IPM Kab. Sorong 2010
IPM Kab. Sorong 2010
KABUPATEN SORONG
TAHUN 2010
Nomor Publikasi
: 9107.11.03
Katalog BPS
: 1413.9107
Ukuran Buku
: 16,5 x 21,5 cm
Jumlah Halaman : v rumawi + 111 halaman
Naskah :
Seksi Statistik Sosial
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sorong
Gambar Kulit :
Seksi Statistik Sosial
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sorong
Diterbitkan oleh :
BUPATI SORONG
SAMBUTAN
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, saya menyambut gembira diterbitkannya publikasi Indeks
Pembangunan Manusia Kabupaten Sorong 2010 oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sorong bekerja sama dengan Badan Perencanaan
Pembangunan dan Penanaman Modal Daerah (BP3MD) Kabupaten
Sorong.
Data dan informasi statistik yang disajikan dalam publikasi ini
sangat bermanfaat bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Sorong di dalam
merumuskan kebijakan pembangunan, khususnya pembangunan
manusia di Kabupaten Sorong serta mengevaluasi sejauh mana pelaksanaan program pembangunan manusia telah mampu meningkatkan
kualitas manusia terutama pada derajat kesehatan, pendidikan dan
kemampuan ekonomi masyarakat.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu hingga
selesainya publikasi ini saya sampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya.
di
Kabupaten
Sorong
untuk
memberikan
gambaran
publikasi Indeks
ii
KATA PENGANTAR
UDDANI MALEWA, SE
NIP. 19580812 199003 2 001
iii
Daftar Isi
Sambutan Bupati Sorong
Sambutan Ketua BP3MD
Kata Pengantar
Daftar Isi
I.
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan dan Sasaran
1.3 Manfaat Penulisan
1.4 Ruang Lingkup
1.5 Sistematika Penulisan
i
ii
iii
iv
1
1
4
5
6
7
II.
Metodologi
2.1 Sejarah Penghitungan IPM
2.2 Sumber Data
2.3 Metode Penyusunan Indeks
2.4 Besaran Skala IPM dan Reduksi Shortfall
2.5 Beberapa Definisi Indikator Terpilih
10
10
10
11
19
25
III.
31
31
32
36
39
39
40
41
43
iv
47
54
59
59
62
3.4.3
3.4.4
3.4.5
3.4.6
3.4.7
3.5
3.6
IV
Kondisi Perumahan
3.5.1 Luas Lantai
3.5.2 Jenis Lantai
3.5.3 Jenis Dinding
3.5.4 Sumber Penerangan
3.5.5 Fasilitas Air Minum
3.5.6 Sumber Air Minum
3.5.7 Fasilitas Tempat Buang Air Besar
Pengeluaran dan Konsumsi
64
66
68
71
73
74
74
75
76
77
78
79
80
81
84
85
87
87
88
Implikasi Kebijakan
5.1 Identifikasi Masalah Pembangunan
5.2 Upaya Mengatasi Masalah Pembangunan
99
99
102
VI
Penutup
108
90
92
97
BAB
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya dan
tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan
yang memungkinkan bagi rakyat untuk menikmati umur panjang,
sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif. Hal ini
tampaknya merupakan suatu kenyataan yang sederhana, namun
seringkali terlupakan oleh kesibukan jangka pendek yang
berorientasi pada hal-hal yang bersifat materi.
Paradigma
tentang
pembangunan
telah
mengalami
yang
memberikan
perhatian
utama
pada
Produktifitas
Manusia
harus
berkemampuan
untuk
meningkatkan
pembangunan
ekonomi
merupakan
bagian
dari
pembangunan manusia.
b.
Pemerataan/ ekuitas
Setiap orang harus memiliki kesempatan yang sama. Semua
hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus
dihapuskan. Sehingga semua orang dapat berpartisipasi dan
mendapat keuntungan dari peluang yang sama.
c.
Keberlanjutan
Akses terhadap peluang/kesempatan harus tersedia bukan
hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi
yang akan datang. Semua sumber daya harus dapat
diperbaharui.
d.
