Anda di halaman 1dari 110

Produk Domestik

Regional Bruto
Kabupaten Sorong
Gross Regional Domestic Product of
Sorong Regency

2010

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SORONG

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


KABUPATEN SORONG 2010

Gross Regional Domestic Product of Sorong Regency 2010

Nomor Katalog / Catalog Number


ISSN
Nomor Publikasi / Publication Number

Ukuran Buku / Books Size


Jumlah Halaman / Page

: 9205.9107
:
: 9107.11.02

: 16 cm X 21,5 cm
: 85 + xiv Halaman/ Pages

Naskah / Editor :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong
BPS Statistics of Sorong Regency

Gambar Kulit / Art Designer :


Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong
BPS Statistics of Sorong Regency

Diterbitkan oleh / Published by :


Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong
BPS Statistics of Sorong Regency

Dicetak Oleh/ Printed by :

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya


May be cited with referency to the source

Dengan adanya pemekaran


wilayah Kabupaten Sorong pada
tahun 2008 menjadi 2 kabupaten,
yaitu Kabupaten Sorong dan
Kabupaten Tambrauw, maka data
PDRB Kabupaten Sorong dari
tahun 2008 telah dihitung terpisah
dengan PDRB Kabupaten
Tambrauw

BUPATI SORONG

KATA SAMBUTAN
Saya menyambut dengan gembira penerbitan Publikasi "PRODUK
DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SORONG TAHUN 2010".
Publikasi ini merupakan gambaran perkembangan perekonomian daerah yang
sangat diperlukan untuk proses perencanaan maupun evaluasi hasil-hasil
pembangunan.
Saya berharap publikasi ini dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang
berkepentingan, sebagai sumber data dalam menyusun perencanaan yang baik,
sistematik, menyeluruh dan terpadu.
Kepada aparat BPS Kabupaten Sorong yang telah berupaya dengan
sungguh-sungguh sehingga dapat menerbitkan publikasi ini, saya minta agar
selalu meningkatkan kualitas maupun kuantitas data yang disajikan dengan
melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan Dinas/ Instansi/ Lembaga terkait.
Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya
publikasi ini saya sampaikan ucapan terimaksih dan penghargaan yang setinggitingginya.
Aimas, Juli 2011
Bupati Sorong

Dr. Drs. STEPANUS MALAK, M.Si

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
limpahan rahmat-Nya penyusunan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Sorong Tahun 2010 dapat diselesaikan.
Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sorong
2010 merupakan salah satu publikasi rutin yang disusun oleh Badan Pusat
Staistik (BPS) Kabupaten Sorong.
PDRB merupakan gambaran keadaan perekonomian daerah selama satu
tahun. Perkembangan dan pertumbuhan semua kegiatan perekonomian tercermin
dalam publikasi ini, utamanya untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi daerah.
Kami sadari bahwa dalam proses penghitungannya masih banyak
keterbatasan data yang tersedia, mengingat begitu banyaknya kegiatan ekonomi
yang ada di daerah ini. Usaha perbaikan dan penyempurnaan terus dilakukan
sesuai dengan perkembangan yang terjadi saat ini. Untuk itu kritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan di masa mendatang.
Akhirnya, semoga publikasi ini bermanfaat bagi kita semua dalam menyusun
perencanaan dan melaksanakan pembangunan.

Sorong, Juli 2011


Kepala BPS Kabupaten Sorong,

UDDANI MALEWA, SE
NIP.195808121990032001

DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN....................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................
DAFTAR TABEL ......................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................

Hal
iv
v
vi
ix
xi
xii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................

1.1 Penjelasan Umum .................................................


1.2 Klasifikasi Sektor Ekonomi.....................................
1.3 Tujuan dan Kegunaan Statistik PDRB....................

1
2
4

BAB II KONSEP DAN DEFINISI.............................................

2.1
2.2
2.3
2.4

Susunan Agregat Pendapatan Regional....................


Metode Pendekatan.................................................
Penyajian Atas Dasar Harga Konstan......................
Cara Penyajian Angka Indeks..................................

5
9
12
15

BAB III URAIAN SEKTOR......................................................

17

3.1 Sektor Pertanian.....................................................


3.1.1 Subsektor Tanaman Bahan Makanan.............
3.1.2 Subsektor Tanaman Perkebunan....................
3.1.3 Subsektor Peternakan.....................................
3.1.4 Subsektor Kehutanan.....................................
3.1.5 Subsektor Perikanan......................................

17
17
18
18
18
19

3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian......................


3.2.1 Subsektor Pertambangan Migas......................
3.2.2 Subsektor Pertambangan tanpa Migas............
3.2.3 Subsektor Penggalian.....................................

19
20
20
21
vi

3.3 Sektor Industri Pengolahan.....................................


3.3.1 Subsektor Industri Besar/Sedang...................
3.3.2 Subsektor Industri Rumah Tangga.................
3.3.3 Subsektor Industri Migas................................

21
21
22
22

3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih...................................


3.4.1 Subsektor Listrik............................................
3.4.2 Subsektor Air Bersih.......................................

22
22
23

3.5 Sektor Bangunan....................................................

23

3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.................


3.6.1 Subsektor Perdagangan..................................
3.6.2 Subsektor Restoran........................................
3.6.3 Subsektor Hotel..............................................

23
23
24
24

3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi....................


3.7.1 Subsektor Angkutan Jalan Raya.....................
3.7.2 Subsektor Angkutan Laut...............................
3.7.3 Subsektor ASDP.............................................
3.7.4 Subsektor Angkutan Udara.............................
3.7.5 Subsektor Komunikasi....................................
3.7.6 Subsektor Jasa Penunjang Angkutan..............

25
25
25
26
26
27
28

3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan


3.8.1 Subsektor Bank..............................................
3.8.2 Subsektor Lembaga Keuangan bukan Bank....
3.8.3 Subsektor Jasa Penunjang Keuangan.............
3.8.4 Subsektor Sewa Bangunan.............................
3.8.5 Subsektor Jasa Perusahaan............................

28
28
29
30
31
31

3.9 Sektor Jasa-jasa......................................................


3.9.1 Subsektor Jasa Pemerintahan Umum.............
3.9.2 Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan..........
3.9.3 Subsektor Jasa Hiburan dan Rekreasi............
3.9.4 Subsektor Jasa Perorangan dan RT................

32
32
33
33
34
vii

BAB IV TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SORONG


TAHUN 2010..........................................................

35

4.1 PDRB Kabupaten Sorong dengan Migas...................


4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong.....
4.1.2 Struktur Ekonomi...........................................
4.1.3 PDRB Per Kapita.............................................
4.1.4 Sumbangan Sektor terhadap Laju Ekonomi....

35
36
39
42
43

4.2 PDRB Kabupaten Sorong tanpa Migas.....................


4.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong
Tanpa Migas..................................................
4.2.2 Stuktur Ekonomi tanpa Migas........................
4.2.3 PDRB Perkapita tanpa Migas..........................
4.2.4 Sumbangan Sektor (tanpa Migas) terhadap
Pertumbuhan Ekonomi..................................

46
47
49
52
53

BAB V PERKEMBANGAN EKONOMI MENURUT KELOMPOK


SEKTOR................................................................

55

5.1 PDRB Kabupaten Sorong dengan Migas...................


5.2 PDRB Kabupaten Sorong tanpa Migas.....................

55
58

viii

DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1.

Perkembangan PDRB Kabupaten Sorong


Tahun 2008-2010 (Dengan Migas).................................

36

Tabel 4.2..

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong


menurut Lapangan Usaha Tahun 2007-2010 (Dengan
Migas)...........................................................................

38

Peranan Sektor Ekonomi terhadap Pembentukan


PDRB Kabupaten Sorong ADH Berlaku (persen) Tahun
2008-2010 (Dengan Migas) ...........................................

41

Tabel 4.4.

Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita


Kabupaten Sorong, 2007- 2010 (Dengan Migas)............

42

Tabel 4.5.

Sumbangan
Sektor
Ekonomi
terhadap
Laju
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong Tahun 2010

44

Tabel 4.6.

Perkembangan PDRB Kabupaten Sorong Tahun 20072010 (Tanpa Migas).......................................................

47

Tabel 4.7.

Laju Pertumbuhan Ekonomi ADH Konstan tahun 2000


menurut Lapangan Usaha (persen),2007-2010 (Tanpa
Migas)...........................................................................

48

Tabel 4.8.

Peranan Sektor Ekonomi terhadap Penciptaan PDRB


tanpa Migas ADH Berlaku (persen), 2008-2010.............

50

Tabel 4.9.

PDRB Per Kapita tanpa Migas Kabupaten Sorong


(rupiah), 2007-2010......................................................

52

Tabel 4.10

Analisis Share terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi


tanpa Migas menurut Lapangan Usaha (persen), 2010

54

Tabel 5.1.

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kelompok


Sektor (juta rupiah) dengan Migas, 2008-2010.............

56

Tabel 4.3.

ix

Tabel 5.2.

Peranan Kelompok Sektor Ekonomi terhadap


Pembentuan PDRB ADH Berlaku (persen), 2008-2010

58

Tabel 5.3

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kelompok


Sektor (juta rupiah) tanpa Migas, 2008-2010................

59

Tabel 5.4

Peranan Kelompok Sektor Ekonomi terhadap


Pembentukan PDRB ADH Berlaku (persen) tanpa
migas, 2008-2010.........................................................

61

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Gambar 4.2

Gambar 4.3

Gambar 4.4
Gambar 5.1
Gambar 5.2

Hal

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong dengan


sektor migas (persen), 2006-2010.................................

37

Peranan Sektor Dominan Terhadap Penciptaan PDRB


Dengan Sektor Migas ADH Berlaku (persen), 2005 2006-2010....................................................................

39

Perbandingan Sumbangan sektor Ekonomi terhadap


Laju Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong tahun
2009 dan 2010.............................................................

45

Peranan Sektor Dominan terhadap Penciptaan PDRB


Tanpa Migas ADH Berlaku (persen), 2006-2010............

51

Laju Pertumbuhan Ekonomi dengan Migas menurut


Kelompok Sektor (persen), 2010....................................

57

Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas menurut


Kelompok Sektor (persen), 2010 ...................................

60

xi

DAFTAR LAMPIRAN
PDRB DENGAN MIGAS
Hal
Tabel 1.1.

Tabel 1.2.

Tabel 1.3.

Tabel 1.4.

Tabel 1.5.

Tabel 1.6.

Tabel 1.7.

Tabel 1.8.

Tabel 1.9.

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sorong


menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
(Juta Rupiah).................................................................

62

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sorong


menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
2000 (Juta Rupiah)........................................................

63

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional


Bruto Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku.............................................

64

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional


Bruto Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000...................................

65

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten


Sorong menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku (%)...................................................................

66

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten


Sorong menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan 2000 (%)..........................................................

67

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku (%)...............................................

68

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan 2000 (%).....................................

69

Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku....................................................

70
xii

Tabel 1.10

Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan 2000...........................................

71

Tabel 1.11

Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha...............

72

Tabel 1.12

Angka Agregatif Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong........................................................

73

PDRB TANPA MIGAS


Tabel 2.1

Tabel 2.2

Tabel 2.3

Tabel 2.4

Tabel 2.5

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sorong


menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
(Juta Rupiah).................................................................

74

Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sorong


menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
2000 (Juta Rupiah)........................................................

75

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional


Bruto Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku.............................................

76

Indeks Perkembangan Produk Domestik Regional


Bruto Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan 2000...................................

77

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten


Sorong menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Berlaku (%)...................................................................

78
xiii

Tabel 2.6

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten


Sorong menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan 2000 (%)..........................................................

79

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku (%)...............................................

80

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan 2000 (%).....................................

81

Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Berlaku....................................................

82

Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha Atas
Dasar Harga Konstan 2000...........................................

83

Tabel 2.11

Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong menurut Lapangan Usaha...............

84

Tabel 2.12

Angka Agregatif Produk Domestik Regional Bruto


Kabupaten Sorong........................................................

85

Tabel 2.7

Tabel 2.8

Tabel 2.9

Tabel 2.10

xiv

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Penjelasan Umum


Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah, memerlukan berbagai
macam data statistik sebagai dasar penentu strategi dan kebijakan, agar sasaran
pembangunan dapat dicapai dengan tepat. Strategi dan kebijakan pembangunan
ekonomi yang telah diambil pada masa-masa yang lalu perlu dimonitor dan dilihat
hasil-hasilnya. Berbagai data statistik yang merupakan ukuran kuantitas mutlak
diperlukan untuk memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan
masa kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
Pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang
bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja,
memeratakan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan
ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran kegiatan ekonomi dari sektor
primer ke sektor skunder dan tersier. Dengan perkataan lain arah dari
pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan masyarakat naik
secara mantap, dan dengan tingkat pemerataan yang sebaik mungkin.
Untuk mengetahui tingkat dan pertumbuhan pendapatan masyarakat, perlu
disajikan statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) secara berkala, untuk
digunakan sebagai bahan perencanaan pembangunan regional khususnya dibidang
ekonomi. Angka-angka PDRB dapat dipakai juga sebagai bahan evaluasi dari hasil
pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak, baik
pemerintah pusat/daerah, maupun swasta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

1.2. Klasifikasi Sektor Ekonomi


Dalam penghitungan PDRB, kegiatan ekonomi dikelompokkan dalam 9
sektor kegiatan ekonomi sbb:
1.

PERTANIAN
1.1.Tanaman Bahan Makanan
1.2.Tanaman Perkebunan
1.3.Peternakan dan hasilnya
1.4.Kehutanan
1.5.Perikanan

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1.Minyak dan Gas Bumi
2.2.Pertambangan tanpa Minyak dan Gas Bumi
2.3.Penggalian

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1.Industri Besar/Sedang
3.2.Industri Kecil Kerajinan Rumahtangga
3.3.Industri Pengilangan Minyak dan Gas Bumi (Migas)

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1.Listrik
4.2.Air Bersih

5.

KONSTRUKSI / BANGUNAN

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN


6.1.Perdagangan
6.2.Hotel
6.3.Restoran

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1.Angkutan Jalan Raya
7.2.Angkutan Laut
7.3.Agkutan Sungai dan Penyeberangan
7.4.Jasa Penunjang Angkutan
7.5.Komunikasi

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN


8.1.Bank
8.2.Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3.Sewa Bangunan
8.4.Jasa Perusahaan

9.

JASA-JASA
9.1.Pemerintahan Umum
9.2.Jasa Soisal Kemasyarakatan
9.3.Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4.Jasa Perorangan dan Rumahtangga

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

1.3. Tujuan dan Kegunaan Statistik PDRB


Produk Domestik Regional Bruto yang disajikan atas dasar harga konstan,
akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian suatu daerah baik
secara agregat maupun secara sektoral. Pertumbuhan perekonomian yang terjadi
apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk masing-masing tahun, maka akan
dapat pula mencerminkan tingkat perkembangan pendapatan per kapita penduduk.
Jika pendapatan per kapita penduduk suatu daerah dibandingkan dengan
pendapatan per kapita daerah lain, maka angka-angka tersebut dapat dipakai
sebagai indikator untuk membandingkan tingkat kemakmuran material dengan
daerah lainnya.
Penyajian Produk Domestik Regional Bruto baik atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan, juga dapat digunakan sebagai indikator untuk
melihat inflasi ataupun deflasi yang terjadi ditingkat produsen. Demikian pula
apabila disajikan secara sektoral akan dapat juga memberi gambaran tentang
struktur perekonomian suatu daerah.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Produk Domestik Regional
Bruto yang disajikan secara berkala dan komprehensif akan dapat diketahui :
a. Tingkat pertumbuhan perekonomian.
b. Tingkat perkembangan pendapatan per kapita.
c. Tingkat kemakmuran masyarakat.
d. Tingkat inflasi dan deflasi.
e. Gambaran struktur perekonomian suatu daerah.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

BAB II
KONSEP DAN DEFINISI

2.1. Susunan Agregat Pendapatan Regional


a.

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar


Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar merupakan

penjumlahan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi, yang terbagi dalam
sektor-sektor ekonomi yang berada pada suatu daerah.

b.

Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar


Perbedaan antara konsep netto dan konsep bruto adalah pada konsep bruto,

penyusutan masih termasuk didalamnya, sedang pada konsep netto komponen


penyusutan sudah dikeluarkan.
Apabila Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar dikurangi
penyusutan akan diperoleh Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga
pasar. Penyusutan yang dimaksud di sini ialah nilai susutnya (ausnya) barangbarang modal yang ikut serta dalam proses produksi. Jika nilai susutnya barangbarang modal dari seluruh sektor ekonomi dijumlahkan, maka hasilnya merupakan
penyusutan yang dimaksud.

c.

Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor


Perbedaan antara konsep biaya faktor dan konsep harga pasar, karena adanya

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dan subsidi yang diberikan oleh
pemerintah kepada unit-unit produksi. Pajak tak langsung dan subsidi mempunyai
pengaruh berbanding terbalik terhadap harga barang. Pajak tak langsung
berpengaruh menaikkan harga barang sedangkan subsidi berpengaruh menurunkan
harga barang. Sehingga apabila pajak tak langsung dikurangi subsidi akan
diperoleh pajak tak langsung netto. Jika Produk Domestik Regional Netto atas
dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto ini, maka hasilnya
akan berupa Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor.

d.

Pendapatan Regional
Dari konsep-konsep di atas dapat diketahui, bahwa Produk Domestik

Regional Netto atas dasar biaya faktor itu sebenarnya merupakan jumlah balas jasa
dari faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu daerah.
Faktor-faktor produksi tersebut berupa tenaga kerja/buruh, modal uang, tanah dan
pengusaha/interpreneur.
Dengan demikian Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor
merupakan jumlah dari pendapatan yang berupa upah/gaji, bunga uang, sewa
tanah dan keuntungan yang timbul (income originated), atau merupakan
pendapatan yang berasal (income originated) dari daerah tersebut.
Akan tetapi pendapatan yang dihasilkan tersebut tidak seluruhnya menjadi
pendapatan penduduk di wilayah yang bersangkutan. Sebab ada sebagian
pendapatan yang diterima oleh penduduk yang tinggal di wilayah lain, misalnya
suatu perusahaan yang modalnya dimiliki oleh orang luar, tetapi perusahaan tadi
beroperasi di daerah tersebut, maka dengan sendirinya keuntungan perusahaan itu
sebagian akan menjadi milik orang luar daerah tersebut. Sehingga sebagian

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

keuntungan akan menjadi pendapatan dari pemilik modal yang berada di luar
daerah. Sebaliknya kalau ada penduduk daerah ini yang menanamkan modalnya di
luar daerah, maka sebagian keuntungan perusahaan tadi akan mengalir ke dalam
daerah tersebut, dan menjadi pendapatan dari pemilik modal daerah ini.
Kalau Produk Domestik Regional Netto atas dasar biaya faktor dikurangi
dengan pendapatan yang mengalir ke luar, ditambah dengan pendapatan yang
mengalir masuk ke dalam region/daerah, maka hasilnya akan merupakan Produk
Regional Netto, yaitu merupakan jumlah pendapatan yang benar-benar diterima
(income receipt) oleh seluruh penduduk yang tinggal di daerah tersebut. Produk
Regional inilah yang merupakan Pendapatan Regional Daerah yang bersangkutan.
Apabila Pendapatan Regional tersebut dibagi dengan jumlah seluruh
penduduk yang tinggal di daerah itu, maka hasilnya merupakan pendapatan
perkapita penduduk di daerah tersebut.

e.

