SPONDYLITIS
TUBERCULOSIS
Bellyana. O 07120110082
Pembimbing: dr. Wibisono, SpOT
21/09/15
PENDAHULUAN
Spondylitis Tuberkulosis atau Potts Disease, merupakan suatu
infeksi pada tulang belakang beserta diskus intervertebralis
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Lebih dari 5.8 juta kasus TB baru (dalam segala bentuk,
pulmoner maupun extra-pulmoner) dilaporkan kepada World
Health Organisation (WHO) pada tahun 2009.
Di Amerika Serikat, tuberkulosis pada tulang dan sendi
diperhitungkan sebanyak 10% dari total kasus-kasus infeksi
bakteri M.tuberkulosis.
Tulang yang sering terinfeksi adalah tulang-tulang yang pada
umumnya menjadi tumpuan berat (Weight-bearing), antara lain
tulang belakang (pada 40% kasus), tulang pinggul (pada 13%
kasus), dan tulang patella (pada 10% kasus).
Regio vertebra yang sering terkena infeksi pada anakanak adalah regio thoracalis atas, sedangkan pada orang
dewasa, pada regio thoracalis bawah dan lumbalis atas
(thoraco-lumbalis).
Infeksi TB pada vertebra dapat menganggu fungsi dasar
dari vertebra yaitu sebagai suatu pilar dalam menopang
postur tubuh dan tempat berjalannya medulla spinalis.
Seringkali, foto x-ray thorax pada pasien dengan
Spondylitis TB menunjukkan adanya kelainan yang
cenderung membuktikan bahwa terdapat infeksi primer
TB paru.
Penanganan infeksi Spondylitis TB dapat mencangkup
terapi non-operatif atau terapi operatif.
DEFINISI
Spondylitis TB merupakan suatu infeksi yang
kronis dan progresif dan selalu bersifat
sekunder dari infeksi primer tuberkulosis pada
bagian tubuh yang lain.
Mendestruksi tulang vertebra pada bagian
anterior yang kemudian disertai dengan
osteoporosis regional.
Dengan meluasnya infeksi, regenerasi dari
tulang baru tidak dapat terjadi, avaskularisasi
dari tulang terbentuk tuberculous sequestrae
khususnya pada segmen vertebra yang terkena.
EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis merupakan salah satu penyebab kematian yang
sering ditemukan menurut penelitian Global TB Report 2010,
yang diteliti oleh WHO pada 2009.
Sebanyak 55% kasus tuberkulosis ditemukan di Asia, 30% di
Afrika, 7% di Mediterania timur, 4% di Eropa dan 3% di Amerika.
Dari 9.4 juta kasus pada 2009, sekitar 11-13% adalah HIV positif.
Penyakit tersebut sering ditemukan pada negara berkembang
oleh karena kemiskinan, nutrisi dan tempat tinggal yang buruk.
Kondisi akan diperburuk dengan M. tuberculosis yang bersifat
multidrug-resistant, HIV dan usia tua.
Usia rata-rata penderita Spondylitis TB adalah 30-40 tahun.
Faktor resiko yang ditemukan pada penyakit Spondylitis TB
adalah diabetes melitus (5-25%), gagal ginjal (2-31%) dan
penggunaan kortikosteroid jangka (3-13%).
ETIOLOGI
Spondylitis Tuberkulosis merupakan suatu infeksi
sekunder dari infeksi primer tuberculosis di tempat lain
oleh Mycobacterium Tuberculosis.
Infeksi primer paling sering berasal dari TB paru dan
dapat juga pada traktus urinaria yang menyebabkan
infeksi sekunder pada tulang vertebra segmen torakolumbalis.
Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri bentuk
batang, bersifat acid-fastnon-motile (tahan terhadap
asam pada pewarnaan, sehingga disebut juga sebagai
Bakteri Tahan Asam (BTA)) dan tidak dapat diwarnai
dengan cara pewarnaan yang konvensional.
ANATOMI
Fungsi tulang belakang:
Sebagai pilat untuk menopang berat tubuh
Tempat dimana terletaknya medulla spinalis.
Menyangga kepala
Sebagai titik sambungan terhadap tulang iga, pelivs dan otot-otot
punggung.
Susunan vertebra manusia terdiri dari tulang vertebra dan discus
intervertebralis.
Fungsi dari discus intervertebralis:
Sebagai bantalan untuk memberikan sifat fleksibel terhadap
pergerakkan tubuh, baik ke arah anterior, posterior, lateral maupun
rotasi
Berfungsi agar tulang vertebra tidak bertabrakkan satu dengan yang
lainnya.
PATOFISIOLOGI
Infeksi tuberkulosis pada tulang vertebra terjadi akibat
infeksi sekunder dari infeksi primer di bagian tubuh
lainnya.
Cara penyebaran utama adalah melalui aliran darah pada
arteri maupun vena penyebaran terjadi secara
hematogen.
Sumber infeksi primer paling sering pada organ paru dan
traktus urinaria.
Jika infeksi menyerang segmen torakalis atas sumber
infeksi primer cenderung infeksi TB paru,
Jika infeksi terjadi pada segmen torako-lumbal sumber
infeksi primer cenderung lebih berasal dari infeksi traktus
urinaria.