Pemberdayaan
Pembangunan harus dilakukan oleh semua orang, bukan
sematamata dilakukan untuk semua orang. Semua orang
harus berpartisipasi penuh dalam pengambilan keputusan
dan proses yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Penyertaan konsep pembangunan manusia dalam kebijakan-
Development
Report
(HDR)
global
telah
living).
Untuk
memperoleh
gambaran
tentang
Manfaat Penulisan
Manfaat yang ingin dicapai dari penyusunan publikasi ini
adalah:
a. Tersedianya data dan informasi yang dibutuhkan dalam
memantau proses pembangunan manusia di Kabupaten
Sorong secara berkesinambungan.
b. Selain sebagai sumber informasi dalam pemantauan
pembangunan manusia, data dan informasi dalam
Ruang Lingkup
II
Metodologi
mengulas
sumber
data,
sejarah
manusia.
Pembahasan
difokuskan
bidang
BAB
2
BAB II
METODOLOGI
Pembangunan
Manusia
(IPM)
pertama
kali
melalui
Development
laporan
Report)
pembangunan
dengan
tujuan
manusia
untuk
(Human
mengetahui
manusia
telah
disajikan
sampai
level
kabupaten/kota.
10
11
Gambar 2.1
Dimensi, Indikator dan Indeks Pembangunan Manusia
12
c.
d.
e.
b.
c.
13
14
Tahun Konversi
1.
2.
Sekolah Dasar
3.
SLTP
4.
SLTA/ SMU
12
5.
Diploma I
13
6.
Diploma II
14
7.
15
8.
16
9.
Magister (S2)
18
21
15
sebagai ukuran
2.
3.
4.
E
PPP / unit
i, j
j 1
27
*
9, j Qi , j
j 1
16
dengan:
PPP :
E i,j :
P9, j :
Qi , j :
17
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Beras Lokal
Tepung terigu
Ketela pohon
Ikan tongkol/
tuna/cakalang
Ikan teri
Daging sapi
Daging ayam kampung
Telur ayam
Susu kental manis
Bayam
Kacang panjang
Kacang tanah
Tempe
Jeruk
Pepaya
Kelapa
Gula pasir
Kopi bubuk
Garam
Merica/lada
Mie instan
Rokok kretek filter
Listrik
Air minum
Bensin
Minyak tanah
Sewa rumah
Unit
Sumbangan terhadap
total konsumsi (%)
(2)
(3)
Kg
Kg
Kg
7,25
0,10
0,22
Kg
0,50
Ons
Kg
Kg
Butir
397 gram
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Butir
Ons
Ons
Ons
Ons
80 gram
10 batang
Kwh
M3
Liter
Liter
Unit
0,32
0,78
0,65
1,48
0,48
0,30
0,32
0,22
0,79
0,39
0,18
0,56
1,61
0,60
0,15
0,13
0,79
2,86
2,06
0,46
1,02
1,74
11,56
Total
37,52
18
No
Variabel
Karakteristik
Skor
Jenis lantai
1
0
Lebih dari 10 m2
Lainnya
1
0
Tembok
Lainnya
1
0
Beton/Kayu/Genteng
Lainnya
1
0
Fasilitas penerangan
Listrik
Lainnya
1
0
Ledeng
Lainnya
1
0
Fasilitas jamban
Milik sendiri
Lainnya
1
0
Rumah
Lainnya
1
0
19
Menghitung Y3 = Y2/PPP.
6.
Z 2 C Z 1 2
i
1 3
1 2
Z 2 Z 3 C i 2Z
Z 2 Z 1 2 3 Z 1 3 4 C 3Z
i
Ci*
jika C i Z
jika Z C i 2Z
jika 2Z C i 3Z
1 4
jika 3Z Ci 4Z
dengan:
C(i) = PPP dari pengeluaran riil per kapita, Y3.
Z = Batas pengeluaran yang ditetapkan, biasanya garis
kemiskinan.
20
Menghitung IPM
a.
Indeks X i , j
X
X
i,j
X i min
i maks
X i min
dengan:
Indeks X(i,j) : Indeks komponen ke-i dari kabupaten
ke j;
X(i-min)
X(i-maks)
21
Maks.
Min.