Personal Income
Personal Income (pendapatan orang seorang) adalah merupakan pendapatan

yang diterima oleh rumahtangga. Kalau kita memperhatikan konsep Pendapatan


Regional maupun Pendapatan Perkapita Penduduk seperti tersebut di atas, maka
sebenarnya tidak semua Pendapatan Regional tersebut diterima oleh rumahtangga,
karena harus dipotong pajak pendapatan (corporate income taxes), keuntungan
yang tidak dibagikan (undistributed profits), dan iuran kesejahteraan sosial (social
security constribution). Sebaliknya pendapatan tersebut harus ditambah dengan
transfer yang diterima oleh rumahtangga dan bunga neto atas hutang Pemerintah.
Jadi apabila Pendapatan Regional dikurangi pajak pendapatan, keuntungan
yang tidak dibagikan dan iuran kesejahteraan sosial, kemudian ditambah dengan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

transfer yang diterima oleh rumahtangga dan bunga neto atas hutang pemerintah,
maka akan diperoleh Personal Income.

f.

Disposable Income
Apabila pendapatan orang seorang (personal income) tersebut dikurangi

dengan pajak rumahtangga dan transfer yang dibayar oleh rumahtangga, maka akan
diperoleh pendapatan yang benar-benar siap dibelanjakan (Disposable Income).
Dari uraian-uraian tersebut di atas, maka dapat disusun Agregat Pendapatan
Regional sebagai berikut :
1.

2.

3.

Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar


Dikurangi

: Penyusutan

Sama dengan

Produk Domestik Regional Netto atas dasar harga pasar


Dikurangi

: Pajak tak langsung netto

Sama dengan

Produk Domestik Regional Netto atas biaya faktor


Ditambah

: Pendapatan yang masuk dari luar daerah/


luar negeri

Dikurangi

: Pendapatan

yang

mengalir keluar daerah/

luar negeri
Sama dengan
4.

Produk Domestik Regional/Pendapatan Regional


Dikurangi

: - Pajak pendapatan
-

Keuntungan yang tidak dibagikan

- Iuran kesejahteraan sosial

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Ditambah

: - Transfer yang diterima oleh


rumahtangga

Sama dengan

- Bunga netto atas hutang pemerintah

5.

Pendapatan orang-seorang (Personal Income)


Dikurangi

: - Pajak rumahtangga
- Transfer yang dibayar oleh

Sama dengan
6.

Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income).


Disposable Income inilah yang merupakan pendapatan yang benar-benar

digunakan dan dimiliki oleh rumahtangga.

2.2

Metode Pendekatan
Untuk melakukan penghitungan Pendapatan Regional ada empat metode

yang dipakai yaitu :

a.

Pendekatan dari segi produksi (production approach)

b.

Pendekatan dari segi pendapatan (income approach)

c.

Pendekatan dari segi pengeluaran (expenditure approach)

d.

Metode Alokasi (allocation method)


Untuk lebih jelasnya maka akan diuraikan dari masing-masing metode

sebagai berikut :
a.

Pendekatan Produksi
Pendekatan dengan metode ini untuk memperoleh Nilai Tambah Bruto

(Gross Value Added) dilakukan dengan cara besarnya nilai output dikurangi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

dengan biaya-biaya antara (intermediate cost).


Biaya-biaya antara (intermediate cost) yang dimaksud adalah barang-barang
yang tidak tahan lama (umur pemakaian kurang dari satu tahun atau habis dalam
satu kali pemakaian) dan jasa-jasa pihak lain yang digunakan dalam proses
produksi.
Apabila nilai output dikurangi dengan biaya-biaya

antara, maka akan

diperoleh Nilai Tambah Bruto yang terdiri dari biaya faktor produksi (upah/gaji,
bunga netto, sewa tanah, keuntungan), penyusutan barang modal dan pajak tak
langsung netto.
Nilai output biasanya digunakan data sekunder dari instansi yang
bersangkutan. Sedangkan biaya antara diperoleh dari hasil Survei Khusus
Pendapatan Regional (SKPR). Penghitungan dengan pendekatan produksi
biasanya digunakan untuk sektor pertanian, industri, listrik, gas dan air minum,
pertambangan dan sebagainya.

b.

Pendekatan Pendapatan
Pendekatan dengan cara ini dapat dilakukan dengan menjumlahkan

pendapatan, yaitu jumlah balas jasa faktor produksi berupa upah/gaji, bunga netto,
sewa tanah dan keuntungan, sehingga diperoleh Produk Domestik Regional Netto
atas dasar biaya faktor.
Untuk memperoleh Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar,
harus ditambah dengan penyusutan dan pajak tak langsung netto. Penghitungan
dengan metode pendapatan (income approach) ini biasanya digunakan untuk
kegiatan yang sulit dihitung dengan pendekatan produksi, seperti subsektor
Pemerintahan umum dan Jasa-jasa yang usahanya tidak mencari untung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

10

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

c.

Pendekatan Pengeluaran
Pendekatan dengan cara ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan

jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat. Barang dan jasa
yang diproduksi oleh unit-unit produksi akan digunakan untuk keperluan
konsumsi, pembentukan modal (investasi) dan ekspor. Karena yang dihitung nilai
barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik saja, maka dari komponen
biaya di atas perlu dikurangi dengan nilai impor sehingga komponen nilai ekspor
di atas akan menjadi nilai ekspor netto.
Apabila nilai konsumsi (konsumsi rumahtangga, pemerintah dan yayasan
sosial), nilai pembentukan modal dan ekspor netto dijumlahkan, maka akan
diperoleh nilai Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga pasar.

d.

Metode Alokasi
Kadang-kadang data yang tersedia tidak memungkinkan untuk menggunakan

ketiga metode tersebut, sehingga terpaksa dipakai metode alokasi. Hal ini dapat
terjadi misalnya suatu unit produksi yang mempunyai kantor pusat dan kantor
cabang. Kantor Pusat berada diwilayah lain, sedang kantor cabang berada didaerah
tersebut. Sering kantor-kantor cabang ini tidak dapat membuat neraca untung rugi,
sebab neracanya dibuat di kantor pusat, sehingga tidak dapat diketahui berapa
keuntungan yang diperoleh dari kantor cabang. Padahal keuntungan merupakan
salah satu komponen dari nilai tambah.
Untuk dapat menghitung hal-hal yang demikian maka digunakan metode
alokasi, yaitu dengan jalan mengalokasikan angka-angka secara terpusat dengan
memakai indikator-indikator yang sekiranya dapat menunjukkan peranan cabang
yang berada di daerah itu terhadap kantor pusatnya. Indikator yang dimaksud dapat
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

11

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

berupa volume kerja, jumlah karyawan, jumlah penduduk, dan lain-lain.


Metode alokasi ini merupakan metode pendekatan tidak langsung, sedang
yang lain merupakan metode langsung. Dengan menggunakan metode langsung
akan dapat dihasilkan angka-angka yang bisa menggambarkan karakteristik yang
lebih mendekati kenyataan bila dibandingkan dengan angka-angka yang diperoleh
dari metode tidak langsung. Oleh karena itu sejauh mungkin digunakan metode
langsung, dan bila hal ini tidak mungkin, baru ditempuh penghitungan dengan
metode tidak langsung.

2.3. Penyajian Atas Dasar Harga Konstan


Salah satu kegunaan dari Pendapatan Regional ialah untuk melihat
perkembangan pendapatan/produk dari tahun ke tahun. Karena adanya pengaruh
inflasi, maka daya beli uang akan mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Berhubung dengan itu apakah kenaikan pendapatan seseorang benar-benar naik
atau tidak maka faktor inflasi ini terlebih dahulu harus dieliminir dari pendapatan
ini. Setelah faktor inflasi dieliminir, maka pendapatan yang dihasilkan akan
merupakan pendapatan yang riil. Sehingga naik turunnya pendapatan riil ini akan
mencerminkan naik turunnya daya beli.
Pendapatan Regional dengan masih adanya faktor inflasi didalamnya akan
merupakan Pendapatan Regional atas dasar harga berlaku (at current prices),sedang
bila faktor inflasi sudah dieliminir akan merupakan Pendapatan Regional atas dasar
harga konstan (at constant prices).
Untuk merubah angka atas dasar harga berlaku menjadi angka atas dasar
harga konstan, ada tiga metode dasar yang dapat dipakai, yaitu :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

12

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

1.

Revaluasi
Cara ini diperoleh dengan menilai produksi pada tahun yang bersangkutan

dengan memakai harga pada tahun dasar. Begitu juga biaya-biaya antara dinilai
dengan memakai harga pada tahun dasar pula.
2.

Ekstrapolasi
Cara ini diperoleh dengan mengekstrapolasikan nilai tambah pada tahun

dasar

dengan

menggunakan

indeks

kuantum

dari

barang-barang

yang

bersangkutan. Bila terdapat kesulitan dalam memperoleh indeks kuantum dapat


dipakai indikator lain yang ada hubungannya dengan indeks kuantum produksi,
seperti indeks tenaga kerja dibidang itu, indeks kuantum dari input yang dipakai
dan sebagainya. Ekstrapolasi dapat juga dilakukan terhadap output atas dasar harga
konstan, kemudian dengan menggunakan ratio tetap nilai tambah terhadap output
akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar
3.

harga konstan.

Deflasi
Cara ini diperoleh dengan mendeflate nilai tambah atas dasar harga yang

berlaku dengan indeks harga dari barang-barang yang bersangkutan. Indeks harga
disini dapat dipakai indeks harga perdagangan besar, harga produsen maupun harga
eceran tergantung mana yang lebih cocok. Selain daripada itu metode dasar
tersebut di atas, ada empat pendekatan untuk menghitung nilai tambah sektoral atas
dasar harga konstan, tiga diantaranya didasarkan pada pendekatan produksi yang
dipakai untuk penghitungan nilai tambah dan yang satunya didasarkan pada
pendekatan pendapatan. Empat pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

13

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

a.

Deflasi Ganda
Deflasi ganda dilakukan apabila output atas dasar harga konstan dihitung

secara terpisah dari input antara atas dasar harga konstan. Nilai tambah atas dasar
harga konstan merupakan selisih antara output dan input antara atas dasar harga
konstan. Untuk menghitung output dan input antara atas dasar harga konstan itu
dapat dipakai salah satu atau kombinasi dari tiga metode dasar tersebut di atas.
Perlu diperhatikan bahwa istilah deflasi yang digunakan disini adalah dalam arti
yang luas.

b.

Ekstrapolasi Langsung terhadap Nilai Tambah


Ekstrapolasi dari nilai tambah sektoral dapat dilakukan dengan menggunakan

perkiraan dari penghitungan output atas dasar harga konstan (yang didasarkan pada
metode revaluasi, ekstrapolasi atau deflasi) atau dapat secara langsung
menggunakan indeks produksi yang sesuai, atau tingkat pertumbuhan riil yang lalu
dari output, input antara atau nilai tambah kemudian dikalikan dengan nilai tambah
sektoral tahun dasar.
Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa output atas
dasar harga konstan berubah sejalan dengan input atas dasar harga konstan atau
rasio input antara riil boleh dikatakan tetap. Asumsi itu akan cocok bila perubahan
teknologi dari sektor yang bersangkutan relatif kecil. Dalam beberapa hal
pendekatan ini akan lebih mudah bila digunakan dalam jangka pendek atau bila
rasio input antara adalah kecil.

c.

Deflasi Tidak Langsung terhadap Nilai Tambah


Deflasi dari nilai tambah sektoral dilakukan dengan menggunakan indeks

harga implisit dari output atau secara langsung menggunakan indeks harga

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

14

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

produksi yang sesuai, kemudian dijadikan angka pembagi terhadap nilai tambah
sektoral atas dasar harga berlaku. Secara implisit pendekatan ini didasarkan pada
asumsi bahwa inflasi yang terjadi pada output dianggap sama dengan inflasi pada
input antara. Asumsi ini akan lebih mudah bila digunakan dalam jangka pendek
atau bila rasio input antara adalah kecil.

d.

Deflasi Komponen Pendapatan


Komponen-komponen pendapatan dari nilai tambah pada dasarnya erat

kaitannya dengan tenaga kerja, modal dan manajemen. Perubahan kualitas tenaga
kerja dan modal akan menyebabkan kesulitan-kesulitan, pendekatan ini hanya
digunakan untuk sektor-sektor dimana tiga pendekatan di atas tidak mungkin
digunakan karena tidak tersedianya data dasar atau indeks output yang sesuai.
Pendekatan ini akan lebih cocok bila nilai tambah terutama terdiri dari kompensasi
tenaga kerja dan penyusutan.

2.4. Cara Penyajian dan Angka Indeks


Agregat-agregat Pendapatan Regional secara seris selalu disajikan dalam dua
bentuk, yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan, seperti yang
telah diuraikan di atas.
Pada penyajian atas dasar harga yang berlaku, semua agregat Pendapatan
Regional dinilai atas dasar harga yang berlaku pada masing-masing tahunnya, baik
pada saat menilai produksi dan biaya antara maupun pada penilaian komponen
nilai tambah.
Pada penyajian atas dasar harga konstan suatu tahun dasar semua agregat
Pendapatan Regional dinilai atas dasar harga tetap yang terjadi pada tahun dasar,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

15

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

sehingga perkembangan agregat Pendapatan Regional semata-mata karena


perkembangan riil dan bukan karena pengaruh kenaikan harga.
Agregat-agregat Pendapatan Regional juga disajikan dalam bentuk angka
indeks yaitu indeks perkembangan, laju pertumbuhan dan indeks implisit, yang
masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut :

a.

Indeks perkembangan, diperoleh dengan membagi nilai-nilai pada masingmasing tahun dengan nilai pada tahun dasar, dikalikan 100. Indeks ini
menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan dari tahun ke tahun
terhadap tahun dasarnya.

b.

Angka laju pertumbuhan, diperoleh dengan membagi nilai pada masingmasing tahun dengan nilai pada tahun sebelumnya, dikalikan 100. Jadi disini
tahun sebelumnya selalu dianggap 100. Indeks ini menunjukkan tingkat
perkembangan agregat Pendapatan Regional untuk masing-masing tahun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

c.

Indeks implisit, diperoleh dengan membagi nilai atas dasar harga yang
berlaku dengan nilai atas dasar harga konstan untuk masing-masing
tahunnya, dikalikan 100. Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan
harga dari agregat Pendapatan Regional terhadap harga pada tahun dasar.
Selanjutnya bila dari indeks implisit ini dibuat indeks berantainya, akan
terlihat tingkat perkembangan harga setiap tahun terhadap tahun sebelumnya.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

16

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

BAB III
URAIAN SEKTORAL

3.1. Sektor Pertanian


Sektor pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan,
peternakan, kehutanan dan perikanan.

3.1.1. Subsektor Tanaman Bahan Makanan


Subsektor ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi,
jagung, ketela pohon, ketela rambat, kentang, kacang tanah, kacang kedelai, kacang
hijau, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman pangan lainnya, serta produk
hasil-hasil ikutannya. Termasuk disini hasil-hasil dari pengolahan yang dilakukan
secara sederhana seperti beras tumbuk, gaplek dan pengolahan sagu.
Data produksi diperoleh dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Daerah dan
BPS Kabupaten Sorong beserta harganya. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga
yang berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih
dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing-masing harganya, kemudian
hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga yang berlaku pada setiap
tahun. Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara
terhadap output yang diperoleh dari Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR).
Nilai Tambah Bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara
Revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada masing- masing tahun dengan harga
pada tahun 2000, kemudian dikurangi lagi dengan biaya antara atas dasar harga
konstan tahun 2000.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

17

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.1.2. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat


Komoditi yang dicakup disini adalah hasil tanaman perkebunan yang
diusahakan oleh rakyat seperti karet, kopra, teh, tebu, tembakau, cengkeh dan
sebagainya, termasuk produk ikutannya dan hasil-hasil pengolahan sederhana
seperti minyak kelapa rakyat, pala olahan, kopi olahan, dan teh olahan. Data
produksi dan harga diperoleh dari Dinas Perkebunan.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara pendekatan
produksi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara
revaluasi, sama seperti yang dilakukan pada tanaman bahan makanan.

3.1.3. Subsektor Peternakan dan Hasil-hasilnya


Subsektor ini mencakup produksi ternak besar, ternak kecil, unggas, maupun
hasil-hasil ternak seperti; telur, susu segar, wool, serta hasil pemotongan hewan.
Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong ditambah
dengan kenaikan stok ditambah dengan hasil ternak.
Data yang dipakai dalam penghitungan diperoleh dari Dinas Peternakan
setempat. Untuk mendapatkan output baik atas dasar harga yang berlaku maupun
konstan 2000 sama seperti pada penghitungan subsektor perkebunan.

3.1.4. Subsektor Kehutanan


Subsektor kehutanan mencakup penebangan kayu, pengambilan hasil hutan
lainnya

dan

perburuan,

kegiatan

penebangan

kayu

menghasilkan

kayu

gelondongan, kayu olahan, kayu bakar, arang dan bambu, sedangkan hasil kegiatan
pengambilan hasil hutan lainnya berupa rotan, damar, kulit kayu, kopal, nipah,

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

18

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

akar-akaran dan sebagainya.


Sebagaimana dengan subsektor lainnya dalam sektor pertanian, output
subsektor kehutanan dihitung dengan cara mengalikan produksi dengan harga
masing-masing. Penggunaan harga yang berlaku pada masing-masing tahun
menghasilkan output atas dasar yang berlaku dan penggunaan harga pada tahun
dasar menghasilkan output atas dasar harga konstan 2000. Selanjutnya nilai tambah
bruto dihitung dengan menggunakan rasio nilai tambah bruto terhadap output.

3.1.5. Subsektor Perikanan


Komoditi yang dicakup adalah semua hasil dari kegiatan perikanan laut,
perairan umum, tambak, kolam, sawah dan keramba, serta pengolahan sederhana
(penggaraman dan pengasapan ikan). Sumber data dari Dinas Perikanan Daerah.
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan mengalikan rasio nilai
tambah bruto terhadap output.

3.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian


Komoditi yang dicakup disini adalah minyak mentah dan gas bumi serta
segala jenis hasil penggalian. Data produksi minyak mentah dan barang-barang
tambang lainnya diperoleh dari BPS Pusat sedangkan data penggalian diperoleh
dari Dinas Pertambangan Daerah dan hasil data survei.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

19

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.2.1. Subsektor Pertambangan Migas


Pertambangan Migas (minyak dan gas bumi) meliputi kegiatan pencarian
kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan, pengeboran, penambangan,
penguapan, pemisahan serta penampungan untuk untuk dapat dijual dan
dipasarkan. Hasil kegiatan ini adalah minyak bumi, kondensat dan gas bumi.
Metode penghitungan yang digunakan untuk subsektor ini adalah pendekatan
produksi. Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalui perkalian antara
kuantum produksi barang yang dihasilkan dengan harga per unit produksi pada
tahun yang bersangkutan. Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan mengalikan output tersebut dengan rasio NTB terhadap output
pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan output atas dasar harga konstan 2000
diperoleh dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan kuantum produksi barang yang
dihasilkan pada tahun yang bersangkutan dengan harga per unit produksi pada
tahun 2000. NTB atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan mengalikan
output dengan rasio NTB terhadap output tahun 2000.

