.
4
)

(
1
/
3
.
10
.
0

1
/
4
.
0
)]
10 2
10 2

100
[(213,3333 64) (0)] + 5760
10 2

100
149,3333 + 5760
10 2

= -5909,3333 kg.m
= -590933,33 kg.cm
M2-1

q
L2

(1/ 3.Lx 3 1/ 4.x 4 ) +

100
10 2

P.a 2 .b
L2

(1/ 3.Lx 3 1/ 4.x 4 ) +

P.4 2.6
10 2

4000.4 2.6
100
[(1/ 3.10.10 3 1/ 4.10 4 ) (1/ 3.10.43 1/ 4.4 4 )] +
2
10 2
10

100
[(833,3333 ) (149,3333 )] + 3840
10 2

100
684 + 3840
10 2

= 4524 kg.m
= 452400 kg.cm

P2 = 4000 kg
q = 100 kg/m1
1

4.00 m

6.00 m

Gambar 3.7 Momen primer pada balok

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

35

CHAPTER 03
Free body diagram :
P2 = 4000 kg
q = 100 kg/m1
1

4.00 m

6.00 m

4000
600

= 6,6667

100.600.300
= 18000
1000

4000
400

= 10

100.600.700
= 42000
1000

590933,33
1000

= 590,9333

590933,33
1000

= 590,9333

452400
1000

= 452,4000

452400
1000

= 452,4000

18145,2000

41871,4667

Gambar 3.8 Free body diagram portal

Analisa beban :
Beban joint :

Beban ekivalen :

Beban kombinasi

f1

g1
m1

f2
g
2
m2
=
f3
g3

m3
f
4
g4
m
4

f1

g1
m1

f2
g
2
m2
=
f3
g3

m3
f
4
g4
m
4

f1

g1
m1

f2
g
2
m2
=
f3
g3

m3
f
4
g4
m
4

2000
0

0
0

0
0

0
0

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

18145,2000
590933,3300

41871,4667

452400,0000

20145,2000
590933,3300

41871,4667

452400,0000

36

CHAPTER 03
2000

18145,2000

41871,4667

590933,33

Beban joint

20145,2000

452400

41871,4667

590933,33

Beban ekivalen

452400

Beban kombinasi

Gambar 3.9 Analisa beban

Uknown displacement :
0
1,6200 0,6000
0
0
0,0065
0
1,6200
0
0
0
0,6065

1
,
8005

0
,
2700
0

0
,
0005

0
,
2700
0

1
,
8000
0
0
0
0

1,6200 0,2700

720
0
0,2700
90
1,6200
0
270
0
0
0

0
,
6000
0
0

0
,
6065
0

1
,
6200
0
0
0

0
,
0065
0

1
,
6200

0
0,0005 0,2700
0
1,8005 0,2700
0
0
0
0
1,8000
0

0
0,2700
90
1,6200 0,2700
720
0
0
0
1,6200
0
270

0
1,6200
0
0
0
0,0065
0
1,6200
0
0
0
0,0065

0
1,8000
0
0
0
0
0
1,8000
0
0
0
0

1
,
6200
0

270
0
0
0

1
,
6200
0

540
0
0
0

0
0
0
0,0065
0
1,6200
0
0
0
0
0
0

0
0
0
0
1,8000
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0

1
,
6200
0

270
0
0
0
0
0
0

{Uu}

= [k11]-1 . ({Fe})

U3

V3
3
=
U4
V4

4

0
1,6200 0,6000
0
0
0,6065

0
1,8005 0,2700
0
0,0005 0,2700

1,6200 0,2700
720
0
0,2700
90

0
0
0,6065
0
1,6200
0,6000

0
0,0005 0,2700
0
1,8005 0,2700

0
0,2700
90
1,6200 0,2700
720

f1

g1
m1

f2
g2

m2

0
1,6200 0,6000
0
0
0,6065

1
,
8005

0
,
2700
0

0
,
0005

0
,
2700

1,6200 0,2700
720
0
0,2700
90

0
0
0,6065
0
1,6200
0,6000

0
0,0005 0,2700
0
1,8005 0,2700

0
0,2700
90
1,6200 0,2700
720

20145
,
2000

590933,3300

41871,466

452400,0000

45626,5527

11141,5806
1009,5042

43395,1790
41871,466

23312,1227

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

37

CHAPTER 03
Reaksi perletakan :