Keterangan
(1)
(2)
(3)
(4)
85
25
Standar UNDP
100
Standar UNDP
Rata-rata Lama
Sekolah
15
UNDP menggunakan
Combined Gross
Enrollment Ratio
732.720a
Daya Beli
300.000
(1996)
360.000b
(1999)
UNDP menggunakan
PDB riil per kapita yang
telah disesuaikan
b.
X2
2
1
X 21 X 22
3
3
dengan:
X 21
X22
22
c.
1
3
Indeks X
i
dengan
Indeks X(i) : Indeks komponen IPM ke i
dan
i=1
i=2
Indeks pendidikan
i=3
IPM t n IPM t
r
100
100 IPM t
dengan:
r
: reduksi shortfall,
IPMt + n
IPMt
23
100,
mengindikasikan
suatu
wilayah
memiliki
Gambar 2.2
Status Pembangunan Manusia
100
80
Tinggi
Menengah - Atas
66
Menengah - Bawah
50
Rendah
0
24
bawah, jika nilai IPM berkisar antara 50,0 65,9 dan menengahatas, jika nilai IPM antara 66,0 79,9.
Sedangkan untuk nilai reduksi Shortfall dapat dikategorikan
menjadi:
1. Sangat lambat
2. Lambat
3. Menengah
4. Cepat
, jika r 1,70.
Input,
yang
berkaitan
dengan
penunjang
25
26
Angka Partisipasi Murni SLTP : proporsi penduduk usia 13 15 tahun yang sedang bersekolah di SLTP
Angka partisipasi Murni SLTA : proporsi pendudk usia 16 18 tahun yang sedang bersekolah di SLTA
27
28
29
BAB
3
BAB III
GAMBARAN UMUM SOSIAL EKONOMI
3.1 Kependudukan
Penduduk merupakan faktor yang sangat dominan dalam
proses pembangunan. Penduduk memegang dua peranan
sekaligus dalam proses pembangunan, yaitu sebagai subyek dan
obyek pembangunan.
Sumber daya alam yang tersedia tidak akan mungkin dapat
dimanfaatkan tanpa adanya peranan dari manusia. Dengan
adanya manusia, sumber daya alam tersebut dapat dikelola untuk
memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarga secara
berkelanjutan.
Besarnya
peran
penduduk
tersebut
maka
pada
upaya
pengendalian
jumlah
dan
31
sebagai
penduduk
muda.
Penduduk
muda
32
Gambar 3.1
Piramida Penduduk Kabupaten Sorong Tahun 2010
70 - 74
Perempuan
Laki-laki
60 - 64
50 - 54
40 - 44
30 - 34
20 - 24
10 - 14
0-4
5.000
3.000
1.000
1.000
3.000
5.000
33
34
Gambar 3.2
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Dependency Ratio
Kabupaten Sorong Tahun 2010
100
2,92
2,25
2,607
62,90
61,87
62,415
34,18
35,88
34,978
Lk
Pr
0 - 14
15 - 64
80
60
40
20
0
Lk+Pr
65 +
35
36
yang
tidak
merata
mengindikasikan
kegiatan
37
Gambar 3.3
Kepadatan Penduduk Kabupaten Sorong, 2010
Maudus
Sayosa
Mariat
Aimas
Salawati Selatan
Segun
Seget
Salawati Timur
Mayamuk
Salawati
Klawak
Klabot
Klamono
Beraur
Klayili
Makbon
Klaso
Moraid
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
38
3.2
Ketenagakerjaan
Partisipasi
Angkatan
Kerja
(TPAK)
adalah
Tabel 3.1
Tahun
TPAK
TPAK Total
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
85,23
52,83
70,21
39
40
Tabel 3.2
Tahun
TKK
TKK Total
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
93,16
96,26
94,24
41
Tahun
TPT
TPT Total
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
(4)
2010
6,84
3,74
5,76
42
penduduk
bekerja
yang
berpendidikan
rendah
43
Tabel 3.4
Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan
Persentase
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
SD ke bawah
38,57
56,97
45,12
SLTP
19,73
19,21
19,55
SLTA
35,13
15,51
28,14
Diploma/ Univ
6,57
8,30
7,19
Jumlah
100,00
100,00
100,00
44
Tabel 3.5
Persentase
Lapangan Usaha Utama
Laki-laki Perempuan Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Pertanian
51,27
57,09
53,34
2. Industri Pengolahan
9,26
6,25
8,19
3. Perdagangan
6,64
24,80
13,11
4. Jasa Masyarakat
13,35
11,02
12,52
5. Lainnya
19,47
0,84
12,84
100,00
100,00
100,00
Jumlah
45
Tabel 3.6
Persentase
(1)
(2)
1.