3.2.2. Subsektor Pertambangan Tanpa Migas


Pertambangan tanpa migas meliputi pengambilan, pengolahan lanjutan benda
padat, baik di bawah maupun di atas permukaan bumi serta seluruh kegiatan
lainnya yang bertujuan untuk memanfaatkan bijih logam dan hasil tambang
lainnya. Hasil dari kegiatan ini adalah batu bara, pasir, bijih timah, bijih besi, bijih
nikel, bijih bauksit, bijih tembaga, bijih emas serta komoditi ikutan lainnya.
Cara yang digunakan untuk memperoleh output dan NTB atas dasar harga
berlaku menggunakan pendekatan produksi. Sedangkan untuk memperoleh NTB
atas dasar harga konstan 2000 dengan cara revaluasi.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

20

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.2.3. Subsektor Penggalian


Komoditi yang tercakup dalam subsektor penggalian terdiri atas garam kasar
dan penggalian lainnya seperti batu karang, batu gunung, pasir, tanah urug, tanah
liat dan jenis penggalian lainnya.
Nilai tambah bruto atas dasar berlaku dihitung dengan cara produksi, yaitu
dengan cara mengalikan besarnya produksi dengan harga masing-masing komoditi
kemudian hasilnya dikurangi dengan besarnya biaya antara masing-masing
komoditi. Sedangkan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara
revaluasi, yaitu mengalikan produksi tahun berjalan dengan harga tahun dasar
2000, demikian juga dengan biaya antaranya.

3.3. Sektor Industri Pengolahan


Mencakup Industri Besar dan Sedang, Industri Kecil dan Kerajinan Rumah
Tangga. Industri besar dan sedang adalah perusahaan industri yang mempunyai
tenaga kerja 20 orang atau lebih, industri kecil mempunyai tenaga kerja 5-19 orang,
sedangkan industri kerajinan rumah tangga 1-4 orang.

3.3.1. Subsektor Industri Besar dan Sedang


Baik output maupun Nilai Tambah atas dasar harga yang berlaku diperoleh
dari Survei Perusahaan Industri Besar/Sedang Tahunan. Penghitungan atas dasar
harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan jumlah tenaga kerja sebagai
ekstrapolator.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

21

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.3.2. Subsektor Industri Kecil/Kerajinan Rumah Tangga


Output atas dasar harga berlaku diperoleh dari hasil perkalian antara rata-rata
output per tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja. Sedangkan untuk menghitung
output atas dasar harga konstan memakai metode ekstrapolasi dengan
menggunakan indeks perkembangan jumlah tenaga kerja.
Penghitungan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dan nilai tambah
bruto atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan mengalikan rasio nilai
tamabah bruto terhadap output.

3.3.3. Subsektor Industri Migas


Output industri migas diperoleh dari hasil kali antara produksi dan harga
masing-masing tahun. Sedangkan output atas dasar harga konstan memakai cara
revaluasi yakni mengalikan produksi masing-masing tahun dengan harga pada
tahun dasar 2000, kemudian dikurangi dengan biaya antara tahun dasar.

3.4. Sektor Listrik dan Air Bersih


3.4.1. Subsektor Listrik
Data produksi diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang
Sorong sedangkan data harga (rata-rata tarip/Kwh) memakai rata-rata tarip/Kwh
PLN Wilayah X Papua. Output atas dasar harga yang berlaku dari perkalian antara
produksi (listrik yang dibangkitkan) dengan harga (rata-rata tarip/Kwh)
masing-masing tahun, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 diperoleh
dengan cara revaluasi. Nilai Tambah Bruto diperoleh dengan mengurangkan biaya
antara dari nilai produksi bruto (output).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

22

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.4.2. Subsektor Air Bersih


Mencakup air minum yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM).
Data produksi dan harga diperoleh langsung dari Perusahaan Air Minum. Nilai
tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan pendekatan produksi,
sedangkan perhitungan atas dasar harga konstan memakai cara revaluasi.

3.5. Sektor Bangunan / Konstruksi


Mencakup segala kegiatan pembangunan fisik (konstruksi) baik berupa
gedung, jalan, jembatan dan konstruksi lainnya. Untuk memperoleh nilai tambah
bruto atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara mengalikan output dengan
rasio

nilai tambah

bruto

berdasarkan

hasil survey konstruksi

tahunan

kabupaten/kota. Perhitungan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
memakai cara ekstrapolasi dengan jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolator.

3.6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran


3.6.1. Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran
Perhitungan Nilai Tambah subsektor perdagangan besar dan eceran
dilakukan dengan cara pendekatan arus barang yaitu menghitung besarnya margin
perdagangan barang-barang dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian,
industri serta komoditi impor (impor antar negara dan impor antara pulau) yang
diperdagangkan di suatu wilayah. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku
diperoleh dengan cara mengalikan nilai output dengan rasio nilai tambah bruto
terhadap output. Rasio nilai tambah bruto tersebut diperoleh dari hasil Survei
Khusus Pendapatan Regional. Perhitungan nilai tambah bruto atas dasar harga

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

23

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

konstan 2000 memakai cara deflasi, dimana indeks harga perdagangan besar
(IHPB) atau indeks harga konsumen (IHK) sebagai deflatornya.

3.6.2. Subsektor Restoran


Kegiatan subsektor restoran mencakup usaha penyediaan maanan dan
minuman jadi yang pada umumnya dikonsumsi di tempat penjualan baik dengan
tempat tetap maupun tidak tetap, termasuk pedagang makanan/minuman keliling.
Nilai Tambah subsektor ini diperkirakan dengan cara mengalikan jumlah
tenaga kerja dengan rata-rata output per tenaga kerja, kemudian dikurangkan
dengan biaya antara. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung
dengan cara deflasi dengan IHK kelompok makanan sebagai deflator.

3.6.3. Subsektor Hotel


Mencakup semua hotel dan akomodasi lainnya. Output atas dasar harga
berlaku dihitung dengan cara mengalikan jumlah kamar dengan rata-rata output per
kamar. Disamping itu dicari dengan cara jumlah kamar kali tingkat penghunian
kamar dikali rata-rata tarip kamar kali 365 hari. Data jumlah kamar dan tempat
tidur dan tingkat penghunian kamar diperoleh dari BPS Sorong, sedangkan data
mengenai rata-rata output per kamar dan ratio biaya antara diperoleh dari SKPR
dan survei tahunan perusahaan akomodasi. Nilai Tambah Bruto atas dasar harga
konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan indeks jumlah kamar
sebagai ekstrapolatornya.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

24

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi


Mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang baik melalui darat,
laut, sungai dan udara termasuk jasa penumpang angkutan dan komunikasi.

3.7.1. Subsektor Angkutan Jalan Raya


Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penunjang yang dilakukan oleh
kendaraan umum baik bermotor dan tidak bermotor seperti : Bus, Truk, Angkutan
Kota, Angkutan Pedesaan, Becak, Ojek, Gerobak dan sebagainya.
Perkiraan output atas dasar harga yang berlaku didasarkan pada jumlah
armada angkutan umum barang dan penumpang yang diperoleh dari Dinas Lalu
Lintas Angkutan Jalan Raya dan BPS Sorong, serta rata-rata output dan ratio biaya
antara menurut jenis kendaraan yang diperoleh dari hasil Survei Khusus
Pendapatan Regional.
Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai metode deflasi dengan
indeks harga konsumen komponen pengangkutan sebagai deflatornya.

3.7.2. Subsektor Angkutan Laut


Meliputi kegiatan pengangkutan penumpang dan barang-barang dengan
menggunakan kapal yang diusahakan oleh perusahaan nasional baik yang
melakukan trayek dalam negeri maupun internasional.
Perkiraan output atas dasar harga yang berlaku didasarkan pada perkalian
antara jumlah penumpang dan barang yang diangkut dengan masing-masing ratarata output per penumpang/barang. Rata-rata output per indikator produksi tersebut
di atas diperoleh dari SKPR. Output atas dasar harga konstan 2000 bisa dihitung

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

25

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

dengan metode revaluasi ataupun ekstrapolasi. Untuk penghitungan nilai tambah


bruto diperoleh dengan perkalian rasio niali tambah bruto dengan outputnya.
3.7.3. Subsektor Angkutan Sungai, Danau dan Penyebrangan
Jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang
dengan menggunakan kapal sungai dan danau baik bermotor maupun tidak
bermotor . Metode yang digunakan untuk mengestimasi nilai tambah bruto atas
dasar harga berlaku adalah pendekatan produksi. Indikator produksi yang
digunakan adalah jumlah penumpang dan barang yang diangkut. Output atas dasar
harga berlaku diperoleh dengan cara mengalikan indikator produksi dengan
indikator harga yang terdiri dari angkutan sungai, danau dan penyebrangan.
Output atas dasar harga konstan dapat diperoleh dengan metode revaluasi
ataupun metode ekstrapolasi. Nilai tamabah bruto diperoleh dengan perkalian
antara rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.

3.7.4. Subsektor Angkutan Udara


Mencakup kegiatan pengangkutan penumpang, barang dan kegiatan lain
berkaitan dengan penerbangan yang dilakukan oleh perusahaan penerbangan milik
nasional dalam negeri yang diangkut dengan tarip yang ada dari bandara asal ke
bandara tujuan. Tidak termasuk disini kegiatan jasa penunjang angkutan udara
seperti bandara, keagenan penumpang dan barang (termasuk bagasi lebih dan pos
paket). Data lalu lintas angkutan udara diperoleh dari laporan bulanan bandara.
Nilai tambah bruto baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
2000 dihitung dengan cara yang sama seperti pada subsektor angkutan laut.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

26

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.7.5. Subsektor Komunikasi


Subsektor ini terdiri atas tiga kegiatan utama, yaitu Pos dan Giro,
Telekomunikasi, dan Jasa Penunjang Komunikasi.

3.7.5.1. Pos dan Giro


Meliputi kegiatan pemberian jasa pos dan giro seperti pengiriman surat,
wesel, paket, jasa giro, jasa tabungan, penjualan benda pos dan sebagainya. Output
Pos dan Giro diperoleh langsung dari PT. Pos dan Giro. Sedangkan ratio biaya
antara dan penyusutan dari SKPR. Perhitungan atas dasar harga konstan 2000
dicari memakai ekstrapolasi dengan indeks gabungan produksi Pos dan Giro
sebagai ekstrapolatornya.

3.7.5.2. Telekomunikasi
Mencakup kegiatan pemberian jasa dalam hal pemakaian hubungan
telegram, teleks, faximili, telepon dan telepon seluler. Perkiraan output didapat
langsung dari PT. Telkom Indonesia Kantor Pelayanan Sorong dan operator
telepon seluler yang ada. Ratio biaya antara dan penyusutan dari SKPR.
Perhitungan atas dasar harga konstan 2000 memakai cara ekstrapolasi dengan
Indeks Gabungan produksi telekomunikasi sebagai ekstrapolatornya.

3.7.5.3. Jasa Penunjang Komunikasi


Kegiatan ini mencakup jasa yang menunjang kegiatan pos & giro dan
telekomunikasi yang belum tercakup di atas, antara lain penjualan benda pos dan
usaha telekomunikasi yang dilakukan oleh perorangan/badan usaha tertentu lainnya

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

27

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

(wartel), warung internet (warnet), radio panggil (pager) dan ponsel. Output
kegiatan ini diestimasi dengan metode produksi melalui pendekatan perusahaan
dengan memperoleh laporan keuangannya. Output tersebut berupa pendapatan dari
hasil komisi atas pelayanan yang diberikan. Nilai tambah bruto diperoleh dari
pengurangan output dengan biaya antaranya. Output dan nilai tambah bruto atas
dasar harga konstan diestimasi dengan metode ekstrapolasi.

3.7.6. Subsektor Jasa Penunjang Angkutan


Pada dasarnya kegiatan yang dicakup dalam subsektor ini adalah semua
kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan,
seperti jasa pelabuhan udara, laut, sungai, darat (terminal parkir), bongkar muat
laut dan darat, keagenan penumpang (travel biro), ekspedisi laut dan udara, jalan
tol, dan sebagainya.
Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan
pendekatan produksi. Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000
dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks masing-masing unit
produksi. Sumber data yang digunakan umumnya diperoleh dari BUMN terkait,
BPS dan dari survei khusus pendapatan regional.
3.8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
3.8.1. Subsektor Bank
Penghitungan output dan nilai tambah bank atas dasar harga yang berlaku
diperoleh langsung dari Bank Indonesia lewat BPS Jakarta, dimana output seluruh
Kabupaten/Kota sudah tersedia, kecuali kabupaten/kota yang baru dimekarkan.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

28

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Untuk perkiraan atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan cara deflasi
memakai indeks harga konsumen kelompok umum atau indeks harga implisit
PDRB Kabupaten tanpa subsektor bank dan lembaga keuangan lainnya.

3.8.2. Subsektor Lembaga Keuangan Bukan Bank


Mencakup kegiatan Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Koperasi Simpan
Pinjam, dan Lembaga Pembiayaan (Sewa Guna Usaha, Modal Ventura, Anjak
Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan Kartu Kredit).
3.8.2.1. Usaha Jasa Asuransi
Asuransi merupakan salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang
usaha pokoknya menanggung resiko atas terjadinya musibah/kecelakaan terhadap
barang atau jiwa manusia, sehingga mengakibatkan hancur/rusaknya barang atau
menyebabkan kematian. Output dari kegiatan asuransi merupakan rekapitulasi dari
output asuransi jiwa dan asuransi bukan jiwa. Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku diperoleh berdasarkan selisih antara output dan biaya antara. Sedangkan
output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi memakai Indeks
Biaya Hidup Kelompok Umum.
3.8.2.2. Dana Pensiun
Output dan nilai tambah atas dasar harga berlaku dari kegiatan dana pensiun
diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (Necara Rugi/Laba). Sedangkan
output dan nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan menggunakan
cara deflasi/ekstrapolasi dan sebagai deflator/ekstrapolatornya adalah IHK Umum
atau jumlah peserta.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

29

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.8.2.3. Pegadaian
Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kegiatan
Pegadaian diperoleh dari hasil pengolahan laporan keuangan (Neraca Rugi/Laba)
Perum Pegadaian. Sedangkan output dan nilai tambah bruto atas dasar harga
konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi dan sebagai
ekstrapolatornya adalah jumlah nasabah atau omset dari perusahaan pegadaian.
3.8.2.4. Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan ini mencakup sewa guna usaha, Modal Ventura, Anjak
Piutang, Kartu Kredit, dan Pembiayaan Konsumen. Output atas dasar harga berlaku
diperoleh dari Direktorat Perbankan dan Usaha Jasa Pembiayaan (Dirjen Lembaga
Keuangan, Departemen Keuangan). Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar
harga konstan diperoleh dengan menggunakan metode ekstrapolasi, dan sebagai
ekstrapolatornya adalah jumlah perusahaan.

3.8.3. Subsektor Jasa Penunjang Keuangan


Mencakup kegiatan Pedagang Valuta Asing, Pasar Modal, dan jasa
penunjangnya, Underwriter (penjamin emisi), Lembaga Kliring Penyelesaian dan
Penyimpanan, Manajer Investasi, Penasehat Investasi, Reksa Dana, Biro
Administrasi Efek, Tempat Penitipan Harta atau Custodian, dan sejenisnya.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan
nilai output dengan rasio nilai tambah bruto. Sedangkan nilai tambah bruto atas
dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi menggunakan indeks harga
saham gabungan untuk kegiatan bursa dan indeks harga konsumen untuk kegiatan
lainnya
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

30

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.8.4. Subsektor Sewa Bangunan


Subsektor ini meliputi usaha persewaan bangunan dan tanah, baik yang
menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bangunan bukan tempat tinggal
seperti perkantoran, serta usaha persewaan tanah persil.
Output untuk persewaan bangunan tempat tinggal diperoleh dari perkalian
antara pengeluaran konsumsi rumahtangga perkapita untuk sewa rumah, kontrak
rumah, sewa beli rumah dinas, perkiraan sewa rumah sendiri, pajak dan
pemeliharaan rumah dengan penduduk pertengahan tahun. Data usaha persewaan
bangunan tempat tinggal diperoleh berdasarkan hasil sensus dan survei yang
dilakukan BPS.
Sedangkan output usaha persewaan bangunan bukan tempat tinggal diperoleh
dari perkalian antara luas bangunan yang disewakan dengan rata-rata tarif sewa per
m2. Nilai tambah bruto diperoleh dari hasil perkalian antara rasio nilai tambah
bruto dengan outputnya.
Sedangkan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan diperoleh dengan
menggunakan metode deflasi menggunakan indeks harga konsumen tempat
tinggal.

3.8.5. Subsektor Jasa Perusahaan


Mencakup kagiatan pemberian jasa hukum (advokat dan notaris), jasa
akuntansi

dan

pembukuan,

jasa

pengolahan

dan

penyajian

data,

jasa

bangunan/arsitek dan teknik, jasa periklanan dan riset pemasaran, jasa persewaan
mesin dan peralatan, dan jasa foto copy.
Output jasa perusahaan diperoleh dari perkalian antara indikator produksi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

31

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

(jumlah perusahaan dan tenaga kerja) dengan indikator harga (rata-rata output per
perusahaan atau rata-rata output per tenaga kerja). Sedangkan output dan nilai
tambah atas dasar harga konstan dapat dihitung dengan cara ekstrapolasi atau
deflasi dengan menggunakan jumlah tenaga kerja atau jumlah perusahaan sebagai
ekstrapolatornya atau Indeks Harga konsumen (IHK) sebagai deflatornya.

3.9. Sektor Jasa - Jasa


Mencakup

subsektor

pemerintahan

umum,

subsektor

jasa

sosial

kemasyarakatan, subsektor jasa hiburan dan rekreasi serta jasa perorangan dan
rumah tangga.

3.9.1. Subsektor Jasa Pemerintahan Umum


Nilai tambah bruto subsektor pemerintahan umum didasarkan pada
pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai dan perkiraan penyusutan. Belanja
pegawai untuk jasa pendidikan, jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan, jasa hiburan
dan kebudayaan yang tercakup dalam pengeluaran pemerintah pusat dan daerah
baik rutin maupun pembangunan dipisahkan dari sektor pemerintahan, kemudian
dimasukkan ke sektor jasa pemerintahan lainnya.
NTB atas dasar harga berlaku untuk kegiatan administrasi, pemerintahan dan
pertahanan diperoleh dari selisih nilai tambah bruto subsektor pemerintahan umum
dengan NTB kegiatan jasa pemerintahan lainnya
Nilai tambah bruto untuk jasa pemerintahan lainnya atas dasar harga konstan
dihitung dengan cara ekstrapolasi menggunakan indeks tertimbang jumlah pegawai
negeri (guru tenaga medis dan lain-lain) menurut golongan kepangkatan.
Sedangkan nilai tambah bruto administrasi, pemerintahan dan pertahanan atas
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

32

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

dasar harga konstan merupakan selisih antara nilai tambah bruto subsektor
pemerintahan umum dengan nilai tambah bruto jasa pemerintahan lainnya atas
dasar harga konstan.