MANEFESTASI KLINIS
Gejala yang sering dijumpai pada penderita spondylitis TB, antara lain:
Nyeri punggung bersifat kronik progresif, terlokalisir, diperburuk dengan
gerakan atau batuk, disertai kaku dan spasme pada otot punggung (night
cry)
Deformitas pada tulang punggung postur tubuh kyphosis yang tampak
seperti orang bungkuk atau tampak gibbus.
Gejala neurologis paraplegia, paraparesis, gejala LMN, cauda equina
syndrome
Gejala khas tuberkulosis non-spesifik malaise, anorexia, demam,
keringat malam, berat badan turun, lemas, nyeri di seluruh tubuh
Abses sangat khas karena tanda-tanda inflamasi akan tampak sangat
minimal.
Pada daerah cervical akan terbentuk abses retropharyngeal sehingga menimbulkan
gejala disfagia, sesak atau perubahan
suara.
Pada daerah torakal dan lumbalis akan tampak benjolan di regio paravertebral atau
jika abses pada daerah torakal terbentuk ke arah anterior, akan terbentuk abses di
daerah mediastinal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium :
Laju endap darah meningkat (tidak
spesifik), dari 20 sampai lebih dari
100mm/jam.
Tuberculin skin test / Mantoux test /
Tuberculine Purified Protein
Derivative (PPD) positif.
Cairan serebrospinal
PENATALAKSANAAN
TERAPI NON-OPERATIF
Pemberian OAT merupakan prinsip utama dalam
penatalaksanaan seluruh kasus infeksi TB, termasuk
Spondylitis TB.
Menurut WHO, terapi anti tuberculosis harus diberikan
minimal selama 9 bulan, khususnya pada Spondylitis TB.
Pengobatan ini terbagi menjadi dua fase, antara lain:
Fase awal (2 bulan pertama)
Isoniazid
Rifampisin
Streptomisin
Pyrazinamide
TERAPI OPERATIF
Dilakukan hanya pada penderita dengan lesi
kompresif secara radiologis dan yang sudah
tampak kelainan-kelainan secara neurologis.
Setelah tindakan operasi pasien beristirahat
di tempat tidur selama 3-6 minggu.
Tindakan operatif juga dilakukan bila setelah
3-4 minggu pemberian terapi OAT dengan
terapi konservatif telah dilakukan tetapi
tidak memberikan respon yang baik.
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ms. N
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia : 16 tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat
: Perum, Tangerang
Agama
: Islam
No. Rekam Medis : SHLK 0000490140
ANAMNESA
Anamnesis dilakukan dengan
autoanamnesis dan alloanamnesis
dengan ibu pasien di Ruang Fisioterapi
Siloam LV pada tanggal 29 Agustus 2015.
Tanggal masuk RS : 20 Juli 2015
Keluhan Utama
Lemas pada kedua tunggal sejak 1
bulan smrs.
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALISATA
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5 (15)
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 88x/mnt
Suhu : 36.5C
Pernafasan: 19x/mnt
Tinggi Badan : 163 cm
Berat Badan : 103 kg
BMI : 38,8 (obese)
Punggung
LOOK
Postur : kyphosis
Gibbus : Luka operasi : +
Luka : Abses : FEEL
Nyeri tekan : Temperatur : afebrile
MOVE
Range of Movement: Terbatas karena nyeri pada punggung yang
dirasakan
STATUS NEUROLOGIS
SENSORIK
Ekstrimitas superior dextra dan
sinistra : dalam batas normal
Ekstrimitas inferior dextra dan
sinistra : parahipestesi setinggi T7
REFLEX
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cek Lab darah pada tanggal 04
Agustus 2015
*Kesan:
Destruksi corpus-lamina-pedikel bilateral Th4-7 dengan
fraktur kompresi corpus vertebra Th5, disertai infiltrat
paravertebra menyangkat kontras yang menonjol ke
anterior setinggi TH4-Th6 dan posterior setinggi Th4-Th7
mengakibatkan penekanan terhadap thoracal
sac/medulla spinalis dan struktur radis di dalamnya,
selanjutnya tampak myelopati pada medulla spinalis
setinggi Th5.
Lesi destruktif corpus Th1 dan lamina-pedikel bilateral
Th11-12, disertai abses pedikel kiri Th11. Sugestif
Spondylitis TB
Tidak tampak herniasi discus intervertebralis
DIAGNOSIS
Spondilitis Tuberkulosis Torakal post
Dekompresi + Stabilisasi Posterior
TATA LAKSANA
Operasi: Debridement - Dekompresi Posterior Stabilisasi
Ringkasan Laporan Operasi:
Ditemukan tulang T5-T7 rapuh dan terdapat
jaringan fibrotik.
Dilakukan debridement, T5 laminektomi
kemudian fusi dengan pedicle screw pada T3-T4
& T6-T8 + crosslink T5.
Spesimen dari gibus pada T5 diperoleh dan
dikirim ke patologi anatomi untuk diperiksa.
TERIMA KASIH