Berusaha Sendiri
14,57
2.
26,87
3.
0,77
4.
Buruh/Karyawan/Pegawai
28,54
5.
0,24
6.
3,13
7.
25,87
Jumlah
100,00
46
pemerintah
dalam
membangun
indeks
47
belum
sepenuhnya
bermakna
secara
kualitatif
terhadap
hidup
48
selisih terbesar di antara kelompok umur lainnya yaitu masingmasing sebesar 0,19 dan 0,50 poin. Gambar 3.4 memperlihatkan
rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak masih hidup
Kabupaten Sorong pada tahun 2010.
Gambar 3.4
Rata-rata Anak Lahir Hidup (ALH) dan
Rata-rata Anak Masih Hidup (AMH)
Kabupaten Sorong Tahun 2010
45 - 49
35 - 39
25 - 29
15 - 19
0,00
1,00
2,00
ALH
3,00
4,00
AMH
49
DPT
Polio
Campak
Hepatitis B
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2009
92,48
91,4
90,32
81,72
75,29
2010
97,22
93,06
91,67
83,33
95,83
50
51
Tabel 3.8
Asma/ Diare/
Sakit
Tahun Panas Batuk Pilek napas buang kepala
sesak air berulang
(1)
(2)
(3)
(4)
Sakit
gigi
Lainnya
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
2009
2,24
1,27
6,05
1,18
7,71
2010
1,74
1,87
5,61
1,20
11,35
hubungan
yang
berbanding
lurus
dengan
52
Tabel 3.9
Jenis Kelamin
4-7
(1)
(2)
(3)
8 - 14 15 - 21 22 - 30
(4)
(5)
(6)
Total
(7)
Laki-laki
48,31
33,71
4,49
6,74
6,74
100
Perempuan
43,18
44,32
4,55
2,27
5,68
100
Lk + Pr
45,76
38,98
4,52
4,52
6,21
100
53
pemerintah
dalam
membangun
indeks
54
55
Tabel 3.10
Tahun
Tenaga
Famili/
Dokter Bidan paramedis Dukun
Lainnya
Keluarga
lain
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2009
5,38
43,04
2,16
39,75
6,46
3,22
2010
11,11
58,33
2,78
18,06
9,72
0,00
56
Gambar 3.5
Persentase Balita menurut Tenaga Penolong Kelahiran
di Kabupaten Sorong Tahun 2010
Dokter
Bidan
Tenaga paramedis
lain
Dukun
Famili
fasilitas
kesehatan
yang
dapat
menjangkau
57
Fasilitas Kesehatan
Jumlah
Rasio
(Penduduk/
Fasilitas
Kesehatan)
(1)
(2)
(3)
1. Rumah Sakit
2. Puskesmas
17
1 : 4.154
3. Puskesmas Pembantu
54
1 : 1.307
4. Puskesmas Keliling
1 : 8.827
5. Dokter
37
1 : 1.908
58
59
Tabel 3.12
Tahun
13-15
16-18
(1)
(2)
(3)
(4)
2009
88,79
86,36
53,62
2010
93,68
88,1
52,63
60
Gambar 3.6
Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Umur
di Kabupaten Sorong Tahun 2009 -2010
100
80
60
40
20
0
7-12
13-15
2009
16-18
2010
61
62
Tahun
SD
SLTP
SLTA
(1)
(2)
(3)
(4)
2009
114,67
43,18
58,49
2010
117,89
59,52
73,68
63
64
Tabel 3.14
Tahun
SD
SLTP
SLTA
(1)
(2)
(3)
(4)
2009
88,79
36,37
43,86
2010
93,68
47,62
42,11
65
66
Tabel 3.15
Tahun
Tidak
Mempunyai
Ijazah
SD
SLTP
SLTA
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2009
42,84
21,19
15,82
15,79
4,35
100,00
2010
33,55
25,00
18,42
17,93
5,10
100,00
Perguruan
Jumlah
Tinggi
perguruan
tinggi.