3.9.2. Subsektor Jasa Sosial Kemasyarakatan


Meliputi jasa pendidikan, kesehatan, riset, palang merah, panti asuhan, panti
wreda, YPAC, rumah ibadah, dan sejenisnya, terbatas yang dikelola oleh swasta.
Kegiatan sejenis yang dikelola oleh pemerintah tidak termasuk dalam subsektor ini
melainkan termasuk dalam subsektor pemerintahan.
Output atas dasar harga berlaku dihitung dengan cara perkalian antara
indikator produksi dengan indikator harga. Nilai tambah bruto atas dasar harga
berlaku diperoleh berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan output.
Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar harga konstan dihitung berdasarkan
metode deflasi dengan IHK aneka (komponen terkait) sebagai deflator.

3.9.3. Subsektor Jasa Hiburan dan Rekreasi


Output dari kegiatan jasa hiburan dan rekreasi adalah pada umumya
didasarkan pada hasil perkalian antara jumlah perusahaan yang bergerak dibidang
jasa hiburan dan rekreasi dengan output rata-rata perusahaan tersebut. Atau
perkalian antara jumlah tenaga kerja jasa hiburan dan rekreasi dengan output ratarata per tenaga kerja. Sedangkan output atas dasar harga konstan menggunakan
metode deflasi atau ekstrapolasi dan deflator atau ekstrapolatornya adalah IHK
hiburan dan rekreasi atau indeks indikator produksi yang sesuai.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

33

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

3.9.4. Subsektor Jasa Perorangan dan Rumahtangga


Subsektor ini meliputi segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya
melayani perorangan dan rumah tangga, yang terdiri atas jasa perbengkelan, jasa
reparasi (perbaikan jam,TV,lemari es,mesin jahit,sepeda,dll), jasa pembantu rumah
tangga (termasuk koki,tukang kebun, penjaga malam,pengasuh anak), dan jasa
perorangan lainnya (tukang binatu,pemangkas rambut, tukang jahit, tukang semir
sepatu).
Penghitungan output dan nilai tambah bruto dapat dilakukan dengan cara
pendekatan produksi atau pendekatan pendapatan. Bila menggunakan pendekatan
produksi,

indikator

produksi

yang

digunakan

dapat

berupa

jumlah

kendaraan/barang yang diperbaiki atau dengan menggunakan jumlah tenaga kerja.


Output dan NTB atas dasar harga konstan dapat dihitung dengan cara metode
ekstrapolasi dengan jumlah indikator produksi sebagai ekstrapolatornya atau
metode deflasi dengan IHK aneka komponen sebagai deflator.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

34

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

BAB IV
TINJAUAN EKONOMI
KABUPATEN SORONG
TAHUN 2010

4.1. PDRB Kabupaten Sorong dengan Migas


Perekonomian Kabupaten Sorong selama tahun 2010 sedikit mengalami
perlambatan jika dibandingkan selama tahun 2008 dan 2009. Hal ini dipicu karena
adanya penurunan produksi yang terjadi pada sektor-sektor yang memberikan
sumbangan terbesar bagi nilai PDRB Kabupaten Sorong, yaitu sektor
pertambangan minyak dan gas bumi dan sektor industri pengolahan minyak dan
gas bumi.
Nilai PDRB tahun 2010 atas dasar harga berlaku adalah sebesar 6,11 triliun
rupiah dengan indeks perkembangan sebesar 404,6 yang berarti bahwa nilai PDRB
tahun 2010 mengalami perkembangan 4,05 kali dari nilai PDRB tahun 2000.
Sedangkan nilai PDRB tahun 2010 atas dasar harga konstan tahun 2000 sebesar
1,85 trilyun rupiah dengan indeks perkembangan sebesar 122,39 atau berarti bahwa
jika dibandingkan dengan nilai PDRB tahun 2000 nilai PDRB Kabupaten Sorong
tahun 2010 atas dasar harga konstan 2000 telah naik 1,22 kali dari nilai PDRB
tahun 2000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

35

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Tabel 4.1. Perkembangan PDRB Kabupaten Sorong Tahun 2008-2010


ADH Berlaku
Tahun

ADH Konstan 2000

Nilai
(Juta Rupiah)

Indeks
Perkemba
ngan (%)

Nilai
(Juta Rupiah)

Indeks
Perkemba
ngan (%)

(2)

(3)

(4)

(5)

2008

4.712.580,11

311,85

1.717.104,14

113,63

5.723.412,60

378,74

1.799.365,58

119,07

**

6.113,735,00

404,56

1.849.598,49

122,39

(1)

2009
2010

4.1.1.

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong


Perekonomian Kabupaten Sorong yang diukur dengan menggunakan PDRB

atas dasar harga konstan 2000 mencatat laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Sorong dalam kurun waktu dua tahun terakhir (tahun 2009-2010) mengalami
perlambatan jika dibandingkan dengan tahun 2008 . Pada tahun 2009

laju

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong sebesar 4,79 persen, angka ini dinilai
sedikit melambat jika dibandingkan laju pertumbuhan tahun 2008. Sedangkan pada
tahun 2010

pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong juga mengalami

perlambatan dengan laju pertumbuhan sebesar 2,79 persen. Melambatnya


pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong dalam kurun waktu dua tahun terakhir
ini disebabkan karena ada beberapa subsektor yang pertumbuhannya juga
melambat.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

36

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Gambar 4.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong (persen),


Tahun 2006-2010
6
5

4,97

4,79

persen

4
3,04

2,79

2
1
0,45

0
2006

2007

2008

2009*

2010**

Pada tahun 2010, sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan


merupakan sektor dengan laju pertumbuhan tertinggi dibandingkan delapan sektor
lainnya dengan laju pertumbuhan sebesar 10,97 persen. Sektor jasa-jasa berada di
posisi kedua dengan pertumbuhan sebesar 9,99 persen. Sektor pengangkutan dan
komunikasi berada di posisi tiga dengan laju pertumbuhan sebesar 9,68 persen .
Sedangkan posisi keempat ditempati sektor bangunan yang tumbuh sebesar 9,12
persen.
Sementara itu, sektor lainnya masing-masing menunjukkan pertumbuhan di
bawah 9 persen, yaitu sektor pertanian yang tumbuh sebesar 5,85 persen, sektor
listrik dan air bersih yang tumbuh sebesar 5,58 persen, sektor perdagangan,hotel
dan restoran

dengan pertumbuhan sebesar 5,34 persen, dan sektor industri

pengolahan yang tumbuh sebesar 4,09 persen.


Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian memiliki laju pertumbuhan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

37

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

ekonomi terendah, yaitu sebesar - 1,35 persen. Hal ini disebabkan karena subsektor
pertambangan minyak dan gas (migas) yang merupakan subsektor dominan bagi
sektor pertambangan dan penggalian hanya tumbuh -1,59 persen selama tahun
2010.

Tabel 4.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong menurut


Lapangan Usaha (persen), 2007-2010
Lapangan Usaha

2007

2008

2009*

2010**

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pertanian

4.65

1.34

5.75

5,85

2. Pertambangan dan penggalian

-1.24

3.01

-0.59

-1.35

3. Industri Pengolahan

7.32

9.93

11.02

4.09

4. Listrik dan air bersih

3.35

4.83

5.37

5,58

5. Bangunan

6.94

6.13

8.00

9.12

6. Perdagangan,hotel, &restoran

3.39

6.19

4,08

5.34

7. Pengangkutan dan komunikasi

7.07

6.61

9.17

9,68

8. Keuangan,persewaan dan jasa


perusahaan

18.38

36.06

1.21

10.97

9. Jasa-jasa

10.06

4.69

9.97

9.99

3.04

4.97

4.79

2.79

(1)

PDRB

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

38

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

4.1.2.

Struktur Ekonomi
Penjumlahan dari nilai tambah bruto dari setiap sektor ekonomi yang

terdapat di Kabupaten Sorong akan menciptakan PDRB Kabupaten Sorong, oleh


karena itu dapat dikatakan bahwa sektor dengan nilai tambah bruto terbesar adalah
sektor yang memiliki peranan paling besar terhadap pembentukan nilai PDRB di
Kabupaten Sorong dan merupakan sektor dominan di Kabupaten Sorong.

Gambar 4.2.

Peranan Sektor Dominan terhadap Penciptaan PDRB Atas


Dasar Harga Berlaku (persen), Tahun 2006-2010

100

persen

80
60
40
20
0

77,87

78,14

22,13
2006

81,89

21,86
2007

18,11
2008

83,18

81,61

18.39

16,82
2009

2010

Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pertambangan dan Penggalian


Sektor Lainnya

Dari gambar 4.2 terlihat bahwa dalam kurun waktu lima tahun, sektor-sektor
utama yang mendominasi pembentukan nilai PDRB Kabupaten Sorong adalah
sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan dan penggalian. Kontribusi
kedua sektor ini terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Sorong sekitar 77

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

39

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

hingga 83 persen pertahun. Sedangkan delapan sektor lainnya memberikan


sumbangan 16 hingga 22 persen pertahun bagi terciptanya nilai PDRB Kabupaten
Sorong.
Persentase kontribusi tertinggi kedua sektor ini dalam lima tahun terakhir
bagi pembentukan nilai PDRB Kabupaten Sorong terjadi pada tahun 2009, yaitu
dengan total kontribusi sebesar 83,18 persen.

Jika dilihat dari sumbangan/kontribusi masing-masing sektor


terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sorong atas dasar harga berlaku
tahun 2010 terlihat bahwa sebagian besar sektor mengalami kenaikan
kontribusi, hanya sektor pertambangan dan penggalian saja yang mengalami
penurunan persentase sumbangan bagi pembentukan PDRB. Sedangkan
sektor listrik dan air bersih tidak mengalami perubahan dalam tiga tahun
terakhir.
Dalam periode tiga tahun terakhir kontribusi sektor industri pengolahan
senantiasa mengalami kenaikan dan menjadi sektor dengan sumbangan terbesar
bagi pembentukan PDRB Kabupaten Sorong atas dasar harga berlaku yaitu dengan
kontribusi 51,61 persen pada tahun 2008 dan 56,20 persen pada tahun 2010.
Lainnya hal dengan sektor pertambangan dan penggalian yang cenderung
mengalami penurunan kontribusi dalam tiga tahun terakhir. Sektor ini mengalami
penurunan kontribusi dari 30,28 persen pada tahun 2008 menjadi 25,41 persen
pada tahun 2010. Walaupun demikian, penurunan tersebut menandakan hal positif
yaitu meningkatnya kontribusi sektor lainnya terhadap PDRB Kabupaten Sorong.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

40

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Tabel 4.3. Peranan Sektor Ekonomi terhadap Pembentukan


Kabupaten Sorong Atas Dasar Harga Berlaku (persen),
Tahun 2008-2010

PDRB

Lapangan Usaha

2008

2009*

2010**

(1)

(2)

(3)

(4)

1. Pertanian

9.10

8.41

9.14

2. Pertambanga & Penggalian

30.28

27.03

25.41

3. Industri Pengolahan

51.61

56.15

56.20

4. Listrik dan air bersih

0.08

0.08

0,08

5. Bangunan

1.87

1.83

2.08

6. Perdagangan, hotel, & restoran

1.23

1.14

1.27

7. Pengangkutan & komunikasi

0.65

0.62

0,68

8. Keuangan,persewaan dan jasa


perusahaan

0.16

0.16

0,19

9. Jasa-jasa

5.02

4.58

4.95

100

100

100

PDRB

Pada tahun 2010 sumbangan sektor pertanian meningkat dari 9,10 persen
pada tahun 2008 menjadi 9,14 persen pada tahun 2010 setelah sebelumnya pada
tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 8,41 persen. Hal yang sama juga terjadi
pada sektor bangunan, sektor perdagangan,hotel dan restoran, sektor pengangkutan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

41

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

dan sektor jasa-jasa yang mengalami penurunan kontribusi terhadap pembentukan


PDRB Kabupaten Sorong pada tahun 2009 dan meningkat pada tahun 2010.
4.1.3.

PDRB Perkapita
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi secara makro yang

dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah. PDRB per
kapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun di wilayah tersebut.

Tabel 4.4.

Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten


Sorong, 2007-2010
Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan


Tahun 2000
Nilai
Laju
(rupiah)
Pertumbuhan
(persen)

Tahun

Nilai
(rupiah)

Laju
Pertumbuhan
(persen)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

2007

44 882 072

13.32

21 944 896

1.96

2008

68 058 578

51.64

24 798 234

13.00

2009*

81 803 939

20.20

25 718 082

3.71

2010**

86 573 514

5.83

26 191 230

1.84

Pada tahun 2010, nilai PDRB perkapita atas dasar harga berlaku Kabupaten
Sorong sebesar 86,6 juta rupiah. Nilai ini tumbuh melambat jika dibandingkan
tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar 5,83 persen. Sedangkan nilai PDRB
perkapita Kabupaten Sorong tahun 2010 atas dasar harga konstan juga tumbuh
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

42

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

melambat jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu hanya sebesar 1,84 persen
dengan nilai PDRB perkapita sebesar 26,2 juta rupiah.

4.1.4.

Sumbangan Sektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi


Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya

laju pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi, terutama sektor yang


mempunyai peranan terbesar. Pergeseran dari sektor yang memberikan sumbangan
terbesar akan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.
Jadi sedikit saja terjadi pergeseran dari sektor yang mempunyai peranan dominan
di Kabupaten Sorong maka akan sangat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Sorong.
Untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing sektor terhadap laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan, maka dapat digunakan analisis share,
yaitu dengan cara mengalikan distribusi persentase atas dasar harga konstan tahun
sebelumnya (tn-1) dengan laju pertumbuhan ekonomi atas dasar harga konstan
masing-masing sektor ekonomi pada tahun yang bersangkutan (tn).
Pada tahun 2010 sektor industri pengolahan masih merupakan sektor yang
memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sorong, dengan besar sumbangan 1,2 persen. Sumbangan
terbesar kedua dan ketiga bagi laju pertumbuhan ekonomi masing-masing
diberikan oleh sektor pertanian sebesar 0,84 persen dan sektor jasa-jasa sebesar
0,83 persen.
Sementara itu, sumbangan terkecil diberikan oleh sektor pertambangan dan
penggalian yaitu dengan besar sumbangan terhadap laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Sorong sebesar -0,56 persen.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

43

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Tabel 4.5. Sumbangan Sektor Ekonomi terhadap Laju Pertumbuhan


Ekonomi Kabupaten Sorong Tahun 2010

Sektor Ekonomi

Distribusi
Persentase
PDRB ADHK
2000 pada
Tahun 2009*

Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
Tahun 2010**

Sumbangan
Sektor
terhadap Laju
Pertumbuhan
Ekonomi tahun
2010**

(1)

(2)

(3)

(4)

14,41

5,85

0,84

41,83

-1,35

-0,56

29,30

4,09

1,20

4. Listrik dan Air Bersih

0,08

5,58

0,00

5. Bangunan

2,59

9,12

0,24

1. Pertanian
2. Pertambangan
Penggalian
3.

dan

Industri Pengolahan

Perdagangan,
dan Restoran

Hotel

2,20

5,34

0,12

7. Pengangkutan
Komunikasi

dan

1,09

9,68

0,11

8. Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan

0,22

10,97

0,02

9. Jasa-Jasa

8,28

9,99

0,83

100

2.79

2,79

6.

PDRB

Selama periode 2009-2010, ada beberapa sektor yang mengalami pergeseran


posisi persentase kontribusi sektor ekonomi terhadap laju pertumbuhan ekonomi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

44

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Kabupaten Sorong. Pergeseran tersebut terjadi pada sektor perdagangan,hotel dan


restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor listrik dan air bersih, dan
sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan.
Gambar 4.3. Perbandingan Sumbangan Sektor Ekonomi terhadap Laju
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong Tahun 2009 dan
2010

0,827

jasa-jasa

0,787
0,024

keuangan

0,003

pengangkutan

0,096

0,106

2010

0,117

perdagangan

0,090
0,236

bangunan

2009

0,201
0,004

listrik

0,004
1,198

industri pengolahan
pertambangan

3,048
-0,565
-0,260
0,843

pertanian
-1,000 -0,500

0,000

0,821

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Pada tahun 2009,sektor pengangkutan dan komunikasi menempati urutan


kelima sumbangan sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi sedangkan pada
tahun 2010 sektor ini menempati urutan keenam.Hal sebaliknya terjadi pada sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang bergeser naik dari urutan keenam pada tahun
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

45

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

2009 menjadi urutan kelima pada tahun 2010.


Sumbangan sektor sektor listrik dan air bersih terhadap laju pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2009 berada pada urutan ketujuh, sementara pada tahun 2010
sumbangan sektor ini terhadap laju pertumbuhan ekonomi turun menjadi urutan
kedelapan. Hal sebaliknya terjadi pada sektor keuangan,persewaan dan jasa
perusahaan yang bergeser naik posisi sumbangan sektor ekonomi terhadap laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong, yaitu dari posisi kedelapan pada tahun
2009 menjadi posisi ketujuh pada tahun 2010.

4.2.

PDRB Kabupaten Sorong Tanpa Migas


Sebagai salah satu daerah penghasil minyak dan gas bumi di Indonesia,

tentunya nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sorong sangat
dipengaruhi oleh hasil minyak dan gas bumi tersebut. Sehingga untuk melihat
keterbandingan antara nilai PDRB Kabupaten Sorong dengan nilai PDRB daerah
lain yang tidak memiliki migas maka perlu dilakukan analisis PDRB Kabupaten
Sorong tanpa migas, yaitu dilakukan dengan mengeliminir subsektor pertambangan
minyak dan gas bumi dan subsektor industri migas.
Pengaruh minyak dan gas bumi terhadap nilai PDRB Kabupaten Sorong
dapat dilihat dari sumbangan sektor migas yang mencapai rata-rata lebih dari 77
persen dalam periode tiga tahun terakhir.
Nilai PDRB Kabupaten Sorong tanpa migas tahun 2010 sebesar 1,393 trilyun
rupiah atau telah berkembang 1,32 kali dari nilai PDRB tanpa migas dua tahun
sebelumnya (tahun 2008) yang nilainya 1,052 trilyun rupiah. Sedangkan bila dilihat
dari nilai PDRB riil atau atas dasar harga konstan tahun 2000, nilai PDRB
Kabupaten Sorong tahun 2010 berkembang 1,16 kali dari PDRB tanpa migas

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

46

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

tahun 2008 yaitu menjadi 696,7 milyar rupiah dari 602,3 milyar rupiah pada tahun
2008.