f3

g3
m3
=
f4
g4

m 4

0
1,6200
0
0
0
0,0065

1
,
8000
0
0
0
0

1,6200

0
270
0
0
0

0
0
0
0,0065
0
1,6200

0
0
0
0
1,8000
0

0
0
0
1,6200
0
270

U3

V3
3

U4
V4

4

0
1,6200
0
0
0
0,0065

0
1,8000
0
0
0
0

1,6200

0
270
0
0
0

0
0
0
0,0065
0
1,6200

0
0
0
0
1,8000
0

0
0
0
1,6200
0
270

45626,5527

11141,5806
1009,5042

43395,1790
41871,466

23312,1227

1338,8242

20054,8451
198651,1226

1338,8242
41961,8209

246426,1186

Kontrol :
H = 0

f3 + f4

V = 0

G3 + G4 (20145,2 + 41871,4667) = 0

= 0

20145,2000

590933,33

41871,4667

452400

1338,8242

1338,8242

20054,8451

41961,8209

Gambar 3.10 Reaksi perletakan struktur portal

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

38

CHAPTER 03
Perhitungan gaya-gaya elemen :

{f ( e ) } = [T ( e ) ] [k g

(e)

] [U( e ) ]

(1)

{f (1) } = [T (1) ] [k g ] [U(1) ]


f1

g1
m1
=
f2
g2

m2

0
0

0
0

0 0 0 0 0

1 0 0 0 0
0 1 0 0 0

0 0 1 0 0
0 0 0 1 0

0 0 0 0 1

0,6000

0,6000

0,6000

0,0005 0,2700

0,0005

0,2700

180

0,2700

0,6000

0,0005 0,2700

0,0005

0,2700

0,2700

90

0,2700
90
E
0

0,2700

180
0

45626,5527

11141,5806
1009,5042

43395,1790
41871,466

23312,1227

1338,8242

6551,4743
2271504,730

E
1338,8242
6551,4743

4278740,395

{f ( 2) } = [T ( 2) ] [k g
f3

g3
m3
=
f1
g1

m1

1
0

0
0

( 2)

1 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0

] [U( 2) ]
0 0

0 0 0
0 0 0

0 1 0
1 0 0

0 0 1
0

0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

0
1,8000
0
0
1,8000
0

1,6200
0
540
,16200
0
270

E
0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

0
1,8000
0
0
1,8000
0

0
270
1,6200
0
540
1,6200

45626,5527
11141,5806

1009,5042

20054,8451

1338,8242
198651,1186

E
20054,8451
1338,8242

20054,8451

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

39

CHAPTER 03

{f (3 ) } = [T (3 ) ] [k g
f4

g4
m 4
=
f2
g2

m2

1
0

0
0

(3 )

1 0
0 0
0 1
0 0
0 0
0 0

] [U(3 ) ]
0 0

0 0
0 0 0

0 1 0
1 0 0

0 0 1
0
0

0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

1
,
8000
0
0

1
,
8000
0

1,6200
0
540
,16200
0
270

E
0
1,6200 0,0065
0
1,6200
0,0065

0
1,8000
0
0
1,8000
0

0
270
1,6200
0
540
1,6200

43395,1790
41871,466

23312,1227

75368,6388

37438,5701
6223972,9390

E
75368,6388
37438,5701

75368,6388

2271504,730
1338,8442

4278740,395
1338,8442

6551,4743
1338,8442

20054,8451

6551,4743
37438,5701

20054,8451

75368,6388

75368,6388

198651,1186

6223972,9390
20054,8451 75368,6388

1338,8442

37438,5701

Gambar 3.11 Freebody diagram gaya dalam dan momen pada struktur portal

Hence Michael Wuaten


Metode Elemen Hingga

40

Anda mungkin juga menyukai