Kondisi
penduduk
yang
67
keberhasilan
pendidikan.
Angka
mengulang
68
Tabel 3.16
Jenjang Pendidikan
% Siswa Mengulang
Kelas
(1)
(3)
SD
7.50
SLTP
0.80
SLTA
0.01
69
Tabel 3.17
Jenjang Pendidikan
(1)
(2)
SD
6.99
SLTP
2.5
SLTA
4.8
70
Jenjang
Pendidikan
Jumlah
Murid
Jumlah
Guru
Rasio
(Murid/Guru)
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
15.236
697
21,86
SLTP
4.734
247
19,17
SLTA
2.567
188
13,65
Dari Tabel 3.18 terlihat bahwa rasio murid terhadap guru untuk
jenjang pendidikan SD adalah sebesar 21,86 artinya bahwa beban
seorang guru SD rata-rata mengajar sekitar 22 murid. Sedangkan
untuk jenjang pendidikan SLTP dan SLTA, rasio murid terhadap
guru untuk masing-masing jenjang pendidikan tersebut adalah
19,17 dan 13,65. Artinya beban seorang guru SLTP rata-rata
71
Tabel 3.19
Jenjang
Pendidikan
Jumlah
Murid
Jumlah
Ruang
Kelas
Rasio (Murid/
Ruang Kelas)
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
15.236
650
23,44
SLTP
4.734
183
25,87
SLTA
2.567
151
17,00
Rasio murid terhadap ruang sekolah menggambarkan ratarata daya tampung murid dalam satu ruang sekolah. Rata-rata
daya tampung ruang sekolah pada jenjang pendidikan SD tahun
2010 sebanyak 23 murid. Sedangkan ruang kelas untuk jenjang
pendidikan SLTP dan SLTA mempunyai daya tamping murid
masing-masing 26 murid dan 17 murid.
72
Tabel 3.20
Jenjang Pendidikan
Jumlah
Peserta
Ujian
Jumlah
Lulus
% Lulus
(1)
(2)
(3)
(4)
SD
1.472
1.457
98,98
SLTP
1.268
1.197
94,40
SLTA
721
714
99,03
73
2010 mencapai 99,03 persen dengan jumlah siswa yang tidak lulus
sebanyak 7 siswa.
3.5 Kondisi Perumahan
Perumahan dan permukiman yang layak, sehat, aman, serasi,
dan teratur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan
merupakan faktor penting dalam peningkatan harkat dan martabat
mutu kehidupan serta kesejahteraan rakyat.
Secara umum, kualitas rumah tinggal ditentukan oleh kualitas
bahan
bangunan
yang
digunakan,
yang
secara
nyata
74
Tahun
(1)
2010
(3)
2,11 57,89
100-149 150
Jumlah
(4)
(5)
(6)
(7)
34,74
3,16
2,11
100,00
75
Tahun
Bukan tanah/
bambu
Tanah
Bambu
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
2010
77,89
15,79
6,32
100,00
76
Tabel 3.23
Tahun
Tembok
Kayu
Bambu
Lainnya
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
50,53
46,84
1,05
1,58
100.00
77
Tabel 3.24
Sumber penerangan
Tahun Listrik Listrik Petromak/ Pelita Lain/sentir/
PLN non PLN aladin
nya
obor
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
2010
78,95
15,26
1,05
4,21
0,53
100,00
78
Tabel 3.25
Tahun
Sendiri
Jumlah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
49,38
10,63
3,75
36,25
100,00
79
Tabel 3.26
ulang
an
pompa dung
dung
ngai
jan nya
lah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
2010
10,00
5,79
3,16
12,63
7,37
2,11
80
Tabel 3.27
Tahun
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2010
76,32
10,53
6,32
6,84
100,00
81
dapat
menggambarkan
tingkat
kesejahteraan
masyarakat setempat.
Tabel 3.28
Jenis Pengeluaran
Total Pengeluaran
(Rp)
Persentase
(1)
(2)
(3)
a.
Makanan
277,79
46,44
b.