Tabel 4.6. Perkembangan PDRB Kabupaten Sorong (tanpa migas)


Tahun 2007-2010
ADH Berlaku
Tahun

ADH Kostan 2000

Nilai
(Juta Rupiah)

Indeks
Perkembangan
(%)

Nilai
(Juta Rupiah)

Indeks
Perkembangan
(%)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

2007

898.060,94

230,27

577.337,19

148,04

2008

1.052.540,88

269,88

602.297,55

154,44

2009*

1.197.328,09

307,01

646.777,19

165,84

2010**

1.393.418,64

357,29

696.708,13

178,64

4.2.1

Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sorong tanpa Migas


Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong tanpa migas tidak senantiasa sama

dengan pertumbuhan ekonomi dengan migas. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Sorong tanpa migas yang senantiasa lebih tinggi jika
dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi dengan migas. Hal ini disebabkan
besarnya pengaruh sektor migas (pertambangan dan industri pengolahan migas),
sehingga sedikit saja pergeseran dari sektor ini akan sangat berpengaruh terhadap
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong secara keseluruhan.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

47

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Tabel 4.7. Laju Pertumbuhan Ekonomi tanpa Migas ADH Konstan tahun
2000 menurut Lapangan Usaha (persen), Tahun 2007-2010
Lapangan Usaha

2007

2008

2009*

2010**

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pertanian

4.65

1.34

5.75

5.85

2. Pertambangan & penggalian

20.12

12.05

22.37

22.38

3. Industri Pengolahan

7.83

7.84

7,84

7.86

4. Listrik dan air bersih

3.35

4.83

5.37

5.58

5. Bangunan

6.94

6.13

8.00

9.12

6. Perdagangan,hotel, & restoran

3.39

6.19

4,08

5.34

7. Pengangkutan dan komunikasi

7.07

6.61

9.17

9.68

8. Keuangan,persewaan dan jasa


perusahaan

18.38

36.06

1.21

10.97

9. Jasa-jasa

10.06

4.69

9.97

9.99

6.73

4.32

7.38

7.72

PDRB

Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong pada tahun 2010 meningkat


dari 7,38 persen pada tahun sebelumnya menjadi 7,72 persen.
Dari kesembilan sektor penyusun PDRB Kabupaten Sorong, laju
pertumbuhan ekonomi sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan mengalami
peningkatan yang sangat berarti pada tahun 2010. Sektor ini meningkat menjadi

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

48

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

10,97 persen dari 1,21 persen pada tahun 2009. Peningkatan ini kemungkinan
dipicu adanya penambahan beberapa lembaga keuangan di Kabupaten Sorong pada
tahun 2010.
Untuk sektor pertambangan dan penggalian, jika subsektor pertambangan
migas dikeluarkan maka terlihat bahwa dalam tiga tahun terakhir sektor
pertambangan dan penggalian memiliki laju pertumbuhan yang jauh lebih tinggi
dibandingkan ketika memasukkan subsektor pertambangan migas yaitu berkisar
antara 12,05 persen hingga 22,38 persen.
Untuk laju pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan tahun 2010
menunjukkan hal yang sama. Sektor ini memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang
lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan ekonomi sektor industri pengolahan
dengan mengikutsertakan subsektor industri pengolahan migas dikeluarkan yaitu
menjadi 7,86 persen.

4.2.2.

Struktur Ekonomi (Tanpa Migas)


Setelah subsektor pertambangan migas dan subsektor industri migas

dieliminir maka struktur perekonomian Kabupaten Sorong didominasi oleh sektor


pertanian, yaitu sebesar 40.12 persen. Walaupun dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir peranan sektor ini senantiasa mengalami penurunan, hal tersebut tidak
menghalangi sektor ini untuk tetap mendominasi perekonomian Kabupaten Sorong.
Besarnya sumbangan dari sektor pertanian ini didominasi oleh besarnya
sumbangan dari subsektor perikanan dan subsektor kehutanan yang masing-masing
sebesar 12.36 persen dan 12.35 persen terhadap PDRB kabupaten Sorong tanpa
migas.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

49

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Tabel 4.8. Peranan Sektor Ekonomi terhadap Penciptaan PDRB Tanpa


Migas Atas Dasar Harga Berlaku (persen), Tahun 2008-2010
Lapangan Usaha

2008

2009*

2010**

(1)

(2)

(3)

(4)

1. Pertanian

40.76

40.23

40.12

2. Pertambangan & Penggalian

0.99

1.11

1,27

3. Industri Pengolahan

17.91

18.46

18,01

4. Listrik dan Air Bersih

0.37

0.36

0,35

5. Bangunan

8.36

8,73

9.13

6. Perdagangan,Hotel & Restoran

5.50

5.43

5,59

7. Pengangkutan & Komunikasi

2.91

2.99

3.00

8. Keuangan,Persewaan dan Jasa


Perusahaan

0.73

0.78

0,80

9. Jasa-jasa

22.47

21.91

21.73

100

100

100

PDRB tanpa migas

Setelah subsektor pertambangan migas dieliminir, terlihat kondisi yang


berbeda pada sumbangan sektor pertambangan dan penggalian dan sektor industri
pengolahan terhadap PDRB tanpa migas. Dalam tiga tahun terakhir sektor
pertambangan dan penggalian hanya memberikan sumbangan yang kecil terhadap
PDRB tanpa migas, yaitu hanya berkisar 0,99 persen sampai 1,27 persen.
Sedangkan sektor industri pengolahan memberikan sumbangan sebesar 17,91
persen hingga18,01 persen.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

50

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Sektor listrik dan air bersih tetap menjadi sektor dengan sumbangan terkecil
terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Sorong, baik pada PDRB dengan atau
tanpa migas.
Dalam periode lima tahun terakhir sektor pertanian dan sektor jasa-jasa
mendominasi penciptaan PDRB (tanpa migas) Kabupaten Sorong. Kedua sektor
tersebut memberikan kontribusi lebih dari 60 persen terhadap PDRB tanpa migas.
Akan tetapi sumbangan kedua sektor ini mengalami penurunan tiap tahunnya yaitu
dari 65,49 persen pada tahun 2006 menjadi 61,85 persen pada tahun 2010.
Penurunan kontribusi sektor pertanian dan jasa-jasa menandakan adanya
pergerakan naik dari sektor-sektor lainnya.

Gambar 4.4.

70

Peranan Sektor Dominan terhadap Penciptaan PDRB Tanpa


Migas Atas Dasar Harga Berlaku (%), 2006 2010

65,49

64,29

63,23

62,14

61,85

60
persen

50

36,77

35,71

34,51

40

37,86

38,15

30
20
10
0

2006

2007

2008

2009

2010

Tahun
Sektor pertanian dan jasa-jasa

Sektor Lainnya

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

51

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

4.2.3.

PDRB Perkapita (Tanpa Migas)


Nilai PDRB perkapita tanpa migas Kabupaten Sorong setiap tahun dalam

kurun waktu empat tahun terakhir mengalami kenaikan.Pada tahun 2010, nilai
PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar 19,7 juta rupiah dan mengalami
pertumbuhan sebesar 15,30 persen. Nilai ini mengalami peningkatan 1,3 kali dari
nilai PDRB perkapita tahun 2008 atau naik sebanyak 4,5 juta rupiah.
Sedangkan nilai PDRB perkapita pada tahun 2010 atas dasar harga konstan
tahun 2000 sebesar 9,8 juta rupiah atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,72
persen dari PDRB perkapita atas dasar harga kostan 2000 tahun sebelumnya.

Tabel 4.9.

Nilai dan Laju Pertumbuhan PDRB Perkapita Kabupaten


Sorong, 2007-2010
Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan


Tahun 2000
Nilai
Laju
(rupiah)
Pertumbuhan
(persen)

Tahun

Nilai
(rupiah)

Laju
Pertumbuhan
(persen)

(1)

(2)

(3)

2007

12 047 556

13.06

2008

15 200 683

26.17

8 698 317

12.31

2009*

17 113 244

12.58

9 244 296

6.28

**

19 731 498

15.30

9 865 732

6.72

2010

(4)

7 745 022

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

(5)

5.61

52

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

4.2.4.

Sumbangan Sektor (Tanpa Migas) terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Untuk mengetahui sumbangan sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Sorong tanpa migas maka digunakan rumus yang sama dengan
penghitungan sumbangan sektor terhadap laju pertumbuhan ekonomi dengan
migas, yaitu dengan mengalikan distribusi persentase masing-masing sektor atas
dasar harga konstan tahun sebelumnya (tn-1) dengan laju pertumbuhan atas dasar
harga konstan dari masing-masing sektor pada tahun berjalan (tn), maka akan
diperoleh sumbangan masing-masing sektor terhadap pertumbuhan ekonomi tanpa
migas.
Setelah migas dikeluarkan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong tahun
2009 tumbuh sebesar 7,72 persen. Sektor pertanian menjadi sektor penyumbang
terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sorong, yaitu sebesar 2,35
persen. Posisi kedua ditempati oleh sektor jasa-jasa sebesar 2,30 persen, dan tempat
ketiga adalah sektor industri pengolahan dengan sumbangan sebesar 1,45 persen .
Sedangkan sektor-sektor lainnya mempunyai nilai sumbangan di bawah satu persen
terhadap pertumbuhan ekonomi tanpa migas Kabupaten Sorong, dengan sektor
listrik dan air bersih memberikan sumbangan terkecil bagi pembentukan laju
pertumbuhan ekonomi yaitu hanya sebesar 0,01 persen.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

53

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Tabel 4.10. Analisis Share terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa


Migas menurut Lapangan Usaha (persen) Tahun 2010
Distribusi
persentase
ADHK 2000
pada tahun
2009*

Lapangan Usaha

Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
Tahun 2010**

Share
terhadap Laju
Pertumbuhan
Ekonomi
Tahun 201**

(2)

(3)

(4)

40,09

5,85

2,35

1,18

22.38

0,26

3. Industri Pengolahan

18,51

7.86

1,45

4. Listrik dan Air Bersih

0,23

5,58

0,01

5. Bangunan

7,20

9.12

0,66

Hotel

6,11

5.34

0,33

dan

3.04

9,68

0,29

8. Keuangan, Persewaan

0,60

10.97

0,07

23.04

9.99

2,30

100

7.72

7,72

(1)

1. Pertanian
2. Pertambangan

dan

Penggalian

6. Perdagangan,
dan Restoran
7. Pengangkutan
Komunikasi

dan Jasa Perusahaan


9. Jasa-Jasa
PDRB

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

54

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

BAB V
PERKEMBANGAN EKONOMI
MENURUT KELOMPOK SEKTOR
Pengelompokan PDRB menurut kelompok sektor (kelompok sektor primer,
sekunder dan tersier) didasarkan atas output maupun input menurut asal terjadinya
proses produksi masing-masing produsen. Suatu unit dikelompokkan ke dalam
kelompok sektor primer apabila output yang dihasilkan merupakan proses tingkat
awal (dasar), sektor yang masuk dalam kategori ini adalah sektor pertanian dan
sektor pertambangan dan penggalian.
Kelompok sektor sekunder adalah unit kegiatan ekonomi yang biaya
produksinya (inputnya) sebagian besar berasal dari kelompok sektor primer.
Sektor-sektor ekonomi yang termasuk dalam kelompok ini adalah sektor industri
pengolahan, sektor listrik dan air bersih,serta sektor bangunan.
Sedangkan sektor ekonomi yang termasuk dalam kelompok sektor tersier
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa.

5.1

PDRB Kabupaten Sorong dengan Migas


Berdasarkan kelompok sektor, pada tahun 2010 kelompok sektor sekunder

membentuk nilai tambah terbesar, yaitu sebesar 3,57 trilyun rupiah. Posisi kedua
adalah kelompok sektor primer yang memberikan nilai tambah sebesar 2,11 trilyun
rupiah. Sedangkan kelompok sektor tersier membentuk nilai tambah sebesar 433,7
milyar rupiah.
Ketiga kelompok sektor ini mengalami perkembangan yang cukup berarti
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

55

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

dari tahun sebelumnya. Dalam periode tiga tahun terakhir, kelompok sektor primer
berkembang dari 1,85 trilyun pada tahun 2008 menjadi 2,11 trilyun rupiah pada
tahun 2010. Kelompok sektor sekunder berkembang dari 2,52 trilyun rupiah
menjadi 3,57 trilyun rupiah pada tahun 2010, dan kelompok sektor tersier
berkembang menjadi 433,72 milyar rupiah dari 332,74 milyar rupiah pada tahun
2008.

Tabel 5.1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kelompok Sektor (juta
rupiah), 2008-2010
Tahun

Primer

Sekunder

Tersier

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

2008

1 855 899.56

2 523 943.87

332 736.68

4 712 580.11

2009*

2 028 662.59

3 322 393.66

372 356.35

5 723 412.60

2010**

2 112 373.57

3 567 643.41

433 718.03

6 113 735.00

Untuk PDRB menurut kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000,
kelompok sektor primer pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.002.359,81 juta sedangkan
pada tahun 2010 nilai tersebut berkembang menjadi Rp.1.016.999,76 juta.
Kelompok sektor sekunder tahun 2008 sebesar Rp.519.450,05 juta meningkat
menjadi Rp. 601.229,35 juta dan kelompok sektor tersier berkembang dari
Rp.195.294,27 juta pada tahun 2008 menjadi Rp.231.369,38 juta pada tahun 2010.
Jika melihat laju pertumbuhan riil yang diperoleh dari PDRB kelompok
sektor atas dasar harga konstan 2000 maka tingkat pertumbuhan terbesar pada

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

56

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

tahun 2010 terjadi pada kelompok sektor tersier yaitu sebesar 9,11 persen,
kemudian disusul oleh kelompok sektor sekunder sebesar 4,5 persen dan terakhir
adalah kelompok sektor primer dengan laju pertumbuhan sebesar 0,49 persen.

Gambar 5.1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi


Kelompok Sektor (%), 2010

dengan

Migas

menurut

9,11

10,00
9,00
8,00
7,00

4,50

6,00
5,00
4,00
3,00
2,00

0,49

1,00
0,00

Primer

Sekunder

Tertier

Jika dilihat dari peranan masing-masing kelompok sektor ekonomi terhadap


penciptaan PDRB Kabupaten Sorong atas dasar harga berlaku maka pada tahun
2009 dan 2010 sektor sekunder menduduki urutan pertama, dengan sumbangan
terhadap total PDRB sebesar 58,05 persen pada tahun 2009 dan 58,36 persen pada
tahun 2010.
Urutan kedua ditempati oleh kelompok sektor primer, dengan kontribusi
terhadap total PDRB sebesar 35,44 persen pada tahun 2009 dan pada tahun 2010
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

57

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

dengan besar kontribusi sebesar 34,55 persen terhadap total PDRB. Urutan terakhir
adalah kelompok sektor tersier yang memberikan kontribusi sebesar 6,51 persen
pada tahun 2009, dan mengalami penurunan kontribusi menjadi 7,09 persen pada
tahun 2010.
Dari ketiga kelompok sektor tersebut, ada 2 kelompok sektor yang
mengalami peningkatan peranan yaitu kelompok sektor sekunder dan tersier.
Sedangkan hanya kelompok sektor primer yang mengalami penurunan peranan.
Hal ini menandakan bahwa adanya pergeseran kegiatan ekonomi dari kelompok
primer ke kelompok sekunder dan kelompok tertier.
Tabel 5.2. Peranan Kelompok Sektor Ekonomi terhadap Pembentukan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 2008-2010

Kelompok Sektor

2008

2009*

2010**

(1)

(2)

(3)

(4)

Primer

39.38

35.44

34.55

Sekunder

53.56

58.05

58.36

Tersier

7.06

6.51

7.09

PDRB

100

100

100

5.2

PDRB Kabupaten Sorong Tanpa Migas


Pada tahun 2010, nilai tambah terbesar untuk PDRB Kabupaten Sorong

tanpa migas berdasarkan kelompok sektor terbentuk pada kelompok sektor primer
dengan nilai tambah sebesar 576,7 milyar rupiah. Di urutan kedua ditempati

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

58

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

kelompok tersier yang memberikan nilai tambah sebesar 433,7 milyar rupiah, dan
di tempat terakhir adalah kelompok sektor sekunder dengan nilai tambah sebesar
383 milyar rupiah.

Tabel 5.3. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku menurut Kelompok Sektor (juta
rupiah), 2008-2010
Tahun

Primer

Sekunder

Tersier

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

2008

439 415.95

280 388.24

332 736.68

1 052 540.88

2009*

495 072.78

329 898.96

372 356.35

1 197 328.09

2010**

576 700.61

383 000.01

433 718.03

1 393 418.64

Dalam periode dua tahun terakhir, PDRB menurut kelompok sektor


mengalami perkembangan yang cukup baik. Untuk PDRB atas dasar harga berlaku,
kelompok sektor primer mengalami perkembangan dari 495,1 milyar rupiah pada
tahun 2009 menjadi 576,7 milyar rupiah pada tahun 2010.Kelompok sektor
sekunder berkembang menjadi 383 milyar rupiah pada tahun 2010 dari sebelumnya
329,9 milyar rupiah.Dan kelompok sektor tersier senilai 372,4 milyar rupiah pada
tahun 2009 berkembang menjadi 433,7 milyar rupiah pada tahun 2010.
Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000, kelompok sektor primer
senilai Rp. 251.443,22 juta pada tahun 2008 telah mengalami peningkatan hingga
mencapai Rp. 283.806,33 juta pada tahun 2010. Kelompok sektor sekunder
meningkat dari Rp. 155.560,05 juta pada tahun 2008 menjadi Rp. 181.532,42 juta
Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

59

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

pada tahun 2010, dan kelompok sektor tersier berkembang dari Rp.195.294,27 juta
pada tahun 2008 menjadi Rp. 231.369,38 juta pada tahun 2010.

persen

Gambar 5.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Migas menurut Kelompok


Sektor (persen), 2010

10,00
9,00
8,00
7,00
6,00
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00

8,19

9,11

6,32

Primer

Sekunder

Tertier

Jika dilihat laju pertumbuhan ekonomi tanpa migas pada tahun 2010,
pertumbuhan riil terbesar untuk PDRB atas dasar harga kontan 2000 terjadi pada
kelompok sektor tersier yaitu sebesar 9,11 persen, kemudian disusul oleh kelompok
sektor sekunder sebesar 8,19 persen dan terakhir adalah kelompok sektor primer
dengan pertumbuhan sebesar 6,32 persen.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

60

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Tabel 5.4. Peranan Kelompok Sektor Ekonomi terhadap Pembentukan


PDRB Tanpa Migas Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 20082010

Kelompok Sektor

2008

2009*

2010**

(1)

(2)

(3)

(4)

Primer

41.75

41.35

41.39

Sekunder

26.64

27,55

27.49

Tersier

31.61

31.10

31.13

PDRB

100

100

100

Jika dilihat dari segi kontribusi kelompok sektor terhadap penciptaan PDRB
tanpa migas, maka pada tahun 2010 kelompok sektor primer memiliki sumbangan
terbesar

terhadap

penciptaan

PDRB

tanpa

migas

yaitu

sebesar

41,39

persen.Sumbangan sektor ini mengalami peningkatan dari 41,35 pada tahun 2009
Di urutan kedua adalah kelompok sektor tersier, dengan nilai kontribusi pada
tahun 2010 sebesar 31,13persen. Sedangkan di tempat ketiga adalah kelompok
sektor sekunder yang mengalami penurunan besarnya sumbangan terhadap
pembentukan PDRB tanpa migas, yaitu dari 27,55 persen pada tahun 2009 menjadi
27,49 persen pada tahun 2010.
Dengan adanya peningkatan dan penurunan kontribusi kelompok sektor
terhadap pembentukan PDRB tanpa migas Kabupaten Sorong menandakan bahwa
terjadi pergeseran kegiatan ekonomi dari kelompok sektor sekunder ke kelompok
sektor primer dan tersier.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

61

PDRB Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Sorong Tahun 2010

Badan Pusat Statistik Kabupaten Sorong

62

LAMPIRAN
Tabel-tabel PDRB Dengan Migas

Tabel 1.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SORONG


MENURUT LAPANGAN USAHA
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
(Juta Rupiah)

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan

3.

4.

2007

2008

(3)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

2008

(7)

332.913,61
83.599,33
11.754,46
29.207,41
117.791,78
90.560,63

368.161,23
88.042,85
12.862,42
35.476,65
126.768,56
105.010,75

429.044,29
101.962,94
14.309,63
44.435,36
140.635,30
127.701,07

481.727,21
112.630,04
15.639,60
53.279,92
152.255,37
147.922,28

558.965,70
131.133,07
17.957,34
65.607,94
172.082,32
172.185,03

395.512,23
89.476,70
13.729,22
41.098,19
129.711,99
121.496,14

109.737,75

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

1.049.391,23
1.043.184,42
6.206,81

1.115.097,55
1.106.926,05
8.171,50

1.426.855,27
1.416.483,61
10.371,66

1.546.935,38
1.533.589,81
13.345,57

1.553.407,87
1.535.672,96
17.734,91

1.344.666,99
1.335.036,89

1.106.926,05

9.630,10

7.871,50

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

1.226.156,76
130.902,97
2.757,64
1.092.496,15

1.499.025,34
155.307,04
3.060,98
1.340.657,32

2.432.094,16
185.130,98
3.407,55
2.243.555,63

3.213.481,32
217.282,85
3.703,77
2.992.494,70

3.435.626,30
246.697,07
4.285,83
3.184.643,40

2.182.551,06
184.273,23
3.379,97
1.994.897,85

1.5. Perikanan
2.

2006

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

3.075,46
2.879,69
195,77

3.427,71
3.213,77
213,94

3.905,19
3.665,97
239,22

4.329,16
4.066,40
262,76

4.826,36
4.535,84
290,52

3.733,61
3.497,28
236,33

5.

BANGUNAN

57.424,78

69.761,11

87.944,52

104.583,18

127.190,75

82.259,56

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

45.144,88
43.455,29
1.689,60

50.533,26
48.574,70
1.958,56

57.851,26
55.584,03
2.267,24

64.975,18
62.298,14
2.677,04

77.832,24
74.667,64
3.164,59

56.993,62
54.743,71

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

22.171,93
11.365,84
3.484,20
2.387,16
611,33
4.323,40

25.728,29
13.320,12
3.814,06
2.506,51
686,75
5.400,85

30.611,63
16.066,42
4.346,80
2.627,74
781,79
6.788,88

35.749,57
18.518,46
4.941,92
2.864,75
890,41
8.534,03

41.860,03
21.479,43
5.705,62
3.178,41
1.021,06
10.475,51

29.080,92
15.704,18
3.691,81
2.616,49

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

3.618,76
1.141,42
564,91
1.160,79
751,64

4.714,06
1.988,46
635,79
1.276,84
812,97

7.772,58
4.690,78
778,02
1.409,90
893,89

9.254,02
5.747,19
908,02
1.621,71
977,10

11.167,57
7.129,33
1.061,57
1.876,19
1.100,48

7.055,75
4.109,27
733,63
1.322,39
890,45

181.789,39
175.968,73
4.223,54
741,58
855,53
2.921.686,80

209.195,76
202.892,52
4.599,49
785,65
918,10
3.345.644,30

236.501,21
228.950,10
5.626,63
890,39
1.034,09
4.712.580,11

262.377,58
253.993,47
6.254,83
1.002,13
1.127,15
5.723.412,60

302.858,19
293.103,76
7.348,80
1.132,40
1.273,23
6.113.735,00

229.785,65
222.929,04
5.042,01
840,33
974,28
4.331.639,39

7.

8.

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


)

** Angka Sangat Sementara

62

12.526,42

175.307,04
6.607.256,75
363.399,12
6.243.857,62
220,10
6,16
213,94

2.249,91

747,76
6.320,69

1.988,46
198,85
2.187,31

190.892,52

#DIV/0!

Tabel 1.3. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

2008

(3)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

184,02
158,68
187,54
361,47
190,18
174,35

203,51
167,11
205,21
439,06
204,68
202,17

237,16
193,53
228,30
549,93
227,06
245,86

266,28
213,78
249,52
659,39
245,83
284,79

308,97
248,90
286,50
811,96
277,84
331,50

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

108,35
107,94
300,08

115,14
114,54
395,07

147,33
146,57
501,44

159,73
158,69
645,22

160,40
158,90
857,44

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

559,44
207,46
212,20
705,86

683,94
246,13
235,54
866,20

1.109,66
293,40
262,21
1.449,56

1.466,18
344,35
285,01
1.933,44

1.567,53
390,97
329,80
2.057,59

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

325,63
329,63
276,28

362,93
367,88
301,92

413,48
419,64
337,60

458,37
465,48
370,82

511,02
519,21
409,99

5.

BANGUNAN

288,51

350,50

441,85

525,45

639,03

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

171,15
170,51
189,26

191,57
190,60
219,38

219,32
218,10
253,96

246,32
244,45
299,86

295,07
292,98
354,47

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

208,99
224,95
179,34
131,46
175,04
298,42

242,51
263,63
196,32
138,03
196,63
372,80

288,54
317,99
223,74
144,71
223,85
468,61

336,97
366,52
254,38
157,76
254,95
589,07

394,56
425,12
293,69
175,03
292,36
723,08

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

170,57
148,31
207,60
192,92
157,18

222,19
258,37
233,65
212,21
170,01

366,35
609,49
285,92
234,33
186,93

436,18
746,76
333,69
269,53
204,33

526,38
926,34
390,13
311,82
230,14

219,91
224,90
122,90
154,74
169,27
193,34

253,06
259,31
133,84
163,93
181,65
221,39

286,09
292,61
163,73
185,79
204,60
311,85

317,40
324,61
182,01
209,10
223,01
378,74

366,36
374,60
213,85
236,29
251,91
404,56

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

64

Tabel 1.5. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG


ATAS DASAR HARGA BERLAKU (persen)
Dengan Migas
No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

2008 *)

2009 **)

2010 **)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

11,39
2,86
0,40
1,00
4,03
3,10

11,00
2,63
0,38
1,06
3,79
3,14

9,10
2,16
0,30
0,94
2,98
2,71

8,41
1,97
0,27
0,93
2,66
2,58

9,14
2,14
0,29
1,07
2,81
2,82

9,14

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

35,91
35,70
0,21

33,33
33,09
0,24

30,28
30,06
0,22

27,03
26,80
0,23

25,41
25,12
0,29

25,41

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

41,96
4,48
0,09
37,39

44,81
4,64
0,09
40,07

51,61
3,93
0,07
47,61

56,15
3,80
0,06
52,29

56,20
4,04
0,07
52,09

56,20

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

0,11
0,10
0,01

0,10
0,10
0,01

0,08
0,08
0,01

0,08
0,07
0,00

0,08
0,07
0,00

0,08

5.

BANGUNAN

1,97

2,09

1,87

1,83

2,08

2,08

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

1,55
1,49
0,06

1,51
1,45
0,06

1,23
1,18
0,05

1,14
1,09
0,05

1,27
1,22
0,05

1,27

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

0,76
0,39
0,12
0,08
0,02
0,15

0,77
0,40
0,11
0,07
0,02
0,16

0,65
0,34
0,09
0,06
0,02
0,14

0,62
0,32
0,09
0,05
0,02
0,15

0,68
0,35
0,09
0,05
0,02
0,17

0,68

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

0,13
0,04
0,02
0,04
0,03

0,14
0,06
0,02
0,04
0,02

0,16
0,10
0,02
0,03
0,02

0,16
0,10
0,02
0,03
0,02

0,19
0,12
0,02
0,03
0,02

0,18

6,22
6,02
0,14
0,03
0,03
100,00

6,25
6,06
0,14
0,02
0,03
100,00

5,02
4,86
0,12
0,02
0,02
100,00

4,58
4,44
0,11
0,02
0,02
100,00

4,95
4,79
0,12
0,02
0,02
100,00

4,95

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

66

100,00

Tabel 1.7. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (persen)

No

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

(3)

2008 *)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 **)
2010 **)
(6)

(7)

9,60
5,90
7,71
19,54
6,27
15,17

10,59
5,32
9,43
21,46
7,62
15,96

16,54
15,81
11,25
25,25
10,94
21,61

12,28
10,46
9,29
19,90
8,26
15,83

16,03
16,43
14,82
23,14
13,02
16,40

9,53
5,32
6,57
21,46
7,62
12,45

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

2,00
1,88
26,72

6,26
6,11
31,65

27,96
27,97
26,92

8,42
8,27
28,67

0,42
0,14
32,89

6,23
6,11
26,82

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

8,50
14,93
13,53
7,76

22,25
18,64
11,00
22,72

62,25
19,20
11,32
67,35

32,13
17,37
8,69
33,38

6,91
13,54
15,72
6,42

22,26
18,64
14,63
22,72

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

10,86
11,00
8,81

11,45
11,60
9,28

13,93
14,07
11,82

10,86
10,92
9,84

11,48
11,54
10,56

17,74
18,10
12,43

5.

BANGUNAN

15,68

21,48

26,07

18,92

21,62

21,48

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

10,53
10,47
12,01

11,94
11,78
15,92

14,48
14,43
15,76

12,31
12,08
18,08

19,79
19,86
18,21

11,71
11,78

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

13,09
15,78
10,59
4,64
10,30
13,68

16,04
17,19
9,47
5,00
12,34
24,92

18,98
20,62
13,97
4,84
13,84
25,70

16,78
15,26
13,69
9,02
13,89
25,71

17,09
15,99
15,45
10,95
14,67
22,75

16,04
17,19
9,47
5,00

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

-2,86
-21,73
11,13
9,14
8,16

30,27
74,21
12,55
10,00
8,16

64,88
135,90
22,37
10,42
9,95

19,06
22,52
16,71
15,02
9,31

20,68
24,05
16,91
15,69
12,63

30,27
74,21
12,55
10,00
8,16

12,38
12,59
6,53
5,00
7,17
6,59

15,08
15,30
8,90
5,94
7,31
14,51

13,05
12,84
22,33
13,33
12,63
40,86

10,94
10,94
11,16
12,55
9,00
21,45

15,43
15,40
17,49
13,00
12,96
6,82

12,83
13,03
7,01
5,94
7,78

2.

7.

8.

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

68

10,00

12,34
24,92

14,25

Tabel 1.9. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

2008

(3)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

109,60
105,90
107,71
119,54
106,27
115,17

110,59
105,32
109,43
121,46
107,62
115,96

116,54
115,81
111,25
125,25
110,94
121,61

112,28
110,46
109,29
119,90
108,26
115,83

116,03
116,43
114,82
123,14
113,02
116,40

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

102,00
101,88
126,72

106,26
106,11
131,65

127,96
127,97
126,92

108,42
108,27
128,67

100,42
100,14
132,89

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

108,50
114,93
113,53
107,76

122,25
118,64
111,00
122,72

162,25
119,20
111,32
167,35

132,13
117,37
108,69
133,38

106,91
113,54
115,72
106,42

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

110,86
111,00
108,81

111,45
111,60
109,28

113,93
114,07
111,82

110,86
110,92
109,84

111,48
111,54
110,56

5.

BANGUNAN

115,68

121,48

126,07

118,92

121,62

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

110,53
110,47
112,01

111,94
111,78
115,92

114,48
114,43
115,76

112,31
112,08
118,08

119,79
119,86
118,21

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

113,09
115,78
110,59
104,64
110,30
113,68

116,04
117,19
109,47
105,00
112,34
124,92

118,98
120,62
113,97
104,84
113,84
125,70

116,78
115,26
113,69
109,02
113,89
125,71

117,09
115,99
115,45
110,95
114,67
122,75

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

97,14
78,27
111,13
109,14
108,16

130,27
174,21
112,55
110,00
108,16

164,88
235,90
122,37
110,42
109,95

119,06
122,52
116,71
115,02
109,31

120,68
124,05
116,91
115,69
112,63

112,38
112,59
106,53
105,00
107,17
106,59

115,08
115,30
108,90
105,94
107,31
114,51

113,05
112,84
122,33
113,33
112,63
140,86

110,94
110,94
111,16
112,55
109,00
121,45

115,43
115,40
117,49
113,00
112,96
106,82

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

70

Tabel 1.11. INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


KABUPATEN SORONG

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

2008

(3)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

143,98
132,75
130,30
152,07
150,31
146,89

152,16
135,59
136,49
160,96
153,83
166,29

174,98
156,13
150,22
178,37
173,03
198,99

185,79
162,06
155,37
190,24
178,85
222,15

203,67
177,17
168,81
208,20
192,77
249,47

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

141,00
141,05
133,75

151,71
151,75
146,59

188,45
188,63
166,06

205,51
205,83
174,62

209,20
209,45
189,61

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

304,61
140,00
140,95
355,77

346,99
153,97
148,17
407,41

512,13
170,12
156,24
616,55

609,50
185,07
160,48
734,32

626,01
194,75
175,27
758,80

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

233,32
239,70
167,67

251,63
259,57
172,39

273,48
283,12
179,65

287,72
298,80
182,79

303,82
316,47
187,05

5.

BANGUNAN

151,14

171,69

203,93

224,54

250,26

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

130,63
130,29
139,93

141,43
141,07
151,07

152,47
152,04
163,67

164,53
163,97
178,57

187,09
186,78
194,47

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKAS


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

140,49
143,67
139,44
119,20
134,66
148,28

152,26
155,87
144,35
123,87
144,46
168,21

169,93
172,99
165,83
130,28
153,94
189,62

181,79
182,93
170,26
139,12
163,96
211,38

194,07
193,57
177,29
150,17
175,14
229,96

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

151,11
182,67
148,66
142,03
131,26

166,29
205,25
153,72
147,99
137,88

201,52
246,41
169,80
159,07
146,83

237,06
317,86
177,78
172,66
151,35

257,81
343,02
186,02
188,05
160,67

154,61
156,39
112,34
122,28
123,15
184,03

161,65
163,54
115,26
125,09
126,23
204,52

174,57
176,43
130,84
136,61
136,25
274,45

176,11
177,84
133,54
147,92
140,51
318,08

184,82
186,45
143,82
160,11
150,04
330,54

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

72

Tabel 1.2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SORONG


MENURUT LAPANGAN USAHA
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
(Juta Rupiah)

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan

2.

3.

2006

2007

2008

(3)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

2008

(7)

241.958,93
64.935,00
9.423,99
22.040,77
82.408,34
63.150,83

245.197,32
65.307,16
9.525,63
24.912,40
81.278,40
64.173,73

259.289,52
69.499,37
10.065,88
28.006,77
85.131,16
66.586,34

274.453,11
74.013,77
10.637,74
31.512,46
89.269,39
69.019,75

237.387,90

274.453,11

61.888,94

74.013,77

1.5. Perikanan

231.216,34
62.973,32
9.021,37
19.206,10
78.364,04
61.651,51

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

744.246,08
739.605,55
4.640,53

735.005,72
729.431,48
5.574,24

757.162,49
750.916,59
6.245,90

752.712,91
745.070,11
7.642,80

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

402.535,42
93.499,64
1.956,51
307.079,28

432.004,74
100.869,19
2.065,86
329.069,69

474.897,10
108.826,08
2.181,02
363.890,00

1.318,11
1.201,35
116,76

1.362,22
1.238,12
124,10

37.995,22

9.180,14

10.637,74

24.525,19

31.512,46

78.269,74

89.269,39

63.523,89

69.019,75

742.546,65
733.193,43
9.353,22

756.776,54

760.426,88

750.916,59

751.073,66

5.859,95

9.353,22

527.232,94
117.406,75
2.307,92
407.518,28

548.817,46
126.675,28
2.445,25
419.696,93

474.870,54

548.817,46

108.826,08

126.675,28

1.427,99
1.294,82
133,16

1.504,64
1.360,89
143,75

1.588,57
1.433,25
155,31

1.424,17

40.632,91

43.124,96

46.575,62

50.823,32

42.279,41

34.560,17
33.352,69
1.207,47

35.730,33
34.433,84
1.296,49

37.943,57
36.558,30
1.385,27

39.492,37
37.993,23
1.499,14

41.602,56
39.975,23
1.627,33

37.581,56

1.371,05

39.975,23

15.781,83
7.910,85
2.498,76
2.002,63
453,96
2.915,62

16.897,40
8.545,39
2.642,25
2.023,48
475,40
3.210,87

18.013,76
9.287,28
2.621,31
2.017,01
507,86
3.580,31

19.665,52
10.123,52
2.902,52
2.059,19
543,08
4.037,21

21.569,64
11.096,34
3.218,31
2.116,57
583,00
4.555,42

17.676,34

1.627,33

2.154,46

2.445,25

363.890,00

419.696,93
419.696,93

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

1.291,00
133,16

1.588,57
1.433,25

5.

BANGUNAN

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran
7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

155,31

50.823,32

36.210,51
41.602,56

9.287,28
2.328,78

21.569,64

1.987,47

11.096,34

492,51

2.116,57

3.218,31

3.580,31
583,00

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

4.555,42

2.394,77
624,86
380,00
817,29
572,63

2.834,85
968,80
413,61
862,80
589,64

3.856,97
1.903,65
458,20
886,31
608,81

3.903,66
1.808,10
510,76
939,23
645,57

4.331,74
2.078,40
570,67
997,71
684,95

3.831,90

117.580,47
112.519,68
3.759,61
606,44
694,74
1.587.628,42

129.411,26
124.065,39
3.990,51
628,05
727,31
1.635.838,36

135.479,97
129.768,86
4.300,34
651,79
758,99
1.717.104,14

148.988,40
142.825,01
4.683,74
677,48
802,17
1.799.365,58

163.865,44
157.200,02
5.109,55
707,27
848,60
1.849.598,49

131.046,83

0,450705421

3,036600847

4,967836903

1.903,65
458,20
861,24

4.331,74
2.078,40

608,81

570,67
997,71

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


)

** Angka Sangat Sementara

684,95

125.372,20
4.270,60

163.865,44

651,79

157.200,02

752,25

5.109,55

1.702.875,20

707,27
848,5953916

63

Tabel 1.4. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

2008

(3)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

127,81
119,53
143,93
237,69
126,52
118,70

133,75
123,25
150,35
272,78
133,05
121,58

135,54
123,96
151,98
308,32
131,23
123,55

143,33
131,91
160,60
346,61
137,45
128,20

151,71
140,48
169,72
390,00
144,13
132,88

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

76,85
76,53
224,36

75,89
75,48
269,50

78,18
77,70
301,97

77,72
77,10
369,51

76,67
75,87
452,20

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

183,66
148,18
150,55
198,40

197,11
159,86
158,97
212,61

216,68
172,47
167,83
235,11

240,55
186,07
177,60
263,30

250,40
200,76
188,16
271,17

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

139,56
137,52
164,77

144,23
141,73
175,13

151,20
148,22
187,92

159,31
155,78
202,87

168,20
164,06
219,19

5.