Non Makanan
320,39
53,56
Kabupaten Sorong
598,18
100,00
82
83
BAB
4
BAB IV
PENCAPAIAN KINERJA PEMBANGUNAN MANUSIA
85
86
Gambar 4.1
Angka Harapan Hidup Kabupaten Sorong
Tahun 2008 - 2010
67,85
68,00
67,49
67,60
67,12
67,20
66,80
66,40
2008
2009
2010
87
satu tahun. Kondisi seperti ini juga terjadi untuk kondisi Provinsi
Papua Barat dan nasional, penurunan angka kematian bayi terjadi
secara gradual bahkan mengarah melambat.
4.2 Perkembangan Komponen Pendidikan
Komponen
pendidikan
dalam
penyusunan
IPM
88
Gambar 4.2
Angka Melek Huruf Kabupaten Sorong Tahun 2008 -2010
91,80
91,60
91,40
91,20
91,69
91,39
91,40
91,00
2008
2009
2010
4.2.2
89
Gambar 4.3
Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Sorong
Tahun 2008 - 2010
8,04
8,00
2008
2009
8,06
2010
90
91
Gambar 4.4
Paritas Daya Beli di Kabupaten Sorong
Tahun 2008 - 2010
599.000
Rp598.180
598.000
Rp597.450
597.000
Rp596.110
596.000
595.000
2008
2009
2010
92
Komponen
IPM
(1)
Nilai Komponen
2008
2009
2010
(2)
(3)
(4)
Indeks
2008 2009 2010
(5)
(6)
(7)
1.
e0
2.
LIT
3.
MYS
8,00
4.
PPP*)
8,06
Keterangan:
1. e0
2. LIT
3. MYS
4. PPP
Sumber : BPS
IPM KABUPATEN SORONG TAHUN 2010
93
di
daerahnya.
Berdasarkan
pembagian
status
94
Gambar 4.4
IPM Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat
dan Standard Maksimum UNDP
68,50
Kab.Sorong
69,15
Prov.Papua
Barat
100
Standard
UNDP
0
25
50
75
100
Sumber: BPS
95
Gambar 4.5
IPM Kabupaten Sorong
Tahun 2008 - 2010
68,60
68,50
68,40
68,20
68,16
68,00
67,82
67,80
67,60
67,40
2008
2009
2010
Sumber: BPS
96
Tabel 4.2
Kabupaten/ Kota
IPM
Peringkat
(1)
(2)
(3)
Fak-Fak
71,46
Kaimana
70,13
Teluk Wondama
65,76
Teluk Bintuni
66,58
Manokwari
67,19
Sorong Selatan
66,31
Sorong
68,50
Raja Ampat
64,58
10
Tambrauw
50,51
11
Maybrat
66,00
Kota Sorong
77,18
Prov.Papua Barat
69,15
29
Sumber : BPS
97
shortfall
Kabupaten
Sorong
menunjukkan
98
BAB
5
BAB V
IMPLIKASI KEBIJAKAN
dilakukan
pemantauan
terhadap
indikator-indikator
100
101
kemampuan
102
103
Khusus
bagi
masyarakat
pedalaman,
perlu
untuk
104
105
dengan
106
BAB
6
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator
penting yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja
program pembangunan secara menyeluruh di suatu wilayah.
Dalam hal ini IPM dianggap sebagai gambaran dari hasil program
pembangunan yang telah dilakukan beberapa tahun sebelumnya.
Demikian juga kemajuan program pembangunan dalam suatu
periode dapat diukur dan ditunjukkan oleh besaran IPM pada awal
dan akhir periode tersebut. IPM merupakan ukuran untuk melihat
dampak kinerja pembangunan wilayah yang mempunyai dimensi
yang sangat luas, karena memperlihatkan kualitas penduduk suatu
wilayah dalam hal harapan hidup, intelelektualitas dan standar
hidup layak.
Dalam perencanaan pembangunan, IPM juga berfungsi
memberikan tuntunan dalam menentukan prioritas dalam
merumuskan kebijakan dan menentukan program. Hal ini juga
merupakan tuntunan dalam mengalokasikan anggaran yang sesuai
dengan kebijakan umum yang telah ditentukan oleh pembuat
kebijakan dan pengambil keputusan.
108
109
110
Strategi
perencanaan
yang
komprehensif
dalam
111