BANGUNAN

190,90

204,15

216,67

234,01

255,35

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

131,02
130,87
135,25

135,46
135,11
145,22

143,85
143,45
155,17

149,72
149,08
167,92

157,72
156,86
182,28

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

148,76
156,57
128,62
110,28
129,98
201,25

159,27
169,13
136,00
111,43
136,12
221,63

169,79
183,81
134,93
111,07
145,41
247,13

185,36
200,36
149,40
113,40
155,50
278,67

203,31
219,62
165,66
116,56
166,93
314,44

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

112,88
81,19
139,65
135,83
119,75

133,62
125,88
152,00
143,40
123,31

181,80
247,35
168,39
147,31
127,32

184,00
234,93
187,70
156,10
135,00

204,17
270,05
209,72
165,82
143,24

142,24
143,81
109,40
126,54
137,45
105,06

156,55
158,56
116,12
131,05
143,90
108,25

163,89
165,85
125,14
136,00
150,17
113,63

180,23
182,54
136,29
141,36
158,71
119,07

198,23
200,91
148,69
147,58
167,90
122,39

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

65

Tabel 1.6. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG


ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (persen)
Dengan Migas

No.

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

5.

BANGUNAN

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

14,56
3,97
0,57
1,21
4,94
3,88
0,00
46,88
46,59
0,29

14,79
3,97
0,58
1,35
5,04
3,86
0,00
44,93
44,59
0,34

14,28
3,80
0,55
1,45
4,73
3,74

14,41
3,86
0,56
1,56
4,73
3,70

14,84
4,00
0,58
1,70
4,83
3,73

44,10
43,73
0,36

41,83
41,41
0,42

40,15
39,64
0,51

25,35
5,89
0,12
19,34
0,00
0,09
0,08
0,01
0,00
2,39
0,00
0,00
2,18
2,10
0,08
0,00
0,99
0,50
0,16
0,13
0,03
0,18
0,00
0,00
0,15
0,04
0,02
0,05
0,04
0,00
7,41
7,09
0,24
0,04
0,04
100,00

26,41
6,17
0,13
20,12
0,00
0,09
0,08
0,01
0,00
2,49
0,00
0,00
2,18
2,10
0,08
0,00
1,03
0,52
0,16
0,12
0,03
0,20
0,00
0,00
0,17
0,06
0,03
0,05
0,04
0,00
7,91
7,58
0,24
0,04
0,04
100,00

27,66
6,34
0,13
21,19

29,30
6,52
0,13
22,65

29,67
6,85
0,13
22,69

0,08
0,08
0,01

0,08
0,08
0,01

0,09
0,08
0,01

2,51

2,59

2,75

2,21
2,13
0,08

2,20
2,11
0,08

2,25
2,16
0,09

1,05
0,54
0,15
0,12
0,03
0,21

1,09
0,56
0,16
0,11
0,03
0,22

1,17
0,60
0,17
0,11
0,03
0,25

0,22
0,11
0,03
0,05
0,04

0,22
0,10
0,03
0,05
0,04

0,23
0,11
0,03
0,05
0,04

7,89
7,56
0,25
0,04
0,04
100,00

8,28
7,94
0,26
0,04
0,04
100,00

8,86
8,50
0,28
0,04
0,05
100,00

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

67

Tabel 1.8. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (persen)

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

(3)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)

2008

(4)

(5)

(6)

(7)

3,77
2,90
4,41
12,19
4,06
1,81

4,65
3,12
4,46
14,76
5,16
2,43

1,34
0,57
1,08
13,03
-1,37
1,62

5,75
6,42
5,67
12,42
4,74
3,76

5,85
6,50
5,68
12,52
4,86
3,65

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

0,10
0,00
18,78

-1,24
-1,38
20,12

3,01
2,95
12,05

-0,59
-0,78
22,37

-1,35
-1,59
22,38

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

-3,50
7,15
6,89
-6,39

7,32
7,88
5,59
7,16

9,93
7,89
5,57
10,58

11,02
7,88
5,82
11,99

4,09
7,89
5,95
2,99

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

2,94
2,65
5,98

3,35
3,06
6,29

4,83
4,58
7,30

5,37
5,10
7,95

5,58
5,32
8,04

5.

BANGUNAN

5,07

6,94

6,13

8,00

9,12

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

2,49
2,40
5,17

3,39
3,24
7,37

6,19
6,17
6,85

4,08
3,93
8,22

5,34
5,22
8,55

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

6,20
7,87
4,24
0,71
4,48
7,72

7,07
8,02
5,74
1,04
4,72
10,13

6,61
8,68
-0,79
-0,32
6,83
11,51

9,17
9,00
10,73
2,09
6,94
12,76

9,68
9,61
10,88
2,79
7,35
12,84

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

-7,75
-30,52
6,93
4,07
2,97

18,38
55,04
8,85
5,57
2,97

36,06
96,50
10,78
2,73
3,25

1,21
-5,02
11,47
5,97
6,04

10,97
14,95
11,73
6,23
6,10

8,46
8,65
4,81
2,74
4,50
0,45

10,06
10,26
6,14
3,56
4,69
3,04

4,69
4,60
7,76
3,78
4,36
4,97

9,97
10,06
8,92
3,94
5,69
4,79

9,99
10,06
9,09
4,40
5,79
2,79

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

69

Tabel 1.10. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

No.

LAPANGAN USAHA

(1)
(2)
1. P E R T A N I A N
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2006

2007

2008

(3)

(4)

(5)

Dengan Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

103,77
102,90
104,41
112,19
104,06
101,81

104,65
103,12
104,46
114,76
105,16
102,43

101,34
100,57
101,08
113,03
98,63
101,62

105,75
106,42
105,67
112,42
104,74
103,76

105,85
106,50
105,68
112,52
104,86
103,65

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

100,10
100,00
118,78

98,76
98,62
120,12

103,01
102,95
112,05

99,41
99,22
122,37

98,65
98,41
122,38

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

96,50
107,15
106,89
93,61

107,32
107,88
105,59
107,16

109,93
107,89
105,57
110,58

111,02
107,88
105,82
111,99

104,09
107,89
105,95
102,99

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

102,94
102,65
105,98

103,35
103,06
106,29

104,83
104,58
107,30

105,37
105,10
107,95

105,58
105,32
108,04

5.

BANGUNAN

105,07

106,94

106,13

108,00

109,12

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

102,49
102,40
105,17

103,39
103,24
107,37

106,19
106,17
106,85

104,08
103,93
108,22

105,34
105,22
108,55

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

106,20
107,87
104,24
100,71
104,48
107,72

107,07
108,02
105,74
101,04
104,72
110,13

106,61
108,68
99,21
99,68
106,83
111,51

109,17
109,00
110,73
102,09
106,94
112,76

109,68
109,61
110,88
102,79
107,35
112,84

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

92,25
69,48
106,93
104,07
102,97

118,38
155,04
108,85
105,57
102,97

136,06
196,50
110,78
102,73
103,25

101,21
94,98
111,47
105,97
106,04

110,97
114,95
111,73
106,23
106,10

108,46
108,65
104,81
102,74
104,50
100,45

110,06
110,26
106,14
103,56
104,69
103,04

104,69
104,60
107,76
103,78
104,36
104,97

109,97
110,06
108,92
103,94
105,69
104,79

109,99
110,06
109,09
104,40
105,79
102,79

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

71

Selisih ikan konstan


Selisih ikan berlaku

25.685,32
35.435,71

Sorong ikan nkonstan


Sorong ikan berlaku

55.230,18
81.701,70

Rj4 ikan konstan


Rj4 ikan berlaku

105.265,62
135.552,31

selisih konstan 25%


selisih berlaku 25%

6421,329603
8858,928204

selisih konstan 75%


selisih berlaku 75%

19.263,99
26.576,78

tes jumlah konstan


tes jumlah berlaku

25.685,32
35.435,71

Revisi
Sorong ikan nkonstan
Sorong ikan berlaku
Rj4 ikan konstan
Rj4 ikan berlaku

61.651,51
90.560,63
124.529,61
162.129,09

Tabel 1.12. ANGKA AGREGATIF PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


KABUPATEN SORONG
Dengan Migas
No.

RINCIAN

(1)
(2)
1. NILAI ABSOLUT :

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

*) PDRB ADH Berlaku (Jutaan Rp.)

2.921.686,80

3.345.644,30

4.712.580,11

5.723.412,60

6.113.735,00

*) PDRB ADH Konstan (Jutaan Rp.)

1.587.628,42

1.635.838,36

1.717.104,14

1.799.365,58

1.849.598,49

73.765

74.543

69.243

69.965

70.619

*) PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rp.)

39.608.036,33

44.882.072,14

68.058.577,92

81.803.939,08

86.573.514,25

*) PDRB Per Kapita ADH Konstan (Rp.)

21.522.787,52

21.944.895,69

24.798.234,35

25.718.081,61

26.191.230,25

*) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%)

6,59

14,51

40,86

21,45

6,82

*) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (%)

0,45

3,04

4,97

4,79

2,79

*) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (

1,08

1,05

-7,11

1,04

0,93

*) PDRB Per Kapita ADH Berlaku (%)

5,45

13,32

51,64

20,20

5,83

*) PDRB Per Kapita ADH Konstan (%)

-0,62

1,96

13,00

3,71

1,84

*) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

106,59

114,51

140,86

121,45

106,82

*) PDRB Atas Dasar Harga Konstan

100,45

103,04

104,97

104,79

102,79

*) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun

101,08

101,05

92,89

101,04

100,93

*) PDRB Per Kapita ADH Berlaku

105,45

113,32

151,64

120,20

105,83

*) PDRB Per Kapita ADH Konstan

99,38

101,96

113,00

103,71

101,84

184,03

204,52

274,45

318,08

330,54

*) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun

2. LAJU PERTUMBUHAN :

3.

INDEKS BERANTAI :

4. INDEKS IMPLISIT
)

CATATAN : * Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara
Untuk Tahun 2008 - 2010 data sudah dihitung terpisah dengan Kabupaten Tambrauw

73

83478
85916

LAMPIRAN
Tabel-tabel PDRB Tanpa Migas

Tabel 2.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SORONG


MENURUT LAPANGAN USAHA
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
(Juta Rupiah)

No.

LAPANGAN USAHA

(1)

1.

(2)

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2.

3.

4.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian
INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas
LISTRIK DAN AIR BERSIH
4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

2006
(3)

2007
(4)

2008
(5)

Tanpa Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

332.913,61
83.599,33
11.754,46
29.207,41
117.791,78
90.560,63

368.161,23
88.042,85
12.862,42
35.476,65
126.768,56
105.010,75

429.044,29
101.962,94
14.309,63
44.435,36
140.635,30
127.701,07

481.727,21
112.630,04
15.639,60
53.279,92
152.255,37
147.922,28

558.965,70
131.133,07
17.957,34
65.607,94
172.082,32
172.185,03

6.206,81

8.171,50

10.371,66

13.345,57

17.734,91

6.206,81

8.171,50

10.371,66

13.345,57

17.734,91

133.660,61
130.902,97
2.757,64

158.368,02
155.307,04
3.060,98

188.538,53
185.130,98
3.407,55

220.986,62
217.282,85
3.703,77

250.982,90
246.697,07
4.285,83

3.075,46
2.879,69
195,77

3.427,71
3.213,77
213,94

3.905,19
3.665,97
239,22

4.329,16
4.066,40
262,76

4.826,36
4.535,84
290,52

BANGUNAN

57.424,78

69.761,11

87.944,52

104.583,18

127.190,75

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

45.144,88
43.455,29
1.689,60

50.533,26
48.574,70
1.958,56

57.851,26
55.584,03
2.267,24

64.975,18
62.298,14
2.677,04

77.832,24
74.667,64
3.164,59

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

22.171,93
11.365,84
3.484,20
2.387,16
611,33
4.323,40

25.728,29
13.320,12
3.814,06
2.506,51
686,75
5.400,85

30.611,63
16.066,42
4.346,80
2.627,74
781,79
6.788,88

35.749,57
18.518,46
4.941,92
2.864,75
890,41
8.534,03

41.860,03
21.479,43
5.705,62
3.178,41
1.021,06
10.475,51

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

3.618,76
1.141,42
564,91
1.160,79
751,64

4.714,06
1.988,46
635,79
1.276,84
812,97

7.772,58
4.690,78
778,02
1.409,90
893,89

9.254,02
5.747,19
908,02
1.621,71
977,10

11.167,57
7.129,33
1.061,57
1.876,19
1.100,48

JASA-JASA

181.789,39

209.195,76

236.501,21

262.377,58

302.858,19

9.1.
9.2.
9.3.
9.4.

175.968,73
4.223,54
741,58
855,53
786.006,23

202.892,52
4.599,49
785,65
918,10
898.060,94

228.950,10
5.626,63
890,39
1.034,09
1.052.540,88

253.993,47
6.254,83
1.002,13
1.127,15
1.197.328,09

293.103,76
7.348,80
1.132,40
1.273,23
1.393.418,64

Pemerintahan Umum
Jasa Sosial Kemasyarakatan
Jasa Hiburan dan Rekreasi
Jasa perorangan dan RT

(PDRB)
CATATAN : * ) Angka Sementara
)
** Angka Sangat Sementara

109.737,75

1.106.926,05

5.

9.

12.526,42

74

7.871,50

175.307,04
3.400,81
187,04
3.213,77
220,10
6,16

1.988,46
198,85
2.187,31

190.892,52

Tabel 2.3. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU

No.

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

(2)

(3)

(4)

(5)

(1)

Tanpa Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

184,02
158,68
187,54
361,47
190,18
174,35

203,51
167,11
205,21
439,06
204,68
202,17

237,16
193,53
228,30
549,93
227,06
245,86

266,28
213,78
249,52
659,39
245,83
284,79

308,97
248,90
286,50
811,96
277,84
331,50

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

300,08

395,07

501,44

645,22

857,44

300,08

395,07

501,44

645,22

857,44

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

207,55
207,46
212,20

245,92
246,13
235,54

292,77
293,40
262,21

343,15
344,35
285,01

389,73
390,97
329,80

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

325,63
329,63
276,28

362,93
367,88
301,92

413,48
419,64
337,60

458,37
465,48
370,82

511,02
519,21
409,99

5.

BANGUNAN

288,51

350,50

441,85

525,45

639,03

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

171,15
170,51
189,26

191,57
190,60
219,38

219,32
218,10
253,96

246,32
244,45
299,86

295,07
292,98
354,47

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

208,99
224,95
179,34
131,46
175,04
298,42

242,51
263,63
196,32
138,03
196,63
372,80

288,54
317,99
223,74
144,71
223,85
468,61

336,97
366,52
254,38
157,76
254,95
589,07

394,56
425,12
293,69
175,03
292,36
723,08

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

170,57
148,31
207,60
192,92
157,18

222,19
258,37
233,65
212,21
170,01

366,35
609,49
285,92
234,33
186,93

436,18
746,76
333,69
269,53
204,33

526,38
926,34
390,13
311,82
230,14

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

219,91
224,90
122,90
154,74
169,27

253,06
259,31
133,84
163,93
181,65

286,09
292,61
163,73
185,79
204,60

317,40
324,61
182,01
209,10
223,01

366,36
374,60
213,85
236,29
251,91

201,54

230,27

269,88

307,01

357,29

9.

(PDRB)
CATATAN : * ) Angka Sementara
** )

Angka Sangat Sementara

76

Tabel 2.5. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG


ATAS DASAR HARGA BERLAKU (persen)

No

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

(2)

(3)

(4)

(5)

(1)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

Tanpa Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

42,36
10,64
1,50
3,72
14,99
11,52

41,00
9,80
1,43
3,95
14,12
11,69

40,76
9,69
1,36
4,22
13,36
12,13

40,23
9,41
1,31
4,45
12,72
12,35

40,12
9,41
1,29
4,71
12,35
12,36

0,79

0,91

0,99

1,1146

1,27

0,79

0,91

0,99

1,11

1,27

17,00
16,65
0,35

17,63
17,29
0,34

17,91
17,59
0,32

18,46
18,15
0,31

18,01
17,70
0,31

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

0,39
0,37
0,02

0,38
0,36
0,02

0,37
0,35
0,02

0,36
0,34
0,02

0,35
0,33
0,02

5.

BANGUNAN

7,31

7,78

8,36

8,73

9,13

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

5,74
5,53
0,21

5,63
5,41
0,22

5,50
5,28
0,22

5,43
5,20
0,22

5,59
5,36
0,23

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

2,82
1,45
0,44
0,30
0,08
0,55

2,86
1,48
0,42
0,28
0,08
0,60

2,91
1,53
0,41
0,25
0,07
0,64

2,99
1,55
0,41
0,24
0,07
0,71

3,00
1,54
0,41
0,23
0,07
0,75

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

0,46
0,15
0,07
0,15
0,10

0,52
0,22
0,07
0,14
0,09

0,73
0,45
0,07
0,13
0,08

0,78
0,48
0,08
0,14
0,08

0,80
0,51
0,08
0,13
0,08

23,13
22,39
0,54
0,09
0,11

23,29
22,59
0,51
0,09
0,10

22,47
21,75
0,53
0,08
0,10

21,91
21,21
0,52
0,08
0,09

21,73
21,03
0,53
0,08
0,09

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

78

Tabel 2.7. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU (persen)
Tanpa Migas
No.

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

9,60
5,90
7,71
19,54
6,27
15,17

10,59
5,32
9,43
21,46
7,62
15,96

16,54
15,81
11,25
25,25
10,94
21,61

12,28
10,46
9,29
19,90
8,26
15,83

16,03
16,43
14,82
23,14
13,02
16,40

9,53
5,32
6,57
21,46
7,62
12,45

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

26,72

31,65

26,92

28,67

32,89

6,23
6,11

26,72

31,65

26,92

28,67

32,89

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

14,90
14,93
13,53

18,49
18,64
11,00

19,05
19,20
11,32

17,21
17,37
8,69

13,57
13,54
15,72

22,26
18,64
14,63
22,72

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

10,86
11,00
8,81

11,45
11,60
9,28

13,93
14,07
11,82

10,86
10,92
9,84

11,48
11,54
10,56

17,74
18,10
12,43

5.

BANGUNAN

15,68

21,48

26,07

18,92

21,62

21,48

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

10,53
10,47
12,01

11,94
11,78
15,92

14,48
14,43
15,76

12,31
12,08
18,08

19,79
19,86
18,21

11,71
11,78

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

13,09
15,78
10,59
4,64
10,30
13,68

16,04
17,19
9,47
5,00
12,34
24,92

18,98
20,62
13,97
4,84
13,84
25,70

16,78
15,26
13,69
9,02
13,89
25,71

17,09
15,99
15,45
10,95
14,67
22,75

16,04
17,19
9,47
5,00

-2,86
-21,73
11,13
9,14
8,16

30,27
74,21
12,55
10,00
8,16

64,88
135,90
22,37
10,42
9,95

19,06
22,52
16,71
15,02
9,31

20,68
24,05
16,91
15,69
12,63

30,27
74,21
12,55
10,00
8,16

12,38
12,59
6,53
5,00
7,17

15,08
15,30
8,90
5,94
7,31

13,05
12,84
22,33
13,33
12,63

10,94
10,94
11,16
12,55
9,00

15,43
15,40
17,49
13,00
12,96

12,83
13,03
7,01
5,94
7,78

11,75

14,26

17,20

13,76

16,38

14,25

7.

8.

9.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan
JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

(PDRB)
CATATAN : * ) Angka Sementara
** ) Angka Sangat Sementara

80

26,82

10,00

12,34
24,92

Tabel 2.9. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU
Tanpa Migas
No

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

109,60
105,90
107,71
119,54
106,27
115,17

110,59
105,32
109,43
121,46
107,62
115,96

116,54
115,81
111,25
125,25
110,94
121,61

112,28
110,46
109,29
119,90
108,26
115,83

116,03
116,43
114,82
123,14
113,02
116,40

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

126,72

131,65

126,92

128,67

132,89

126,72

131,65

126,92

128,67

132,89

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

114,90
114,93
113,53

118,49
118,64
111,00

119,05
119,20
111,32

117,21
117,37
108,69

113,57
113,54
115,72

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

110,86
111,00
108,81

111,45
111,60
109,28

113,93
114,07
111,82

110,86
110,92
109,84

111,48
111,54
110,56

5.

BANGUNAN

115,68

121,48

126,07

118,92

121,62

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan

110,53
110,47
112,01

111,94
111,78
115,92

114,48
114,43
115,76

112,31
112,08
118,08

119,79
119,86
118,21

7.4. Angkutan Udara


7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

113,09
115,78
110,59
104,64
110,30
113,68

116,04
117,19
109,47
105,00
112,34
124,92

118,98
120,62
113,97
104,84
113,84
125,70

116,78
115,26
113,69
109,02
113,89
125,71

117,09
115,99
115,45
110,95
114,67
122,75

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

97,14
78,27
111,13
109,14
108,16

130,27
174,21
112,55
110,00
108,16

164,88
235,90
122,37
110,42
109,95

119,06
122,52
116,71
115,02
109,31

120,68
124,05
116,91
115,69
112,63

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

112,38
112,59
106,53
105,00
107,17

115,08
115,30
108,90
105,94
107,31

113,05
112,84
122,33
113,33
112,63

110,94
110,94
111,16
112,55
109,00

115,43
115,40
117,49
113,00
112,96

111,75

114,26

117,20

113,76

116,38

6.2. H o t e l
6.3. Restoran
7.

8.

9.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai

(PDRB)
CATATAN : * ) Angka Sementara
** ) Angka Sangat Sementara

82

Tabel 2.11. INDEKS IMPLISIT PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


KABUPATEN SORONG
Tanpa Migas
No.

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

143,98
132,75
130,30
152,07
150,31
146,89

152,16
135,59
136,49
160,96
153,83
166,29

174,98
156,13
150,22
178,37
173,03
198,99

185,79
162,06
155,37
190,24
178,85
222,15

203,67
177,17
168,81
208,20
192,77
249,47

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1. Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

133,75

146,59

166,06

174,62

189,61

133,75

146,59

166,06

174,62

189,61

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

140,02
140,00
140,95

153,85
153,97
148,17

169,84
170,12
156,24

184,59
185,07
160,48

194,38
194,75
175,27

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

233,32
239,70
167,67

251,63
259,57
172,39

273,48
283,12
179,65

287,72
298,80
182,79

303,82
316,47
187,05

5.

BANGUNAN

151,14

171,69

203,93

224,54

250,26

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

130,63
130,29
139,93

141,43
141,07
151,07

152,47
152,04
163,67

164,53
163,97
178,57

187,09
186,78
194,47

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

140,49
143,67
139,44
119,20
134,66
148,28

152,26
155,87
144,35
123,87
144,46
168,21

169,93
172,99
165,83
130,28
153,94
189,62

181,79
182,93
170,26
139,12
163,96
211,38

194,07
193,57
177,29
150,17
175,14
229,96

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

151,11
182,67
148,66
142,03
131,26

166,29
205,25
153,72
147,99
137,88

201,52
246,41
169,80
159,07
146,83

237,06
317,86
177,78
172,66
151,35

257,81
343,02
186,02
188,05
160,67

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

154,61
156,39
112,34
122,28
123,15

161,65
163,54
115,26
125,09
126,23

174,57
176,43
130,84
136,61
136,25

176,11
177,84
133,54
147,92
140,51

184,82
186,45
143,82
160,11
150,04

145,30

155,55

174,75

185,12

200,00

9.

(PDRB)
CATATAN : * ) Angka Sementara
** ) Angka Sangat Sementara

84

Tabel 2.2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN SORONG


MENURUT LAPANGAN USAHA
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
(Juta Rupiah)

No.

LAPANGAN USAHA

(1)

1.

(2)

(4)

2008
(5)

Tanpa Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

241.958,93
64.935,00
9.423,99
22.040,77
82.408,34
63.150,83

245.197,32
65.307,16
9.525,63
24.912,40
81.278,40
64.173,73

259.289,52
69.499,37
10.065,88
28.006,77
85.131,16
66.586,34

274.453,11
74.013,77
10.637,74
31.512,46
89.269,39
69.019,75

4.640,53

5.574,24

6.245,90

7.642,80

9.353,22

4.640,53

5.574,24

6.245,90

7.642,80

9.353,22

95.456,14
93.499,64
1.956,51

102.935,05
100.869,19
2.065,86

111.007,10
108.826,08
2.181,02

119.714,67
117.406,75
2.307,92

129.120,53
126.675,28
2.445,25

1.318,11
1.201,35
116,76

1.362,22
1.238,12
124,10

1.427,99
1.294,82
133,16

1.504,64
1.360,89
143,75

1.588,57
1.433,25
155,31

37.995,22

40.632,91

43.124,96

46.575,62

50.823,32

34.560,17
33.352,69
1.207,47

35.730,33
34.433,84
1.296,49

37.943,57
36.558,30
1.385,27

39.492,37
37.993,23
1.499,14

41.602,56
39.975,23
1.627,33

15.781,83
7.910,85
2.498,76
2.002,63
453,96
2.915,62

16.897,40
8.545,39
2.642,25
2.023,48
475,40
3.210,87

18.013,76
9.287,28
2.621,31
2.017,01
507,86
3.580,31

19.665,52
10.123,52
2.902,52
2.059,19
543,08
4.037,21

21.569,64
11.096,34
3.218,31
2.116,57
583,00
4.555,42

2.394,77
624,86
380,00
817,29
572,63

2.834,85
968,80
413,61
862,80
589,64

3.856,97
1.903,65
458,20
886,31
608,81

3.903,66
1.808,10
510,76
939,23
645,57

4.331,74
2.078,40
570,67
997,71
684,95

JASA-JASA

117.580,47

129.411,26

135.479,97

148.988,40

163.865,44

9.1.
9.2.
9.3.
9.4.

112.519,68
3.759,61
606,44
694,74
540.943,59

124.065,39
3.990,51
628,05
727,31
577.337,19

129.768,86
4.300,34
651,79
758,99
602.297,55

142.825,01
4.683,74
677,48
802,17
646.777,19

157.200,02
5.109,55
707,27
848,60
696.708,13

5,478687269

6,727800548

4,323358855

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

5.

BANGUNAN

6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran
7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

9.

(3)

2007

231.216,34
62.973,32
9.021,37
19.206,10
78.364,04
61.651,51

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2.

2006

Pemerintahan Umum
Jasa Sosial Kemasyarakatan
Jasa Hiburan dan Rekreasi
Jasa perorangan dan RT
(PDRB)

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

75

1781419,13

Tabel 2.4. INDEKS PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000

No.

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

(2)

(3)

(4)

(5)

(1)

Tanpa Migas
2009 *)
2010 **)
(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

127,81
119,53
143,93
237,69
126,52
118,70

133,75
123,25
150,35
272,78
133,05
121,58

135,54
123,96
151,98
308,32
131,23
123,55

143,33
131,91
160,60
346,61
137,45
128,20

151,71
140,48
169,72
390,00
144,13
132,88

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

224,36

269,50

301,97

369,51

452,20

224,36

269,50

301,97

369,51

452,20

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

148,23
148,18
150,55

159,84
159,86
158,97

172,38
172,47
167,83

185,90
186,07
177,60

200,50
200,76
188,16

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

139,56
137,52
164,77

144,23
141,73
175,13

151,20
148,22
187,92

159,31
155,78
202,87

168,20
164,06
219,19

5.

BANGUNAN

190,90

204,15

216,67

234,01

255,35

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

131,02
130,87
135,25

135,46
135,11
145,22

143,85
143,45
155,17

149,72
149,08
167,92

157,72
156,86
182,28

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

148,76
156,57
128,62
110,28
129,98
201,25

159,27
169,13
136,00
111,43
136,12
221,63

169,79
183,81
134,93
111,07
145,41
247,13

185,36
200,36
149,40
113,40
155,50
278,67

203,31
219,62
165,66
116,56
166,93
314,44

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

112,88
81,19
139,65
135,83
119,75

133,62
125,88
152,00
143,40
123,31

181,80
247,35
168,39
147,31
127,32

184,00
234,93
187,70
156,10
135,00

204,17
270,05
209,72
165,82
143,24

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

142,24
143,81
109,40
126,54
137,45

156,55
158,56
116,12
131,05
143,90

163,89
165,85
125,14
136,00
150,17

180,23
182,54
136,29
141,36
158,71

198,23
200,91
148,69
147,58
167,90

138,70

148,04

154,44

165,84

178,64

9.

(PDRB)
CATATAN : * ) Angka Sementara
** ) Angka Sangat Sementara

77

Tabel 2.6. DISTRIBUSI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG


ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (persen)

No.

LAPANGAN USAHA

2006

(2)

(3)

(1)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

5.

BANGUNAN

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

(PDRB)

2007

Tanpa Migas
2009 *)
2010 **)

2008

(4)

(5)

(6)

(7)

42,74
11,64
1,67
3,55
14,49
11,40
0,00
0,86

41,91
11,25
1,63
3,82
14,27
10,94
0,00
0,97

40,71
10,84
1,58
4,14
13,49
10,65

40,09
10,75
1,56
4,33
13,16
10,30

39,39
10,62
1,53
4,52
12,81
9,91

1,04

1,18

1,34

0,86

0,97

1,04

1,18

1,34

17,65
17,28
0,36

17,83
17,47
0,36

18,43
18,07
0,36

18,51
18,15
0,36

18,53
18,18
0,35

0,00
0,24
0,22
0,02
0,00
7,02

0,00
0,23
0,21
0,02
0,00
7,04

0,24
0,21
0,02

0,23
0,21
0,02

0,23
0,21
0,02

7,16

7,20

7,29

6,39
6,17
0,22
0,00
2,92
1,46
0,46
0,37
0,08
0,54
0,00
0,00
0,44
0,12
0,07
0,15
0,11
0,00
21,74
20,80
0,70
0,11
0,13

6,18
5,96
0,22
0,00
2,93
1,48
0,46
0,35
0,08
0,56
0,00
0,00
0,49
0,17
0,07
0,15
0,10
0,00
22,42
21,49
0,69
0,11
0,13

6,30
6,07
0,23

6,11
5,87
0,23

5,97
5,74
0,23

2,99
1,54
0,44
0,33
0,08
0,59

3,04
1,57
0,45
0,32
0,08
0,62

3,10
1,59
0,46
0,30
0,08
0,65

0,64
0,32
0,08
0,15
0,10

0,60
0,28
0,08
0,15
0,10

0,62
0,30
0,08
0,14
0,10

22,49
21,55
0,71
0,11
0,13

23,04
22,08
0,72
0,10
0,12

23,52
22,56
0,73
0,10
0,12

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

CATATAN : * ) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

79

Tabel 2.8. LAJU PERTUMBUHAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 (persen)
Tanpa Migas
No.

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

3,77
2,90
4,41
12,19
4,06
1,81

4,65
3,12
4,46
14,76
5,16
2,43

1,34
0,57
1,08
13,03
-1,37
1,62

5,75
6,42
5,67
12,42
4,74
3,76

5,85
6,50
5,68
12,52
4,86
3,65

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

18,78

20,12

12,05

22,37

22,38

18,78

20,12

12,05

22,37

22,38

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

7,14
7,15
6,89

7,83
7,88
5,59

7,84
7,89
5,57

7,84
7,88
5,82

7,86
7,89
5,95

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

2,94
2,65
5,98

3,35
3,06
6,29

4,83
4,58
7,30

5,37
5,10
7,95

5,58
5,32
8,04

5.

BANGUNAN

5,07

6,94

6,13

8,00

9,12

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan
6.2. H o t e l
6.3. Restoran

2,49
2,40
5,17

3,39
3,24
7,37

6,19
6,17
6,85

4,08
3,93
8,22

5,34
5,22
8,55

7.

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai
7.4. Angkutan Udara
7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

6,20
7,87
4,24
0,71
4,48
7,72

7,07
8,02
5,74
1,04
4,72
10,13

6,61
8,68
-0,79
-0,32
6,83
11,51

9,17
9,00
10,73
2,09
6,94
12,76

9,68
9,61
10,88
2,79
7,35
12,84

8.

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

-7,75
-30,52
6,93
4,07
2,97

18,38
55,04
8,85
5,57
2,97

36,06
96,50
10,78
2,73
3,25

1,21
-5,02
11,47
5,97
6,04

10,97
14,95
11,73
6,23
6,10

8,46
8,65
4,81
2,74
4,50

10,06
10,26
6,14
3,56
4,69

4,69
4,60
7,76
3,78
4,36

9,97
10,06
8,92
3,94
5,69

9,99
10,06
9,09
4,40
5,79

5,48

6,73

4,32

7,38

7,72

9.

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

(PDRB)
CATATAN : * ) Angka Sementara
** ) Angka Sangat Sementara

81

Tabel 2.10. INDEKS BERANTAI PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KAB. SORONG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000
Tanpa Migas
No.

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

PERTANIAN
1.1. Tanaman Bahan Makanan
1.2. Tanaman Perkebunan
1.3. Peternakan dan hasilnya
1.4. Kehutanan
1.5. Perikanan

103,77
102,90
104,41
112,19
104,06
101,81

104,65
103,12
104,46
114,76
105,16
102,43

101,34
100,57
101,08
113,03
98,63
101,62

105,75
106,42
105,67
112,42
104,74
103,76

105,85
106,50
105,68
112,52
104,86
103,65

2.

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN


2.1 Minyak dan Gas Bumi
2.2. Pertambangan Tanpa Migas
2.3. Penggalian

118,78

120,12

112,05

122,37

122,38

118,78

120,12

112,05

122,37

122,38

3.

INDUSTRI PENGOLAHAN
3.1. Industri Besar/Sedang
3.2. Industri Kecil Kerajinan RT
3.3. Industri Migas

107,14
107,15
106,89

107,83
107,88
105,59

107,84
107,89
105,57

107,84
107,88
105,82

107,86
107,89
105,95

4.

LISTRIK DAN AIR BERSIH


4.1. Listrik
4.2. Air Bersih

102,94
102,65
105,98

103,35
103,06
106,29

104,83
104,58
107,30

105,37
105,10
107,95

105,58
105,32
108,04

5.

BANGUNAN

105,07

106,94

106,13

108,00

109,12

6.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN


RESTORAN
6.1. Perdagangan

102,49
102,40

103,39
103,24

106,19
106,17

104,08
103,93

105,34
105,22

6.2. H o t e l
6.3. Restoran

105,17

107,37

106,85

108,22

108,55

PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI


7.1. Angkutan Jalan Raya
7.2. Angkutan Laut
7.3. Angkutan Sungai

106,20
107,87
104,24
100,71

107,07
108,02
105,74
101,04

106,61
108,68
99,21
99,68

109,17
109,00
110,73
102,09

109,68
109,61
110,88
102,79

7.4. Angkutan Udara


7.5. Jasa Penunjang Angkutan
7.6. Komunikasi

104,48
107,72

104,72
110,13

106,83
111,51

106,94
112,76

107,35
112,84

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN


JASA PERUSAHAAN
8.1. Bank
8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank
8.3. Sewa Bangunan
8.4. Jasa Perusahaan

92,25
69,48
106,93
104,07
102,97

118,38
155,04
108,85
105,57
102,97

136,06
196,50
110,78
102,73
103,25

101,21
94,98
111,47
105,97
106,04

110,97
114,95
111,73
106,23
106,10

JASA-JASA
9.1. Pemerintahan Umum
9.2. Jasa Sosial Kemasyarakatan
9.3. Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.4. Jasa perorangan dan RT

108,46
108,65
104,81
102,74
104,50

110,06
110,26
106,14
103,56
104,69

104,69
104,60
107,76
103,78
104,36

109,97
110,06
108,92
103,94
105,69

109,99
110,06
109,09
104,40
105,79

105,48

106,73

104,32

107,38

107,72

7.

8.

9.

(PDRB)

CATATAN : *) Angka Sementara


** ) Angka Sangat Sementara

83

Selisih ikan konstan


Selisih ikan berlaku

25.685,32
35.435,71

Sorong ikan nkonstan


Sorong ikan berlaku

55.230,18
81.701,70

Rj4 ikan konstan


Rj4 ikan berlaku

105.265,62
135.552,31

selisih konstan 25%


selisih berlaku 25%

6421,329603
8858,928204

selisih konstan 75%


selisih berlaku 75%

19.263,99
26.576,78

tes jumlah konstan


tes jumlah berlaku

25.685,32
35.435,71

Revisi
Sorong ikan nkonstan
Sorong ikan berlaku
Rj4 ikan konstan
Rj4 ikan berlaku

61.651,51
90.560,63
124.529,61
162.129,09

Tabel 2.12. ANGKA AGREGATIF PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO


KABUPATEN SORONG
Tanpa Migas

No

RINCIAN

2006

2007

2008

2009 *)

2010 **)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.

NILAI ABSOLUT :
*) PDRB ADH Berlaku (Jutaan Rp.)

786.006,23

898.060,94

1.052.540,88

1.197.328,09

*) PDRB ADH Konstan (Jutaan Rp.)

540.943,59

577.337,19

602.297,55

646.777,19

696.708,13

73.765

74.543

69.243

69.965

70.619

10.655.544,37

12.047.555,62

15.200.682,76

17.113.243,64

19.731.497,80

13,06372714

26,17233936

12,58207225

7.333.336,77

7.745.022,23

8.698.316,81

9.244.296,32

9.865.732,01

*) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (%)

11,75

14,26

17,20

13,76

16,38

*) PDRB Atas Dasar Harga Konstan (%)

5,48

6,73

4,32

7,38

7,72

*) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (

1,08

1,05

-7,11

1,04

0,93

*) PDRB Per Kapita ADH Berlaku (%)

10,56

13,06

26,17

12,58

15,30

*) PDRB Per Kapita ADH Konstan (%)

4,35

5,61

12,31

6,28

6,72

*) PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

111,75

114,26

117,20

113,76

116,38

*) PDRB Atas Dasar Harga Konstan

105,48

106,73

104,32

107,38

107,72

*) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun

101,08

101,05

92,89

101,04

100,93

*) PDRB Per Kapita ADH Berlaku

110,56

113,06

126,17

112,58

115,30

*) PDRB Per Kapita ADH Konstan

104,35

105,61

112,31

106,28

106,72

145,30

155,55

174,75

185,12

200,00

*) Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun


*) PDRB Per Kapita ADH Berlaku (Rp.)
*) PDRB Per Kapita ADH Konstan (Rp.)

1.393.418,64 1468618,89

2. LAJU PERTUMBUHAN

3.

INDEKS BERANTAI :

4. INDEKS IMPLISIT
CATATAN : * ) Angka Sementara
** ) Angka Sangat Sementara

85

1393418,643

19.731.497,80

Anda mungkin juga menyukai